"Selamat pagi."
Bobby membuka kedua matanya dengan perlahan, lalu ia melihat seorang wanita cantik yang berdiri di samping ranjang nya.
"Pagi." Sahut Bobby, ia memperhatikan wanita cantik tersebut dengan seksama.
"Siapa ya?" Sambung Bobby lagi.
"Perkenalkan Mas Bobby, saya Naya, Pengacara yang di tunjuk oleh keluarga Mas Bobby untuk menangani kasus pengeroyokan yang di alami oleh Mas Bobby."
Bobby mengangkat kedua alisnya, lalu ia berusaha duduk di atas ranjang nya.
"Oh, begitu." Ucap Bobby.
"Bagaimana keadaan Mas Bobby saat ini? apakah sudah lebih baik? Saya datang kesini mau menanyakan kronologi kejadian nya dan setelah itu saya akan berangkat ke kantor polisi untuk melaporkan pengeroyokan ini." Terang pengacara cantik tersebut.
Bobby pun mulai menceritakan kejadian yang telah menimpa dirinya, tanpa melewatkan satu pun dari kejadian tersebut.
..
"Gimana keadaan Bobby?" Tanya Nia melalui sambungan telepon kepada Farah.
"Berangsur pulih, gue cuti tiga hari ini." Ucap Farah yang baru saja tiba di rumah sakit untuk menjaga Bobby.
"Oh, syukurlah." Ucap Nia.
"Gue mau nanya kemarin, lu kok bisa sama Pak Roy?" Tanya Farah.
"Hmmm, itu.., Pak Roy nanya sama gue, gue mau kemana. Gue bilang mau jenguk keponakan elu, tiba-tiba dia mau ikutan jenguk. Gitu aja sih." Jawab Nia, terlihat panik dengan pertanyaan dari Farah.
"Yakin lu? cieeee gak ada yang spesial gitu?" Goda Farah yang mampir ke kantin rumah sakit untuk membeli makanan kecil dan air mineral.
"Yakin lah, spesial apaan?" Ucap Nia sambil tersenyum malu.
"Asal lu tau ya Nia, Pak Roy itu orang nya dingin dan cuek. Kalau dia mau dekat sama wanita, pasti wanita itu tidak biasa di matanya." Terang Farah.
"Sotoy lu Far..!" Ucap Nia sambil terkekeh.
"Gak percaya amat sih lu sama gue, lu itu anak baru di kantor. Jadi, impossible seorang Boss langsung lengket. Kecuali lu sudah kenal lama sama dia." Ucap Farah.
Nia pun terdiam sejenak.
"Ah gak usah bahas dia deh, nanti sore gue mau kesana, menemani elu." Ucap Nia.
" Usahakan Pak Roy jangan ngikut. Males gue kalau situasi nya formal-formal gitu kalau ada dia. Kita kan jadi gak bisa menggosip." Ucap Farah sambil tertawa geli.
"Iya, gue kabur deh. Sudah dulu ya, kerjaan gue numpuk." Ucap Nia.
"Ok, sampai jumpa nanti."
Nia pun mengakhiri percakapan nya. Lalu ia menghela napasnya dengan berat.
"Jujur gue gak ada feel sama sekali dengan Roy. Tapi apakah dia jodoh yang Tuhan kirim buat gue ya? Umur gue sudah tiga puluh dua tahun. Walaupun Emak sama Bapak tidak pernah ribut menyuruh gue menikah, tapi gue kepikiran juga. Gue masih jomblo saja umur segini. HUAAAAAAAAA..!" Nia menutup wajah nya dengan kedua telapak tangannya.
"Begini amat jadi jomblo mencari cinta sejati." Nia menurunkan telapak tangan nya dari wajah nya. Seketika ia hampir saja melompat karena terkejut saat melihat wajah Roy tepat di depan wajah nya.
"Astaghfirullah..!" Nia berdiri dari duduk nya dan menatap Roy dengan wajah yang sangat terkejut.
"Kamu jomblo? aku juga jomblo, bagaimana kita akhiri kejombloan kita?" Ucap Roy sambil tersenyum geli.
"Roy..! aku kira siapa. Muncul kok tiba-tiba begitu. Aku jadi terkejut." Ucap Nia sambil menepuk-nepuk dadanya.
"Kamu dengar apa saja?" Tanya Nia penasaran.
"Aku baru saja datang kok, aku melihat kamu menutupi wajah mu dengan kedua telapak tangan mu. Ya, aku penasaran dong. Aku mendekati kamu, eh aku mendengar kamu lagi mengeluh tentang kejombloan mu." Ucap Roy sambil tersenyum memamerkan lesung pipi yang menghiasi pipi lelaki itu.
"Dia tidak begitu buruk sih, mapan, tampan, dan dewasa. Apa gue terima saja ya, mana tahu dia memang serius, ngelamar gue dan gue nikah deh." Gumam Nia.
"Malah bengong sih, kamu sudah sarapan?" Tanya Roy.
"Sudah tadi." Jawab Nia sambil berusaha untuk bersikap biasa saja.
"Oh, ya sudah kalau begitu. Nanti pulang kantor, kita hangout yuk."
"Hmm, sorry Roy. Aku sudah ada janji dengan teman ku. Sepertinya malam ini aku tidak bisa pergi bersama mu." Ucap Nia sambil mencoba tersenyum kepada Roy.
