Semangkuk Sup

Lumrahnya setiap ikatan hubungan, tuhan pasti menyatukan pasangan untuk saling melengkapi dan mengisi satu sama lain. Tak jarang, jodoh lebih dulu mempertemukan kita pada orang yang salah, sebelum menemukan seseorang yang benar-benar tepat. Mungkin seperti itulah yang terfikirkan dibenak Zara.

Hingga senja menyapa dan para karyawan mulai menghilang, mengingat berakhirnya jam kerja. Gadis itu masih saja termenung. Masih jelas dalam ingatan, saat suami dari Anastasya meninggalkan toko selepas makan siang.

Masih dengan sikap yang sama, dingin dan datar. Zara diam-diam mengamati dari kejauhan kala Anastasya mengantar sang suami hingga pintu depan toko.

"Aku akan pulang terlambat, jangan menungguku. Jika kau lelah, beristirahatlah lebih dulu," ucap suami Anastasya.

Pria itu mengulurkan tanganya dan disambut langsung oleh Anastasya lalu mencium punggung tangannya.

Begitulah kata yang mampu didengar Zara. Bukan bermaksud untung mencuri dengar, hanya saja posisi gadis itu yang berada cukup dekat dengan pintu keluar toko.

Ah... kenapa juga aku harus membuang energi untuk memikirkan mereka. Lagi pula, usiaku juga masih terlalu dini untuk bisa menjangkau fikiran orang dewasa. Masih jauh anganku dari kata berumah tangga untuk saat ini. Yang terpenting sekarang adalah menabung yang banyak, untuk masa depan yang lebih baik.

Zara masih saja bergumam dalam hati, hingga tepukan di bahu, menyadarkannya. "Zara. Kau sedang melamun?" tanya Anastasya yang masih terlihat sibuk merangkai bunga mawar. Keduanya kini tengah duduk berhadapan dengan meja berbentuk bundar sebagai pembatas.

Tak seperti biasa, Anastasya tetap memilih untuk tinggal ditoko, meskipun semua karyawannya terkecuali Zara, sudah meninggalkan bangunan dua lantai itu sedari tadi.

"Zara, apa kau tau?" Jemarinya dengan lihai terlihat mengotak atik tangkai berduri itu, Anastasya menyempatkan tatapannya untuk mendongak kearah gadis di depannya.

"Tentang apa Nona," jawab Zara dengan menautkan kedua alisnya tak mengerti.

"Alasanku untuk masih berada di toko ini, bersamamu." Anastasya tampak menghela nafas dalam selepas berucap.

Gadis itu menggeleng, merasa tak menemukan jawaban yang menurutnya tepat.

"Aku sering merasakan kesepian jika berada di rumah dan tempat inilah yang menjadi tujuanku untuk sedikit menghilangkan rasa penat, juga beban dihidupku." Anastasya tersenyum tipis, dengan pandangan kosong. Melepaskan perlahan beberapa batang mawar yang berada dalam gengaman dan membiarkannya ambruk begitu saja.

Zara hanya bisa menjadi pendengar yang baik untuk Anastasya. Meskipun gadis itu menyadari, permasalah pelik yang mungkin dialami Anastasya, tak semestinya diketahui oleh dirinya.

Melihat Zara yang hanya mendengar tanpa bereaksi atau pun menjawab, Anastasya melanjutkan kembali kalimatnya. "Aku hanya tinggal bersama suami dan beberapa pelayan saja, di sebuah rumah yang bagiku terlalu luas. Tak ada teman, atau pun sanak saudara untuk tempat berkeluh kesan dan berbagi. Aku sering merasakan sendiri."

Jika sedari tadi, gadis bertubuh mungil itu hanya diam saja. Tapi tidak untuk kali ini, bibir dan fikirnya seolah meronta untuk mengetahui sesuatu lebih dalam.

"Apakah suami Nona terlalu sibuk, hingga tak memiliki cukup waktu bersama Nona?"

Anastasya tersenyum samar di sudut bibirnya, namun tak tersirat sedikit pun kekecewaan di wajah cantiknya. "Suamiku memang sangat sibuk, tapi beliau juga sangat baik." Kedua netranya berbinar dan beralih menatap lekat netra gadis di seberangnya. "Beliau bekerja tak kenal waktu, untuk mencukupi keinginan dan kebutuhanku selama ini." Sambungnya.

