19. Panti Asuhan

Hari ini adalah hari minggu. Alis dan Liza sudah memiliki jadwal tersendiri dihari libur ini. Mereka bermaksud mengunjungi panti asuhan yang ada dikota mereka.

Alis merupakan salah seorang donator dari panti asuhan tersebut.

Tin-tin

Terdengar klakson mobil dihalaman rumah Alis, bergegas Alis menghampiri Liza yang sudah menunggunya. Alis memasuki mobil Liza dan mereka menuju ketempat tujuan mereka.

"Lis, tumbun kamu tidak bawa buku, biasanya juga selalu tenggelam dalam duniamu sendiri." Kata Liza sambil mencibir kearah Alis. Namun tidak dapat ia pungkiri, kalau ia begitu senang karena Alis tidak sekaku biasanya. Liza tampak tersenyum.

"Senang atau tidak?" Tanya Alis dengan senyum tipisnya. Ia menatap kearah Liza yang juga menyunggingkan senyumnya.

"Senang dong!" Jawab Liza. "Akhirnya aku tidak dikacangi lagi." Sambung Liza kemudian.

Alis hanya diam menatap kearah depan. Ia teringat dengan kata-kata Januar kemarin, ia harus berubah lebih peka dan lebih terbuka dalam berbicara. Alis akan berusaha dan mencoba, walaupun sangat sulit dan sedikit tidak disukainya. Mungkin dimulai dari orang terdekat dahulu. Alis menatap kearah Liza yang sedang melihat luar mobil.

Alis meminta sopir Liza untuk menghentikan mobilnya didepan kafenya.

Alis masuk kedalam kafenya dan disambut oleh beberapa orang karyawan dan juga manejernya. Mereka terlihat sibuk membawa nasi kotak yang sudah rapi diikat untuk dimasukkan kedalam mobil Liza.

Kemarin Alis sudah mengkonfirmasi pada manejer kafenya untuk dibuatkan nasi kotak sebagai pembagian amal. Kegiatan ini akan mereka lakukan setiap bulannya. Banyak karyawan yang sangat mengagumi sosok Alis yang pemurah dan suka menolong diantara sesama, bahkan tanpa mengenal status dan derajat.

Perjalanan yang mereka tempuh memakan waktu selama 45 menit.

Sesampainya mereka didepan panti, tampak beberapa anak-anak berlarian untuk menyambut kedatangan Alis. Alis begitu dekat dengan mereka, dan mereka sangat menyayangi Alis.

Liza melambaikan tangannya pada anak-anak yang cukup besar, untuk membantu sopirnya mengangkut makanan dan juga barang lainnya.

"Itu, barang-barang dimobil, tolong dikeluarkan semuanya ya." Kata Liza kepada salah satu penghuni panti.

"Baik kak." Sahut mereka dengan senyum yang merekah.

Alis menatap mereka yang tampak antusias dan bersemangat, dengan senyum tipis. Ia bahagia karena bisa berbagi dengan anak-anak yatim yang serba kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orang tua mereka. Alis menatap mereka dengan terharu, ia dapat merasakan itu karena ia juga mengalaminya, namun beruntungnya ia yang hidup dalam kecukupan.

"Nak Syaiba, apa kabar nak?" Ibu Ira yang merupakan pengasuh panti memeluk Alis dan juga Liza. Ia begitu merindukan sosok Alis yang baru muncul sekarang.

"Baik bu." Jawab Alis dengan senyum tipisnya. "Bagaimana dengan ibu sendiri dan juga anak-anak panti?" Tanya Alis sambil menatap wanita paruh baya tersebut.

Ibu Ira menatap kearah Alis, ia benar-benar merindukan anak angkatnya ini. Ia tersenyum melihat perubahan Alis. Biasanya Alis akan selalu tersenyum kaku dan hanya bisa mengangguk setiap jawaban atas pertanyaan yang dilontarkannya. Tapi kali ini berbeda, Alis mampu tersenyum tulus walaupun tipis. Bahkan ia juga menanyakan keadaan mereka.

"Semuanya baik Syaiba," jawab bu Ira. "Apa yang kamu bawa Syaiba, banyak sekali." Ibu Ira memperhatikan barang-barang bawaan Alis yang menumpuk.

"Buku bu, juga mainan untuk anak-anak yang masih kecil." Jawab Alis sambil menatap anak-anak yang tampak kegirangan.

"Masuk yuk kedalam. Kebetulan juga didalam ada pak Subhan." Ajak bu Ira sambil menggandeng Alis yang diikuti oleh Liza dan beberapa anak-anak panti lainnya.

Pak Subhan tampak tersenyum melihat kedatangan remaja yang seusia anaknya tersebut. Ia juga memperhatikan barang-barang bawaan Alis. Ia tampak kagum dengan Alis yang mempunyai rasa perduli yang sangat tinggi dengan sesama. Bahkan ia berusia masih belia.

