Dengan tergesa-gesa, Nia memasuki gedung kantor barunya. Dirinya terlihat sangat bersemangat di hari pertamanya bekerja.
"Selamat pagi." Sapa Nia kepada resepsionis kantor.
"Selamat pagi, Mbak Nia ya?"
"Iya Mbak, saya Nia." Sahut Nia.
"Mbak Nia, diminta langsung ke ruangan Bapak Roy." Ucap resepsionis itu.
"Oh, Bapak Roy sudah datang ya?"
"Sudah Mbak, Bapak Roy sudah lebih dahulu datang dari pada pegawainya yang lain."
"Oh begitu, baik Mbak. Terima kasih informasinya." Ucap Nia. Lalu, ia bergegas menuju lift dan menekan tombol bertuliskan angka sepuluh, menuju di mana ruangan Roy berada.
Tok..Tok..Tok..Tok..!
Nia mengetuk pintu ruangan Roy. Tak lama kemudian, terdengar suara lelaki itu dari dalam ruangan yang menyuruhnya untuk masuk. Perlahan Nia membuka pintu itu dan masuk ke dalam ruangan lelaki itu.
"Selamat pagi Pak." Sapa Nia kepada Roy.
"Pagi, sudah siap untuk bekerja?" Roy tersenyum kepada Nia. Senyum manis lelaki hitam manis tersebut membuat Nia menjadi grogi.
"Su..su..sudah Pak." Jawab Nia dengan terbata-bata.
"Kok gugup seperti itu? Kamu grogi ya di hari pertamamu?" Ucap Roy sambil menatap mata Nia.
"Sedikit." Ucap Nia, sambil memberanikan diri untuk menatap dan tersenyum kepada Roy.
Roy membalas senyuman Nia. Lalu, ia mengangkat gagang teleponnya yang terletak di atas meja kerjanya dan menekan nomor yang akan menghubungi nya dengan seseorang di ujung sana.
"Far, kamu ke sini sebentar." Ucap Roy kepada seseorang lewat teleponnya. Lalu, ia kembali menaruh gagang teleponnya dan menatap Nia kembali.
"Saya akan memperkenalkan kamu kepada sekretaris pribadi saya. Nanti, dia akan menunjukkan di mana ruanganmu dan kamu bisa langsung bekerja. Usahakan yang terbaik untuk perusahaan saya."
"Baik Pak." jawab Nia sambil mengangguk.
Tak lama kemudian pintu ruangan Roy diketuk oleh seseorang.
"Masuk." Ucap Roy, mempersilakan seseorang yang berada di balik pintu itu untuk masuk ke dalam ruangannya.
Seorang wanita cantik masuk ke dalam ruangan Roy. Wanita itu melangkah dengan anggunnya menuju meja kerja Roy.
"Selamat pagi Pak, ada yang bisa saya bantu." Sapa wanita itu.
"Nia, perkenalkan ini Farah. Sekretaris pribadi saya." Ucap Roy kepada Nia, sambil menunjuk Farah.
Nia menoleh kepada Farah, dan Farah pun memperhatikan wajah Nia.
"Nia..!"
"Farah..!"
Seru mereka berdua.
Mereka sama-sama terkejut melihat orang yang sangat dikenalnya, berada di ruangan yang sama.
"Ya ampun!" Seru Farah sambil menghampiri Nia dan memeluk sahabatnya yang sudah lima tahun belakangan ini tidak pernah bertemu lagi dengannya.
Nia berdiri dari kursinya. Lalu, membalas pelukan Farah dengan erat.
"Apa kabar lu? buset kangen banget gue sama lu tahu nggak!" Ucap Nia. Ia tidak bisa menahan dirinya di depan Roy saat melihat Farah di sana.
"Baik, ya ampun! hidup gue hampa tampa lu, Nia. Sumpah!" Ucap Farah sambil melepaskan pelukan nya dari tubuh Nia.
"Lebay lu, segala hampa." Ucap Nia sambil terkekeh.
"Jadi kalian sudah saling kenal." Ucap Roy yang merasa diabaikan di sana.
"Eh, Pak. Maaf kita kelepasan, maklum kita soulmate banget Pak. Kita berteman sudah dari SMA." Ucap Farah kepada Roy, sambil kembali menata sikapnya.
"Oh begitu, enak dong bertemu dengan teman lama dan kini satu kantor." Ucap Roy sambil tersenyum kepada kedua wanita yang berdiri di hadapannya.
"Oh, jadi Nia pegawai baru nya Pak?" Tanya Farah sambil menatap Roy dan Nia dengan tatapan tak percaya.
Roy hanya mengangguk dan tersenyum kepada Farah.
Farah langsung melompat kegirangan seperti anak kecil. Lalu, ia merangkul Nia dengan gembira.
