Nia melangkahkan kakinya keluar dari gedung kantor tersebut. Lalu, ia menuju ke depan gedung untuk mencari taxi. Tiba-tiba saja, dari arah kanan nya muncul lah lelaki muda yang tadi mengantar dirinya ke gedung tersebut.
"Elu?" Nia terkejut melihat lelaki itu muncul di hadapannya.
"Hai mbak." Sapa lelaki muda itu.
"Kok lu belum pulang?"
"Loh, mbak lupa ya sama janji nya mbak tadi?" Ucap lelaki itu. Nia mengernyitkan dahinya mengingat-ingat apa yang tadi dia ucapkan kepada lelaki itu.
"Hmmm, yang mana ya?" Tanya Nia kepada lelaki muda itu.
"Kan, gampang berjanji lupa menepati nya." Ucap lelaki itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Janji yang mana sih? gue perasaan gak pernah janji apa-apa deh sama elu." Ucap Nia.
"Orang begini ini yang bahaya kalo jadi pejabat." Ucap lelaki itu. Lalu, ia memakai helm nya dan menyuruh Nia untuk naik ke boncengan nya.
"Mau kemana?" Tanya Nia.
"Nyari mie ayam!" Ucap lelaki itu. Lalu, ia menyalakan motornya.
Tiba-tiba saja Nia teringat janji nya yang akan mentraktir lelaki itu bila dia bolos sekolah dan mengantarkan Nia ke gedung tersebut.
"Sudah ingat?" Tanya lelaki itu, Nia pun tersenyum malu.
"Nih di pakai helm nya." Lelaki itu menyerahkan helm yang berada di tangan nya, kepada Nia.
"Kepala tali nya di tarik, biar bisa di kancing." Ucap lelaki itu, acuh tak acuh. Nia mencebikkan bibirnya lalu ia naik ke atas motor lelaki itu.
"Sudah siap?" Tanya lelaki itu.
"Sudah." Jawab Nia, datar.
"Ya sudah turun." Ucap lelaki itu lagi. Nia mengernyitkan dahinya dan turun dari motor lelaki itu.
"Maksud nya apa nyuruh naik terus di suruh turun!" Bentak Nia.
"Ih, mbak nya marah-marah melulu, becanda kali." Ucap lelaki itu sambil tersenyum jahil.
"Mbak, mbak. Hey bocah, gue jauh lebih tua dari lu, harusnya lu panggil gue tante." Ucap Nia, kesal.
"Tua berapa tahun sih? paling lima tahun" Ucap lelaki itu, cuek.
"Umur lu berapa sekarang?" Tanya Nia kepada lelaki itu.
"Delapan belas tahun."
"Gue tiga puluh dua tahun! panggil tante lu sama gue!" Ucap Nia, kesal.
"Hah..?"
Lelaki itu sambil menatap wajah Nia dengan seksama.
"Heran kan lu, gue bisa awet muda begini. Ya iya lah, secara hidup gue happy."
"Bukan begitu Mbak, eh, Tante."
"Jadi apa?" Tanya Nia penasaran.
"Saya kira tadi sudah lima puluh tahun." Ucap lelaki itu sambil tertawa geli.
"Songong nih bocah!" Ucap Nia sambil melotot kepada lelaki itu.
"Ya sudah naik buruan."
"Gak mau!" Ucap Nia, merajuk.
"Ya sudah kalau tidak mau, sini KTP nya." Ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya.
"Buat apaan?" Tanya Nia sambil menatap lelaki itu dengan sebal.
"Buat laporin Tante ke orangtua saya, kalau pihak sekolah laporan sama orangtua saya kenapa saya bolos sekolah." Ancam lelaki itu.
"Eh, jangan. ya sudah gue ikut deh." Ucap Nia.
Lalu, ia naik ke boncengan motor lelaki itu. Lelaki itu tersenyum jahil. Lalu, menjalankan sepeda motornya meninggalkan gedung tersebut.
Beberapa menit kemudian, tibalah mereka di suatu tempat yang sangat asing bagi Nia.
"Ini dimana?" Tanya Nia saat lelaki itu memarkirkan motornya di dekat gerobak mie ayam yang sedang mangkal.
"Di belakang sekolah saya." Ucap lelaki itu sambil menaruh helm nya di atas sepeda motornya.
"Hah! wah ini bocah gak beres. Lu kan lagi bolos sekolah malihhhh! Kalau guru lu liat lu disini, apa lu gak kena kasus?"
"Tinggal bilang saja, "saya lagi di culik Tante-tante." Ucap lelaki itu dengan acuh.
"Astaga naga bonar! ckckckckc."
Nia menggeleng-geleng kan kepalanya sambil menatap lelaki itu.
"Pak, mie ayam dua mangkok ya." Ucap lelaki itu. Lalu, ia duduk di bangku plastik yang di sediakan di dekat gerobak mie ayam tersebut.
"Siap Boss Bobby." Ucap pedagang mie ayam itu. Lelaki itu pun tersenyum kepada pedagang tersebut.
"Sini duduk." Ucap lelaki itu kepada Nia yang berdiri mematung di dekat sepeda motor lelaki itu. Dengan ragu, Nia menghampiri lelaki itu dan duduk di sebelahnya.
"Cewek baru Boss?" Tanya pedagang itu sambil meracik mie ayam untuk Nia dan lelaki itu.