Bu Ira memperkenalkan Alis pada kedua orang yang berada dihadapan mereka.

"Subhan," sambut pak Subhan sambil mengarahkan tangannya pada Alis.

"Syaiba," jawab Alis dengan menyambut jabatan tangan Pak Subhan. Alis mencium tangan beliau, begitu juga dengan wanita yang berdiri tepat disampingnya.

Pak Subhan, bu Arini, ini Syaiba. Dia juga merupakan salah satu donator tetap dipanti asuhan ini." Tutur bu Ira sambil menatap Subhan dan juga Alis.

Pak Subhan tampak kaget mendengar penuturan bu Ira tersebut, begitu juga dengan Arini istrinya. Mereka menatap Alis.

"Berapa usiamu nak?" Tanya Arini.

"Baru 17 tahun, tante." jawab Alis.

"Wah, kamu hebat nak, usiamu sangat muda tapi rasa perdulimu luar biasa." Kata Arini sambil mengusap bahu Alis.

Alis yang mendapat respon seperti itu tampak tegang. Ia menatap kearah mereka dengan senyum kaku dan anggukan kepala.

Alis dsn Liza berlalu dari sana untuk menghampiri anak-anak panti. Sementara bu Ira dan pak Subhan masih berbincang-bincang.

Setelah anak-anak panti dikumpulkan diruangan aula. Liza dan beberapa pengurus panti yang lainnya membagikan nasi kotak yang sudah dibawakan oleh Alis. Sebelum mereka menikmati nasi kotak tersebut, mereka mengadakan do'a bersama terlebih dahulu. Alis juga meminta do'a untuk ibunya dan juga neneknya yang sudah pergi terlebih dahulu dari dunia ini.

Pak Subhan pun mengikuti alur acara ini. Ia begitu terharu dengan sikap Alis yang bahkan baru ia ketahui bahwa ia adalah seorang anak yatim juga.

Beberapa anak kecil tampak menghampiri Alis, begitu juga dengan Liza. Mereka bergelayut manja dengan Alis dan Liza. Bahkan tidak segan-segan mereka meminta Alis untuk bercerita bahkan mengajak Alis untuk bermain bersama dengan mereka.

Liza begitu senang melihat Alis yang lepas dari bebannya. Hanya disini Alis bisa tersenyum tulus. Tanpa disadarinya, Liza meneteskan air matanya, ia begitu terharu dengan sahabatnya ini. Sahabat yang mempunyai pengalaman hidup yang pahit, namun ia tetap mampu bertahan. Sahabat yang mempunyai hati yang sangat mulia, tulus. Bahkan ia juga menyayangi semua orang susah tanpa kode, tanpa isyarat. Ia mengusap air matanya dan tersenyum kearah Alis yang sedang mendongeng.

Alis juga mengajarkan beberapa materi pelajaran pada anak panti yang sudah bersekolah.

Semua itu tidak pernah luput dari pandangan Subhan dan juga istrinya.

"Gadis itu benar-benar baik pa, bahkan sangat sulit menemukan gadis seperti itu dizaman sekarang." Gumam Arini sambil terus menatap kearah Alis.

Pak Subhan yang paham dengan maksud istrinya pun hanya menganggukan kepalanya. Ia juga mengharapkan hal yang sama dengan istrinya.

💦💦💦

Pagi ini Al sedang berada sendirian dirumahnya. Semua pekerjanya pun libur kecuali satpam didepan rumahnya. Al yang bermaksud ingin memesan makanan pun urung karena ia menerima pesan bahwa sahabatnya akan kerumahnya. Al merasa sangat lapar dan ia malas untuk pergi kedapur.

Ting-tong

Bel rumah Al berbunyi, bergegas Al menuruni tangga untuk menuju kearah pintu depan.

"Al, nih pesanan kamu." Aldo menyerahkan makanan yang terbungkus ditangannya tersebut pada Al.

"Makasih," jawab Al sambil mengambil makanan tersebut.

Mereka berkumpul diruangan keluarga. Aldo dan Al tampak duduk disofa. Aldo dengan handphonenya dan Al dengan makanannya. Sedangkan Andra dan Irfan sedang menonton televisi.

"Al, menurutmu, kami membeli makanannya dimana?" Irfan membuka suara dengan memberi pertanyaan pada Al.

Al tampak heran dengan pertanyaan Irfan, namun ia tetap menyahut.

"Dikafe favorit akukan, Syai Garden Cafe." Sahut Al dengan bangga karena ia merasa yakin kalau jawabannya sudah tentu benar. Al sangat hapal dengan rasa makanan disana.

"Seratus Al untukmu!" Sambut Andra dengan antusias sambil bertepuk tangan.