"Ya sudah sana, beri tahu Nia ruangan yang akan ia tempati." Perintah Roy kepada Farah.
"Siap laksanakan Pak." Ucap Farah dengan bersemangat.
Roy hanya menggeleng-geleng kan kepalanya melihat tingkah Farah yang begitu lucu di matanya.
Nia mengikuti langkah Farah keluar dari ruangan Roy. Lalu, ia menutup kembali pintu ruangan itu. Nia dan Farah saling berpandangan dan kembali berpelukan.
"Nia Nenek grandong ku tersayang!" Seru Farah.
"Grandong, sembarangan amat sih lu Far!" Ucap Nia sambil cemberut.
"Nah, cemberut elu ini yang gue suka." Ucap Farah sambil tertawa geli.
"Sudah buruan, di mana ruangan gue." Ucap Nia sambil menahan tawanya.
"Yuk, yuk." Farah menarik lengan Nia menuju ruangan yang akan di tempati oleh Nia. Sedangkan Nia mengikuti langkah kaki Farah dengan tergopoh-gopoh.
"Pelan-pelan kenapa sih." Ucap Nia kepada Farah.
"Lu marah-marah mulu, gak berubah-berubah lu ya." Ucap Farah sambil tertawa lebar.
"Eh, Far. Gimana kabar yang lain nya?"
"Siapa? Rara? Fathur? Alin? Naya?"
"Ya semua." Ucap Nia.
"Rara dan Fathur sudah memiliki anak, sekarang anak nya berusia dua tahun. Boutique nya juga sudah pindah di daerah Jakarta Selatan. Sedangkan Fathur sudah memiliki usaha Design sendiri."
Nia terdiam mendengar kabar tentang Rara dan Fathur.
"Alin masih di penjara. Gak tau gue kabar nya juga. Sepertinya dia akan bebas pertengahan tahun depan deh." Sambung Farah.
"Serius lu?" Ucap Nia, tak percaya.
"Ya kabar nya sih. Benar atau enggak, gue gak tau juga." Ucap Farah.
"Kalau Naya?" Tanya Nia dengan wajah yang serius.
"Nah, gue gak pernah tahu tentang itu anak. Dia menghilang begitu saja. Kabarnya sih, si Andreas masih nyariin dia. Ingin balikan katanya."
"Edan..!" Seru Nia.
"Ya begitulah. Andreas itu baru sadar, kalau dia butuh Naya. Sampai kabarnya, dia itu mencari-cari Naya ke berbagai kota gitu deh, lebay kan?" Ucap Farah sambil mencebikkan bibirnya.
"Jijik gue sama si Andreas. Gak habis pikir gue sama dia. Tapi, dia sekarang masih begitu gak sih?" Tanya Nia lagi.
Kini jurus biang gosip Nia keluar. Yaitu, menggali informasi yang terpercaya.
"Mana gue tahu." Ucap Farah, sambil membuka pintu sebuah ruangan.
"Nah ini ruangan lu Nia. Kerja yang benar, Pak Roy orang nya asik. Susah dapat Boss kayak dia. Jadi, lu kerja sepenuh hati Ok..!" Ucap Farah.
"Siap." Sahut Nia sambil menatap Farah penuh dengan kerinduan.
"Sudah, reunian nya nanti saja. Pulang kerja, lu ikut ke rumah gue ya." Ucap Farah.
"Ok. Oh iya, Apa kabar anak lu Far? Siapa namanya?" Tanya Nia.
"Namanya Queen. Nanti di rumah juga lu ketemu sama Queen. Jadi, pulang kerja lu harus ikut gue. Jangan menolak!" Ucap Farah sambil melotot kepada Nia.
"Siapppppp....!" Nia tersenyum kepada Farah.
"Ya sudah, Pulang kerja gue tunggu di lobby ya." Ucap Farah, sebelum ia menutup pintu ruangan Nia.
Nia pun mengangguk. Lalu, melambaikan tangannya kepada Farah. Nia tidak menyangka sama sekali bila ia akan bertemu dengan Farah di kantor ini.
Tetapi, pertemuannya dengan Farah tidaklah buruk. Dengan adanya Farah di kantor ini, ia akan tidak bosan atau merasa asing di kantor ini.
Nia kembali tersenyum mengingat sikap Farah kepadanya. Sahabatnya itu tidak pernah berubah, Farah tetap menjadi sahabat yang asik dan selalu bersemangat apabila bertemu dengannya.
Nia melirik tumpukan kertas di atas mejanya. Pekerjaan baru nya sudah menanti. Nia meraih tumpukan kertas tersebut. Lalu, mulai membaca isi dari kertas-kertas itu satu persatu. Ia pun mulai tenggelam dalam pekerjaan baru nya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Hikky :>
roy sama farah pasti
2023-08-24
0
susi 2020
😲😲
2023-06-04
1
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-06-04
1