Mulailah harimu dengan doa, dan awali pagimu dengan senyuman. Zara menyemangati dirinya sendiri dan mulai melakukan pekerjaan yang sudah menjadi tugasnya. Membersihkan semua ruangan dari lantai dasar hingga atas. Setelah memastikan semuanya terlihat bersih dan rapi, gadis itu pun bergegas membersihkan diri dan merapikan penampilan sebelum para karyawan lain berdatangan.
Menatap pantulan tubuhnya dicermin, Zara tersenyum simpul dengan penampilannya yang terlihat rapi. Merasakan cacing-cacing di dalam perutnya mulai berdemo meminta jatah makan. Gadis bersurai hitam legam sepinggang itu berjalan cepat kearah dapur dan mulai memilih bahan-bahan makanan yang hendak ia masak di dalam kulkas.
"Astaga, apa yang harus aku masak? Aku rasa para penjaga di depan pun sudah sangat kelaparan sepertiku." Zara bergumam sembari masih berfikir, makanan seperti apa yang hendak ia buat.
Bagaimana jika nasi goreng saja? Ah tidak-tidak, itu akan membutuhkan waktu lama. Bagaimana kalau mie goreng saja? Ah tidak juga! Mereka pasti akan cepat lapar kembali jika hanya memakan mie saja.
Zara tampak modar mandir dan membuka tutup pintu kulkas beberapa kali. Setelah perang batin dalam memilih menu yang pas, akhirnya gadis berlesung pipi itu menjatuhkan pilihannya pada hidangan nasi goreng.
Meski membutuhkan waktu lama, mengingat nasi sebagai bahan utama pun belum ia tanak. Namun gadis itu meyakini, jika nasi membuatnya lebih bertenaga dalam menjalani hari-hari beratnya.
Mempersiapkan semua benda dan bahan untuk memasak. Zara terlihat cekatan, dalam mengolah makanan. Sembari menunggu nasi yang berada di dalam Rice cocker matang sempurna, gadis itu mulai meracik, mengiris bahan pelengkap seperti bumbu dapur dan berbagai macam seafood.
Aroma lezat menyeruak memenuhi dapur berukuran cukup luas itu. Hingga tak berapa lama, nasi goreng Seafood yang terlihat menggungah selera dengan kepulan asap masih tampak meliuk liuk indah di atasnya.
Zara sengaja memasak dalam jumlah banyak. Mengingat ada 4 orang penjaga yang tinggal bersamanya. Dengan tersenyum lebar Zara membawa nampan berukuran besar yang terisi nasi goreng beserta piring dan sendok ketempat pos penjagaan yang berada di depan area toko bunga.
Beberapa orang yang menyadari keberadaan sang gadis, tampak terperanggah dan menatapnya tak percaya.
"Selamat pagi Bapak-Bapak, apa Bapak sekalian sudah sarapan?" tanya gadis manis itu dengan senyum terulas dibibirnya.
"Belum," jawab ke 4 penjaga itu serempak.
"Ini ada makan untuk Bapak, meskipun mungkin tidak seenak masak istri-istri Bapak dirumah, namun setidaknya bisa untuk mengganjal perut yang lapar." Zara lantas meletakkan nampan itu kesebuah meja berukuran besar yang berada di dalam pos.
"Terimakasih banyak Mba, untuk makanannya. Kami sangat berterimakasih kembali. Beruntung Nona Anastasya belum sempat mengirimkan makanan untuk kami," ucap penjaga paruh baya yang sempat membantu Zara beberapa waktu lalu.
"Baiklah, selamat menikmati Bapak-Bapak." Zara menundukan kepala sopan pada ke4 penjaga yang masih berdiri menatapnya itu. Lalu memutar badan, meninggalkan pos penjagaan dan memasuki tuko.
*******
Seperti hari-hari biasanya, toko bunga milik Anastasya menjadi buruan para pembeli. Diantara beberapa toko bunga yang tertata rapi, milik Anastasyalah yang paling banyak diminati.
Bunga yang masih segar dan beraneka ragam, menjadi alasan utama para konsumen. Tak jarang para karyawan dibuat kewalahan memenuhi permintaan para konsumen yang kian membludak. Namun berkat kegigihan dan keprofesionalan mereka, semua pesanan tetap terselesaikan pada waktu yang sudah ditentukan.
Disela waktu makan siang, Zara menyempatkan diri untuk mengamati proses perangkaian bunga lebih dekat. Bagaimana bunga-bunga indah itu bisa disulap menjadi berbagai bentuk dan tatanan.
Gadis yang tak pernah bermain-main dengan bunga sebelumnya ini, masih sangat kebingungan. Beruntunglah para karyawan lain dengan telaten mengajarkan Zara secara perlahan dan membimbingnya dengan penuh kesabaran.
Saat Zara tengah berbaur dengan para karyawan lain, Anastasya mendekat dan berjalan kearahnya.
