Segerombolan siswi dan siswa dikelas 12 ips1 tampak berbaur sedang membicarakan kedatangan perwakilan pemilik sekolah. Bahkan pembicaraan mereka juga tidak pernah lepas dari sosok Alis.
"Tidak kusangka ya, si malaikat penjaga neraka tidak sekuat yang kita lihat," kata Alin.
"Iya, padahal dia kelihatan kuat begitu. Dia juga sih yang membuat ulah. Pakai acara jual diri segala," cibir Santi.
"Yang kudengar, kalau si Alis dipanggil keruangan kepala sekolah. Dan semua guru sedang mengadakan rapat tentang kasus ini." Alin kembali menyampaikan sesuatu yang didengarnya tadi.
"Iya, sok namanya. Dibalik diamnya, ternyata jauh lebih membahayakan. Mungkin dia akan mendapatkan sanksi berat." Andi ikut menimpali.
Angga hanya diam mendengar percakapan mereka. Ia kembali memikirkan tentang Alis. Apa mungkin Alis akan mendapat sanksi? Angga merasa kasihan namun ia tidak bisa melakukan sesuatu. Tapi semua itu bukankah hanya rekayasa Jessica saja, mungkin. Angga mendesah beberapa kali.
Angga membelalakan matanya setelah mengingat nama Jessica yang ikut andil dalam semua masalah ini. Si Jessica yang suka membuat onar, entah sanksi apa yang akan dijalaninya saat terkuaknya nanti sang pelaku dari kasus ini. Lalu bagaimana reputasi ayahnya yang merupakan paman dari Jessica. Ternyata pikiran Angga masih menyorot tentang kehormatan ayahnya.
"Aku harus memberitahukan kasus ini pada ayah sebelum ayah mendengar kabar ini dari orang lain." Gumam Angga sambil menatap kosong.
Alex menatap heran Angga yang tampak melamun akhir-akhir ini, namun ia hanya diam saja. Karena ia tahu bahwa Angga adalah salah satu anak donator sekolah ini.
"Wah, ganteng sekali pria tadi," kata Maria antusias. Mereka kembali membicarakan tentang kedua pengusaha muda tersebut yang baru saja mengunjungi sekolah mereka.
"Aku dengar, katanya sewaktu ulang tahun sekolah kita nanti, pemilik sekolah akan diperkenalkan pada khalayak." Ria yang baru datang memberi kabar pada teman-temannya.
"Aku jadi penasaran deh sama pemilik sekolah, katanya orangnya masih muda," kata Alin sambil menatap kearah teman-temannya.
"Aku juga. Asistennya saja sudah tampan dan ganteng, apa kabar dengan sang pemilik, pasti lebih lagi dari si asisten." Ria tersenyum manis membayangkan itu semua. Sementara yang lainnya hanya menganggukan kepala saja.
Angga yang mendengar semua itu kembali diam. Ia memikirkan kemungkinan yang akan terjadi apabila Jessica diketahui sebagai pelakunya. Dan juga keterkaitan antara kasus ini dan munculnya sang pemilik sekolah. Sesuatu yang benar-benar kebetulan saja atau memang sudah direncanakan sejak awal? Ah--- rasanya kepala Angga ingin pecah.
Namun Angga tetap hanyut dalam lamunannya hingga melupakan teman-temannya yang sedang ramai menerka-nerka seperti apa si pemilik sekolah yang sesungguhnya.
💦💦💦
"Wah...kacau sekolah hari ini." Kata Andra sambil menatap ketiga sahabatnya.
"Iya, gara-gara berita itu saja," Irfan membenarkan.
"Aku percaya kok kalau Alis memang benar-benar tidak berniat untuk bunuh diri," kata Al kemudian.
"Bagaimana dengan gosip pagi tadi dan juga foto yang beredar tentang Alis?" tanya Andra sambil menatap Al dalam.
Al hanya diam saja, ia tidak bisa membenarkan ataupun menyalahkan Alis, karena memang ia tidak mengenal sedikitpun tentang Alis.
