18. Masalah Tetap Berlanjut

Segerombolan siswi dan siswa dikelas 12 ips1 tampak berbaur sedang membicarakan kedatangan perwakilan pemilik sekolah. Bahkan pembicaraan mereka juga tidak pernah lepas dari sosok Alis.

"Tidak kusangka ya, si malaikat penjaga neraka tidak sekuat yang kita lihat," kata Alin.

"Iya, padahal dia kelihatan kuat begitu. Dia juga sih yang membuat ulah. Pakai acara jual diri segala," cibir Santi.

"Yang kudengar, kalau si Alis dipanggil keruangan kepala sekolah. Dan semua guru sedang mengadakan rapat tentang kasus ini." Alin kembali menyampaikan sesuatu yang didengarnya tadi.

"Iya, sok namanya. Dibalik diamnya, ternyata jauh lebih membahayakan. Mungkin dia akan mendapatkan sanksi berat." Andi ikut menimpali.

Angga hanya diam mendengar percakapan mereka. Ia kembali memikirkan tentang Alis. Apa mungkin Alis akan mendapat sanksi? Angga merasa kasihan namun ia tidak bisa melakukan sesuatu. Tapi semua itu bukankah hanya rekayasa Jessica saja, mungkin. Angga mendesah beberapa kali.

Angga membelalakan matanya setelah mengingat nama Jessica yang ikut andil dalam semua masalah ini. Si Jessica yang suka membuat onar, entah sanksi apa yang akan dijalaninya saat terkuaknya nanti sang pelaku dari kasus ini. Lalu bagaimana reputasi ayahnya yang merupakan paman dari Jessica. Ternyata pikiran Angga masih menyorot tentang kehormatan ayahnya.

"Aku harus memberitahukan kasus ini pada ayah sebelum ayah mendengar kabar ini dari orang lain." Gumam Angga sambil menatap kosong.

Alex menatap heran Angga yang tampak melamun akhir-akhir ini, namun ia hanya diam saja. Karena ia tahu bahwa Angga adalah salah satu anak donator sekolah ini.

"Wah, ganteng sekali pria tadi," kata Maria antusias. Mereka kembali membicarakan tentang kedua pengusaha muda tersebut yang baru saja mengunjungi sekolah mereka.

"Aku dengar, katanya sewaktu ulang tahun sekolah kita nanti, pemilik sekolah akan diperkenalkan pada khalayak." Ria yang baru datang memberi kabar pada teman-temannya.

"Aku jadi penasaran deh sama pemilik sekolah, katanya orangnya masih muda," kata Alin sambil menatap kearah teman-temannya.

"Aku juga. Asistennya saja sudah tampan dan ganteng, apa kabar dengan sang pemilik, pasti lebih lagi dari si asisten." Ria tersenyum manis membayangkan itu semua. Sementara yang lainnya hanya menganggukan kepala saja.

Angga yang mendengar semua itu kembali diam. Ia memikirkan kemungkinan yang akan terjadi apabila Jessica diketahui sebagai pelakunya. Dan juga keterkaitan antara kasus ini dan munculnya sang pemilik sekolah. Sesuatu yang benar-benar kebetulan saja atau memang sudah direncanakan sejak awal? Ah--- rasanya kepala Angga ingin pecah.

Namun Angga tetap hanyut dalam lamunannya hingga melupakan teman-temannya yang sedang ramai menerka-nerka seperti apa si pemilik sekolah yang sesungguhnya.

💦💦💦

"Wah...kacau sekolah hari ini." Kata Andra sambil menatap ketiga sahabatnya.

"Iya, gara-gara berita itu saja," Irfan membenarkan.

"Aku percaya kok kalau Alis memang benar-benar tidak berniat untuk bunuh diri," kata Al kemudian.

"Bagaimana dengan gosip pagi tadi dan juga foto yang beredar tentang Alis?" tanya Andra sambil menatap Al dalam.

Al hanya diam saja, ia tidak bisa membenarkan ataupun menyalahkan Alis, karena memang ia tidak mengenal sedikitpun tentang Alis.

