Malam ini, aku kembali tidur di sofa. Aku takut kalau pak Aksara tiba-tiba pulang dan kami akan satu ranjang dengannya. Mungkin, hanya aku istri yang mau mengalah tidur di sofa dibandingkan suaminya. Kalau di novel yang sekarang aku baca sih, suaminya mengalah tidur di sofa karena dia tidak mau seranjang dengan istrinya. Aku akan mengecek tugas untuk besok setelah menyelesaikan bab ketiga dari novel yang sedangku baca sekarang. Ah! Sangat menyakitkan jika aku berada di posisi pemeran utama yang ada di novel yang sedang kubaca. Bagaimana tidak? Suaminya tidak menganggap keberadaannya setelah mereka menikah.
Jam dinding di kamarku menunjukkan pukul sembilan malam. Aku menutup novel yang berjudul 'Hati Suhita'. Novel yang tidak sengaja aku baca di media sosial yang membuatku baper karena alur cerita dan tokoh prianya. Sayangnya, di media sosial tersebut, hanya mengunggahnya beberapa part. Jadi, aku memutuskan membeli novel tersebut secara daring untuk menuntaskan rasa penasaranku. Hanya beberapa part, namun membuat jantungku berjingkrak sendirian setelah membaca novelnya. Aku rela membeli bukunya karena aku yakin novelnya tidak akan mengecewakan.
Aku ganti membuka layar laptop untuk menyempurnakan tugasku. Besok ada jadwal kuliah pagi yang membuat mahasiswa semester tua selalu mengeluh karena jam masuknya. Belum lagi, besok mata kuliah yang diampu pak Aksara. Semester ini, aku mendapat kuliah pagi di hari senin dan selasa saja. Pak Aksara juga masuk di kelasku setiap hari itu juga. Awalnya pak Aksara hanya masuk di hari senin, tapi karena biasanya disetiap mata kuliah ada dua dosen yang mengampu dan pak Aksara yang menjadi dosen kedua di mata kuliah tersebut. Jadi, dia masuk juga di hari selasa karena dosen pertamanya jarang sekali masuk kelas karena kesibukan yang lainnya. Pak Bambang baru masuk satu kali, itupun setelah tiga kali pertemuan perkuliahan di semeter ini. Setelahnya, beliau tidak lagi memunculkan batang hidungnya di kelas kami.
Kalau biasanya dosen lain akan meringankan beban berat mahasiswanya yang susah bangun pagi. Eesssttt, jangan harap dengan pak Aksara. Dia tidak mengundurkan jam mata kuliahnya seperti dosen yang lain. Pak Aksara akan tetap masuk pukul tujuh pagi, lambat-lambatnya pukul 07.15 WIB.
"Untung, tinggal menyempurnakan doang. Dosen sial! Kalau enggak ngasih tugas, emang enggak enak apa?" umpatku yang sedang berkutik di depan laptop.
Ibu dan pak Aksa masih berada di rumah sakit. Pak Aksara besok ada kelas bagi, jadi aku yakin kalau dia nanti akan pulang. Kepulangan pak Aksa siang itu, aku tidak tahu apa yang dia lakukan. Tapi, setibanya di rumah sakit kembali dia sudah mengenakan pakaian santai. Kan kamp**t, padahal aku sudah membawakan pakaian ganti untuknya siang tadi.
Aku ingin mencetak tugasku. Namun, tinta di mesin printerku habis. Besok aku tidak mungkin mencetaknya karena nanti akan gugup. Jadi, aku memutuskan untuk menebeng di printer milik pak Aksara yang masih berada di kamar kak Lila. Bersyukur, mesin printernya berfungsi dengan baik. Jadi, tidak perlu repot-repot nitip di Bastian.
Aku meluruskan tubuhku di sofa. Tidak sadar ternyata hampir pukul setengah sebelas malam. Aku memutuskan untuk segera tidur. Aku tidur sampai azan subuh berkumandang.
Selepas salat subuh aku baru sadar, jika pak Aksa tadi malam tidak pulang. Mungkin, selepas subuh dia akan pulang dan siap mengajar.
Aku memutuskan untuk mengirim pesan ke ibu untuk menanyakan kondisi kakakku. Namun, ibu tidak membalasnya, mungkin ibu sedang tidak memegang ponselnya. Aku turun ke bawah untuk memasak sarapan. Aku masak untuk diriku sendiri karena aku belum percaya diri jika masakkanku dimakan oleh orang lain.
Zaman sudah modern, jadi aku tinggal mencolokkan kabel untuk memasak nasi. Aku memasak sayur sawi putih yang ku orek dengan sebutir telur. Tentunya diberi rempah dan bumbu sapur yang lainnya supaya mantap.
Hari ini, aku yakin tidak akan terlambat masuk di kelas pak Aksara. Sudah pukul 06.18 WIB jadi, aku memutuskan untuk pergi ke kampus. Pak Aksa belum pulang kerumah sampai sekarang. Mungkin dia akan masuk kampus sedikit terlambat, pikirku.
Sesuai ekspektasiku, aku tidak terlambat karena baru pukul setengah tujuh lebih. Aku sudah berada di lantai tiga, tepatnya sudah duduk di kursi kelas yang berada dibarisan kedua. Sebagian mahasiswa sudah tiba di kelas. Rere mahasiswi rajin tentunya sudah tiba lebih cepat dariku. Selain itu, tempat kost dia juga dekat dengan gedung fakultas.
