Ambruk

Sepanjang perjalanan pulang selepas mengunjungi pesta salah satu temannya disebuah klub malam, Anastasya tampak terdiam. Tak ada sepatah kata yang terlontar dari bibir tipisnya. Zara pun menyadari akan perubahan sikap Nonanya.

Hingga menepikan mobilnya di depan toko pun, Anastasya masih diam.

"Apa Nona akan langsung pulang?" Zara memberanikan diri untuk bertanya setelah sekian lama keduanya saling bungkam.

"Zara," ucap Anastasya lirih. Namun tak berniat menjawab pertanyaan yang dilontarkan gadis di sampingnya.

"Iya Nona."

"Aku harap, selepas kau menyaksikan semua kejaduan tadi, kau tidak akan berfikiran buruk tentangku." Anastaya menghela nafas berat. Mesin mobil sudah mati sedari tadi, namun baik Anastasya atau Zara masih enggan untuk turun.

"Nona,"

Anastasya tersenyum samar, namun menyiratkan akan kepedihan. "Aku yakin, sedikit banyak ucapan teman-temanku tadi, membuatmu bertanya-tanya seperti apa kehidupanku sebenarnya."

...Memang seperti itulah yang sempat terbayang diotakku Nona....

"Bu-bukan seperti itu Nona, hanya saja---

Anastasya tergelak, "Tak perlu menyembunyikan sesuatu yang sudah nyata terlihat, wajar saja jika kau berfikir semacam itu. Bukan hanya kau, hampir semua orang yang menyaksikan kejadian semacam itu berfikiran sama denganmu."

Memang benar adanya. Hampir semua wanita yang mamasuki klub, mengenakan pakaian minim dengan mengekspos beberapa bagian tubuh yang semestinya tertutupi.

"Aku memang sering memasuki klub malam, tapi itu dulu." Anastasya tertunduk dalam, jemarinya mencengkeram kemudi kuat. "Sepertinya, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk aku menceritakan semuanya padamu. Beristirahatlah, hari sudah larut malam."

Anastaya meraih beberapa kotak makanan yang sempat ia beli untuk beberapa penjaga keamanan toko. "Berikan ini pada para penjaga."

"Baik Nona." Zara menerima bungkusan kotak itu dan membuka pintu mobil. Selepas melambaikan tangan dan mobil yang kendarai Nonannya menghilang dikegelapan malam, Zara lekas menuju pos keamanan dan memberikan makanan tersebut pada ke4 penjaga yang disambut wajah ceria dari mereka.

*****

Langkah gadis cantik bertubuh mungil itu tampak gontai menyusuri tangga menuju lantai atas di mana kamarnya berada. Duduk dengan menatap pantulan wajahnya pada meja rias, Zara masih mampu mengingat dengan jelas ucapan demi ucapan yang terlontar dari teman Anastasya yang terkesan memojokkan sang Nona tersebut.

Meski sejujurnya ia tak faham apa maksud ucapan kelima perempuan itu, namun nyatanya Anastasya sempat naik pitam dan hanya menyerahkan sebuah kotak berisikan arloji mewah dari Brand Alexandre christie sebagai kado, sebelum meninggalkan tempat itu.

Apa yang sebenarnya sudah terjadi dalam kehidupan Nona Anastasya. Sebenarnya aku hanyalah orang asing baginya, tapi kenapa secara perlahan Nona justru terkesan menariku untuk memasuki kehidupannya. Entah itu ia sadari, atau bahkan tidak.

Zara merebahkan tubuhnya diranjang empuk, berlapiskan sprei biru muda bermotif bunga. Menatap nanar langit-langit kamar untuk beberapa saat. Beberapa wajah orang terkasih seakan terpantul.

"Ibu, Ayah, betapa anakmu ini sangat merindukan kalian berdua. Maaf, untuk sekarang anakmu masih tak berani untuk memberi kabar. Tapi Zara berjanji, selepas mendapatkan upah dari Nona, Zara akan pulang dan memastikan pada Ibu dan ayah, jika anakmu ini sedang baik-baik saja."

Pantulan kedua wajah paruh baya itu serasa menatapnya dengan senyuman lembut. Seolah menjadi pengantar tidur gadis yang samar-samar mulai tak mampu menahan kantuknya. Hingga membuatnya tertidur pulas di balik selimut tebal yang membungkus tubuh mungilnya.

