"Pak, seperti nya sudah terlalu malam. Saya permisi pulang dulu ya." Ucap Bobby saat pertandingan catur antara dirinya dan Bapak nya Nia di babak ke tujuh berakhir.
"Iya deh, sudah pukul sebelas malam juga. Lu hati-hati ya, banyak begal berkeliaran sekarang." Pesan Bapak nya Nia kepada Bobby yang sedang mengenakan jaket nya.
"Siap Pak, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Sahut Bapak nya Nia, melepas Bobby yang bergegas menuju sepeda motor nya.
"Kemana Nia ya? hari pertama kerja kok malah pulang malam." Gumam Bapak, khawatir. Lalu, ia menutup pintu rumah nya dan bergegas menuju ruang keluarga, menyusul Emak yang tertidur di depan televisi.
Selang setengah jam kemudian, Nia pun tiba di rumah nya. Nia membuka pintu rumah dengan perlahan dan melangkah masuk kedalam rumah setelah ia melepas high heels nya.
Langkah kaki Nia tertahan saat melihat sisa martabak telur yang masih terletak di atas meja. Nia meraih sepotong martabak telur itu. Lalu, melahap nya sambil berjalan menuju ruang keluarga.
"Sudah pulang lu?"
"Sudah Pak." Jawab Nia. Lalu Nia menghampiri Bapak nya dan mencium tangan lelaki paruh baya itu.
"Tumben Bapak beli martabak telur." Ucap Nia sambil menghabiskan sisa potongan martabak yang ada di tangan kanan nya.
"Itu tadi teman lu datang, namanya Bobby. Dia yang membawakan martabak telur itu buat lu. Tapi, lu gak pulang-pulang."
Nia tersedak saat Bapak menyebut nama Bobby.
"Uhuk..uhukkk..uhuk." Nia berlari menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.
"Makanya kalau makan tuh duduk." Ucap Bapak sambil menggeleng-geleng kan kepalanya.
Nia menuangkan air putih dari teko ke dalam gelas kosong yang baru saja ia ambil dari dalam lemari piring. Lalu, dengan segera ia meminum air tersebut hingga habis.
"Lu beneran punya teman masih bocah ingusan?" Tanya Bapak lagi. Nia pun kembali tersedak setelah mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Bapak nya.
"Uhukkk.. uhukkk..uhukkk..!" Nia menepuk-nepuk dadanya dengan pelan.
"Lu kenapa sih?"
"Enggak kenapa-kenapa Pak." Sahut Nia. Lalu, ia kembali ke arah sofa dimana ia meletakkan tas nya.
"Dia teman elu? beneran?" Tanya Bapak lagi.
"Memangnya dia ngomong apa? teman nya Nia gitu?" Tanya Nia penasaran.
"Lah iya." Jawab Bapak sambil menatap Nia dengan menyelidik.
"Bukan Pak, dia cuma anak kecil yang sedang berhalusinasi." Ucap Nia sambil melangkah menuju tangga.
"Halusinasi gimana?"
"Alias ada gangguan di otak nya Pak." Ucap Nia, acuh. Lalu, ia melangkah kan kaki nya menaiki anak tangga.
"Ih, Bapak gak ngerti maksud lu apaan Nia."
"Kalau dia datang usir saja Pak, bila perlu siram air." Ucap Nia dengan berteriak. Lalu, ia masuk kedalam kamar nya.
"Bocah baik begitu, masa iya gue siram air. Ada-ada saja nih anak gue, jangan-jangan anak gue yang psikopat."
Gumam Bapak.
"Itu bocah psikopat, berani amat ke rumah." Ucap Nia saat ia sudah berada di dalam kamarnya. Nia pun bergidik ngeri mengingat betapa nekad nya Bobby yang berani menemui Bapak nya.
"Ih gue kok ngeri ya sama bocah itu." Ucap Nia lagi.
Nia pun berusaha untuk mengabaikan tentang Bobby. Lalu, ia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya setelah seharian berada di luar.
...
"Dari mana saja kamu Bobby!" Bentak Farah, saat Bobby berusaha masuk kedalam rumah dengan cara berjingkat-jingkat agar tidak membangun kan Farah. Ternyata Bobby salah, Farah menunggu nya pulang sebelum beranjak tidur.
"Eh Tante, Bobby habis belajar kelompok bersama teman-teman." Ucap Bobby berbohong.
Farah menatap Bobby dengan kesal.
"Belajar kelompok apa? kamu saja tidak membawa apa-apa kok. Mana tas kamu? buku?" Tanya Farah.
"Ketinggalan Tante di rumah teman." Ucap Bobby mencari alasan.