Senyum tulus Anastasya, tau urung menular pada gadis yang tengah bersamanya. Meskipun dari lubuk hati Zara, tak seluruhnya membenarkan ucapan sang Nona, dari apa yang pernah ia tangkap dari kedua netranya sendiri. Bagaimana Anastasya diperlakukan tak cukup baik oleh sang suami. Namun baginya, masih terlalu awam untuk bisa menyimpulkan semuanya.

********

Di luar langit masih tampak gelap saat Zara menyisir surai hitamnya yang masih sedikit basah. Diluar perkiraan, Anastasya memilih untuk menginap ditoko semalam. Selepas merampungkan sebuket mawar rangkaiannya, Keduanya memilih untuk membersihkan lantai dasar toko pada malam itu juga. Diselingi canda tawa, Anastasya nampat tertawa lepas kala Zara sedikit menyelipkan guyonan diantara perbincangan hangat mereka.

Sikap Zara yang apa adanya dan polos, membuat Anastasya kian mengagumi gadis remaja nan cantik alami itu. Hingga larut malam keduanya masih enggan untuk mengatupkan kedua netra diranjang yang sama. Semua pun atas permintaan Anastasya, tanpa mampu Zara tolak.

Disela aktifitasnya menyisir rambut, Zara masih sempat menyunging senyuman mengingat semua kejadian yang ia lewati bersama Anastasya. Kini dirinya hanya seorang diri, selepas kepergian Nonanya untuk kembali kekediamannya beberapa waktu yang lalu.

Merasa penampilannya sudah cukup rapi, gadis itu pun bergegas menuju kearah dapur untuk membuat sarapan.

Berkutat dengan peralatan dapur dan berbagai sayur, akhirnya setelah satu jam berlalu, sup ayam hangat nan mengoda telah tersaji. Gadis itu pun tersenyum bangga, selepas menyelesaikan misi yang cukup berat baginya.

Seperti biasa, dirinya akan memisahnya menjadi dua bagian. Untuknya dan ke 4 para penjaga yang sudah bekerja keras setiap harinya. Dirasa sudah pas, Zara pun lantas membawa nampan berisi nasi dan sup ayam hangat ketempat pos penjagaan.

Tidak ingin kembali mengulang kesalahan yang sama, terlebih kini dirinya tengah membawa nampan berisi makanan yang bisa saja tertumpah jika berbenturan dengan seseorang. Pintu kaca yang transparan mempermudahnya untuk memastikan ada tidaknya seorang yang tengah berada di balik pintu.

Gadis itu mendongak, keningnya berkerut hingga nampak beberapa lapisan. Kenapa suami Nona sudah berada di depan toko sepagi ini?

Keberadaan suami Anastasya yang tengah bersandar dibadan mobil, membuat Zara bertanya-tanya. Waktu pun masih terbilang cukup pagi, hingga pintu toko masih terkunci rapat. Zara menaruh nampan dimeja, lalu membuka kunci pintu kaca itu dan membukanya lebar.

Melihat adanya pergerakan dari pintu yang tampak terbuka, pria itu pun berjalan mendekat. Diwaktu yang bersamaan, Zara pun kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti. Namun dirinya sengaja memberi jalan, untuk suami Nonanya memasuki toko lebih dulu.

*****

Seperti biasa, senyum para penjaga tampak melebar menyambut kedatangan gadis yang selalu menyiapkan mereka makanan. Ucapan terimakasih dari bibir ke 4 pria paruh baya itu pun, sudah menjadi kebahagiaan tersendiri untuk gadis muda itu. Hingga beberapa waktu menyempatkan untuk ikut bercanda bersama, Zara pun berpamitan mengingat masih banyak hal yang masih akan ia kerjakan.

Zara gelagapan, mengingat sempat meninggalkan suami Anastasya seorang diri untuk waktu cukup lama. Benar saja, begitu memasuki toko, pria yang masih tampak dingin itu tengah duduk sembari membaca koran disebuah sofa.

Haduh.. kenapa Tuan ini datang diwaktu yang tidak tepat. Nona juga kenapa harus pulang lebih dulu dan tidak menunggu suaminya. Kalau begini kan aku sendiri yang repot. Mau negur apa duluan coba. Ditanya takut salah, ga nanya malah tambah salah.