"Yang jelas sang pelakunya harus ditangkap, benar atau tidaknya tentang Alis, itu semua tergantung pada penjelasan sang pelaku." Kata Aldo sambil menepuk bahu Al.
"Ya, benar. Akhir-akhir ini sekolah semakin banyak masalah. Aku jadi kasihan pada Alis, hidupnya juga sudah sakit ditambah lagi dengan banyaknya ujian," kata Irfan sambil mendesah.
"Aku percaya kok kalau Alis tidak seperti itu." Al angkat bicara setelah cukup lama berpikir. Ia menatap ketiga sahabatnya yang dibalas anggukan kepala oleh ketiganya.
💦💦💦
Alis, kamu hari ini jadi tidak pergi kekantor?" tanya Liza yang menatap sahabatnya.
"Istirahat saja dirumah, disuruh kak Januar." Jawab Alis sambil menatap kearah buku yang dibacanya.
"Ya udah, pulangnya ikut aku saja. Sore ini kita main. Bagaimana?" Tanya Liza dengan tersenyum menatap Alis.
Alis mengalihkan pandangannya sekilas pada sahabatnya, kemudian dia menganggukan kepalanya.
Mereka memasuki mobil Liza untuk menuju kearah rumah yang ditempati oleh Alis.
Liza tampak berdecak kagum melihat kearah kebun bunga milik Alis. Begitu indah dan sangat sedap di pandang mata. Dengan banyak bunga aglonema yang digantung.
"Sore ini kelapangan yuk Za, temani aku main layang-layang." Kata Alis saat mereka memasuki kamar Alis untuk membersihkan diri.
Liza menganggukan kepalanya. Ia mengerti dengan keadaan Alis sekarang. Sosok yang rapuh dan juga penuh luka. Hatinya yang tidak terbaca sulit untuk ditebak apa yang dirasakannya. Namun, hanya dengan bermain layangan lah hati Alis akan kembali baik bahkan ia bisa mengeluarkan bebannya juga emosinya. Terdengar sedikit aneh, mungkin.
Liza kembali menatap Alis yang baru saja keluar dari kamar mandinya.
Bergegas Liza memasuki kamar mandi Alis namun baru beberapa menit sudah terdengar lengkingan teriakan Liza. Alis tampak terkekeh mendengar semua itu. Pasti Liza ketakutan, tebak Alis.
"Apa-apaan Lis, kamar mandi malah bergambar binatang hutan sih. Gambarnya nyata lagi." Liza yang keluar dari kamar mandi tampak mengomel dan sedikit kesal. Ia yang ingin mandi menjadi urung karena melihat lukisan 3D kamar mandi Alis. Begitu nyata dan dia sangat kaget. Tampak disana seekor harimau raksasa yang sedang menganga memperlihatkan taringnya. Hobby yang aneh menurut Liza.
"Kamar mandi yang lain saja." Jawab Alis tampak tak perduli.
"Awas ya kalau yang lainnya juga dengan dekorasi aneh. Aku bakalan pulang loh." Ancam Liza sambil berlalu dari hadapan Alis.
Alis hanya mengedikkan bahunya saja. Ia merebahkan dirinya pada ranjangnya. Alis kembali menerawang tentang kejadian disekolah tadi. Beberapa siswa tampak jijik melihatnya bahkan banyak dari mereka yang mencibirnya. Alis menarik napasnya dalam, mencoba untuk membaca buku, namun gagal. Fokusnya terus berlanjut pada hujatan beberapa orang siswa yang tidak dihiraukannya bahkan teramat pedas hingga Liza lah yang membelanya dengan berteriak.
Mereka tidak melihat pembenarannya, semua hanya sibuk dengan hujatan, cibiran bahkan umpatan kasar yang mereka keluarkan. Tanpa memikirkan perasaan dari sikorban, lalu bagaimana jika mereka tahu bahwa kabar itu bohong? apa mereka akan meminta ma'af? Huh, memang sangat mudah meminta ma'af tapi bagaimana dengan luka yang mereka tinggalkan?
Alis hanya melamun tanpa menyadari Liza yang memanggil namanya beberapa kali. Ia tampak tersentak setelah Liza berteriak begitu keras.