"Yang jelas sang pelakunya harus ditangkap, benar atau tidaknya tentang Alis, itu semua tergantung pada penjelasan sang pelaku." Kata Aldo sambil menepuk bahu Al.

"Ya, benar. Akhir-akhir ini sekolah semakin banyak masalah. Aku jadi kasihan pada Alis, hidupnya juga sudah sakit ditambah lagi dengan banyaknya ujian," kata Irfan sambil mendesah.

"Aku percaya kok kalau Alis tidak seperti itu." Al angkat bicara setelah cukup lama berpikir. Ia menatap ketiga sahabatnya yang dibalas anggukan kepala oleh ketiganya.

💦💦💦

Alis, kamu hari ini jadi tidak pergi kekantor?" tanya Liza yang menatap sahabatnya.

"Istirahat saja dirumah, disuruh kak Januar." Jawab Alis sambil menatap kearah buku yang dibacanya.

"Ya udah, pulangnya ikut aku saja. Sore ini kita main. Bagaimana?" Tanya Liza dengan tersenyum menatap Alis.

Alis mengalihkan pandangannya sekilas pada sahabatnya, kemudian dia menganggukan kepalanya.

Mereka memasuki mobil Liza untuk menuju kearah rumah yang ditempati oleh Alis.

Liza tampak berdecak kagum melihat kearah kebun bunga milik Alis. Begitu indah dan sangat sedap di pandang mata. Dengan banyak bunga aglonema yang digantung.

"Sore ini kelapangan yuk Za, temani aku main layang-layang." Kata Alis saat mereka memasuki kamar Alis untuk membersihkan diri.

Liza menganggukan kepalanya. Ia mengerti dengan keadaan Alis sekarang. Sosok yang rapuh dan juga penuh luka. Hatinya yang tidak terbaca sulit untuk ditebak apa yang dirasakannya. Namun, hanya dengan bermain layangan lah hati Alis akan kembali baik bahkan ia bisa mengeluarkan bebannya juga emosinya. Terdengar sedikit aneh, mungkin.

Liza kembali menatap Alis yang baru saja keluar dari kamar mandinya.

Bergegas Liza memasuki kamar mandi Alis namun baru beberapa menit sudah terdengar lengkingan teriakan Liza. Alis tampak terkekeh mendengar semua itu. Pasti Liza ketakutan, tebak Alis.

"Apa-apaan Lis, kamar mandi malah bergambar binatang hutan sih. Gambarnya nyata lagi." Liza yang keluar dari kamar mandi tampak mengomel dan sedikit kesal. Ia yang ingin mandi menjadi urung karena melihat lukisan 3D kamar mandi Alis. Begitu nyata dan dia sangat kaget. Tampak disana seekor harimau raksasa yang sedang menganga memperlihatkan taringnya. Hobby yang aneh menurut Liza.

"Kamar mandi yang lain saja." Jawab Alis tampak tak perduli.

"Awas ya kalau yang lainnya juga dengan dekorasi aneh. Aku bakalan pulang loh." Ancam Liza sambil berlalu dari hadapan Alis.

Alis hanya mengedikkan bahunya saja. Ia merebahkan dirinya pada ranjangnya. Alis kembali menerawang tentang kejadian disekolah tadi. Beberapa siswa tampak jijik melihatnya bahkan banyak dari mereka yang mencibirnya. Alis menarik napasnya dalam, mencoba untuk membaca buku, namun gagal. Fokusnya terus berlanjut pada hujatan beberapa orang siswa yang tidak dihiraukannya bahkan teramat pedas hingga Liza lah yang membelanya dengan berteriak.

Mereka tidak melihat pembenarannya, semua hanya sibuk dengan hujatan, cibiran bahkan umpatan kasar yang mereka keluarkan. Tanpa memikirkan perasaan dari sikorban, lalu bagaimana jika mereka tahu bahwa kabar itu bohong? apa mereka akan meminta ma'af? Huh, memang sangat mudah meminta ma'af tapi bagaimana dengan luka yang mereka tinggalkan?

