Klik..!
Nia melihat ke arah pintu ruangan nya. Ia melihat Roy yang muncul dari balik pintu nya.
"Gimana? jadi ke rumah sakit?" Tanya Roy kepada Nia yang terperangah menatap Roy yang datang ke ruangan nya.
"Roy, kok ke ruangan saya?" Tanya Nia, tak percaya.
"Apakah salah?" Tanya Roy sambil menatap Nia dengan seksama.
"Ah, tidak. Hanya saja, apa kata karyawan yang lain nya?"
"Aku tidak peduli apa kata karyawan." Sahut Roy.
Roy melepas Jas nya, dan menggulung kedua lengan kemeja nya sampai ke siku. Nia terpana menatap lelaki itu. Roy tampak sangat gagah dengan kemeja nya.
"Kenapa? Terpesona ya?" Pertanyaan Roy membuat Nia gelagapan karena tertangkap mata sedang menatap Roy tanpa berkedip.
Nia beranjak dari kursinya lalu ia meraih tas nya yang ia taruh di atas meja kerjanya.
"Sudah siap?" Tanya Roy. Nia hanya mengangguk, menjawab pertanyaan Roy.
Mereka berdua bergegas menuju lift yang mengantarkan mereka ke lobby.
Langit Jakarta sore itu begitu cerah. Warna jingga dari mentari yang akan tenggelam dari arah barat kota itu terlukis indah di hamparan langit yang luas.
Roy melirik Nia yang duduk di sebelah nya, saat mereka berdua terjebak macet.
"Kapan aku boleh bertemu kedua orang tua mu?" Pertanyaan Roy membuat Nia menjadi gugup.
"Bertemu dengan orangtua saya untuk apa ya?" Tanya Nia dengan tutur kata yang sangat berhati-hati.
"Ya, aku hanya ingin kenal saja. Mana tahu akan di angkat menjadi menantu." Ucap Roy berterus terang.
Nia mengernyitkan dahinya, lalu ia menatap Roy dengan seksama. Nia pun tertawa kecil.
"Kenapa? kamu kira saya sedang menggombal atau sedang bercanda?" Tanya Roy dengan mimik wajahnya yang serius.
Nia pun terdiam tanpa sepatah katapun.
"Apa yang membuat kamu begitu ingin mengenal saya dan orangtua saya?" Tanya Nia, to the point.
Roy melirik Nia sambil kembali menjalankan mobilnya.
"Saya suka dengan kamu dan saya ingin kamu menjadi kekasih saya." Jantung Nia terasa berhenti berdetak saat mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Roy.
"Saya tidak salah mendengar? Bukan kah kamu baru saja mengenal saya?" Ucap Nia.
"Mungkin kita baru saling mengenal. Tetapi, bagi ku, kita seperti sudah lama saling mengenal." Ucap Roy berterus terang.
Nia semakin tak mengerti dengan ucapan Roy.
Roy memarkirkan mobil nya di halaman rumah sakit tempat Bobby di rawat. Sebelum mereka turun, Roy menggenggam tangan Nia. Nia terlihat kurang nyaman dengan aksi Roy yang menggenggam tangan nya dengan erat.
"Bagaimana? apakah kamu mau menjadi kekasih ku?" Tanya Roy sambil menatap kedua bola mata Nia yang indah.
"Roy aku.......
"Aku tidak memaksa mu untuk menjawab nya sekarang, masih banyak waktu. Kenali aku dulu, dan belajarlah mencintai aku." Ucap Roy.
Nia pun terdiam mendengar ucapan Roy.
"Ya sudah, tidak usah dipikirkan dahulu. Ayo kita turun." Roy melepaskan genggaman tangannya, lalu ia beranjak turun dari mobilnya.
Nia pun menyusul turun dari mobil Roy. Lalu ia menutup pintu mobil Roy dan berdiri di depan mobil.
"Ayo." Ucap Roy sambil mengulurkan tangannya.
Dengan Ragu Nia pun menyambut uluran tangan Roy dan mereka berdua pun melangkah masuk ke dalam rumah sakit itu dengan bergandengan tangan.
"Halo, Far, lu di ruangan apa?" Tanya Nia kepada Farah melalui sambungan telepon nya.
"Di bangsal Kamboja ruang 105." Sahut Farah dari ujung sana.
"Ok gue menuju kesana." Ucap Nia, lalu ia mengakhiri panggilan telpon nya.
"Siapa Tante? Mama dan Papa ya?" Tanya Bobby yang sedang melahap makan malam nya.
"Bukan, sahabat Tante." Ucap Farah yang sedang memotong buah apel.
"Oh, ngapain kesini?" Tanya Bobby lagi.
"Mereka ingin menyampaikan simpati mereka kepada Tante, karena Tante mempunyai keponakan yang bandel." Tegas Farah.
Bobby mencebikkan bibir nya saat mendengar kata-kata Farah.
Tok..! Tok..! Tok..!
