"Dimana rumah mu?" Tanya Roy kepada Nia saat mereka berdua keluar dari convention hall setelah acara makan malam yang baru saja mereka hadiri berakhir.
"Di Jakarta Selatan Pak." Jawab Nia.
"Hmmm, kalau kita berdua, lebih baik kamu jangan memanggil aku Bapak. Kita seumuran loh." Ucap Roy sambil tersenyum kepada Nia.
Nia menjadi grogi saat Roy tersenyum kepadanya.
"Terus saya memanggil apa ya Pak?" Tanya Nia.
"Panggil saja Roy." Ucap Roy. Lalu, lelaki itu membukakan pintu mobilnya untuk Nia. Dengan ragu, Nia masuk ke dalam mobil Roy.
"Saya antarkan kamu pulang ya." Ucap Roy saat ia baru saja masuk kedalam mobilnya dan tanpa menunggu jawaban dari Nia, Roy langsung melajukan mobilnya menuju kediaman Nia.
"Maaf Pak, eh Roy, saya merepotkan." Ucap Nia . Ia merasa sungkan karena Roy akan mengantarkan dirinya pulang.
"No problem Nia." Ucap Roy.
Nia tersenyum dan memberanikan diri untuk menatap Roy.
"Nia, hmmmm."
"Ya."
"Aku ingin mengenal kamu lebih dekat lagi." Ucap Roy.
Nia terkejut saat mendengar ucapan Roy.
"Maksudnya?" Tanya Nia.
"Saya ingin dekat dan mengenal kamu lebih jauh." Roy menatap Nia sesaat, lalu ia kembali menatap jalan di depan nya.
Nia terdiam beberapa saat, lalu ia memberanikan diri untuk berbicara.
"Hmmmmm, gimana ya." Ucap Nia dengan ragu-ragu.
"Kamu sudah punya kekasih?" Tanya Roy sambil melirik Nia yang kembali menunduk kan pandangannya.
"Belum." Ucap Nia singkat.
Lalu, hening.
Nia tidak menyangka sama sekali bila Roy mengutarakan niatnya untuk mendekati dirinya. Tidak bisa di percaya oleh Nia, karena dirinya baru beberapa hari bekerja di perusahaan Roy. Yang artinya, Nia baru saja beberapa hari kenal dengan Roy.
Tetapi, seperti nya lelaki itu benar-benar memang berniat untuk mendekati dirinya. Karena sepanjang acara, Roy memperlakukan dan memperkenalkan Nia layak nya mereka adalah sepasang kekasih. Nia pun menjadi bingung dengan situasi yang di luar dugaan nya itu.
"Syukurlah kalau belum." Ucap Roy sambil tersenyum menatap Nia.
Dengan ragu Nia membalas senyuman Roy.
Tiga puluh menit kemudian, mobil Roy berhenti di depan gerbang rumah Nia. Roy melihat dan memperhatikan rumah Nia dari dalam mobil nya.
"Jadi disini kamu tinggal?"
"I-iya." Jawab Nia.
"Rumah mu nyaman ya kelihatan nya." Ucap Roy sambil tersenyum dan menatap Nia dengan seksama.
Nia pun menjadi salah tingkah dan ingin segera menghilang dari hadapan Roy yang terus menerus menatap dirinya.
"Terimakasih sudah mengantar saya, maaf saya tidak bisa menawarkan untuk singgah. Sudah terlalu larut." Ucap Nia sambil sedikit menundukkan kepalanya.
"Ok, tidak apa-apa. Saya harap besok-besok saya bisa singgah dan berkenalan dengan kedua orang tuamu." Ucap Roy.
Nia pun mengangguk dan membuka pintu mobil Roy.
"Nia." Roy menahan tangan Nia.
"Ya." Sahut Nia, ia terlihat sangat gugup saat Roy menahan tangan nya.
"Good night." Ucap Roy.
Nia hanya tersenyum, lalu keluar dari dalam mobil Roy.
Nia langsung menuju ke gerbang rumah, membuka gerbang itu dan masuk ke dalam halaman rumahnya tanpa sekalipun kembali menatap Roy.
Roy melambaikan tangan nya saat Nia hendak menutup gerbang rumah nya. Tetapi, lambaian tangan Roy terabaikan begitu saja, karena gadis itu tidak lagi melihat kepadanya walaupun hanya sekali saja.
Roy menghela napasnya. Lalu, ia bergegas pulang ke rumah nya.
..
"Baru pulang lu?" Tanya Bapak yang sedang duduk di ruang makan.
"Astaghfirullah..!" Nia terkejut saat mendengar suara Bapak.
"Bapak ngagetin aja sih!" Ucap Nia sambil menepuk-nepuk dadanya.
"Di anterin siapa barusan?" Tanya Bapak.
"Boss nya Nia." Ucap Nia sambil berjalan menghampiri Bapak.
"Boss? kerajinan amat Boss lu nganterin elu?" Tanya Bapak, penasaran.
"Kita habis ada acara makan malam di hotel. Terus, pulang nya di anterin deh." Terang Nia sambil meraih tangan Bapak dan menciumnya.
"Oh begitu, pantesan baju lu berubah."
Nia tersenyum menatap Bapak, ternyata Bapak sangat memperhatikan Nia.
"Perhatian banget sih Bapak." Ucap Nia sambil memeluk pundak Bapak.
"Ya iya lah, gue punya anak cuma satu. Cantik dan pintar lagi. Elu itu harapan Bapak banget Nia." Ucap Bapak dengan sorot matanya yang begitu tulus.
