"Nia kita makan malam yuk." Ucap Roy saat Nia yang baru saja selesai menyerahkan berkas kepada Roy.
"Hmmm, Maaf Pak, sepertinya saya tidak bisa pergi malam ini. Karena saya harus ke rumah sakit." Ucap Nia.
"Siapa yang sakit? kamu orang tuamu atau saudaramu?" Tanya Roy, penasaran.
"Bukan Pak. Tetapi, saya ingin menemani Farah di rumah sakit. Keponakannya baru saja dikeroyok tadi malam dan sekarang dirawat di rumah sakit. Makanya Farah tidak masuk hari ini." Terang Nia.
"Nia, saya sudah mengatakan, jangan panggil saya Bapak, bila kita sedang berdua."
"Maaf.... Roy." Ucap Nia sambil menundukkan pandangannya.
Roy tersenyum kecil, lalu menatap Nia dengan seksama.
"Oh iya, ya, Farah tidak masuk hari ini."
"Iya." Sahut Nia dengan ragu.
"Ya sudah, nanti sore saya akan ikut menjenguk keponakannya Farah. Kamu berangkat bersama saya ya. Jadi, pulang nya bisa saya antarkan dan kita bisa makan malam bersama." Ucap Roy.
Lelaki itu tetap berusaha untuk dapat makan malam bersama Nia. Maka dari itu, ia mencari alasan untuk tetap bisa bersama Nia.
Nia merasa tidak enak untuk menolak Roy. Maka, ia pun terpaksa mengangguk menyetujui ucapan Roy.
"Oke kalau begitu, nanti pukul lima sore saya tunggu di parkiran." Ucap Roy sambil tersenyum kepada Nia.
"Baik, saya permisi dulu." ucap Nia lalu ia pergi meninggalkan ruangan Roy.
"Kamu masih cantik tidak ada yang berubah dari dirimu." Gumam Roy, sambil tersenyum menatap punggung Nia.
Ingatan Roy pun kembali ke sembilan belas tahun yang lalu.
Flashback on.
"Eh gendut, buluk..! mau kemana lu..!"
Panggil sekumpulan siswa lelaki, kakak kelas Roy. Saat Roy melintasi lorong perpustakaan di sekolahnya waktu SMP dulu.
Saat itu, Roy masih kelas satu SMP dan dia baru saja beberapa bulan sekolah di sana.
"Mau ke perpustakaan Kak." Ucap Roy yang dikelilingi oleh beberapa kakak kelasnya.
"Gue lihat, lu anak orang kaya ya? diantar jemput mobil. Tapi, kok lu gendut, jelek, buluk?" Tanya seorang dari beberapa siswa laki-laki di lorong itu.
Roy hanya diam dan menundukkan kepalanya.
"Lu anak orang kaya kan? minta uang..! sini uang lu..!" Seorang kakak kelasnya memeriksa saku celana dan baju Roy.
Roy yang merasa mulai ketakutan, mencoba untuk melawan sekenanya.
"Jangan Kak, jangan ganggu saya Kak. Saya akan berikan uang nya. Tapi, Kakak jangan ganggu saya." ucap Roy yang mulai ingin menangis.
"Buruan kasih..! kelamaan lu." Para Kakak kelas Roy pun, menyeret Roy ke belakang sekolah.
"Saya mau diapakan Kak? jangan Kak tolong Kak..!." Roy memohon untuk dirinya, agar tidak di apa-apakan oleh kakak kelasnya.
Beberapa anak yang melihat kejadian itu hanya diam saja dan tidak berbuat apa-apa untuk Roy. Saat itulah Nia muncul bak pahlawan bagi Roy.
"Woiiii..! ngapain lu semua..!" Teriak Nia yang kala itu juga masih duduk di kelas satu SMP. Tetapi, Nia berbeda kelas dengan Roy.
Nia menghampiri sekelompok Kakak kelasnya yang sedang membully Roy.
"Eh, anak kecil gak usah ikut campur..! lu itu cewek..!" Ucap salah seorang dari Kakak kelas mereka.
"Terus kalau gue cewek emang kenapa? Lu semua jangan berani keroyokan doang satu-satu sini lawan gue..!" Ucap Nia sambil memasang kuda-kuda nya.
"Masih kecil belagu lu..! Lu tuh cewek, nggak mungkin bisa ngelawan kita semua. Sudah badan kurus, songong lu..!" Ucap Kakak kelas mereka, yang badannya paling besar diantara semua yang sedang mengeroyok Roy.
Nia mengusap hidungnya. Lalu, menunjuk kakak kelasnya yang berbadan paling besar untuk maju melawan dirinya.