Zara meremas ujung nampan yang digengam, maju beberapa langkah dan memberanikan diri untuk menyapa pria itu lebih dulu.

"Tuan, apa anda membutuhkan sesuatu. Makanan atau minuman misalnya?" Meski seluruh tubuhnya tampak gemetar, namun sekuat tenaga gadis itu tutupi.

Pria itu mendongak, dan menatap sang gadis tanpa ekspresi. "Di mana Anastasya, bukankah semalam menginap di tempat ini?"

Apa? Kenapa bertanya padaku Tuan. Kau kan lebih tau istrimu dari pada aku. Lagi pula, sudah sedari tadi istri anda pergi. Apa iya, jika anda tak mengetahuinya.

"Nona sudah pulang dari satu jam yang lalu Tuan," jawab Zara tanpa ragu.

"Apa?" Arka tampak terkejut dan menghela nafas berat. "Baiklah, buatkan aku secangkir teh hangat," pinta pria bertubuh proporsional itu dan kembali membaca surat kabar dengan khidmat.

"Baik Tuan." Tanpa babibu, Zara bergerak cepat kearah dapur untuk menyiapkan minuman sesuai pesanan.

Secangkir teh mendarat manis manis diatas meja kaca, tepat dihadapan sang pemesan. Zara tak beranjak dan masih berdiri ditempatnya, takut jika pria itu mendadak membutuhkan sesuatu.

"Terimakasih." Lagi-lagi ucapan itu terdengar datar.

"Apa masih ada lagi yang ingin Tuan butuhkan?"

Pria itu diam, namun terlihat mendesah pelan. "Apa kau memiliki sesuatu yang bisa kumakan? Aku belum sarapan."

"Ada Tuan." Gadis itu menjawab cepat, namun secepat kilat ia membekap rapat mulut dengan tangannya. "Eh tidak Tuan, tidak ada," ucap Zara meralat kembali perkataanya.

"Kenapa? Tadi kau bilang ada."

Iya, tapi aku takut jika Tuan akan sakit perut selepas menyatap makanan buatanku.

"Tapi saya takut jika anda tidak menyukainya Tuan. Jadi bagaimana jika saya pesankan makan di luar saja untuk Tuan," tawar Zara.

"Tidak usah, itu akan memakan waktu lama. Sediakan saja makananmu. Jika tidak enak, aku pun tak akan memakannya." Kalimat itu bagaikan sebuah keharusan yang tak bisa ditolak.

Membawa nampan yang sama, Zara kembali menata makanan, namun kali ini untuk suami nonanya. Akan tetapi kali ini tampak berbeda. Jika beberapa waktu lalu senyum secerah mentari tampak merekah dibibir merah mudanya. Kali ini, bibir mungil itu tampak gemetar dan pucat.

Nampan berisi makanan itu tampak oleng beberapa kali sebelum tersaji dihadapan sang suami Nonanya. Jangankan untuk disantap, dilirik pun sudah merupakan keberuntungan baginya.

Pria itu cukup lama terdiam, sembari menatap semangkuk sup ayam hangat dan sepiring nasi di depannya.

Tak perlu ditanya sepias apa wajah Zara saat ini. Gadis cantik itu, hanya mampu tertunduk dalam. Namun sesekali ia sempatkan untuk mengintip dari ujung netranya. Tangan pria itu tampak terangkat. Meraih sendok dan menyiduk kuah sup hangat hingga melabuhkannya dibibir.

Tuan pasti akan memuntahkan makanan itu.

Entah mengapa dibenak Zara hanya di penuhi hawa negatif dari pria ini. Hingga berfikir jika Arka akan membuang makanannya begitu saja.

Namun berbanding terbalik dengan apa yang sempat difikirkan Zara. Arka tampak menikmati sup ayam hangat itu dalam setiap suapan. Tak banyak bicara dan hanya fokus menghabiskan hidangan yang dipersiapkan Zara.

Zara terperangah, merasa tak percaya dengan apa yang ditangkap oleh indra penglihatannya itu. Tak ingin merusak selera makan Tuannya, gadis itu hanya diam menunggu. Namun beberapa menit kemudian, dirinya tampak kesusahan menelan saliva, saat menangkap kemunculan Anastasya dari balik pintu masuk toko seraya menatap dirinya dan sang suami bergantian, tanpa berkedip.