Terdengar ketukan dari depan pintu ruang Bobby.
"Ya, masuk saja." Ucap Farah sambil mengunyah buah apel yang baru saja ia kupas.
Srekkkk..!
Pintu kamar itu pun di geser oleh Nia. Farah dan Bobby pun melihat ke arah pintu ruangan tersebut.
"Pak Roy..!" Farah tidak menyangka bahwa Nia datang bersama Roy.
"Hai." Ucap Roy sambil tersenyum kepada Farah.
"Duduk Pak." Farah langsung mempersilahkan Roy untuk duduk di sofa ruangan tersebut.
"Lu kok gak ngomong sih kalau datang dengan Pak Roy?" Bisik Farah tepat di telinga Nia yang sedang terdiam menatap Bobby.
"Elu..!" Ucap Nia kepada Bobby tanpa menanggapi ucapan Farah.
"Tante..!" Ucap Bobby tak kalah terkejut melihat kehadiran Nia.
"Anak ini keponakan elu Far?" Tanya Nia kepada Farah dengan tak percaya.
"Iya, dia Bobby keponakan gue. Memang nya elu kenal sama dia?" Tanya Farah sambil menatap Nia dan Bobby secara bergantian.
"Astaga..! Jadi dia keponakan nakal yang pernah elu ceritain sama gue?" Ucap Nia, ia terduduk lemas di atas sofa di ruangan tersebut.
"Iya. Lu kenal keponakan gue?" Tanya Farah, penasaran.
"Kenal lah, orang Tante itu yang mengajarkan Bobby bolos sekolah." Ucap Bobby sambil tersenyum kepada Nia.
"Apaan lu..! Cuma sekali doang." Ucap Nia sambil melotot kepada Bobby.
"Sebentar, sebentar, sebentar." Ucap Farah sambil memijat kepalanya yang mulai terasa pusing.
"Ngajarin bolos gimana maksudnya?" Tanya Farah kepada Bobby.
Bobby pun tersenyum penuh arti menatap Nia.
"Jadi begini, waktu gue mau interview, gue gak dapat-dapat taksi. Terus keponakan elu berhenti di depan gue, gue kira dia tukang ojek. Habis nya, baju sekolah nya tertutup jaket. Ya, bukan salah gue dong."
"Terus gue minta di antarkan ke kantor, gue langsung naik ke boncengan nya. Setelah itu baru gue tahu kalau dia pelajar. Tapi, gue sudah mau terlambat. Terus, gue suruh deh dia bolos." Ucap Nia sambil tersenyum sungkan.
"Betul itu." Ucap Bobby sambil tersenyum jahil.
"Ya ampun Nia." Ucap Farah sambil menatap Nia dengan tak percaya.
"Sorry, gue gak tahu itu keponakan elu. Tapi, memang dia bandel banget loh. Masa setelah itu dia neror gue gitu." Ucap Nia sambil menunjuk Bobby yang kini seperti seseorang yang tertuduh.
"Meneror bagaimana?" Tanya Farah kepada Nia.
"Iya, masa dia....
"Begini Tante. Tante Nia ini, kan berjanji kepada Bobby, dia mau traktir mie ayam. Ya sudah, Bobby tagih dong. Eh, malah di tuduh meneror." Ucap Bobby dengan mimik wajah sedih nya.
"Tapi, kan sudah mau gue traktir..! tapi lu gak mau gue bayarin..!" Ucap Nia sambil menghampiri Bobby yang sedang duduk di atas ranjang.
"Iya, itu pun cuma nasi goreng. Janji nya kan mie ayam. Malah mie ayam saya yang bayarin lagi." Ucap Bobby bersungut-sungut.
"Ih...! ini anak benar-benar ya..!" Ucap Nia sambil menjewer kuping Bobby.
"Aduh, aduh, aduh. Tante, tolong Bobby." Ucap Bobby kepada Farah.
Farah hanya bisa menatap Nia dan Bobby, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gue punya keponakan sama sahabat sama aja gila nya." Ucap Farah sambil kembali melahap buah apel di tangan nya.
"Ehem...saya di cuekin nih?" Ucap Roy yang dari tadi di abaikan oleh mereka.
"Ya ampun maaf Pak, Bapak mau minum apa?" Tanya Farah kepada Boss nya itu.
"Tidak usah repot-repot, kami yang seharusnya membawa buah tangan. Tetapi tadi terjebak macet, jadi tidak sempat mampir kemana-mana." Ucap Roy kepada Farah.
"Terimakasih loh Pak, sudah bersedia menjenguk keponakan saya." Ucap Farah yang terlihat sungkan kepada Roy.
Bobby menatap Roy, lalu ia menatap Nia.
"Apa dia kekasih Tante Nia?" Gumam Bobby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
susi 2020
😲😲😲
2023-06-04
1
susi 2020
🥰🥰😍
2023-06-04
1
Wati Simangunsong
bobby patah hati nie
2021-12-16
1