Jika Itu Maumu

Rangga menatap kosong pemandangan di sekitar pantai.

Hari ini, Isye mengajaknya untuk sekedar melepas penat setelah beberapa hari lamanya berkutat dengan kegiatan dan kesibukan di bangku kuliah.

Isye melirik sekilas ke arah Rangga yang sedari tadi hanya diam saja melihat deburan ombak di pantai.

Ehmmm...

Isye berusaha memecah keheningan di antara mereka berdua.

Rangga menoleh pada Isye sekilas.

Lalu kembali mengarahkan pandangannya menikmati deburan ombak di pantai.

Pikiran Rangga berkecamuk, antara ingin mengatakan sesuatu dan menahan keinginannya agar tak terjadi perpisahan antara Ia dan Isye.

Sementara itu Isye juga tengah berpikir, bagaimana Ia bisa dengan kuat hati memberikan sepucuk surat yang telah ditulisnya beberapa minggu lalu pada Rangga. Sedangkan jika Ia berada dekat dengan Rangga, rasa sayangnya masih saja tetap ada.

Argh...

Rangga membalikkan badannya menatap Isye, mencoba membuka pembicaraan.

"Sudah lama ya-kita nggak pernah lagi pergi berdua seperti ini." Rangga memecah kekakuan di antara mereka.

"Iya." Sahut Isye sembari menatap mata Rangga lalu mengalihkan pandangannya, mencoba memandang lepas deburan ombak di kejauhan.

Rangga membuka sebotol air mineral dan mengangsurkannya pada Isye.

"Thanks." Isye menerima botol air mineral dari tangan Rangga dan meminumnya.

Diam kembali menyapa mereka berdua.

Mereka larut dalam pikiran masing-masing.

Sampai kapan aku bisa berani mengatakan apa yang selama ini mengganjal di hati, bisik Rangga dalam hati.

Rasanya, Rangga akan merasa berat dalam menjalani hubungannya dengan Isye, jika apa yang telah Ia rasakan masih saja dipendam.

Isye juga merasa segan untuk memulai percakapan dengan Rangga.

Dulu saat mereka pergi ke pantai, biasanya mereka berjalan di bibir pantai menikmati sapuan ombak si kaki mereka.

Kini, hanya diam yang menyelimuti mereka.

Isye merasa jika dibiarkan terlalu lama, tak baik juga untuk hubungan mereka berdua.

Isye membuka tasnya dan mengambil sepucuk surat.

Diangsurkannya surat bersampul biru muda pada Rangga.

Rangga menerimanya dengan tatapan penuh tanda tanya.

Isye menganggukkan kepalanya.

"Baca nanti setelah di rumah, ya." Pinta Isye.

Isye menelan kesedihan yang telah ditorehkannya sendiri.

Rangga menatap sepucuk surat yang diberikan oleh Isye untuknya.

"Kita jalan yuk, lalu pulang." Ujar Isye mencoba tersenyum.

Mereka berdua menyusuri bibir pantai dengan membiarkan kaki mereka yang tanpa alas kaki tersapu oleh ombak yang menghantam bibir pantai.

Entah, apakah ini terakhir kalinya aku bisa menikmatinya dengan Rangga, bisik hati Isye.

\=\=\=

Rangga membuka perlahan sebuah surat bersampul biru muda.

dibacanya perlahan goresan pena dari Isye.

Rangga menghela napas, Ia bingung bagaimana Isye tahu tentang apa yang dirasakannya saat ini.

Siapa yang telah memberitahu Isye ya, tanya Rangga dalam hati.

Rangga berpikir keras menemukan jawaban siapa yang telah nekat memberitahukan ini semua pada Isye.

"Dinda," tebaknya.

"Pasti, siapa lagi?" Bisiknya.

Ya, hanya pada Dinda dan Danang, Ia sempat bercerita kalau sampai saat ini Ia tengah mengalami sakit hati yang teramat dalam.

Tapi, bagaimana mungkin Dinda bisa bercerita, kenal dengan Isye pun tidak.

Rangga mengacak-acak rambutnya dengan gusar.

Dibacanya kembali isi surat Isye.

Isye Rela membiarkannya untuk pergi.

Apakah ini juga mauku? Tanya Rangga dalam hatinya.

Aku memang sakit hati dan juga patah hati. Tapi untuk meninggalkan Isye, apakah ini pilihan yang terbaik setelah sekian lama mereka bersama?

Rangga sadar, setiap manusia pasti punya celah untuk berbuat khilaf. Namun sebagai manusia biasa Ia akan berusaha memaafkan kesalahan terbesar sekalipun. Rangga hanya berusaha menjadi manusia yang baik.

Tapi, ini masalah hati Rangga. Bisik hati kecil Rangga seolah tak terima.

Apa kamu akan membiarkan seseorang yang telah begitu tega melukaimu dan dengan begitu mudahnya akan kamu terima dengan tangan yang terbuka lebar?