*******

Jika setia fajar menjelang menyambutmu dengan suka cita, tapi tidak berlaku pagi ini. Di balik selimut tebalnya, Zara masih menggeliat kesana kemari mengumpulkan kesadarannya. Kepalanyapun terasa berat dan pusing, hingga menyulitkannya untuk memulai hari seperti biasanya.

Zara memaksakan diri untuk bangun dan mencari di mana kotak obat berada. Memilah satu persatu tablet, dan menemukan obat pereda pusing yang dicari. Meminum secepatnya, berharap rasa itu segera reda.

Obat tablet yang sempat diminumnya cukup memberikan hasil dan meredakan rasa pusing yang menyerangnya. Satu persatu persatu pekerjaan sudah terselesaikan. Menu sarapan pun tersedia dan tersusun rapi di meja makan. Para penjaga keamanan pun sudah mendapatkan makanan yang sudah menjadi bagiannya. Zara mengistirahatkan tubuhnya di sofa, sembari menunggu Anastasya dan karyawan lain datang.

Memang tak ada lagi tugas penting yang Anastasya limpahkan setelah ini padanya. Dirinya pun tak selihai para karyawan lain dalam merangkai bunga. Stok bunga pun masih berlimpah di dalam toko. Para supplier akan mengantarkan bunga setiap beberapa hari dan memastikan tingkat kesegaran bunga sebelum mencapai tangan konsumen.

Tak jarang Anastasya mengunjungi perkebunan bunga yang memang sudah dikelolanya sejak satu tahun lalu itu setiap dua minggu sekali.

Menatap ribuan tangkai bunga beraneka ragam yang serasa melambai-lambai kearahnya, Zara berjalan mendekat. Meraih satu tangkai mawar merah muda segar dengan aroma lembut yang menenangkan kala menyapa indra penciuman. Zara menarik nafas dalam dan memejamkan netra. Menikmati aroma lembut itu seksama.

"Hey, apa yang sedang kau lakukan."

Suara seseorang dan tepukan di bahu, menyadarkan gadis yang tengah terbuai itu.

Zara tersenyum kikuk, mendapati Kiara salah satu karyawan Anastasya yang tanpa disadari sudah berada di dalam toko.

"Aku hanya sedang mencium aroma bunga saja," jawab Zara sembari mengaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Baiklah. Mengingat teman yang lain belum juga muncul, bagaimana jika kau membantuku merangkai bunga saja. Ya hitung-hitung belajar. Bagaimana?"

Zara tak menolak, ia justru merasa senang. Mengingat dengan cara inilah dirinya mampu mengasah penampilan yang bisa menjadikannya sehebat karyawan lain. Namun ada satu yang mengganjal, pusing yang sempat mereda beberapa waktu lalu, kini kembali terasa.

Tetap terlihat biasa, Zara menyimpan rasa agar nampak baik-baik saja. Hanya sesekali netranya tampak terpejam, menahan sakit yang menusuk di kepala. Karyawan lain tampak bersenda gurau seperti biasa. Menikmati rutinitas pekerjaan dalam mengais rezeki dengan suka cita.

Anastasya sedari pagi sibuk di dalam ruang kerjanya di lantai dua. Kiara yang menyadari wajah pucat pasi teman di sampingnya, mendadak khawatir.

"Zara, kau kenapa? Wajahmu pucat sekali. Apa kau pusing?" Pertanyaan bertubu-tubi lolos dari bibir Kiara. Pungung tanggan kananya menyentuh dahi Kiara lembut. "Astaga, badanmu panas. Apa kau demam?"

Zara terdiam, mengingat niatnya untuk menutupi rasa sakitnya dari orang lain. Semua orang di toko pun tengah sibuk dengan urusanya masing-masing. Akan sangat mengganggu jika dengan hanya rasa pusing yang ia rasakan, membuyarkan pekerjaan mereka.

"Tak apa Kak, aku hanya sedikit pusing saja"

"Tapi badan panas, Zara," ucap kiara kekeh pada pendiriannya.

"Zara." Anastasya berdiri di pembatas lantai dua.

Zara mendongak, mencari keberadaan Anastaya yang memanggilnya.

"Iya Nona," jawab Zara dengan bangkit dari tempat duduknya.

"Kemarilah, bantu aku sebentar." Anastasya masih berdiri di tempatnya, menunggu Zara berjalan kearahnya.

"Baik Nona."

"Zara." Kiara berucap lirih, menatap iba pada gadis yang tengah menahan rasa sakit itu. "Berhati-hatilah."

