16. Salah Paham

Hari ini Angga bermaksud ingin meminta ma'af pada Alis karena sudah berprasangka buruk terhadap Alis. Ia mencari keberadaan Alis dikelasnya, namun tidak ditemukannya. Ia bahkan mendapat desas-desus yang tidak mengenakkan tentang Alis. Angga semakin merasa tidak nyaman. Ia terus memikirkan Alis yang tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Yang ia tahu, Alis adalah gadis yang sangat kuat dan juga pendiam.

Angga berusaha mencari keberadaan Alis keperpustakaan, namun sunyi. Bahkan pepustakaan tampak kosong. Ia betgegas kearah taman, namun tetap juga kosong. Perasaan Angga semakin tidak enak.

Tanpa sengaja ia melihat Al yang berlari kearah rooftop dan disusul dengan teriakan anak-anak kelas 12 ipa1 yang ingin berolahraga. Teriakan yang penuh ketegangan.

Angga menatap keatas, kearah rooftop dan matanya terbelalak. Ia mengenal gadis itu. Alis, gadis yang dicarinya sejak tadi.

Bergegas Angga berlari kearah rooftop, pikirannya benar-benar kalut dan berkecamuk, hingga ia tidak sengaja menabrak siswa yang menghalangi jalannya. Ia benar-benar merasa was-was. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Alis.

Baru saja ia membuka pintu rooftop, ia tampak kaget dengan apa yang dilihatnya, tidak sesuai dengan bayngannya. Ia bernapas lega, Angga segera bersembunyi dibalik tembok yang ada dibelakang mereka.

Angga memejamkan matanya dan menyarik napasnya dengan perlahan, untuk menghilangkan rasa sesak didadanya. Ia merasa kecewa karena bukan ia yang berada diposisi Al saat ini.

Angga menyandarkan kepalanya pada tembok rooftop dan menggenggam erat tangannya. Ia kembali teringat dengan teman-teman sekelas Alis yang menghina Alis dihadapannya.

"Ini pasti ulah Jessica." Al bergumam dengan menggertakan giginya.

Angga segera berlalu kebawah saat Al dan ketiga sahabatnya sudah keluar terlebih dahulu dari rooftop. Ia bermaksud ingin mendatangi Alis dan menyusulnya, namun Ando mencegahnya. Ando menceritakan tentang semua kekacauan pagi ini disekolah dan dalang dibalik semua masalah ini.

Angga tampak marah dan ia menggenggam tangannya erat hingga buku jarinya memutih. Terdengar gemeletuk gigi Angga yang saling beradu. Bahkan pandangannya begitu tajam, siapapun yang menatapnya akan bergidik ngeri.

Angga bermaksud ingin menggebrak Jessica, namun urung setelah ia melihat keberadaan Alis ditaman belakang sekolah. Namun ia kembali kecewa karena Al sudah terlebih dahulu menghampirinya.

💦💦💦

Pletak.

"Aww...," Alis meringis sambil menggosok dahinya yang terasa sakit karena ada sesuatu yang menyentilnya. Alis membuka matanya dan ia melotot menatap Al yang berdiri tepat dihadapannya dengan tersenyum.

Alis menatap kesekelilingnya, ia merasa terganggu sekarang dengan keberadaan Al disini. Setelah kejadian di rooftop tadi, Alis berjalan menuju kearah taman belakang sekolah. Ia duduk dan bersandar pada sebatang pohon ketapang yang besar, Alis memejamkan matanya sejenak. Namun sekarang ia dikejutkan dengan keberadaan Al.

"Kenapa lagi dengan dirimu?" Al bertanya kepada Alis sambil mendudukkan dirinya tepat disamping Alis.

Alis mengangkat kedua belah bahunya dan ia mulai membuka bukunya. Ia tidak perduli dengan keberadaan Al disampingnya. Alis mulai tenggelam dengan dunia bacaannya.

Al yang melihat semua itu hanya tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. Entah apa yang membuatnya mengikuti perempuan ini. Rasa khawatirkah? Benak Al terus bertanya-tanya.

