Aku dan Bastian memutuskan pergi ke kantin untuk mengganjal perutku yang masih kosong. Gara-gara kesiangan, aku tidak sempat sarapan.
"Kak Lila apa kabar?" tanya Bastian.
Bastian tahu dengan kondisi kakakku. Dia juga tahu, kalau pak Aksa adalah kakak iparku. Hanya saja, dia tidak tahu status kami yang baru.
"Belum ada perubahan. Tapi kemarin sempat rawat inap di rumah sakit lagi." Aku mengunyah makananku.
Rawat inap itu, yang menjadi awal mula pernikahan ini terjadi. Kak Lila seperti sudah menyerah dengan penyakitnya. Dia memintaku untuk segera melangsungkan pernikahanku dengan pak Aksa.
"Pulang kuliah, aku mampir ke rumahmu ya."
Aku kaget mendengar kalimat itu yang tiba-tiba.
"Kenapa kaget gitu?" tanya Bastian yang peka terhadap ekspresiku.
"Tidak apa-apa. Kamu sudah lama enggak mampir soalnya." Aku mencoba menghilangkan rasa gugupku.
Bastian memang sering main ke rumahku. Namun, akhir-akhir ini aku melarangnya, saat kak Lila mulai memintaku untuk menikah dengan pak Aksa.
"Habis ini antar aku print tugas, yuk." Aku mengiyakan ajakan Bastian, karena aku juga belum sempat mencetaknya.
Kelas selanjutnya adalah mata kuliah pak Aksa. Dosen yang selalu dihindari kebanyakan mahasiswa jurusan ini. Selepas makan, aku dan Bastian langsung mencetak tugas dari pak Aksara di area jurusan.
"Mik, pak Aksa masuk enggak?" tanya Vino mahasiswa yang tak kunjung lulus gara-gara mata kuliah pak Aksa.
"Masuk kok, dia tadi ngajar di atas." Aku duduk di baris ke dua.
"Malas banget, kalau pak Aksa yang ngajar. Gue semester kemarin, dapat E dimata kuliah ini," ocehnya di belakang mejaku.
Aku dan Bastian hanya mendengarkannya, tanpa merespon. Kebanyakan mahasiswa ingin cepat lulus, tapi ya gitu, banyak alasan dan cobaan.
Menunggu pak Aksa datang, aku dan Bastian asyik menonton vidio horor dikanal youtub, aku hanya berani menonton vidio horor animasi, selebihnya big no! Sebenarnya, kelas masih terlihat kosong, baru lima orang di kelas ini.
Jangan tanya kenapa, aku dan Bastian sudah masuk ke kelas ini. Benar, jawabannya karena aku terusir dari kelas pak Romi. Demi tidak mengulangi hal yang sama, aku dan Bastian terpaksa menunggu di kelas pak Aksa lebih awal. Pak Aksa dan pak Romi tidak jauh beda, kalau masalah waktu.
"Mikaaa," teriak Rere yang baru muncul dari pintu. Dia habis mengikuti mata kuliah pak Romi.
"Berisik!" Aku menutup kedua telingaku.
"Bas, pindah dong," pinta Rere.
Bastian menuruti kemauan Rere. Dia pindah di kursi samping Vino.
"Pak Romi gila ya, padahal dia juga baru lima menit sampai di kelas. Eh giliran kamu datang malah diusir."
"Iya gitu, hormon orangtua mah beda." Aku menimpalinya dengan cendaan.
"Pak Aksa masih muda, tapi sama kaya pak Romi." Rere tersenyum puas.
"Pak Aksa tua sebelum waktunya." Aku dan Rere tertawa sampai mengeluarkan suara.
Sepertinya mahasiswa yang mengambil mata kuliah pak Aksa sudah masuk kelas semua tanpaku sadari. Ada dua puluh mahasiswa di mata kuliah ini, sedikit memang. Tinggal lima belas menit lagi mata kuliah akan dimulai, tapi pak Aksa sudah masuk kelas.
"Titip tugas, males ketemu hantu dua kali." Rere menyodorkan makalah ke mejaku.
"Sembarangan, gitu-gitu dosenmu." Aku mengambil makalah individu milik Rere.
"Mau nitip nggak, Bas?" Aku menawarkan bantuan ke Bastian.
"Bareng ke depan saja."
Aku dan Bastian mengumpulkan tugas di depan meja pak Aksa. Aku tidak peduli dengan tatapan pak Aksa yang lumayan mematikan itu. Dalam perjanjian sudah jelas, kalau aku masih bisa berpacaran dengan Bastian.
Aku juga tidak terlalu berharap dengan kehadiran pak Aksa. Pernikahanku dengan dia hanya untuk membuat orang yang sama-sama kita cintai bahagia.
Kalau kalian tanya, kak Lila sama pak Aksa sudah cerai? Jawabannya, tentu sudah. Kak Lila yang memaksanya, dia hanya ingin melihat pak Aksa bahagia. Katanya.
Aku masih menganggap pak Aksa sebagai dosen dan kakak iparku. Sekarang, dia tengah menjelaskan salah satu mata kuliah yang menyangkut tentang linguistik, sesuai jurusanku.
"Aww," ringkihku saat tertimpuk spidol.