"Zara, aku sedang menunggu pesanan makan datang. Bisakah kau menunggu kurir itu di depan? Dan antar keatas jika sudah sampai. Suamiku akan datang kemari," pinta Anastasya.
"Baik Nona." Zara tersenyum lebar dan melangkahkan kakinya menuju pintu keluar toko. Saat ia mulai membuka pintu berbahan kaca tembus pandang itu, dari arah berlawanan nampak seorang pria tampak menarik handle pintu hingga terbuka lebar. Tubuh keduanya nyaris berbenturan, jika sang pria itu tak sigap dan mundur beberapa langkah.
Zara yang luar biasa terkejut itu, hanya mampu membungkukan badan seraya mengucap maaf beberapa kali.
"Maaf Tuan, saya benar-benar tidak sengaja," ucap Zara yang wajahnya sudah pucat pasi itu.
"Tak apa, aku pun tak melihatmu. Silahkan anda keluar lebih dulu." Pria berpakaian jas formal itu berucap datar. Sikapnya tampak dingin dan terkesan kaku.
"Terimakasih Tuan." Tanpa aba-aba, Zara lantas berjalan cepat meninggalkan pria dingin yang nyaris ditabraknya, dengan nafas masih tak beraturan, Zara memilih menunggu di kursi yang berada di luar pos penjagaan. Cuaca memang tak terlalu panas, tetapi peluhnya mulai membanjir di seluruh tubuh.
"Mba, kenapa duduk disini?" tanya pengawal yang lagi-lagi bertemu dengan gadis itu.
"Astaga, Bapak mengejutkanku. Aku hanya tengah menunggu kurir pengantar makan saja."
"Oo..," jawab penjaga itu faham sembari mengangukan kepala.
"Panggil saya Zara saja pak, supaya lebih akrab."
Penjaga paruh baya itu tersenyum lebar dan duduk di kursi kosong yang berada di sisi Zara, lantas mengulurkan tangan kusamnya. "Perkenalkan Nak Zara, saya Hendro. Orang-orang biasa memanggil saya Pak Hendro."
Zara menerima uluran tangan pria bernama Hendro tersebut dan melepasnya saat beberapa saat. "Baik Pak Hendro," balas Zara.
Tak berapa lama kurir pengantar makanan pun tiba. Kurir itu menyerahkan beberapa bungkus plastik berwarna putih pada Zara. Selepas kurir itu pergi, gadis yang mengenakan terusan sebawah lutut itu, lebih dulu menyapa pak Hendro sebelum kembali memasuki toko bunga dengan membawa kantong berisi makanan.
Sesuai permintaan Anastasya, Zara langsung menuju kelantai atas di mana dapur dan meja makan berada. Melangkahkan kaki dengan ringan, senyumnya mengembang seketika saat netranya bertemu pandang dengan Anastasya. Perempuan cantik itu pun tengah tersenyum dan duduk menghadapnya. Sementara seorang pria yang kemungkinan ialah suwami dari Anastasya, duduk dikursi seberangnya.
Posisi pria yang memunggungi Zara, membuat gadis itu tak mampu melihat wajahnya. Namun jika diteliti dengan seksama, postur dan pakaian itu serasa tak asing bagi Zara.
"Zara."
Zara terperanjat, saat tanpa sadar memandangi punggung lebar barbalut jas abu-abu itu. "I-iya Nona," jawab Zara sedikit tergagap.
"Bawalah makanannya kemari," pinta Anastasya ramah.
Mengangguk. Gadis itu pun mendekat kearah meja makan, dan menurunkan beberapa kotak berisi makanan itu kehadapan Anastasya dan suwaminya.
"Arka, aku sudah memesankan sup daging kesukaanmu." Anastasya membuka satu persatu kotak dengan bantuan Zara.
"Terimakasih," balas pria itu dengan suara datar.
Zara mampu mendengar kedataran dari nada bicara sang suami Nonanya. Bagaimana pria itu terlihat tampak biasa saja menerima perlakuan manis dari istrinya. Membuatnya dilingkupi rasa penasaran untuk mendongak, dan menatap wajah pria yang sepertinya tak memiliki rasa syukur memiliki istri sebaik Anastasya.
Glek..
Zara menelan ludahnya kasar dan hampir menjatuhkan kotak makanan ditanganya, saat tau siapa sosok datar dan dingin dari suami Anastasya.
Apa? Bukankah Tuan ini yang hampir saja menabrakku tadi? Apa benar ini suami Nona. Sungguh malang sekali nasibmu nona, dia sama sekali tak lembut sepertimu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Ratu Maeta Sari
stiap baca suwami ,mulut aq brasa cewaww thoorrr....😂 aya" wae othor mah
2021-04-08
2
jenyy
tulisan 'suwami' nya dirubah yaa thor 'suami' gtu aja jangan nambah huruf w
2021-03-19
1
🆁~ⓝ~
iya agak risih ketika membaca suwamiku bukan suamiku, hanya saran saja semoga di terima dan di perbaiki
2021-03-19
0