Al menatap Alis yang hanya fokus dengan objek bacaannya. Ia tampak heran dengan Alis, karena gadis ini tidak seperti gadis yang lainnya. Ia sangat menyukai buku bisnis dibandingkan dengan buku novel ataupun komik. Benar-benar lucu pikir Al. Ia terkekeh sesaat dengan pemikirannya tersebut sambil tetap memperhatikan Alis. Dan ia memejamkan matanya saat Alis menatap kearahnya.

Al merasakan kedamaian saat bersama Alis, walaupun tanpa bicara. Ia kembali membuka matanya dan menatap Alis yang tidak berubah dengan posisi duduknya.

"Lis, terima kasih banyak karena kamu sudah menolongku waktu itu." Al menatap Alis yang fokus dengan bukunya.

Alis menoleh kearah Al, dahinya tampak berkerut. Ia bingung dengan arah pembicaraan Al. Ia berusaha mengingat-ingat semuanya, tetapi nihil. Ia menatap Al dengan penuh tanya.

"Belum ingat atau sudah lupa?" tanya Al yang memperhatikan kebingungan Alis.

Alis hanya mengedikkan bahunya dan kembali menatap kearah bukunya.

"Kamu memang tulus, bahkan pertolonganmu padaku waktu itu sudah kamu lupakan. Mungkin bagimu, itu tidak seberapa. Tapi bagiku, itu luar biasa." Al menatap kedalam mata Alis yang juga menatapnya. Ia tersenyum dan menepuk-nepuk bahu Alis.

Alis mengalihkan pandangannya kearah lain. Ia sungguh tidak sanggup melihat senyum Al yang secerah matahari. Namun, tanpa sengaja matanya beradu pandang dengan mata seseorang yang menatapnya dengan sendu.

Al berdiri dan berlalu dari sana meninggalkan Alis yang hanya diam dan kembali menatap buku bacaannya.

💦💦💦

Angga menatap sendu kearah Alis, ia melihat keakraban mereka. Bukan, lebih tepatnya Al yang mengakrabkan dirinya pada Alis. Angga kembali kecewa dan ia berlalu pergi darisana. Al terlihat begitu perduli dengan Alis, itulah yang terus mengisi benak Angga.

Ia berjalan kearah kantin. Bel pertanda istirahat sudah berbunyi dari 4 menit yang lalu.

Ia berpapasan dengan Liza yang terlihat sangat khawatir. Sesekali terlihat Liza yang menggumam tidak jelas. Namun Angga tidak perduli dengan semua itu. Ia tetap meneruskan langkahnya menuju kearah kantin.

Jessica berjalan kaki dengan langkah santai, sesekali ia tersenyum senang saat mengetahui Alis yang ingin bunuh diri. Angga yang melihat semua itu bergegas menarik Jessica kearah taman depan sekolah mereka.

"Apa-apaan Angga, kamu ini main tarik-tarik saja." Kata Jessica sambil meronta melepaskan pergelangan tangannya yang digenggam oleh Angga. Jessica tampak kesal dengan sikap Angga yang menyeretnya.

"Kamu yang apa-apaan." Angga menatap Jessica tajam. "Tolong kamu jelaskan kekacauan pagi tadi." Angga berkata dengan suara rendah.

Jessica tampak pucat menatap kemarahan Angga terhadapnya. "Tapi itu benar Angga, aku melihatnya sendiri. Gadis miskin itu naik mobil dengan pria kaya. Apalagi coba, kalau bukan gadis panggilan." Kata Jessica masih melakukan pembelaan diri.

"Kamu itu ya Jess, sudah aku bilang jangan ganggu Alis!" Angga membentak Jessica.

Jessica tampak terperanjat dengan bentakan Angga. Ia menggenggam kuat tangannya. Ia benar- benar benci dengan sosok Alis.

Dia itu tidak seperti yang kamu tuduhkan Jess,' sambung Angga setelah melihat keterdiaman Jessica.

"Ah__ udah sana, aku tidak perduli!" Jessica tampak marah dengan matanya yang memerah. Ia begitu kecewa mendengar respon Angga yang malah membela gadis miskin itu.

"Kamu akan menyesal Jess kalau sudah tahu siapa sebenarnya Alis!" Angga menekankan kata menyesal ia berlalu dari hadapan Jessica dengan marah.

"Apaan sih." Gumam Jessica sambil menatap kepergian Angga. Jessica menghentakkan kakinya kesal karena Angga yang selalu merubah moodnya. Dan selalu membela gadis miskin itu.