"Lu yakin mau lawan gue?" Ucap anak yang ditunjuk oleh Nia tadi, sambil berjalan menghampiri Nia.
"Yakin gue. Kalau lu kalah, lu semua jangan pernah ganggu dia lagi..!" Ucap Nia sambil menunjuk Roy.
"Oke. Tapi, kalau lu kalah, lu berdua gua hajar." Ucap anak lelaki itu sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Ok..! siapa takut..!" Ucap Nia. Lalu, ia menyerang anak laki-laki itu dengan jurus-jurus yang diajarkan oleh Bapak nya.
Selain juragan kontrakan, Bapak nya Nia juga seorang guru silat Betawi yang cukup terkenal seantero Jakarta di jaman nya.
Karena Nia adalah anak satu-satunya, Jadi, ilmu silat dari bapaknya diturunkan kepada Nia. Dengan harapan, Nia bisa membela dirinya sendiri walaupun sedang tidak berada di dekat Bapaknya.
Cukup satu jurus saja, anak yang menantang Nia pun dapat di roboh kan oleh Nia. Nia pun mulai menantang satu persatu dari anak yang sudah membully Roy. Tetapi, tidak ada satu pun yang berani untuk melawan Nia.
"Sesuai kesepakatan ya, elu semua jangan ada yang ganggu dia lagi." Ucap Nia kepada sekelompok siswa laki-laki itu.
Karena itulah Roy cukup terkesan kepada Nia. Dan mulai saat itulah Roy mulai terobsesi dengan Nia. Roy mulai sering mencuri pandang kepada Nia. Roy ingin sekali mendekati Nia. Tetapi, sepertinya gadis itu sangat susah digapai. Roy hanya bisa mengagumi Nia tanpa bisa mendekatinya.
Hal itu berlangsung sampai Roy menginjak kelas dua SMP. Setelah itu, Roy harus terpaksa pindah ke kota lain. Jadi, saat ini wajar saja bila Nia tidak mengingat dirinya lagi.
Kini dirinya sudah berubah menjadi tampan, langsing dan berwibawa. Sangat jauh berbeda saat dirinya masih kanak-kanak.
Saat ia melihat profil Nia waktu interview minggu kemarin, Roy langsung menandai Nia. Nia adalah gadis yang selama ini ia cari, gadis di SMP nya yang sangat heroik. Cantik baik hati dan pemberani.
Maka dari itu, kini Roy ingin membuat Nia jatuh cinta kepada dirinya. Nia, gadis impian yang kini ia temui lagi. Dan Roy tidak akan mau menyia-nyiakan kesempatan ini.
Roy sengaja tidak ingin mengingatkan Nia tentang dirinya yang terlihat begitu lemah di masa lalu. Ia juga begitu merasa malu bila Nia mengingatnya sebagai sosok seorang bocah yang gendut, hitam dan dekil.
Roy hanya ingin membuat Nia jatuh cinta kepada dirinya dan sosoknya saat ini. Tanpa harus mengingat kenangan dirinya yang dulu sungguh memalukan bagi nya.
flashback off.
"Buset, maksa banget tuh orang." Ucap Nia, saat ia sudah berada di ruangannya.
"Kayaknya, sebelumnya gua pernah ketemu sama dia deh, tapi di mana ya?" Ucap Nia, sambil mencoba mengingat-ingat seseorang dimasa lalunya.
Tetapi, Nia tidak mengingat seorang pun dari masa lalu nya dengan wajah yang seperti Roy.
"Ah b*doamat lah..!" Ucap Nia. Lalu, ia kembali sibuk dengan pekerjaannya.
..
"Bagaimana? beres?" Ucap Siska kepada Boss preman yang ia sewa untuk menghajar Bobby.
"Beres Boss."
"Good." Ucap Siska, lalu ia menyerahkan amplop coklat berisi lembaran-lembaran uang seratus ribu dengan jumlah yang telah ia sepakati dengan Boss preman.
"Biar tahu rasa lu Bobby..! begini akibatnya bila menolak seorang Siska." Gumam Siska sambil tersenyum licik.
"Oke Boss, urusan kita selesai ya. bila butuh bantuan lagi telepon saja." Ucap Boss preman itu kepada Siska. Siska hanya tersenyum dan mengangguk penuh kemenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
susi 2020
😲😲🙄
2023-06-04
1
susi 2020
🤔🤔🤔
2023-06-04
1
De'Ran7
idih orang kaga mau pacaran sama dia malah dibonyokin..aneh amat tuh cewek
2022-10-19
1