Alis hanya melamun tanpa menyadari Liza yang memanggil namanya beberapa kali. Ia tampak tersentak setelah Liza berteriak begitu keras.

Alis menggosok telinganya beberapa kali sambil menatap tajam kearah Liza. Sementara Liza hanya menampakan cengirannya saja sambil mengangkat tangannya dengan dua jari tanda piece.

_____

Sesampainya dilapangan, bergegas Alis menaikan kelima buah layangannya. Ia meletakkan pegangan layangannya pada kayu yang didirikannya diatas tanah. Alis berebahkan badannya sesaat, untuk menetralkan pikirannya. Ia menatap layangan yang terlihat begitu tenang diudara, diketinggian. Semuanya terlihat begitu kecil.

Liza menatap sahabatnya dengan tersenyum haru. Ia paham dengan makna layangan kertas bagi seorang Alis yang bahkan tidak akan pernah bisa untuk membuangnya hanya karena ada kenangan pahit didalamnya.

Alis terus menatap layangan kertas itu yang juga diperhatikan banyak orang yang berada dilapangan tersebut. Mereka sudah tidak merasa heran lagi dengan semua itu karena sudah sering melihat Alis yang selalu bermain layangan walaupun bukan musimnya. Bahkan bukan waktunya untuk even-even perlombaan layangan. Yang sekedar mereka tahu bahwa Alis sangat menyukai permainan itu sehingga sangat sering ia mainkan.

💦💦💦

Setelah ayahnya pulang kerja, Angga langsung membicarakan hal serius ini diruang keluarga bersama ibunya.

Pak Hendri tampak marah setelah mendengar penjelasan Angga. Ia tahu Jessica memang gadis yang susah diatur tapi tidak mesti menjerumuskan hidup orang lain. Bagaimana jika Alis benar-benar melakukan aksi bunuh dirinya. Anak itu benar-benar! Pak Hendri tampak emosi dan geram, ada kilatan emosi dan kecewa dimatanya. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Nanti papa akan berbicara pada Alisya dan juga asistennya. Papa akan minta ma'af." Kata pak Hendri.

Angga hanya diam saja mendengar penuturan ayahnya. 'Benar apa yang dikatakan papa, Jessica memang keterlaluan.' Angga membatin.

Hendri tampak menelpon adiknya, Heru. Yang juga merupakan ayahnya Jessica yang sekarang sedang berada di London. Ia menceritakan semuanya pada adiknya. Dan hanya mendapat helaan napas dari seberang sana. Mungkin Heru akan langsung ke Indonesia untuk menyelesaikan kasus ini.

"Om Heru sangat terkejut Ngga, Ma, mendengar kabar tentang Jessica. Mungkin dia menyesal sekarang karena terlalu memanjakan Jessica sehingga mengakibatkan hal fatal seperti ini." Kata Hendri sambil menatap anak dan juga istrinya.

Pak Hendri kembali menerawang mengingat-ingat tentang Heru yang akan selalu mengabulkan apapun permintaan anaknya, sehingga sang anak tidak pernah tahu arti dari menghormati orang lain. Bahkan ia menganggap bahwa ia lebih terhormat dari yang lain karena kekayaan yang dimiliki oleh orang tuanya. Dan sekarang Jessica malah salah dalam memilih lawan, entah apa yang akan terjadi kedepannya dengan Jessica.

Angga berlalu menuju kearah kamarnya. Ia tampak gelisah memikirkan masalah ini, yang akan berimbas pada keluargnya. Ia juga mengkhawatirkan Alis, apalagi Alis disekolah tadi mendapat perlakuan yang cukup buruk.

"Ternyata dibalik diammu, kamu bukan orang sembarangan Lis. Dibalik sederhanamu, kamu begitu menghargai kerja kerasmu." Gumam Angga sambil memejamkan matanya.

💦💦💦

Terpopuler

Comments

Ipah Cakep

Ipah Cakep

asyiknya main layangan.... banyak fans Alis...