Zara tersenyum tipis dan menganggukan kepala, sebelum meninggalkan kiara yang masih menatapnya khawatir.

Zara mulai berjalan, mengabaikan rasa yang membuat pandangannya mulai berkunang. Menapaki satu demi satu anak tangga dengan langkah berat. Mencengkeram handrail tangga kuat, saat rasa sakit semakin menghunjam hingga tubuhnya nyaris ambruk.

Namun sesosok tubuh kokoh terlebih dulu pasang badan, sebelum tubuh mungil Zara sempat membentur lantai. Pandangan yang berkabut masih mampu bagi zara untuk mengenali siapa sosok pemilik wajah dari orang yang menelongnya, sebelum netranya terkatup rapat tak sadarkan diri.

Tuan Arka

Terpopuler

Comments

Luhde Sugiarthi

Luhde Sugiarthi

semakin menarik...🤩

2021-04-10

0

Tiah Sutiah

Tiah Sutiah

lanjut thor aq suka cerita mu

2021-04-08

0

Anita Jenius

Anita Jenius

Hadir kak..
10 like buatmu.
Mari kita saling dukung.
Semangat up terus ya..

2021-03-18

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Malaikat Penolong
3 Perempuan Asing
4 Pertolongan Tak Terduga
5 Tempat Tinggal Baru
6 Kehidupan Dan Lingkungan Baru
7 Datar Dan Dingin
8 Semangkuk Sup
9 Kehidupan Pergaulan Anastasya
10 Ambruk
11 Menikahlah Dengan Suamiku
12 Menolak
13 Rasa Yang Sulit Dimengerti
14 Tempat Pelarian
15 Isi Hati Anastasya
16 Kejadian Tak Terduga
17 Bayangan Wajah Menyedihkan
18 Makan Malam
19 Persiapan Pernikahan
20 Sah
21 Malam Pertama
22 Tragedi Kamar Mandi
23 Fasilitas Sama
24 Foto Kenangan
25 Abigail Surya Atmadja
26 Jangan Tatap Aku
27 Menagih Janji
28 Berlibur
29 Berlibur Part- 2
30 Kembali Ketoko
31 Ponsel
32 Dekapan Hangat
33 Telur Gosong
34 Kedatangan Ibu
35 Pemikiran Buruk
36 Pertemuan Dengan Ibu Mertua
37 Ibu
38 Mertua Dan Menantu
39 Mertua Dan Menantu Part 2
40 Tentang Rasa
41 Kisah Masa Lalu
42 Kisah Masa Lalu Part-2
43 Aku Mencintaimu
44 Penuh Cinta
45 Panggilan Sayang
46 Nasi Sudah Menjadi Bubur
47 Jangan Ada Penghalang
48 Meluapkan Amarah
49 Dia Hanya Mencintaimu
50 Masa Lalu Anastasya
51 Bahagiakah Hidup Denganku
52 Apakah Istriku Bahagia
53 Tempat Kenangan
54 Olahraga Malam Yang Gagal
55 Datang Bulan
56 Aku Menginginkan Buah Hati
57 Kantong Kejutan
58 Sebaiknya Aku Pergi
59 Bertemu Kembali
60 Penasaran
61 Rasa Nyaman
62 Menghindar
63 Penolakan Yang Menyakitkan.
64 Sejahat Itukah Diriku
65 Ingatan Dokter Bram
66 Perkiraan
67 Sahabat Karib
68 Percuma
69 Alasan Arka
70 Mencari Informasi
71 Tetaplah Menjadi Dirimu
72 Keputusan
73 Dilema
74 Berjanjilah Padaku
75 Hasil
76 Tolong Aku
77 Maafkan Aku
78 Kartu As
79 Keterkejutan
80 Kehidupan Pribadi Sang Pewaris
81 Menemukan
82 Sulit Menerima
83 Saksi Hidup
84 Naluri Seorang Ibu
85 Akhiri Semua
86 Menghilang
87 Karna Aku Mencintainya
88 Penyesalan
89 Jangan Pergi
90 Aku Harus Tau Diri
91 Tempat Tujuan
92 Pencarian
93 Pencarian Part 2
94 Titik Terang
95 Menemukan
96 Aku Dan Kamu, Adalah Kita
97 Oh Anastasya
98 Permintaan Sandy
99 Tetap Bertahan
100 Tidak! Terimakasih