Jessica tampak menyeringai senang setelah mendengar kabar tentang Alis yang ingin bunuh diri. "Gadis miskin itu ternyata tidak sekuat yang terlihat."

Jessica melenggangkan dirinya menuju kearah kantin. Ia melihat Al yang berjalan sendirian. Bergegas Jessica menghampirinya dan tersenyum kearah Al. Namun ia sangat kesal karena Al yang tidak memperdulikannya.

"Ehem, kamu mau kekantin?" tanya Jessica.

Al menyeringitkan dahinya dan menatap Jessica yang menatapnya dan berjalanbersisian dengannya. Ia menunjuk pada dirinya sendiri.

Jessica kembali tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Al menganggukan kepalanya

💦💦💦

"Alis, kamu kemana saja? Dari tadi aku cari-cari." Liza menghampiri Alis yang duduk seorang diri ditaman belakang sekolah.

Alis menatap kearah Liza yang menghampirinya dan kembali menatap bukunya.

"Kalau ditanya itu dijawab Lis, jangan didiamkan seperti ini." Kesal Liza yang melihat Alis hanya sibuk dengan buku bacaannya.

Alis menghela napasnya dan menatap kearah Liza dengan senyum tipisnya. "Aku disini saja Za sejak tadi, bosan dikelas. Mereka seolah memandangku rendah." Alis menatap Liza yang tampak heran dengan dirinya.

"Biasanya juga, kamu tidak perduli dengan hal apapun Lis. Bahkan orang yang loncat ingin bunuh diri didepanmu pun, kamu tetap tidak perduli." Liza berkata dengan acuh.

Berbeda dengan Alis, ia tampak mengerutkan dahinya mendengar kata-kata Liza barusan. "Sialan" desis Alis.

Liza tampak terkekeh mendengar umpatan Alis. Akhirnya ia termakan juga. Namun ia mendadak diam dan menatap Alis dengan tajam. "Lalu, berita itu, benar atau tidak?" tanya Liza dengan menatap serius kearah Alis.

"Itu hanya salah paham. Aku tidak selemah itu, tidak seprustasi itu." Alis menatap balik kearah Liza yang menatap kedalam matanya. Alis menganggukkan kepalanya meyakinkan.

Liza langsung memeluk Alis, ia sudah menduga bahwa berita itu hanya kesalahpahaman saja. Karena ia sangat mengenal Alis. Alis hanya diam mendapat pelukan tiba-tiba dari Liza.

"Udah, kita kekelas yuk. Kamu tadi juga boloskan. Jadinya ketinggalan pelajaran." Liza tersenyum menatap Alis.

Alis mengangguk dan tersenyum tipis kearah Liza. Ia sangat menyayangi sahabatnya ini, karena hanya dia, orang yang dipunyainya saat ini. Yang berharga dalam hidupnya.

Mereka kembali kekelas masih dengan pandangan semua siswa yang menatap Alis dengan mencemooh dan sekaligus dengan tatapan prihatin.

"Alis, kamu tidak apa-apakan?" tiba-tiba Alex sudah berada didepan mereka. Ia menatap kearah Alis dengan pandangan khawatirnya.

Liza memutar bola matanya. Ia merasa jengah melihat sikap Alex yang sedikit berlebihan.

"Seperti yang kamu lihat." jawab Alis sambil menatap Alex.

Alex tampak bernapas lega, ia tersenyum dan mengacak rambut Alis.

"Jangan sedih ya, masih ada aku. Kalau kamu ada apa-apa, langsung cerita ke aku." Alex kembali tersenyum manis kearah Alis.

Alis mengalihkan pandangannya menghindari senyum manis Alex. Alis menganggukan kepalanya saja.

"Udah sana. Kami mau kekelas." Liza tampak mengusir Alex. Sedangkan Alex yang paham dengan maksud Liza pun segera berlalu. Ia kembali tersenyum kearah Alis, yang hanya dibalas Alis dengan anggukan samar.

Alis dan Liza kembali melanjutkan langkah mereka. Kali ini Alis benar-benar jengah karena ia terus sajamenjadi pusat perhatian oleh mereka yang berlalu lalang dikoridor sekolah.

