Tepat pukul lima sore, Nia bersiap-siap untuk pulang. Ia membereskan meja kerja nya dan merapikan baju nya. Lalu, ia memperhatikan wajah nya di cermin kecil yang selalu ia bawa di dalam tas nya.
Nia mengambil bedak nya dan membubuhi di wajah nya yang sudah terlihat mulai kusam karena sudah seharian di kantor. Tidak lupa, Nia memoleskan lipstik di bibir nya. Setelah ia anggap sudah sempurna, Nia kembali memasukan peralatan make up nya kedalam tas tangan milik nya.
"Cilukkk baaaa...!"
Nia terkejut saat Farah tiba-tiba membuka pintu ruangan nya.
"Apaan sih lu Far? Kayak bocah!" Ucap Nia saat melihat Farah tersenyum dari balik pintu.
"Hahahahaha..! Kebiasaan gue, kalau buka pintu pasti ngomong ciluk baa. Maklum gue punya anak kecil." Ucap Farah.
Nia pun menatap Farah dengan malas.
"Jadi gak kerumah gue?" Tanya Farah, sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam tas tangan milik nya.
"Iya jadi." Sahut Nia. Lalu, ia berdiri dari duduk nya dan memegang pinggang nya yang terasa pegal.
Krekkk..! Krekkkk..!
Nia membunyikan sendi-sendinya yang terasa pegal.
"Idihhh! pegel Bu?" Ucap Farah, sambil menatap Nia dengan geli.
"Iya, sudah lama gue gak duduk lama-lama begini di kantor." Jawab Nia.
"Memang di Inggris lu kerja apa?" Tanya Farah penasaran.
"Mulung botol bekas gue." Sahut Nia sambil tertawa.
"Seriusan?" Farah menatap Nia dengan tak percaya.
"Ya enggak lah, ya sudah yuk cabut!" Nia menarik lengan Farah.
"Wait, wait, wait..!" Farah mengangkat ponselnya tinggi-tinggi.
"Say cheese." Ucap Farah di depan Kamera ponsel nya.
Nia mengerutkan keningnya menatap kamera ponsel milik Farah.
"Jengkollllll..."
Ckrekkkk..!
"Ckckckck, Gue kata Cheese, bukan jengkol Nia!"
"Gue gak suka cheese, gue suka jengkol." Ucap Nia sambil melangkah keluar dari ruangan nya.
"Nia! tunggu! ishhh... anak ini ya!"
Farah mengejar Nia yang sudah sampai di depan lift.
"Alay lu!" Ucap Nia sambil menekan tombol lift untuk menuju ke lantai dasar.
"Biarin sih, buat masuk IG." Farah tersenyum manis.
"Ngomong-ngomong lu gak ada medsos lagi ya?" Tanya Farah dengan serius.
"Sudah gue nonaktifkan semua. Malas main medsos." Ucap Nia.
"Kaku hidup lu Nia, kayak kanebo kering." Ucap Farah sambil menatap Nia dengan serius. Nia pun tertawa mendengar perkataan Farah.
"Bukan begitu, gue cuma males aja." Nia mencoba meyakinkan Farah.
Sebenarnya Nia menonaktifkan semua media sosialnya karena ia ingin benar-benar menghilang dan tidak ingin di ketahui oleh Fathur, Rara dan sahabat nya yang lain, termasuk Farah. Tetapi, kini pertemuan nya dengan Farah tidak bisa ia hindari.
"Far."
"Ya."
"Kalau bisa foto gue jangan di upload di medsos ya."
Farah menatap Nia dengan seksama.
"Kenapa?"
"You know lah Far. Gue belum siap ketemu sama Fathur dan Rara." Nia tersenyum getir.
Mendengar alasan Nia, Farah pun menghapus foto mereka berdua yang baru saja akan ia upload di media sosial milik nya.
"Gak gue upload kok, gue paham Nia." Farah tersenyum. Lalu, merangkul pundak Nia.
Nia membalas senyuman Farah. Lalu, mereka berdua berjalan menuju mobil Farah.
"Lu ambil rumah? gak di apartemen lagi Far?"
Tanya Nia saat ia baru saja masuk ke dalam mobil milik Farah.
"Iya, apartemen bahaya Bu. Anak gue terlalu aktif, ngeri saja kalau kenapa-kenapa." Ucap Farah. Lalu, ia menyalakan mesin mobilnya dan membawa kendaraan tersebut menuju kediaman nya.
**
"Kak Bob mau kemana?" Tanya Queen kepada Bobby yang sedang memperhatikan dirinya di depan cermin.
"Eh, Queen cantik nya Kakak Bobby."
Bobby tersenyum melihat Queen. Lalu, ia meraih tubuh kecil Queen dan menggendongnya dengan penuh kasih sayang.
"Ganteng banget Kak Bobby, wangi lagi." Ucap Queen dengan polos.
"Iya dong, Kakak mau pergi sebentar. Lalu, Kakak Bobby akan membawa Kakak cantik untuk Queen." Ucap Bobby dengan bersemangat.