"Yakin kamu? Kata Queen kamu pergi pacaran." Ucap Farah sambil melipat tangan nya di dada.
Bobby langsung salah tingkah saat mendengar ucapan Farah.
"Bobby, beberapa bulan lagi kamu akan Ujian Nasional. Please deh, kamu jangan banyak tingkah. Kasihan Mama dan Papa kamu Bob!"
Farah mencoba mengingatkan Bobby untuk lebih rajin dan serius dalam menghadapi Ujian Nasional yang akan Bobby hadapi beberapa bulan lagi. Bobby hanya menunduk kan kepalanya tak berani menatap Farah.
"Ya sudah, masuk sana ke kamar. Langsung tidur dan jangan main game!" Ucap Farah. Lalu, ia melangkah menuju kamar nya.
"Duh pusing gue menghadapi anak yang satu itu." Gumam Farah sambil memijat pelipis nya.
Bobby beranjak masuk kedalam kamar nya. Lalu, ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Ck! Capek-capek ke sana, tapi gak ketemu orang nya." Ucap Bobby sambil memeluk bantal guling yang tergeletak di samping nya.
"Sumpah, itu bikin penasaran banget sih dia." Gumam nya lagi.
...
"Pagi..!" Sapa Nia kepada beberapa karyawan yang sedang berada di lobby kantor tempat nya bekerja.
"Mbak Nia...!" Panggil seorang staf yang baru saja keluar dari lift.
"Ya Mbak." Sahut Nia sambil menghampiri wanita yang baru saja memanggil dirinya.
"Pak Roy titip pesan, katanya kalau ketemu sama Mbak Nia, Mbak Nia di suruh ke ruangan nya." Ucap wanita itu.
"Ada apa ya Mbak?" Tanya Nia.
Nia terlihat khawatir apa bila ada pekerjaan nya yang tidak sesuai dengan harapan Roy.
Wanita itu hanya mengangkat kedua bahu nya, tanda dirinya tidak tahu menahu prihal di panggilnya Nia ke ruangan Boss mereka.
"Ya sudah, terimakasih ya Mbak." Ucap Nia. Lalu, ia bergegas masuk kedalam lift dan menuju ke lantai dimana ruangan Roy berada.
Tok..Tok..Tok..!
"Masuk." Ucap Roy, saat dirinya mendengar pintu ruangan nya di ketuk oleh seseorang.
"Selamat pagi Pak." Sapa Nia saat dirinya baru saja membuka pintu ruangan tersebut.
"Eh, Nia. Silahkan duduk dulu." Roy mempersilakan Nia untuk duduk di sofa yang terletak di sudut ruangan nya.
Nia pun mengangguk ragu. Lalu, ia menuruti permintaan Roy untuk duduk di sofa tersebut. Roy pun menyusul dan duduk di depan Nia.
"Ada apa ya Pak? Katanya Bapak memanggil saya. Apakah ada pekerjaan saya yang tidak sesuai dengan keinginan Bapak?" Tanya Nia yang tampak sangat gelisah.
"Bukan begitu, pekerjaan kamu bagus kok. Justru kamu sudah termasuk karyawan favorit saya." Ucap Roy sambil tersenyum memamerkan deretan gigi putih nya yang rapi.
"Syukurlah Pak." Kini Nia dapat bernapas dengan lega.
"Begini Nia, saya akan menghadiri acara makan malam di hotel B. Saya meminta kamu untuk menemani saya makan malam disana."
"Kapan Pak dan dalam rangka apa ya Pak?" Tanya Nia, ia tidak menyangka bahwa ia akan di ajak makan malam bersama dengan Roy.
"Bertemu dengan investor asing dan jamuan makan malam biasa lah." Terang Roy.
"Farah juga ikut Pak? dia kan sekretaris Bapak." Ucap Nia dengan polos nya.
Roy menatap wajah Nia lekat-lekat. Lalu, ia tersenyum manis kepada Nia.
"Saya mau kamu yang pergi bersama saya." Ucap Roy dengan wajah nya yang terlihat mulai datar dan tak terbantahkan.
"Ba..ba..baik Pak." Mau tidak mau, Nia terpaksa menuruti apa keinginan Roy.
"Good, sudah begitu saja. Silahkan kembali ke ruangan kamu dan jangan lupa besok malam kamu dandan yang cantik. Ok?"
Nia mengangguk dengan ragu. Lalu, ia beranjak dari sofa dan kembali keruangan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
susi 2020
🤣🤣🤣😂😂
2023-06-04
1
susi 2020
🤣🤣😂
2023-06-04
1
Sulaiman Efendy
BERAT NI SAINGAN BOBBY, SEORANG CEO, SDGKN DIA MSH SEKOLAH..
2022-09-02
1