Irfan mengacungkan jempolnya dan mereka berdua tampak cekikikan dan bertos ria. Sedangkan Al tampak mendengus karena ia berhasil dikerjai oleh mereka.

"Al, kami tadi melihat Alis dikafe." Kata Andra kemudian.

Al menatap mereka, krmudian tersenyum. Kali ini ia tidak akan kena lagi dengan keusilan mereka. "Ya iya lah, diakan kerja disana. Mana mungkin dia tidak terlihat," jawab Al.

"Bukan itu Al masalahnya, Alis tampak sibuk dengan nasi kotaknya. Bahkan sangat banyak. Dia juga bersama temannya." Irfan angkat bicara.

Al menatap Irfan dengan dalam. "lalu?" Tanya Al.

"Mungkin dia sedang mengantar pesanan, Fan. Tidak usah heran ah, inikan hari, siapa tahu ada yang hajatan atau ulang tahun atau apalah itu." Jawab Aldo menanggapi pembicaraan Irfan barusan dengan tidak perdulinya.

"Iya, benar juga ya, kok tidak kepikiran kesana ya?" Irfan bergumsm sambil menganggukan kepalanya.

"Al, hari ini mau kemana?" Tanya Andra menatap kearah Al.

"Mungkin dirumah saja." jawab Al.