2020-07-16

3

🐱🐈 Khairunnisa 🐈🐶

🐱🐈 Khairunnisa 🐈🐶

aLis sibuk main Layangan...Angga yg kocar_kacir..hehe

2020-06-16

1

BiancaRD

BiancaRD

angga heboh sendiri ga jelasss. why? semoga Ali's ga sama angga. Aku ga suka. hhhhh.... lebih suka sama Al

2020-06-13

5

lihat semua
Episodes
1 Pendiam
2 Gadis Aneh
3 Ada Apa Dengannya
4 Syai Garden Cafe
5 Munculnya Sang Kakak
6 Jambret dan Sang Penolong
7 Rumah Sakit
8 Perempuan Misterius
9 Siswa Baru
10 Ancaman Atau Peringatan
11 Prasangka Buruk
12 Memikul Tanggung Jawab
13 Teman Baru
14 Bertemu Klien
15 Romur
16 16. Salah Paham
17 17. Pertemuan Kakak Dan Adik
18 18. Masalah Tetap Berlanjut
19 19. Panti Asuhan
20 20. Kebersamaan Sesaat
21 21. Permintaan Ma'af Seorang Angga
22 22. Layangan Kertas
23 23. Usaha Yang Belum Membuahkan Hasil
24 Kejutan Yang Menyakitkan
25 25. Luka Yang Tak Berdarah
26 Munculnya Seseorang Dari Masa Lalu
27 Tak Sekuat Yang Terlihat
28 Lepas Kontrol
29 Luka Dalam
30 Kembali Kerumah
31 Kecemburuan Seorang Al
32 Permintaan Ma'af Seorang Aldebran
33 Pertolongan untuk Arya
34 Isu Palsu Lagi
35 Kecewa
36 Langkah Awal
37 Nama Yang Berbeda
38 Hati Yang Ikhlas
39 Tidak Penting
40 Kedekatan Alis Dan Angga
41 Cemburu
42 Pemilik Bunga
43 Kebun Bunga
44 Surat Kaleng
45 Mode Diam
46 Ada Apa Dengan Aldo
47 Usaha Aldo
48 Pertemuan Alis dan Orang Tuanya
49 Perdebatan Kecil
50 Lagi...
51 Kamu Tidak Mengenalku
52 Langkah Selanjutnya
53 Makan Malam
54 Kembali Kerumah
55 Perasaan Hangat
56 Pembicaraan Empat Mata
57 Kerumah Al
58 Kencan Pertama?
59 Perasaan Yang Tersakiti
60 Diabaikan
61 Menghindar
62 Seperti Orang Asing
63 Pertemuan Dua Keluarga
64 Dari Hati Kehati
65 Keributan Diruang Kelas
66 Kebenaran
67 Permasalahan dan Keputusan
68 Pulang Bersama
69 Pantai
70 Perdebatan
71 Penolakan Al
72 Serangan
73 Kehilangan
74 Masih Berlanjut
75 Dimana Aku
76 Tanda Tanya
77 Jebakan
78 Kamar 707
79 Putri Tidur
80 Ingin Pulang
81 Ajakan Kekantor
82 Syok
83 Perut Kamu
84 Petunjuk
85 Mencari keberadaanmu
86 Dugaan Sementara
87 Bantuan Bersyarat
88 Kembali ke Indonesia
89 Pertemuan Tak Sengaja
90 Kebenaran
91 Melarikan Diri
92 Menolong Jessica
93 Kembali Bertemu Keluarga
94 Ingin Menikahinya
95 Pembicaraan Empat Mata
96 Berterus Terang
97 Seenaknya Sendiri
98 Mengawasi
99 Pilih Siapa?
100 Tidak Terkecoh
101 Terbongkar
102 Percaya Sepenuhnya
103 Marah
104 Aku Mencintainya
105 Di bawah Umur
106 Diam
107 Pesta
108 Senyap
109 Kejutan Dibalik Kejutan
110 Sakit Bersamaan
111 Kesepakatan Dengan Alifa
112 Egois
113 USG
114 Panik
115 Penghargaan
116 Aku Cinta Kamu
117 Ingin Terus Bersamamu
118 Kembalinya Rafael
119 Ajakan Bertemu
120 Perdebatan Kecil