"Ah, gak penting Kakak cantik. Kalau Kakak Bobby pulang bawa permen baru penting." Ucapan Queen membuat semangat Bobby langsung hancur berkeping-keping.
"Waduh, firasat buruk kayak nya nih." Gumam Bobby.
"Queen mau Kakak bawakan permen?"
"Mau Kak...! Mau..!" Ucap Queen dengan bersemangat.
"Kalau begitu, Queen do'akan Kakak ya. Biar Kakak bisa deketin Kakak yang cantik."
"Kalau begitu beliin Queen permen yang banyak ya Kak."
"Iya, janji." Bobby mengangkat jari tengah dan jari telunjuk nya.
"Kalau bohong, do'a Queen juga bohongan." Ucap Queen yang sering mendapatkan janji palsu dari Bobby.
Bobby mengeryitkan dahinya menatap Queen. Lalu, ia tertawa terbahak-bahak.
"Iya janji." Ucap Bobby sambil mengecup pipi Queen dengan gemas.
"Ya sudah Queen do'akan."
"Terimakasih Queen nya Kak Bobby yang cantik jelita." Ucap Bobby. Lalu, ia menurunkan Queen dari gendongan nya.
"Sebentar lagi Bunda pulang, Kakak pergi dulu ya. Dadah Queen." Bobby mengusap-usap rambut Queen. Lalu, ia beranjak menuju halaman dan dengan segera ia menaiki sepeda motor nya.
"Tante, i'm coming..!" Gumam Bobby. Lalu, ia tersenyum malu-malu.
Bobby menyalakan sepeda motor dan bergegas pergi ke rumah Nia.
..
Farah memarkirkan mobil di halaman rumah milik nya. Lalu, ia mengajak Nia untuk mengikuti nya turun dari mobil tersebut. Nia pun menuruti Farah, ia turun dari mobil Farah dan menatap takjub melihat kediaman sahabatnya itu.
"Bagus banget rumah lu Far!" Ucap Nia dengan antusias.
"Bukan gue yang beli, tapi Ayah nya Queen. Kalau gue yang beli gak sanggup." Ucap Farah.
"Hmmm, Ayah nya cukup baik ya Far." Ucap Nia, sangat berhati-hati dengan ucapan nya.
"Ya, untuk saat ini seperti itu. Tapi, gak tahu deh kedepannya. Yah, semoga saja terus seperti ini." Ucap Farah sambil tersenyum.
"Lu hebat Far!" Ucap Nia.
Farah hanya tersenyum menanggapi ucapan Nia.
Nia tidak bertanya apa pun lagi, terutama tentang Ayah nya Queen. Mengingat Queen bukanlah anak dari hubungan Farah yang sah, pasti hal itu sangat sensitif bagi Farah.
"Bundaaaaaa..!"
Queen berlari kepelukan Farah.
"Anak Bundaaaaaa."
Farah membuka lebar-lebar kedua tangannya dan menerima pelukan Queen dengan hangat.
"Apa kabar anak Bunda hari ini?"
"Baik Bunda." Ucap Queen. Lalu, ia mencium kedua pipi Bundanya.
"Perkenalkan, ini sahabatnya Bunda. Namanya Tante Nia."
"Halo tante Nia." Sapa Queen dengan ramah.
"Halo Queen cantik." Sapa Nia sambil mengusap pipi Queen yang membulat.
"Kak Bobby mana?" Tanya Farah kepada Queen.
"Kak Bobby keluar, katanya mau ketemu Kakak cantik." Ucap Queen dengan polos nya.
"Si Bobby itu ya, kebiasaan." Ucap Farah, menahan kesal.
"Bobby?" Tanya Nia, ia seperti tidak asing mendengar nama "Bobby"."
"Itu keponakan gue, dia tinggal disini sama gue. Bandel nya ampunnnn! Stress gue menghadapi anak itu." Keluh Farah.
"Jadi dia itu, hampir saja di keluarkan dari sekolahnya di Surabaya. Karena saking nakalnya. Mama, Papa nya saja sampai menyerah. Apa lagi gue! Bayangin saja nih ya, gue dalam sebulan bisa mondar mandir ke sekolahan itu anak!" Sambung Farah.
"Senakal itu?" Tanya Nia tak percaya.
"Iya, senakal-nakal nya kita dulu ya, masih lewat!" Ucap Farah dengan kesal.
Nia tertawa mendengar keluhan Farah mengenai keponakan nya.
"Jadi curhat kan gue. Duduk dulu deh, mau minum apa?"
"Gak usah repot-repot deh Far, semua yang ada aja keluarin. Gue lapar soal nya." Ucap Nia dengan santai.
Farah tertawa menatap wajah Nia.
"Lu masih saja seperti dulu ya Nia!" Ucap Farah sambil tertawa menuju dapur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
susi 2020
😂😂
2023-06-04
1
susi 2020
🤣
2023-06-04
1
aurel chantika
lanjut
2021-09-03
1