Sebuah pesan muncul di layar pop up ponselku. Aku melihat pesan yang muncul dari pak Aksara. Kali ini, aku menjadi komting atau penanggung jawab di kelas pak Aksa.
Saya tidak bisa masuk. Tugas dari saya bisa dikumpulkan jadi satu di meja saya. Absen tetap berjalan, kamu bisa mencatat siapa saja yang tidak masuk di kelas saya meskipun saya tidak ada. Terlambat masuk kelas saya, kali ini saya maklumi.
_Pak Monster
Perkuliahan hari ini tidak ada tugas sebagai bonus kalian.
_Pak Monster
Pertemuan perkuliahan depan kita UTS lebih awal dari yang lainnya.
_Pak Monster
Aku menyimpan nomor pak Aksara dengan nama pak Monster, sesuai julukan yang diberi eh kelasangkatanku. Pesan terakhir membuat aku kesal. Tanpa pikir panjang, aku menyebarkan pesan dari pak Aksara ke grub kelas mata kuliah ini.
"Yang kostnya dekat kampus validasi gaes," teriakan dari salah satu mahasiswa yang sudah ada di kelas.
"Yang stay di UKM dong, jangan ngandelin yang dekat kampus. Yang dekatkan juga wifi kampus enggak terhubung tuh di kost." Itu pembelaan Nadya yang kostnya dekat kampus.
"Yang dekat belum tentu pacaran tuh," timpal Keisha si cowo galau.
"Hujan belum tentu mendung tuh," Kenzo si manusia senja ikut menimpali.
"Kebalik bambang," seru anak kelas.
"Bambang dosen kita loh," sadar Kenzo.
Kelas pak Aksara kali ini menghadirkan tawa karena dia tidak masuk ke kelas. Kalau masuk ke kelas, jangan harap bisa ketawa. Buat bernapas saja rasanya susah kalau dia sudah berada di depan kelas.
"Betewe, pak Monster enggak masuk kenapa? Dia sakit?" tanya Keisha.
"Yaah, mana aku tahu. Bersyukur dong dia enggak masuk." Alan yang selalu duduk di belakang disetiap perkuliahan ikut menjawab.
Kita menunggu waktu tiga puluh menit untuk keluar kelas. Biasanya, kalau ada dosen yang tidak masuk kelas atau izin, kami akan menunggu di kelas selama tiga puluh menit supaya tidak ada dosen yang penasaran.
"Jangan gitu Al, bagaimanapun dia dosen terganteng yang jurusan miliki. Walaupun, katanya sudah punya istri." Nadya salah satu pengikut club Pecinta Pak Aksara.
"Istrinya pasti orang sial yang dapatin dia, hahaha," tawa Alan.
"Istrinya cewek beruntung kali dapatin dia." Nadya sepertinya fans garis kerasnya.
Pernyataan Alan ada benar juga kalau istri pak Aksa adalah perempuan sial sepertiku. Sedangkan, Nadya mewakili kak Lila. Iya, kak Lila perempuan beruntung yang mendapat orang sesetia pak Aksara.
Tanpa sadar, mahasiswa kelas mata kuliah pak Aksa sudah masuk semua meskipun dosennya tidak masuk. Setelah menunggu setengah jam, seluruh mahasiswa keluar kelas. Mereka ada jadwal masing-masing. Ada yang menunggu kelas berikutnya atau langsung pulang ke kostnya masing-masing.
Sedangkan aku, aku pulang langsung menuju rumah sakit dengan motorku. Ada Bastian yang memboncengkanku. Bastian tidak ikut di kelas pak Aksa kali ini, dia sudah ambil mata kuliah ini di tahun lalu karena dia meraih nilai IPK mendekati sempurna. Kelas berikutnya pada jam satu sampai sore, itu jadwal kuliahku jika hari selasa. Padahal sudah mahasiswa mendekati semester tua, kenapa masih ada kelas pagi sih, heran aku?
Hampir satu jam, Aku dan Bastian menempuh perjalanan dari kampus ke rumah sakit. Aku melihat pak Aksara dan ibu masih berada di dalam ruang ICU. Aku menyuruh Bastian untuk menunggu di luar ruangan.
"Bu," panggilku pelan, tapi pak Aksa masih bisa mendengarnya sehingga dia juga ikut menoleh ke belakang.
"Kamu ke sini, Mik?" tanya pak Aksara yang aku jawabi dengan anggukan.
"Gimana kondisi, kak Lila?" tanyaku.
Pak Aksa mengisyaratkanku untuk mengikuti dirinya. Aku dan Pak Aksara keluar dari ruangan. Di luar pak Aksara melihat Bastian yang tengah duduk di kursi tunggu.
"Pak," sapa Bastian.
Aku melihat air muka pak Aksara yang tidak mengenakan. Dia selalu menampilkan ekspresi seperti monster. Menyeramkan. Namun, bagiku sudah biasa.
Halo selamat datang diceritaku yang kedua. Jangan lupa dilike ya 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Lia Putri
thorr....sama kaya aku,aku juga suka novel hati suhita
2022-09-22
1