Terpopuler

Comments

🐱🐈 Khairunnisa 🐈🐶

🐱🐈 Khairunnisa 🐈🐶

ortunya aL kaLi ya??? tpi aLis nyebut namanya syaiba

2020-06-16

1

BiancaRD

BiancaRD

ehhhh bukan keknya

2020-06-13

1

BiancaRD

BiancaRD

Subban Dan arini... itu orangtua nya al mungkin hhhhh

2020-06-13

1

lihat semua
Episodes
1 Pendiam
2 Gadis Aneh
3 Ada Apa Dengannya
4 Syai Garden Cafe
5 Munculnya Sang Kakak
6 Jambret dan Sang Penolong
7 Rumah Sakit
8 Perempuan Misterius
9 Siswa Baru
10 Ancaman Atau Peringatan
11 Prasangka Buruk
12 Memikul Tanggung Jawab
13 Teman Baru
14 Bertemu Klien
15 Romur
16 16. Salah Paham
17 17. Pertemuan Kakak Dan Adik
18 18. Masalah Tetap Berlanjut
19 19. Panti Asuhan
20 20. Kebersamaan Sesaat
21 21. Permintaan Ma'af Seorang Angga
22 22. Layangan Kertas
23 23. Usaha Yang Belum Membuahkan Hasil
24 Kejutan Yang Menyakitkan
25 25. Luka Yang Tak Berdarah
26 Munculnya Seseorang Dari Masa Lalu
27 Tak Sekuat Yang Terlihat
28 Lepas Kontrol
29 Luka Dalam
30 Kembali Kerumah
31 Kecemburuan Seorang Al
32 Permintaan Ma'af Seorang Aldebran
33 Pertolongan untuk Arya
34 Isu Palsu Lagi
35 Kecewa
36 Langkah Awal
37 Nama Yang Berbeda
38 Hati Yang Ikhlas
39 Tidak Penting
40 Kedekatan Alis Dan Angga
41 Cemburu
42 Pemilik Bunga
43 Kebun Bunga
44 Surat Kaleng
45 Mode Diam
46 Ada Apa Dengan Aldo
47 Usaha Aldo
48 Pertemuan Alis dan Orang Tuanya
49 Perdebatan Kecil
50 Lagi...
51 Kamu Tidak Mengenalku
52 Langkah Selanjutnya
53 Makan Malam
54 Kembali Kerumah
55 Perasaan Hangat
56 Pembicaraan Empat Mata
57 Kerumah Al
58 Kencan Pertama?
59 Perasaan Yang Tersakiti
60 Diabaikan
61 Menghindar
62 Seperti Orang Asing
63 Pertemuan Dua Keluarga
64 Dari Hati Kehati
65 Keributan Diruang Kelas
66 Kebenaran
67 Permasalahan dan Keputusan
68 Pulang Bersama
69 Pantai
70 Perdebatan
71 Penolakan Al
72 Serangan
73 Kehilangan
74 Masih Berlanjut
75 Dimana Aku
76 Tanda Tanya
77 Jebakan
78 Kamar 707
79 Putri Tidur
80 Ingin Pulang
81 Ajakan Kekantor
82 Syok
83 Perut Kamu
84 Petunjuk
85 Mencari keberadaanmu
86 Dugaan Sementara
87 Bantuan Bersyarat
88 Kembali ke Indonesia
89 Pertemuan Tak Sengaja
90 Kebenaran
91 Melarikan Diri
92 Menolong Jessica
93 Kembali Bertemu Keluarga
94 Ingin Menikahinya
95 Pembicaraan Empat Mata
96 Berterus Terang
97 Seenaknya Sendiri
98 Mengawasi
99 Pilih Siapa?
100 Tidak Terkecoh
101 Terbongkar
102 Percaya Sepenuhnya
103 Marah
104 Aku Mencintainya
105 Di bawah Umur
106 Diam
107 Pesta
108 Senyap
109 Kejutan Dibalik Kejutan
110 Sakit Bersamaan
111 Kesepakatan Dengan Alifa
112 Egois
113 USG
114 Panik
115 Penghargaan
116 Aku Cinta Kamu
117 Ingin Terus Bersamamu
118 Kembalinya Rafael
119 Ajakan Bertemu
120 Perdebatan Kecil
121 Ketetapan Hati
122 Menikahlah Denganku
123 Mengukir Kenangan
124 Kelulusan
125 Pertunangan
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Pendiam
2
Gadis Aneh
3
Ada Apa Dengannya
4
Syai Garden Cafe
5
Munculnya Sang Kakak
6
Jambret dan Sang Penolong
7
Rumah Sakit
8
Perempuan Misterius
9
Siswa Baru
10
Ancaman Atau Peringatan
11
Prasangka Buruk
12
Memikul Tanggung Jawab
13
Teman Baru
14
Bertemu Klien
15
Romur
16
16. Salah Paham
17
17. Pertemuan Kakak Dan Adik
18
18. Masalah Tetap Berlanjut
19
19. Panti Asuhan
20
20. Kebersamaan Sesaat
21
21. Permintaan Ma'af Seorang Angga
22
22. Layangan Kertas
23
23. Usaha Yang Belum Membuahkan Hasil
24
Kejutan Yang Menyakitkan
25
25. Luka Yang Tak Berdarah
26
Munculnya Seseorang Dari Masa Lalu
27
Tak Sekuat Yang Terlihat
28
Lepas Kontrol
29
Luka Dalam
30
Kembali Kerumah
31
Kecemburuan Seorang Al
32
Permintaan Ma'af Seorang Aldebran
33
Pertolongan untuk Arya
34
Isu Palsu Lagi
35
Kecewa
36
Langkah Awal
37
Nama Yang Berbeda
38
Hati Yang Ikhlas
39
Tidak Penting
40
Kedekatan Alis Dan Angga
41
Cemburu
42
Pemilik Bunga
43
Kebun Bunga
44
Surat Kaleng
45
Mode Diam
46
Ada Apa Dengan Aldo
47
Usaha Aldo
48
Pertemuan Alis dan Orang Tuanya
49
Perdebatan Kecil
50
Lagi...
51
Kamu Tidak Mengenalku
52
Langkah Selanjutnya
53
Makan Malam
54
Kembali Kerumah
55
Perasaan Hangat
56
Pembicaraan Empat Mata
57
Kerumah Al
58
Kencan Pertama?
59
Perasaan Yang Tersakiti
60
Diabaikan
61
Menghindar
62
Seperti Orang Asing
63
Pertemuan Dua Keluarga
64
Dari Hati Kehati
65
Keributan Diruang Kelas
66
Kebenaran
67
Permasalahan dan Keputusan
68
Pulang Bersama
69
Pantai
70
Perdebatan
71
Penolakan Al
72
Serangan
73
Kehilangan
74
Masih Berlanjut
75
Dimana Aku
76
Tanda Tanya
77
Jebakan
78
Kamar 707
79
Putri Tidur
80
Ingin Pulang
81
Ajakan Kekantor
82
Syok
83
Perut Kamu
84
Petunjuk
85
Mencari keberadaanmu
86
Dugaan Sementara
87
Bantuan Bersyarat
88
Kembali ke Indonesia
89
Pertemuan Tak Sengaja
90
Kebenaran
91
Melarikan Diri
92
Menolong Jessica
93
Kembali Bertemu Keluarga
94
Ingin Menikahinya
95
Pembicaraan Empat Mata
96
Berterus Terang
97
Seenaknya Sendiri
98
Mengawasi
99
Pilih Siapa?
100
Tidak Terkecoh
101
Terbongkar
102
Percaya Sepenuhnya
103
Marah
104
Aku Mencintainya
105
Di bawah Umur
106
Diam
107
Pesta
108
Senyap
109
Kejutan Dibalik Kejutan
110
Sakit Bersamaan
111
Kesepakatan Dengan Alifa
112
Egois
113
USG
114
Panik
115
Penghargaan
116
Aku Cinta Kamu
117
Ingin Terus Bersamamu
118
Kembalinya Rafael
119
Ajakan Bertemu
120
Perdebatan Kecil
121
Ketetapan Hati
122
Menikahlah Denganku
123
Mengukir Kenangan
124
Kelulusan
125
Pertunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!