"Yoi Pak." Ucap lelaki itu sambil menatap Nia. Lalu, ia mengedipkan sebelah matanya kepada Nia. Nia mengangkat kedua alisnya saat melihat lelaki itu mengedipkan mata kepadanya.
"Boleh punya Boss." Ucap pedagang mie ayam itu lagi.
"Pak, ribut aja yuk." Ucap Nia, sambil menatap kesal kepada pedagang mie ayam tersebut.
"Boss, cewek nya galak bener." Ucap pedagang mie ayam itu sambil bersungut-sungut menatap Nia.
"Memang begitu dia Pak. Kalau mengamuk, saya di aniaya, di gebukin kayak maling BH." Ucap lelaki itu sambil tertawa geli.
"Halu lu!" Ucap Nia, kesal.
Lelaki itu hanya tertawa sambil mengaduk mie ayam yang baru saja diberikan oleh pedagang mie tersebut.
"Makan, jangan sampai saya suapin." Ucap lelaki itu.
Nia menatap jijik lelaki itu. Lalu, mereka pun menyantap mie ayam itu dengan lahap.
"By the way, nama lu siapa?" Tanya Nia setelah menghabiskan mie ayam milik nya.
"Oh iya, perkenalkan. Nama saya Bobby bin Hariman Sanjaya." Ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya di hadapan Nia.
Nia menatap Bobby dengan malas. Lalu, ia menerima jabatan tangan dari Bobby.
"Nia." Ucap Nia, singkat.
"Penyanyi gelas-gelas kaca? Mama saya kalau lagi berantem sama Papa saya selalu menyanyikan lagu itu. Jadi, saya hafal." Ucap Bobby sambil tersenyum jahil.
"Ih nih anak! Bawaan nya kepengen gue bejek aja kayak rujak bebeg." Gumam Nia.
"Terserah lu deh." Ucap Nia, kesal.
Pritttttttt...! Prittttttt...!
Terdengar bunyi peluit dari dalam pagar belakang sekolah Bobby.
Bobby dan Nia pun menoleh ke arah pagar sekolah. Lalu, Bobby menarik tangan Nia untuk pergi dari sana.
"Bobby! masuk! mau kemana? mau bolos lagi kamu ya!" Teriak guru BP Bobby dari dalam pagar sekolah.
"Pak saya izin Pak! Saya sakit, mules-mules sampai berak di celana!" Ucap Bobby. Lalu, ia menyalakan mesin sepeda motor nya.
"Boss, mie nya siapa yang bayar?" Tanya pedagang mie ayam langganan Bobby sambil berteriak.
"Besok Pak Min." Ucap Bobby. Lalu, ia tancap gas berniat kabur dari lingkungan sekolah nya.
"Woiiii! gue belum naik!" Nia memanggil Bobby dengan berteriak.
Bobby menoleh kebelakang. Lalu, ia tertawa melihat Nia yang tertinggal di dekat gerobak mie ayam. Bobby pun memutar jalan dan menghampiri Nia yang berdiri sambil mengomel-ngomel kesal kepada Bobby.
"Maaf Tante, saya lupa." Ucap Bobby sambil terkekeh, saat ia berhenti di depan Nia.
"Hhhhhhhhhhhh..!" Nia mendengus kesal. Lalu, ia duduk di boncengan Bobby.
PRITTTTT..!
"Bobby....!!" Panggil guru BP itu lagi.
Bobby tidak menghiraukan panggilan dari gurunya. Ia langsung tancap gas dan menghilang di tikungan jalan.
"Dasar anak bandel..! kebiasaan!" Ucap guru BP Bobby, kesal.
"Lu sudah sering bolos ya?" Tanya Nia saat Bobby melajukan sepeda motornya dengan kecepatan sedang.
"Gak juga, baru kali ini kok. Ini juga karena Tante yang menculik saya." Ucap Bobby.
Nia kesal mendengar ucapan Bobby. Lalu, ia mencubit pinggang Bobby dengan sekuat tenaga.
"Aduh, aduh, aduh! Sakit Tante!" Ucap Bobby sambil mengusap-usap bekas cubitan Nia.
"Biar lu gak songong lagi, bocah!" Ucap Nia, kesal.
"Tante, jangan marah-marah terus. Nanti keriputnya nambah loh." Ucap Bobby sambil terkekeh.
PLETAKKK..!
Nia memukul helm Bobby.
"Gue turun disini saja!" Ucap Nia.
"Kenapa Tante? biar saya antarkan pulang saja ya." Ucap Bobby.
"Ogah gue! tengil sih lu!" Ucap Nia, kesal.
Bobby tertawa mendengar ucapan Nia. Lalu, ia melajukan sepeda motornya lebih kencang lagi.
"Gue bilang berhentiiiiii..!" Teriak Nia.
"Mana alamatnya? ini motor gak bisa berhenti kalau gak di kasih tahu alamat nya." Ucap Bobby sambil tersenyum.
"Modus...!" Ucap Nia, kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
susi 2020
🤔🤔🤔
2023-06-04
1
susi 2020
😲😲🙄
2023-06-04
1
Hesti Maka
hai thor mau nax dong klo skrg author masih aktif di noveltoon
author pke guna2 ap sih sampe membuat aku tuh bca novelx udah seribukali dan tertawa kyak org gila🤔😂🤣😍😍😍😘😘 sampe mami aku pikir aku gila krna bru di putusin padahal aku tu tertawa krna novel ini bkn krna di tinggalin cowo dan aku bca udah m2 thu diulng truss
2023-05-13
1