121 Ketetapan Hati
122 Menikahlah Denganku
123 Mengukir Kenangan
124 Kelulusan
125 Pertunangan
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Pendiam
2
Gadis Aneh
3
Ada Apa Dengannya
4
Syai Garden Cafe
5
Munculnya Sang Kakak
6
Jambret dan Sang Penolong
7
Rumah Sakit
8
Perempuan Misterius
9
Siswa Baru
10
Ancaman Atau Peringatan
11
Prasangka Buruk
12
Memikul Tanggung Jawab
13
Teman Baru
14
Bertemu Klien
15
Romur
16
16. Salah Paham
17
17. Pertemuan Kakak Dan Adik
18
18. Masalah Tetap Berlanjut
19
19. Panti Asuhan
20
20. Kebersamaan Sesaat
21
21. Permintaan Ma'af Seorang Angga
22
22. Layangan Kertas
23
23. Usaha Yang Belum Membuahkan Hasil
24
Kejutan Yang Menyakitkan
25
25. Luka Yang Tak Berdarah
26
Munculnya Seseorang Dari Masa Lalu
27
Tak Sekuat Yang Terlihat
28
Lepas Kontrol
29
Luka Dalam
30
Kembali Kerumah
31
Kecemburuan Seorang Al
32
Permintaan Ma'af Seorang Aldebran
33
Pertolongan untuk Arya
34
Isu Palsu Lagi
35
Kecewa
36
Langkah Awal
37
Nama Yang Berbeda
38
Hati Yang Ikhlas
39
Tidak Penting
40
Kedekatan Alis Dan Angga
41
Cemburu
42
Pemilik Bunga
43
Kebun Bunga
44
Surat Kaleng
45
Mode Diam
46
Ada Apa Dengan Aldo
47
Usaha Aldo
48
Pertemuan Alis dan Orang Tuanya
49
Perdebatan Kecil
50
Lagi...
51
Kamu Tidak Mengenalku
52
Langkah Selanjutnya
53
Makan Malam
54
Kembali Kerumah
55
Perasaan Hangat
56
Pembicaraan Empat Mata
57
Kerumah Al
58
Kencan Pertama?
59
Perasaan Yang Tersakiti
60
Diabaikan
61
Menghindar
62
Seperti Orang Asing
63
Pertemuan Dua Keluarga
64
Dari Hati Kehati
65
Keributan Diruang Kelas
66
Kebenaran
67
Permasalahan dan Keputusan
68
Pulang Bersama
69
Pantai
70
Perdebatan
71
Penolakan Al
72
Serangan
73
Kehilangan
74
Masih Berlanjut
75
Dimana Aku
76
Tanda Tanya
77
Jebakan
78
Kamar 707
79
Putri Tidur
80
Ingin Pulang
81
Ajakan Kekantor
82
Syok
83
Perut Kamu
84
Petunjuk
85
Mencari keberadaanmu
86
Dugaan Sementara
87
Bantuan Bersyarat
88
Kembali ke Indonesia
89
Pertemuan Tak Sengaja
90
Kebenaran
91
Melarikan Diri
92
Menolong Jessica
93
Kembali Bertemu Keluarga
94
Ingin Menikahinya
95
Pembicaraan Empat Mata
96
Berterus Terang
97
Seenaknya Sendiri
98
Mengawasi
99
Pilih Siapa?
100
Tidak Terkecoh
101
Terbongkar
102
Percaya Sepenuhnya
103
Marah
104
Aku Mencintainya
105
Di bawah Umur
106
Diam
107
Pesta
108
Senyap
109
Kejutan Dibalik Kejutan
110
Sakit Bersamaan
111
Kesepakatan Dengan Alifa
112
Egois
113
USG
114
Panik
115
Penghargaan
116
Aku Cinta Kamu
117
Ingin Terus Bersamamu
118
Kembalinya Rafael
119
Ajakan Bertemu
120
Perdebatan Kecil
121
Ketetapan Hati
122
Menikahlah Denganku
123
Mengukir Kenangan
124
Kelulusan
125
Pertunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!