"Terima kasih ya Pak, Bapak memang Bapaknya Nia yang terbaik." Nia menyenderkan kepalanya di bahu Bapak.
Bapak tersenyum. Lalu, ia mengusap-ngusap rambut Nia dengan penuh kasih sayang.
"Eh, teman lu yang anak SMA kok tidak pernah datang kesini lagi?" Tanya Bapak.
"Ah, sudah lah Pak. Malah bagus dia gak kesini, dia itu bukan teman Nia." Ucap Nia sambil cemberut menatap Bapak.
"Tapi elu kenal kan sama dia? Kalau lu kenal berarti dia termasuk teman elu."
"Ah, terserah Bapak deh." Nia beranjak dari kursi dan meraih tasnya yang tadi ia taruh di atas meja.
"Tahu gak lu? gue suka sama itu bocah." Ucap Bapak sambil tersenyum mengingat-ingat tingkah laku Bobby.
"Maksudnya?" Nia kembali duduk di samping Bapak.
"Anak itu, tipe orang yang apa adanya. Gue tahu dia masih kecil, tapi itu anak luar biasa. Nyalinya besar dan cara dia memperlakukan orang tua luar biasa asik."
"Kangen juga gue sama itu bocah." Sambung Bapak lagi.
Nia terdiam mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Bapak nya. Lalu, ia pun tersenyum mengingat betapa manis nya Bobby memperlakukan diri nya saat di warung tenda nasi goreng.
"Iya ya, itu bocah kok tumben banget hari ini gak gangguin gue." Gumam Nia.
"Kalau lu ketemu sama itu bocah, bilang sama dia "Bapak titip salam" dan suruh dia main ke rumah. Bilangin juga sama dia, "bawa martabak jangan sebungkus, Dua bungkus kek..!". Ucap Bapak.
"Ettttt dah Bapak, tuman!" Ucap Nia sambil beranjak dari duduk nya.
"Mau kemana lu? kok Bapak di tinggalin?"
"Molor, besok kerja." Ucap Nia dan ia pun berlari menaiki anak tangga menuju kamar nya.
...
Drettt..! Dretttt...! Drettt..!
Bunyi dan getaran dari ponsel yang tergeletak di atas meja Queen, membangunkan Farah yang tertidur di kamar Queen. Farah membuka matanya dengan malas, lalu ia memperhatikan Queen yang sedang tertidur pulas di sebelahnya. Farah pun menatap jam di dinding kamar Queen.
"Sudah jam tiga pagi?" Gumam Farah. Lalu, ia meraih ponselnya yang terus berbunyi di atas meja belajar putri nya.
Nomor yang tak di kenal
Farah mengerutkan keningnya saat membaca tulisan itu di layar ponselnya.
Lalu, Farah mengabaikan panggilan tersebut.
Farah menata bantalnya dan kembali akan merebahkan tubuhnya.
Drettt..! Dretttt...! Drettt..!
Ponsel Farah kembali berbunyi dan bergetar. Farah pun mengurungkan niat nya untuk kembali tidur. Farah meraih ponselnya dan menatap layar ponselnya lagi.
Lagi-lagi nomor yang tak di kenal memanggil.
Farah pun menerima panggilan tersebut. Dengan ragu, ia menyapa orang yang telah menghubungi dirinya pagi-pagi sekali.
"Halo." Sapa Farah dengan kesal.
"Selamat pagi, kami dari Rumah sakit Harapan. Apakah ini keluarga dari pasien kami yang bernama Bobby?" Terdengar suara seorang wanita dari ujung sana.
Farah terdiam sejenak saat wanita itu menyebut Bobby adalah pasien nya.
"I-iya betul, saya Tante nya. Bobby kenapa ya?" Tanya Farah dengan suara yang bergetar.
"Bobby sedang berada di rumah sakit kami. Dia sedang menjalani perawatan karena mendapatkan serangan fisik dari orang yang tak dikenal. Karena Bobby mengalami patah tulang, dia harus segera di tangani secara intensif Bu. Diharapkan pihak keluarga segera hadir disini untuk administrasinya Ibu."
"Astaga...! Bobby...! Apa lagi sih ini..!" Keluh Farah.
"Rumah sakit Harapan ya?" Farah mencoba memastikan dimana Bobby di rawat saat ini.
"Betul Ibu." Sahut petugas rumah sakit itu.
"Ya sudah, saya akan segera ke rumah sakit. Terima kasih." Ucap Farah. Lalu, ia mengakhiri panggilan telpon tersebut.
Farah segera keluar dari kamar Queen dan menuju ke kamar Bobby. Ia hanya ingin memastikan bila Bobby benar-benar sedang tidak berada di kamar nya.
Farah membuka pintu kamar Bobby dan melihat kedalam kamar tersebut. Tidak ada Bobby disana. Farah pun semakin merasa khawatir. Lalu, Farah menyambar kunci mobilnya dan segera bergegas ke rumah sakit tanpa sempat mengganti piyamanya terlebih dahulu.
"Ya Allah, itu anak. Semoga dia tidak kenapa-kenapa dan baik-baik saja ya Allah." Bisik Farah, lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
susi 2020
😲😲😲
2023-06-04
1
susi 2020
😍😍🥰
2023-06-04
1
Wati Simangunsong
ku hrap ayah bobby mnghajar suatu saat ayah dr quoen
2021-12-16
1