Semua mata tertuju padaku. Aku terkena spidol yang dilempar oleh pak Aksa. Sebenarnya, dia tidak benar-benar mengarahkan spidol itu ke arahku. Namun, karena Vino duduk di belakangku, jadi aku yang terkena imbasnya. Sempat-sempatnya Vino tertidur, di kelasnya.
"Maaf, Mik saya tidak sengaja." Pak Aksara sudah berdiri di samping meja Rere.
"Tidak masalah pak." Aku memegangi pipiku yang sakit.
Sial! Kalau saja ini di rumah sudah pasti kuadukan ke ibu. Ini namanya KDRT. Aku hanya bisa membatin saja di depan dosen killer ini.
Pak Aksa pergi meninggalkanku. Dia menjelaskan lagi materi yang sempat terpotong karena ulah Vino.
Karena pelajaran pak Aksa hanya 2 sks jadi, cepat selesai. Satu SKS 45menit, jadi pak Aksa mengajar di kelasku selama 90menit, Bagi yang suka dosen macam dia akan terasa cepat, tapi bagi golongan sepertiku pasti serasa seratus tahun lamanya. Aku lega banget terbebas dari kelas horor ini. Meskipun, kalau ada pak Aksa pasti ada tugas, tetapi setidaknya aku tidak lagi merasakan hal horor.
Seluruh mahasiswa bergegas keluar dari ruang ini, kecuali aku dan Bastian. Tunggu! Di depan masih ada pak Aksa di mejanya, dia terlihat sibuk menutup laptopnya.
Aku dan Bastian baru bersiap untuk keluar, tetapi langsung dipanggil oleh pak Aksa.
"Mika, Bastian." Aku dan Bastian segera menghampirinya.
"Mik, maafin saya soal yang tadi."
"Iya pak, saya sudah memaafkan."
Meskipun, aku dan pak Aksa tinggal bareng satu atap karena dia adalah mantan kakak iparku, tapi kami jarang berkomunikasi. Jadi, masih terlihat kaku. Panggilannya juga masih pak kalau di rumah, tapi kadang kak Aksa kalau di depan kakakku, meski terdengar aneh.
"Tolong, makalah teman-teman kalian bawakan di meja saya." Aku terlihat ogah-ogahan.
"Kalau disuruh sama dosen, apalagi dia kakakmu. Harusnya, gercep dong." Bastian mengusap kepalaku lembut dihadapan pak Aksa. Dia menyadari kekesalanku.
Pak Aksa tidak akan cemburu, atau apapun itulah. Di dalam hatinya masih ada nama Kak KALILA dengan jelas.
Aku mengambil sisa makalah yang dibawa oleh Bastian. Kami mengekori langkah pak Aksara, sebenarnya makalahnya tidak terlalu berat. Kalau Bastian yang bawa semuanya juga tidak masalah, aku bawa cuma formalitas saja. Daripada, kosong tangannya.
"Terima kasih." ujar pak Aksara kepada kami setelah tiba di ruangannya.
Aku dan Bastian bergegas pergi ke tempat parkir. Sesuai rencana Bastian, dia ingin mampir ke rumahku. Mata kuliah pak Aksara, menjadi mata kuliah terakhir di hari senin.
"Assalmu'alaikum." Aku membuka pintu rumah yang ikuti oleh Bastian.
"Wa'alaikumussalam." Kak Lila menjawab salamku.
Rupanya kak Lila lagi duduk di depan akurium yang ada di ruang tamu. Aku mencium punggung tangan kakakku yang duduk di kursi roda. Begitupun, dengan Bastian.
"Kok Bastian ke sini? Dia belum tahu tentang," bisiknya menggantung.
"Bas, duduk dulu. Aku mau buat minuman." Aku meninggalkan Bastian di ruang tamu.
Kak Lila mendorong kursi rodanya ke dapur, sesuai kemauannya. Tenang, kursi rodanya sudah modern kok, jadi cukup tekan tombol, kakakku bisa menghampiriku dengan mudah.
"Kamu enggak kasih tahu, Bastian?" tanyanya.
"Kak, pernikahan ini kemauan kakak. Jadi, Bastian tidak berhak tahu." Aku menurunkan volume suaraku.
"Aku tahu kakak tidak rela melepaskan kak Aksa. Bagitupun, aku yang tidak rela melepaskan Bastian." Aku menahan air mataku.
Sekarang, dua es sirup rasa jeruk berada ditanganku. Aku mengantarkan minuman ini ke ruang tamu.
Jika aku terlihat jahat terhadap kakakku, maaf. Tapi, dia juga jahat memaksaku untuk menerima kehadiran pak Aksa.
Terima kasih sudah mau baca.❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Puspa Trimulyani
benar,dia sangat jahat dan egois 😡 harus nya tahu umurnya tidak akan panjang tuh meninggalkan kesan baik untuk keluarga yang ditinggalkan, apalagi ini adiknya, bukannya malah bikin kesel
2023-02-23
1
Puspa Trimulyani
iya si Kalila ini egois banget sih....masa adiknya suruh menikah dengan mantan suaminya hanya karena agar suami nya tidak menikahi wanita lain...karena dia masih mencintai suaminya itu....yg sekarang sudah menjadi mantan terindah
2023-02-23
1
Puspa Trimulyani
tapi orang yang dicintainya egois.....ih....😏
2023-02-23
0