Luruh Lara di Bahu

Isye terdiam, Ia sama sekali tak menyangka kalau Rangga telah tahu hubungannya dengan Aldi selama ini.

Isye tampak mengernyitkan dahi, Ia tengah berpikir, bagaimana bisa Rangga sampai mengetahui hal ini. Selama ini Ia menyimpan rapat hubungannya dengan Aldi, bagaimana bisa orang lain sampai tahu, terutama Rangga.

"Hellow..." Dina mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Isye yang tampak termenung dan bingung.

"Kenapa, Kamu kaget dengan apa yang barusan aku katakan?"

"Menurutku..." Dinda mengetukan jari telunjuk di dagunya.

"Sorry, ini cuma pendapatku-jangan marah."

"Kamu terlalu bodoh untuk mengkhianati Rangga."

"Aku yang baru beberapa bulan saja mengenalnya- jujur-Ia membuatku jatuh cinta lagi."

"Meski Rangga cuek dan dingin. Tapi-Aku tahu, itu bukan sifat dia yang sebenarnya." Imbuh Dinda lagi.

"Ia melakukan hal itu, karena Ia-tak ingin patah hati lagi untuk yang kedua kalinya."

"Jadi, Ia lebih membentengi dirinya sendiri sekarang." Papar Dinda, membuatnya terlihat jauh lebih dewasa.

"Yah, aku paham. Aku hargai sikap Rangga, setelah tahu alasan yang sebenarnya."

"Aku juga berulangkali-pernah mengalami patah hati. Aku sudah pasrah dan tak mau mengenal cinta lagi. Tapi-setelah bertemu dengan Rangga...semuanya jadi berubah."

"Tapi, Aku bukan tipe perebut kebahagiaan orang lain. So...Aku akan menjauhi Rangga mulai sekarang." Dinda menatap wajah Isye lekat.

"Kalau-Aku boleh kasih saran...bahagiakan Rangga. Aku ikhlas." Ujar Dinda sembari menghela napas.

Dinda menepuk bahu Isye dan melenggang meninggalkan Isye yang masih saja diam terpaku.

Isye menatap kepergian Dinda dengan perasaan yang sulit untuk dijelaskan.

Rangga meminta waktu pada Dinda. Apakah Rangga juga punya perasaan yang sama dengan Dinda, setelah apa yang Ia lakukan pada Rangga? tanya Dinda dalam hati.

Sungguh, aku jahat sekali pada Rangga. Aku dengan mudahnya bermain hati.

Isye tampak mengepalkan tangannya.

Isye tak tahu, apa yang harus Ia lakukan saat bertemu Rangga besok pagi. Seperti biasanya Rangga pasti akan mengantarnya ke kampus, karena jadwal kuliah mereka besok kebetulan sama jamnya.

\=\=\=

Malam ini, terasa sulit bagi Isye untuk dapat memejamkan matanya.

Dibukanya lembar demi lembar buku diarynya.

Ada foto Rangga dan juga Aldi.

Isye membelai foto Rangga, merasa menyesal telah tega berbuat yang melukai hati Rangga.

Sesaat kemudian, Isye mengambil foto Aldi. Dengan senyumnya, Aldi telah berhasil meluluh lantakkan hatinya. Kini, Ia tinggalkan Aldi demi Rangga.

Isye merasa menjadi orang terjahat di muka bumi ini.

Ia telah demikian tega melukai kedua orang yang sama-sama Ia sayangi.

Ia yang salah, andai saja tak membuka peluang bagi Aldi untuk masuk lebih jauh ke dalam hatinya, semuanya tak akan menjadi seperti ini.

Isye sadar, ini semua salahnya.

Entah, apa yang harus Ia lakukan sekarang. Berjuang untuk mendapatkan Rangga kembali atau perlahan melupakan Rangga yang dulu pernah ada dan membiarkan Ia pergi.

Mungkin, membiarkan Rangga pergi dariku adalah pilihan terbaik. Pikir Isye.

Teringat perkataan Dinda, kalau Rangga tak bisa membencinya begitu saja, meski hati Rangga sudah terluka.

Arrgh...

Isye mencoba menulis sepucuk surat untuk Rangga.

Dear Rangga,

Penanya mulai menggores kata demi kata.

Berjuta maaf terucap dari dalam hati tulus untukmu.

Jika benar, apa yang aku dengar dari seseorang bahwa kamu sudah merasa sakit hati atas apa yang aku perbuat, aku minta maaf.

Benar-benar minta maaf.

Aku mengaku khilaf, saat itu aku benar-benar butuh seseorang untuk saling menguatkan. Karena aku tak biasa jauh darimu.

Aku terlalu manja. Maafkan aku...

Aku sadar, aku telah melakukan kesalahan besar dan menghancurkan impian kita untuk hudup bersama kelak.

Jujur, Aku lebih memilihmu. Hingga aku telah membuat keputusan meninggalkannya yang telah memberiku kebahagiaan sesaat, namun membuatku juga menjadi kehilanganmu.

Aku sadar, Aku hanya butuh Kamu, Aku hanya bisa menyayangi dan mencintaimu.

Rasanya begitu takut dan Aku merasa tak akan sanggup jika harus kehilanganmu.