Tidak. Kenapa Nona muncul diwaktu yang tidak tepat. Tamatlah riwayatku, Nona pasti akan salah sangka.

Terpopuler

Comments

Akhmad Hadziq

Akhmad Hadziq

wadauhhh klu salah faham gimana tuhh🤦‍♀

2021-04-15

0

☠ᵏᵋᶜᶟoffdll⍣⃝𝑴𝒓🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝕸y💞

☠ᵏᵋᶜᶟoffdll⍣⃝𝑴𝒓🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝕸y💞

mudah²an tidak ada ke salah pahaman antara Zahra dan Tasya .

2021-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Malaikat Penolong
3 Perempuan Asing
4 Pertolongan Tak Terduga
5 Tempat Tinggal Baru
6 Kehidupan Dan Lingkungan Baru
7 Datar Dan Dingin
8 Semangkuk Sup
9 Kehidupan Pergaulan Anastasya
10 Ambruk
11 Menikahlah Dengan Suamiku
12 Menolak
13 Rasa Yang Sulit Dimengerti
14 Tempat Pelarian
15 Isi Hati Anastasya
16 Kejadian Tak Terduga
17 Bayangan Wajah Menyedihkan
18 Makan Malam
19 Persiapan Pernikahan
20 Sah
21 Malam Pertama
22 Tragedi Kamar Mandi
23 Fasilitas Sama
24 Foto Kenangan
25 Abigail Surya Atmadja
26 Jangan Tatap Aku
27 Menagih Janji
28 Berlibur
29 Berlibur Part- 2
30 Kembali Ketoko
31 Ponsel
32 Dekapan Hangat
33 Telur Gosong
34 Kedatangan Ibu
35 Pemikiran Buruk
36 Pertemuan Dengan Ibu Mertua
37 Ibu
38 Mertua Dan Menantu
39 Mertua Dan Menantu Part 2
40 Tentang Rasa
41 Kisah Masa Lalu
42 Kisah Masa Lalu Part-2
43 Aku Mencintaimu
44 Penuh Cinta
45 Panggilan Sayang
46 Nasi Sudah Menjadi Bubur
47 Jangan Ada Penghalang
48 Meluapkan Amarah
49 Dia Hanya Mencintaimu
50 Masa Lalu Anastasya
51 Bahagiakah Hidup Denganku
52 Apakah Istriku Bahagia
53 Tempat Kenangan
54 Olahraga Malam Yang Gagal
55 Datang Bulan
56 Aku Menginginkan Buah Hati
57 Kantong Kejutan
58 Sebaiknya Aku Pergi
59 Bertemu Kembali
60 Penasaran
61 Rasa Nyaman
62 Menghindar
63 Penolakan Yang Menyakitkan.
64 Sejahat Itukah Diriku
65 Ingatan Dokter Bram
66 Perkiraan
67 Sahabat Karib
68 Percuma
69 Alasan Arka
70 Mencari Informasi
71 Tetaplah Menjadi Dirimu
72 Keputusan
73 Dilema
74 Berjanjilah Padaku
75 Hasil
76 Tolong Aku
77 Maafkan Aku
78 Kartu As
79 Keterkejutan
80 Kehidupan Pribadi Sang Pewaris
81 Menemukan
82 Sulit Menerima
83 Saksi Hidup
84 Naluri Seorang Ibu
85 Akhiri Semua
86 Menghilang
87 Karna Aku Mencintainya
88 Penyesalan
89 Jangan Pergi
90 Aku Harus Tau Diri
91 Tempat Tujuan
92 Pencarian
93 Pencarian Part 2
94 Titik Terang
95 Menemukan
96 Aku Dan Kamu, Adalah Kita
97 Oh Anastasya
98 Permintaan Sandy
99 Tetap Bertahan
100 Tidak! Terimakasih
101 Terlambat
102 Ingin Mempersatukan
103 Benci Tapi Rindu
104 Rencana
105 Rencana Part 2
106 Kau Di mana
107 Kau Di Mana Part 2
108 Shock Therapy
109 Faktor Genetik
110 Calon Ibu
111 Luka Yang Terpendam
112 Jelang Resepsi
113 Jelang Resepsi Part 2
114 Resepsi
115 Gagal Sebelum Bertarung
116 Mengulang Masa Lalu