"Ok, tidak apa-apa. Masih banyak hari yang lain nya. Ya sudah, selamat bekerja." Ucap Roy. Lelaki itu pun meninggalkan ruangan Nia.
Nia terduduk lemas di kursinya. Ia tidak menyangka bila Roy mendengar keluhan tentang kesendirian nya di usia yang sudah matang. Ia pun merasa sangat malu dengan lelaki itu.
...
Srekkkk..!
Farah menggeser pintu ruangan Bobby. Sekilas, Farah melihat seorang wanita yang duduk dengan membelakangi dirinya di samping ranjang Bobby. Wanita itu terlihat menawan walaupun Farah melihatnya dari belakang.
Farah pun menutup kembali pintu ruangan Bobby, lalu ia beranjak menghampiri Bobby dan wanita itu.
"Hmmm, Tante. Perkenalkan ini Pengacara Bobby." Ucap Bobby.
Farah pun tersenyum lalu menatap wajah pengacara Bobby. Begitu pula dengan pengacara Bobby, wanita itu beranjak dari duduknya dan menatap Farah dengan seksama.
"Naya... !"
"Farah...!"
Bobby mengeryitkan dahinya saat melihat reaksi dari kedua wanita di depannya.
"Lu beneran Naya? Ya ampun...!" Farah menatap Naya dengan tak percaya.
"Apa kabar lu Nay..!" Farah memeluk Naya dengan erat.
"Baik." Sahut Naya yang terlihat agak sungkan dengan pertemuan mereka.
"Jadi elu pengacara yang di kirim Mas gue untuk menangani kasus keponakan gue yang Nakal ini?"
Bobby melengos saat mendengar kata-kata Farah.
"Wait..! Jadi Bapak Hariman Sanjaya itu Mas lu Far?" Tanya Naya dengan tatapan tak percaya.
"Ya iya lah, Mas kandung malah. Nah, ini anak nya yang bandel banget." Ucap Farah sambil menunjuk Bobby.
Lagi-lagi Bobby pura-pura tidak mendengar ucapan Tante nya.
Naya pun tersenyum.
"Gimana kabar lu? Sudah menikah? Kapan kembali ke Jakarta? Kok tidak ngabar-ngabarin gue? Ucap Farah sambil mengajak Naya untuk duduk di sofa.
"Kabar baik, belum menikah dan gue baru sebulan kembali ke Jakarta. Maaf Nomor gue ganti, jadi gue kehilangan nomor telepon kalian semua." Ucap Naya mencoba biasa saja dengan Farah.
"Lu semakin cantik Nay..!" Ucap Farah yang terlihat sangat bersemangat dengan pertemuan tak di sengaja itu.
"Lu juga Far." Ucap Naya sambil menatap Farah dengan kagum.
"Hmmm, bagaimana kabar teman-teman yang lain Far." Tanya Naya dengan suara yang tercekat.
"Baik semua kok. Nia juga sudah kembali ke Indonesia."
"Memang Nia tadi nya kemana? kok kembali ke Indonesia?" Tanya Naya penasaran.
"Dia kan tinggal di Inggris selama lima tahun, sejak kejadian itu. Dan sekarang dia itu kerja di perusahaan yang sama dengan gue loh." Ucap Farah dengan bersemangat.
"Oh, begitu. Kalau Fathur dan Rara?" Tanya Naya lagi.
"Fathur dan Rara, sudah hidup bahagia mereka. Sudah punya anak juga, tetapi masih satu." Cerita Farah.
"Syukurlah." Ucap Naya sambil tersenyum ragu.
"Hmmm, Nay, lu sudah ketemu Andreas?" Tanya Farah dengan berhati-hati.
"Belum, dan gue gak ada urusan dengan dia lagi." Jawab Naya dengan tersenyum getir.
"Oh iya sih." Ucap Farah yang menjadi salah tingkah.
"Memang nya lu tahu kabar dia?" Tanya Naya.
"Kabar nya sih, dia nyariin elu kemana-mana. Pernah juga nanyain ke gue. Tapi, gue kan gak tau lu ada di mana. Dan kabarnya juga, dia belum menikah sampai saat ini. Dia juga sudah jauh berubah, gue dapat informasi ini dari teman gue yang dari dulu sampai sekarang bekerja di perusahaan dia." Terang Farah.
"Nyariin gue?" Tanya Naya, tak percaya.
"Iya Nay, waktu itu hidup nya hancur banget. Gak megang kantor selama ada satu tahun. Dia keliling Indonesia cuma mau mencari elu. Terus, setelah itu dia kembali memegang perusahaan. Tapi, menurut teman gue, dia jadi lebih baik sih. Gak mabuk-mabukan lagi. Dan dia juga tidak pernah terlihat bersama wanita. Tetapi, gak tau deh asli nya gimana? itu kan yang terlihat saja." Terang Farah lagi.
Naya tertegun. Membicarakan Andreas, sama dengan membuka kembali luka lama nya. Tentang penghianatan dirinya kepada sahabat nya sendiri, Rara. Serta kehilangan buah hati nya karena insiden Aline yang mencoba menyerang Andreas.
Naya menghela napasnya, lalu ia mencoba tersenyum kepada Farah. Walaupun hati nya kembali risau karena kabar tentang Andreas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍😍
2023-06-04
1
susi 2020
🙄🙄🥰
2023-06-04
1
Mbah Edhok
begitu banyak hati yang trluka ...
2021-08-16
1