101 Terlambat
102 Ingin Mempersatukan
103 Benci Tapi Rindu
104 Rencana
105 Rencana Part 2
106 Kau Di mana
107 Kau Di Mana Part 2
108 Shock Therapy
109 Faktor Genetik
110 Calon Ibu
111 Luka Yang Terpendam
112 Jelang Resepsi
113 Jelang Resepsi Part 2
114 Resepsi
115 Gagal Sebelum Bertarung
116 Mengulang Masa Lalu
117 Titik Balik
118 Obat Rasa Sakit
119 Kunci
120 Satu Hari Bersamamu
121 Satu Hari Bersamamu Part 2
122 Tuan Menyebalkan
123 Pria Pecundang
124 Rasa Cinta
125 Jangan pernah meragukanku
126 Disebut Ngidam?
127 Merah Muda
128 Terkejut
129 Berbelanja
130 Firasat
131 Ayah
132 Menghapus Masa Lalu
133 Bangunlah Ayah
134 Kau Mau Kemana?
135 Pria Misterius
136 Kehilangan
137 Tawa Berbalut Luka
138 Indah...
139 Jalan Takdir
140 Hingga Akhir Waktu
141 Prama Samudra
142 Hidup Sederhana, Asal Bahagia.
143 Keinginan
144 Janji
145 Mengenang Luka
146 Rasa Yang Berbeda
147 Berjuanglah
148 Kalah Sebelum Berperang
149 Mungkinkah Kau Dan Aku
150 Tak Mampu Menolak
151 Aku Sudah Tau Semua
152 Tak Terduga
153 Sulit Dipercaya
154 Sederhana Namun Romantis
155 Tidak Merasa Direpotkan
156 Mungkin Ini Gila
157 Jawaban
158 Terlupakan
159 Apakah Aku Jahat?
160 Ungkapan
161 Taman Kota
162 Pura-Pura Lupa __ Visual Arka
163 Tanda-Tanda __ Visual Zara
164 Dua Malaikat __ Visual Anastasya
165 Pemimpin Berhati Tulus __ Visual Kenan
166 Secepatnya __ Visual Samudra
167 Ketahuan __ Visual Kiara
168 Waspada
169 Berarti
170 Trauma?
171 Antara Duda Dan Janda
172 Terimakasih
173 Lamaran
174 Berharga
175 Benar-Benar Mencintaimu
176 Istimewa
177 Introgasi
178 Pernikahan
179 Berbahagialah
180 Beruntung
181 Masih Merasa Bersalah
182 Kebahagiaan Sam
183 Aku Takut
184 Manisnya Cinta
185 Pindah
186 Pindah Part- 2
187 Tanpa Jejak
188 Ending
189 Promosi Novel Baru
190 Promosi
191 Sekuel Terjerat Dua Cincin Sang CEO
192 My Boss Is My Ex Husband
193 My Boss Is My Ex Husband
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Prolog
2
Malaikat Penolong
3
Perempuan Asing
4
Pertolongan Tak Terduga
5
Tempat Tinggal Baru
6
Kehidupan Dan Lingkungan Baru
7
Datar Dan Dingin
8
Semangkuk Sup
9
Kehidupan Pergaulan Anastasya
10
Ambruk
11
Menikahlah Dengan Suamiku
12
Menolak
13
Rasa Yang Sulit Dimengerti
14
Tempat Pelarian
15
Isi Hati Anastasya
16
Kejadian Tak Terduga
17
Bayangan Wajah Menyedihkan
18
Makan Malam
19
Persiapan Pernikahan
20
Sah
21
Malam Pertama
22
Tragedi Kamar Mandi
23
Fasilitas Sama
24
Foto Kenangan
25
Abigail Surya Atmadja
26
Jangan Tatap Aku
27
Menagih Janji
28
Berlibur
29
Berlibur Part- 2
30
Kembali Ketoko
31
Ponsel
32
Dekapan Hangat
33
Telur Gosong
34
Kedatangan Ibu
35
Pemikiran Buruk
36
Pertemuan Dengan Ibu Mertua
37
Ibu
38
Mertua Dan Menantu
39
Mertua Dan Menantu Part 2
40
Tentang Rasa
41
Kisah Masa Lalu
42
Kisah Masa Lalu Part-2
43
Aku Mencintaimu
44
Penuh Cinta
45
Panggilan Sayang
46
Nasi Sudah Menjadi Bubur
47
Jangan Ada Penghalang
48
Meluapkan Amarah
49