117 Titik Balik
118 Obat Rasa Sakit
119 Kunci
120 Satu Hari Bersamamu
121 Satu Hari Bersamamu Part 2
122 Tuan Menyebalkan
123 Pria Pecundang
124 Rasa Cinta
125 Jangan pernah meragukanku
126 Disebut Ngidam?
127 Merah Muda
128 Terkejut
129 Berbelanja
130 Firasat
131 Ayah
132 Menghapus Masa Lalu
133 Bangunlah Ayah
134 Kau Mau Kemana?
135 Pria Misterius
136 Kehilangan
137 Tawa Berbalut Luka
138 Indah...
139 Jalan Takdir
140 Hingga Akhir Waktu
141 Prama Samudra
142 Hidup Sederhana, Asal Bahagia.
143 Keinginan
144 Janji
145 Mengenang Luka
146 Rasa Yang Berbeda
147 Berjuanglah
148 Kalah Sebelum Berperang
149 Mungkinkah Kau Dan Aku
150 Tak Mampu Menolak
151 Aku Sudah Tau Semua
152 Tak Terduga
153 Sulit Dipercaya
154 Sederhana Namun Romantis
155 Tidak Merasa Direpotkan
156 Mungkin Ini Gila
157 Jawaban
158 Terlupakan
159 Apakah Aku Jahat?
160 Ungkapan
161 Taman Kota
162 Pura-Pura Lupa __ Visual Arka
163 Tanda-Tanda __ Visual Zara
164 Dua Malaikat __ Visual Anastasya
165 Pemimpin Berhati Tulus __ Visual Kenan
166 Secepatnya __ Visual Samudra
167 Ketahuan __ Visual Kiara
168 Waspada
169 Berarti
170 Trauma?
171 Antara Duda Dan Janda
172 Terimakasih
173 Lamaran
174 Berharga
175 Benar-Benar Mencintaimu
176 Istimewa
177 Introgasi
178 Pernikahan
179 Berbahagialah
180 Beruntung
181 Masih Merasa Bersalah
182 Kebahagiaan Sam
183 Aku Takut
184 Manisnya Cinta
185 Pindah
186 Pindah Part- 2
187 Tanpa Jejak
188 Ending
189 Promosi Novel Baru
190 Promosi
191 Sekuel Terjerat Dua Cincin Sang CEO
192 My Boss Is My Ex Husband
193 My Boss Is My Ex Husband
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Prolog
2
Malaikat Penolong
3
Perempuan Asing
4
Pertolongan Tak Terduga
5
Tempat Tinggal Baru
6
Kehidupan Dan Lingkungan Baru
7
Datar Dan Dingin
8
Semangkuk Sup
9
Kehidupan Pergaulan Anastasya
10
Ambruk
11
Menikahlah Dengan Suamiku
12
Menolak
13
Rasa Yang Sulit Dimengerti
14
Tempat Pelarian
15
Isi Hati Anastasya
16
Kejadian Tak Terduga
17
Bayangan Wajah Menyedihkan
18
Makan Malam
19
Persiapan Pernikahan
20
Sah
21
Malam Pertama
22
Tragedi Kamar Mandi
23
Fasilitas Sama
24
Foto Kenangan
25
Abigail Surya Atmadja
26
Jangan Tatap Aku
27
Menagih Janji
28
Berlibur
29
Berlibur Part- 2
30
Kembali Ketoko
31
Ponsel
32
Dekapan Hangat
33
Telur Gosong
34
Kedatangan Ibu
35
Pemikiran Buruk
36
Pertemuan Dengan Ibu Mertua
37
Ibu
38
Mertua Dan Menantu
39
Mertua Dan Menantu Part 2
40
Tentang Rasa
41
Kisah Masa Lalu
42
Kisah Masa Lalu Part-2
43
Aku Mencintaimu
44
Penuh Cinta
45
Panggilan Sayang
46
Nasi Sudah Menjadi Bubur
47
Jangan Ada Penghalang
48
Meluapkan Amarah
49
Dia Hanya Mencintaimu
50
Masa Lalu Anastasya
51
Bahagiakah Hidup Denganku
52
Apakah Istriku Bahagia
53
Tempat Kenangan
54
Olahraga Malam Yang Gagal
55
Datang Bulan
56