Alis menggosok telinganya beberapa kali sambil menatap tajam kearah Liza. Sementara Liza hanya menampakan cengirannya saja sambil mengangkat tangannya dengan dua jari tanda piece.
_____
Sesampainya dilapangan, bergegas Alis menaikan kelima buah layangannya. Ia meletakkan pegangan layangannya pada kayu yang didirikannya diatas tanah. Alis berebahkan badannya sesaat, untuk menetralkan pikirannya. Ia menatap layangan yang terlihat begitu tenang diudara, diketinggian. Semuanya terlihat begitu kecil.
Liza menatap sahabatnya dengan tersenyum haru. Ia paham dengan makna layangan kertas bagi seorang Alis yang bahkan tidak akan pernah bisa untuk membuangnya hanya karena ada kenangan pahit didalamnya.
Alis terus menatap layangan kertas itu yang juga diperhatikan banyak orang yang berada dilapangan tersebut. Mereka sudah tidak merasa heran lagi dengan semua itu karena sudah sering melihat Alis yang selalu bermain layangan walaupun bukan musimnya. Bahkan bukan waktunya untuk even-even perlombaan layangan. Yang sekedar mereka tahu bahwa Alis sangat menyukai permainan itu sehingga sangat sering ia mainkan.
💦💦💦
Setelah ayahnya pulang kerja, Angga langsung membicarakan hal serius ini diruang keluarga bersama ibunya.
Pak Hendri tampak marah setelah mendengar penjelasan Angga. Ia tahu Jessica memang gadis yang susah diatur tapi tidak mesti menjerumuskan hidup orang lain. Bagaimana jika Alis benar-benar melakukan aksi bunuh dirinya. Anak itu benar-benar! Pak Hendri tampak emosi dan geram, ada kilatan emosi dan kecewa dimatanya. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Nanti papa akan berbicara pada Alisya dan juga asistennya. Papa akan minta ma'af." Kata pak Hendri.
Angga hanya diam saja mendengar penuturan ayahnya. 'Benar apa yang dikatakan papa, Jessica memang keterlaluan.' Angga membatin.
Hendri tampak menelpon adiknya, Heru. Yang juga merupakan ayahnya Jessica yang sekarang sedang berada di London. Ia menceritakan semuanya pada adiknya. Dan hanya mendapat helaan napas dari seberang sana. Mungkin Heru akan langsung ke Indonesia untuk menyelesaikan kasus ini.
"Om Heru sangat terkejut Ngga, Ma, mendengar kabar tentang Jessica. Mungkin dia menyesal sekarang karena terlalu memanjakan Jessica sehingga mengakibatkan hal fatal seperti ini." Kata Hendri sambil menatap anak dan juga istrinya.
Pak Hendri kembali menerawang mengingat-ingat tentang Heru yang akan selalu mengabulkan apapun permintaan anaknya, sehingga sang anak tidak pernah tahu arti dari menghormati orang lain. Bahkan ia menganggap bahwa ia lebih terhormat dari yang lain karena kekayaan yang dimiliki oleh orang tuanya. Dan sekarang Jessica malah salah dalam memilih lawan, entah apa yang akan terjadi kedepannya dengan Jessica.
Angga berlalu menuju kearah kamarnya. Ia tampak gelisah memikirkan masalah ini, yang akan berimbas pada keluargnya. Ia juga mengkhawatirkan Alis, apalagi Alis disekolah tadi mendapat perlakuan yang cukup buruk.
"Ternyata dibalik diammu, kamu bukan orang sembarangan Lis. Dibalik sederhanamu, kamu begitu menghargai kerja kerasmu." Gumam Angga sambil memejamkan matanya.
💦💦💦
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Ipah Cakep
asyiknya main layangan.... banyak fans Alis...
2020-07-16
3
🐱🐈 Khairunnisa 🐈🐶
aLis sibuk main Layangan...Angga yg kocar_kacir..hehe
2020-06-16
1
BiancaRD
angga heboh sendiri ga jelasss. why? semoga Ali's ga sama angga. Aku ga suka. hhhhh.... lebih suka sama Al
2020-06-13
5