Kamu sungguh naif, di mana harga diri kamu? bisik sisi hati Rangga yang lain.

Harga diri? Iya. Rangga tentu saja tak mau diinjak-injak harga dirinya oleh siapapun. Rangga berusaha menjadi orang yang baik dan selalu memperhatikan dan menghargai orang lain.

Begitu mudahkah Ia bisa menerima Isye kembali dengan segenap cinta yang dulu pernah Ia miliki?

Rangga menggeleng-gelengkan kepalanya.

Namun, Ia juga sempat berjanji dalam hati kecilnya, akan menjadikan Isye sebagai bagian dari hidupnya. Cinta pertama dan juga cinta terakhir, itulah Isye.

Rangga membuka jendela kamarnya. Ia menatap langit yang terlihat cerah malam ini, dipenuhi bintang yang bersinar gemerlap. Seolah memberi harapan padanya untuk memiliki kehidupan yang lebih cerah.

Terbayang raut wajah Isye siang tadi yang penuh gurat kesedihan ketika menyerahkan sepucuk surat yang baru saja Ia tahu apa isinya.

Isye, dengan sepenuh hati mengakui kesalahannya. Tegakah Ia meninggalkan Isye begitu saja?

"Aku tak tahu." Gumam Rangga sendirian.

Malam kian larut, angin sejuk yang menerpa wajah Rangga, membuatnya sedikit menahan kantuk.

Hufft, dihelanya napas perlahan.

Rangga mematikan lampu belajarnya dan menjatuhkan diri di pembaringan, matanya terlihat menerawang jauh.

"Aku butuh waktu, untuk menjawab semua ini." Rangga bangkit dan menuju meja belajarnya kembali.

Rangga mengambil sehelai kertas dan menuliskan apa yang menjadi ganjalan di hatinya.

Dear Isye,

Rangga tampak mengernyitkan dahi, haruskah aku ungkapkan semua?

Sungguh, aku tak tahu siapa yang sudah mengatakan ini semua padamu.

Digoreskannya kembali kata demi kata.

Tapi, jujur saja itu memang benar adanya.

Aku menutupi semua itu sudah sejak lama. Karena aku tak mau melihatmu bersedih.

Melihatmu bersedih, sama saja memberi beban pada hatiku sendiri.

Aku menyayangimu dan terbersit satu keinginan untuk menjadikanmu sebagai cinta pertama dan juga cinta terakhirku. Kamu pun sudah tahu tentang itu, kan?

Tapi maaf, setelah aku tahu bahwa kamu menodai cinta dan kepercayaan yang sudah aku berikan, rasanya hati ini sakit dan hancur.

Aku tak tahu lagi, apa yang harus aku lakukan saat itu. Aku hanya memilih untuk diam dan perlahan menjauh darimu untuk mengusir rasa sakit hati ini.

Namun, untuk membencimu yang sudah menodai kepercayaanku itu pun tak bisa kulakukan dengan mudah.

Ada banyak hal yang membuat aku tak bisa membencimu.

Namun jujur untuk membina hubungan yang sama seperti dulu lagi, masih saja ada rasa yang seperti mengganjal di hati. Itulah yang membuat jarak di antara kita.

Aku mohon kamu bisa mengerti.

Aku butuh waktu untuk semua ini.

Biarlah waktu yang akan mengurai semua pertanyaan dan juga jawaban atas semua ini.

Aku bebaskan kamu untuk melakukan apa saja tanpa memikirkan bagaimana perasaanku.

Saat ini, aku betul-betul tak tahu harus bagiamana. Aku juga tak mau mempermainkan perasaanmu dengan menunggu-nunggu jawaban dariku.

Jika kamu relakan aku untuk pergi, apakah itu jalan terbaik menurutmu? Kalau itu jalan terbaik, apakah tak ada pilihan lain?

Aku hanya ingin menjeda waktu tanpa memberimu beban dengan harus menunggu jawabanku.

Kita sudah lama bersama, jadi aku anggap kamu sudah paham betul dengan sifatku.

Jika memang kepergianku dari hidupmu adalah hal yang kamu inginkan, aku menyerah.

Pergilah, namun betapa harus kamu tahu, aku tak menginginkan untuk pergi sebenar-benarnya.

Aku bukan lelaki yang mudah untuk jatuh cinta. Aku hanya perlu memperbaiki kondisi hatiku saat ini.

Betapa luka yang tertoreh teramat dalam.

Maafkan Aku...

Semua pilihan ada di tanganmu. Aku pasrahkan semua padamu.

Aku tak mau menghalang-halangi orang yang teramat aku sayangi.

Aku ikhlas jika itu keinginanmu.

Salam sayang.

Rangga melipat kertas berisi goresan penanya.

malam kian larut, Rangga meraih foto Isye dan mengusapnya perlahan.

Angin yang berhembus di luar sana, seakan ikut merasakan perihnya hati Rangga saat ini.

Terpopuler

Comments

The Yelion

The Yelion

aku kasih boomlike biar semangat

2021-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!