Aku Menginginkan Buah Hati
57
Kantong Kejutan
58
Sebaiknya Aku Pergi
59
Bertemu Kembali
60
Penasaran
61
Rasa Nyaman
62
Menghindar
63
Penolakan Yang Menyakitkan.
64
Sejahat Itukah Diriku
65
Ingatan Dokter Bram
66
Perkiraan
67
Sahabat Karib
68
Percuma
69
Alasan Arka
70
Mencari Informasi
71
Tetaplah Menjadi Dirimu
72
Keputusan
73
Dilema
74
Berjanjilah Padaku
75
Hasil
76
Tolong Aku
77
Maafkan Aku
78
Kartu As
79
Keterkejutan
80
Kehidupan Pribadi Sang Pewaris
81
Menemukan
82
Sulit Menerima
83
Saksi Hidup
84
Naluri Seorang Ibu
85
Akhiri Semua
86
Menghilang
87
Karna Aku Mencintainya
88
Penyesalan
89
Jangan Pergi
90
Aku Harus Tau Diri
91
Tempat Tujuan
92
Pencarian
93
Pencarian Part 2
94
Titik Terang
95
Menemukan
96
Aku Dan Kamu, Adalah Kita
97
Oh Anastasya
98
Permintaan Sandy
99
Tetap Bertahan
100
Tidak! Terimakasih
101
Terlambat
102
Ingin Mempersatukan
103
Benci Tapi Rindu
104
Rencana
105
Rencana Part 2
106
Kau Di mana
107
Kau Di Mana Part 2
108
Shock Therapy
109
Faktor Genetik
110
Calon Ibu
111
Luka Yang Terpendam
112
Jelang Resepsi
113
Jelang Resepsi Part 2
114
Resepsi
115
Gagal Sebelum Bertarung
116
Mengulang Masa Lalu
117
Titik Balik
118
Obat Rasa Sakit
119
Kunci
120
Satu Hari Bersamamu
121
Satu Hari Bersamamu Part 2
122
Tuan Menyebalkan
123
Pria Pecundang
124
Rasa Cinta
125
Jangan pernah meragukanku
126
Disebut Ngidam?
127
Merah Muda
128
Terkejut
129
Berbelanja
130
Firasat
131
Ayah
132
Menghapus Masa Lalu
133
Bangunlah Ayah
134
Kau Mau Kemana?
135
Pria Misterius
136
Kehilangan
137
Tawa Berbalut Luka
138
Indah...
139
Jalan Takdir
140
Hingga Akhir Waktu
141
Prama Samudra
142
Hidup Sederhana, Asal Bahagia.
143
Keinginan
144
Janji
145
Mengenang Luka
146
Rasa Yang Berbeda
147
Berjuanglah
148
Kalah Sebelum Berperang
149
Mungkinkah Kau Dan Aku
150
Tak Mampu Menolak
151
Aku Sudah Tau Semua
152
Tak Terduga
153
Sulit Dipercaya
154
Sederhana Namun Romantis
155
Tidak Merasa Direpotkan
156
Mungkin Ini Gila
157
Jawaban
158
Terlupakan
159
Apakah Aku Jahat?
160
Ungkapan
161
Taman Kota
162
Pura-Pura Lupa __ Visual Arka
163
Tanda-Tanda __ Visual Zara
164
Dua Malaikat __ Visual Anastasya
165
Pemimpin Berhati Tulus __ Visual Kenan
166
Secepatnya __ Visual Samudra
167
Ketahuan __ Visual Kiara
168
Waspada
169
Berarti
170
Trauma?
171
Antara Duda Dan Janda
172
Terimakasih
173
Lamaran
174
Berharga
175
Benar-Benar Mencintaimu
176
Istimewa
177
Introgasi
178
Pernikahan
179
Berbahagialah
180
Beruntung
181
Masih Merasa Bersalah
182
Kebahagiaan Sam
183
Aku Takut
184
Manisnya Cinta
185
Pindah
186
Pindah Part- 2
187
Tanpa Jejak
188
Ending
189
Promosi Novel Baru
190
Promosi
191
Sekuel Terjerat Dua Cincin Sang CEO
192
My Boss Is My Ex Husband
193
My Boss Is My Ex Husband

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!