Dia Hanya Mencintaimu
50
Masa Lalu Anastasya
51
Bahagiakah Hidup Denganku
52
Apakah Istriku Bahagia
53
Tempat Kenangan
54
Olahraga Malam Yang Gagal
55
Datang Bulan
56
Aku Menginginkan Buah Hati
57
Kantong Kejutan
58
Sebaiknya Aku Pergi
59
Bertemu Kembali
60
Penasaran
61
Rasa Nyaman
62
Menghindar
63
Penolakan Yang Menyakitkan.
64
Sejahat Itukah Diriku
65
Ingatan Dokter Bram
66
Perkiraan
67
Sahabat Karib
68
Percuma
69
Alasan Arka
70
Mencari Informasi
71
Tetaplah Menjadi Dirimu
72
Keputusan
73
Dilema
74
Berjanjilah Padaku
75
Hasil
76
Tolong Aku
77
Maafkan Aku
78
Kartu As
79
Keterkejutan
80
Kehidupan Pribadi Sang Pewaris
81
Menemukan
82
Sulit Menerima
83
Saksi Hidup
84
Naluri Seorang Ibu
85
Akhiri Semua
86
Menghilang
87
Karna Aku Mencintainya
88
Penyesalan
89
Jangan Pergi
90
Aku Harus Tau Diri
91
Tempat Tujuan
92
Pencarian
93
Pencarian Part 2
94
Titik Terang
95
Menemukan
96
Aku Dan Kamu, Adalah Kita
97
Oh Anastasya
98
Permintaan Sandy
99
Tetap Bertahan
100
Tidak! Terimakasih
101
Terlambat
102
Ingin Mempersatukan
103
Benci Tapi Rindu
104
Rencana
105
Rencana Part 2
106
Kau Di mana
107
Kau Di Mana Part 2
108
Shock Therapy
109
Faktor Genetik
110
Calon Ibu
111
Luka Yang Terpendam
112
Jelang Resepsi
113
Jelang Resepsi Part 2
114
Resepsi
115
Gagal Sebelum Bertarung
116
Mengulang Masa Lalu
117
Titik Balik
118
Obat Rasa Sakit
119
Kunci
120
Satu Hari Bersamamu
121
Satu Hari Bersamamu Part 2
122
Tuan Menyebalkan
123
Pria Pecundang
124
Rasa Cinta
125
Jangan pernah meragukanku
126
Disebut Ngidam?
127
Merah Muda
128
Terkejut
129
Berbelanja
130
Firasat
131
Ayah
132
Menghapus Masa Lalu
133
Bangunlah Ayah
134
Kau Mau Kemana?
135
Pria Misterius
136
Kehilangan
137
Tawa Berbalut Luka
138
Indah...
139
Jalan Takdir
140
Hingga Akhir Waktu
141
Prama Samudra
142
Hidup Sederhana, Asal Bahagia.
143
Keinginan
144
Janji
145
Mengenang Luka
146
Rasa Yang Berbeda
147
Berjuanglah
148
Kalah Sebelum Berperang
149
Mungkinkah Kau Dan Aku
150
Tak Mampu Menolak
151
Aku Sudah Tau Semua
152
Tak Terduga
153
Sulit Dipercaya
154
Sederhana Namun Romantis
155
Tidak Merasa Direpotkan
156
Mungkin Ini Gila
157
Jawaban
158
Terlupakan
159
Apakah Aku Jahat?
160
Ungkapan
161
Taman Kota
162
Pura-Pura Lupa __ Visual Arka
163
Tanda-Tanda __ Visual Zara
164
Dua Malaikat __ Visual Anastasya
165
Pemimpin Berhati Tulus __ Visual Kenan
166
Secepatnya __ Visual Samudra
167
Ketahuan __ Visual Kiara
168
Waspada
169
Berarti
170
Trauma?
171
Antara Duda Dan Janda
172
Terimakasih
173
Lamaran
174
Berharga
175
Benar-Benar Mencintaimu
176
Istimewa
177
Introgasi
178
Pernikahan
179
Berbahagialah
180
Beruntung
181
Masih Merasa Bersalah
182
Kebahagiaan Sam
183
Aku Takut
184
Manisnya Cinta
185
Pindah
186
Pindah Part- 2
187
Tanpa Jejak
188
Ending
189
Promosi Novel Baru
190
Promosi
191
Sekuel Terjerat Dua Cincin Sang CEO
192
My Boss Is My Ex Husband
193
My Boss Is My Ex Husband

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!