Aku sadar, kesalahan besar sudah kuperbuat dan ini melanggar komitmen kita untuk saling percaya dan setia.

Aku tahu, satu konsekuensi harus aku terima.

Isye menyeka genangan air hangat di sudut matanya.

Aku menyerahkan semua keputusan ini padamu.

Namun, perlu Kamu tahu, betapa aku sangat mencintai kamu.

Kesalahanku memang teramat besar. Namun, masih adakah sedikit saja ada rasa cinta yang masih tersisa untukku, yang dulu pernah kamu miliki untuk gadis kecilmu?

Mungkinkah cinta yang masih tersisa bisa jadi satu alasan untuk memaafkan kesalahan yang telah aku perbuat?

Love You.

Dibacanya krmbali goresan tinta yang telah Ia tulis.

Isye merebahkan dirinya di atas pembaringan. Waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari, namun rasanya matanya tak mau diajak kompromi, tak mau terpejam juga.

\=\=\=

Aldi dan Fian sedang duduk di teras rumah Fian, sore itu awan terlihat cerah.

Aldi dan Fian senang sekali menghabiskan waktu sore hari sambil menikmati senja.

"Al." Fian membuka percakapan dengan nada yang terdengar serius.

"Ya?" Tanya Aldi. Ia menatap wajah Fian yang terlihat serius tak seperti tadi saat sedang bercanda.

"Sebentar lagi-kita lulus."

"Kamu-mau melanjutkan kuliah ke mana? Tanya Fian.

"Aku sih ingin ke Yogyakarta."

"Tapi ya-lihat nanti saja." Ujar Aldi.

"Aku ingin masuk ke perguruan Tinggi Negeri."

"Kamu sendiri?" Tanya Aldi lagi.

"Aku-kalau bisa cari yang dekat saja, kasihan Ibu kalau aku jauh." Jelas Fian.

"Iya sih, pasti ibu kesepian kalau nggak ada Kamu." Papar Aldi lagi.

"Ya-nggak apa-apa, nanti kan kita masih bisa komunikasi." Aldi mencoba menenangkan hati Fian.

"Iya-sih." Ujar Fian menghilangkan keraguan di hatinya sendiri.

Sepertinya Fian merasa akan jauh dari Aldi setelah mereka lulus nanti.

Entah, perasaan apa ini, bisik Fian dalam hati. Seharusnya Ia tak boleh begini.

Tapi Aldi bersikukuh, kalau tujuannya saat ini adalah mencari ilmu untuk masa depan. Aldi berjanji pada Fian akan tetap setia.

"Fi-Aku tahu, Kamu ragu." Aldi menghela napas, mengingat kembali Fian yang berusaha menjauhinya karena kehadiran Isye.

"Tapi-Aku akan berusaha untuk setia padamu." Aldi menatap lekat wajah Fian dan mencoba meyakinkan hati Fian.

"Kita pernah bersahabat dan pada akhirnya-jadi saling dekat-lebih dari sekedar sahabat. Kita saling membutuhkan, Fi." Jelas Aldi.

Fian tampak menganggukan kepalanya. Ia tahu mereka telah bisa melewati masa sulit mereka.

Haruskah Ia rela jika semua berakhir akibat keraguannya sendiri?

"Fi-jangan pernah ragu lagi denganku. Aku nggak akan pernah sanggup kehilangan Kamu." Ujar Aldi berusaha meyakinkan Fian.

Fian tersenyum, Aldi membalas senyuman manis Fian yang sedari dulu sangat Ia suka.

\=\=\=

Rangga membolak-balik majalah yang Ia baca di teras rumah kostnya.

"Kelihatan gelisah Kamu, Bro" ujar Danang melihat Rangga yang duduk di sampingnya terlihat tak membaca majalah yang Ia pegang.

"Hum-sok tahu." Ujar Rangga mencoba berkelakar dengan memajukkan bibirnya beberapa centi.

"Ya-Aku tahulah. Feelingku mengatakan-teman kostku saat ini, sedang dalam keadaan gegana." Ucap Danang dengan mimik muka yang dibuat seserius mungkin.

"Gegana? Apa lagi itu. Seram banget kedengarannya." Tanya Rangga.

"Mau tahu-apa mau tahu banget nih?" Ledek Danang seraya mengambil sepotong pisang goreng dan hap, langsung Ia habiskan.

"Eh-sisain, jangan dimakan semua." Rangga menarik piring berisi pisang goreng yang tinggal dua potong isinya.

"Dasar anak kost." Rutuk Danang.

" Yeay-Kamu sendiri anak mana?" Tanya Rangga sembari tergelak.

"Aku-anak ibu donk." Danang tertawa tergelak.

"Tadi apa itu, ge-" Rangga berusaha mengingat-ingat yang tadi Danang katakan.

"Gegana? ya kaya Kamu sekarang, gelisah-galau-merana." Ujar Danang terkekeh sambil ngeloyor pergi meninggalkan Rangga.

"Awas yah." Rangga tergelak juga mendengar apa yang Danang ucapkan barusan.

Rangga hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat ulah kocak teman satu kostnya.

"Thanks, pisang gorengnya. Lain kali beli yang banyak." Ujar Danang.

"Beli sendiri sana." Rangga membalas ucapan Danang sembari tertawa terkekeh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!