"Lis, kamu dipanggil kekantor. Untuk menghadap kepala sekolah." kata Riswan.

Alis menatap Liza yang terlihat khawatir namun Alis hanya memberikan senyum tipis yang menenangkan Liza.

"Mungkin masalah ini harus kamu yang menyelesaikan Lis," kata Liza menatap kearah Alis.

"Menunggu waktu yang tepat." Sahut Alis dan berlalu menuju kearah kantor.

💦💦💦

Episodes
1 Pendiam
2 Gadis Aneh
3 Ada Apa Dengannya
4 Syai Garden Cafe
5 Munculnya Sang Kakak
6 Jambret dan Sang Penolong
7 Rumah Sakit
8 Perempuan Misterius
9 Siswa Baru
10 Ancaman Atau Peringatan
11 Prasangka Buruk
12 Memikul Tanggung Jawab
13 Teman Baru
14 Bertemu Klien
15 Romur
16 16. Salah Paham
17 17. Pertemuan Kakak Dan Adik
18 18. Masalah Tetap Berlanjut
19 19. Panti Asuhan
20 20. Kebersamaan Sesaat
21 21. Permintaan Ma'af Seorang Angga
22 22. Layangan Kertas
23 23. Usaha Yang Belum Membuahkan Hasil
24 Kejutan Yang Menyakitkan
25 25. Luka Yang Tak Berdarah
26 Munculnya Seseorang Dari Masa Lalu
27 Tak Sekuat Yang Terlihat
28 Lepas Kontrol
29 Luka Dalam
30 Kembali Kerumah
31 Kecemburuan Seorang Al
32 Permintaan Ma'af Seorang Aldebran
33 Pertolongan untuk Arya
34 Isu Palsu Lagi
35 Kecewa
36 Langkah Awal
37 Nama Yang Berbeda
38 Hati Yang Ikhlas
39 Tidak Penting
40 Kedekatan Alis Dan Angga
41 Cemburu
42 Pemilik Bunga
43 Kebun Bunga
44 Surat Kaleng
45 Mode Diam
46 Ada Apa Dengan Aldo
47 Usaha Aldo
48 Pertemuan Alis dan Orang Tuanya
49 Perdebatan Kecil
50 Lagi...
51 Kamu Tidak Mengenalku
52 Langkah Selanjutnya
53 Makan Malam
54 Kembali Kerumah
55 Perasaan Hangat
56 Pembicaraan Empat Mata
57 Kerumah Al
58 Kencan Pertama?
59 Perasaan Yang Tersakiti
60 Diabaikan
61 Menghindar
62 Seperti Orang Asing
63 Pertemuan Dua Keluarga
64 Dari Hati Kehati
65 Keributan Diruang Kelas
66 Kebenaran
67 Permasalahan dan Keputusan
68 Pulang Bersama
69 Pantai
70 Perdebatan
71 Penolakan Al
72 Serangan
73 Kehilangan
74 Masih Berlanjut
75 Dimana Aku
76 Tanda Tanya
77 Jebakan
78 Kamar 707
79 Putri Tidur
80 Ingin Pulang
81 Ajakan Kekantor
82 Syok
83 Perut Kamu
84 Petunjuk
85 Mencari keberadaanmu
86 Dugaan Sementara
87 Bantuan Bersyarat
88 Kembali ke Indonesia
89 Pertemuan Tak Sengaja
90 Kebenaran
91 Melarikan Diri
92 Menolong Jessica
93 Kembali Bertemu Keluarga
94 Ingin Menikahinya
95 Pembicaraan Empat Mata
96 Berterus Terang
97 Seenaknya Sendiri
98 Mengawasi
99 Pilih Siapa?
100 Tidak Terkecoh
101 Terbongkar
102 Percaya Sepenuhnya
103 Marah
104 Aku Mencintainya
105 Di bawah Umur
106 Diam
107 Pesta
108 Senyap
109 Kejutan Dibalik Kejutan
110 Sakit Bersamaan
111 Kesepakatan Dengan Alifa
112 Egois
113 USG
114 Panik
115 Penghargaan
116 Aku Cinta Kamu
117 Ingin Terus Bersamamu
118 Kembalinya Rafael
119 Ajakan Bertemu
120 Perdebatan Kecil
121 Ketetapan Hati
122 Menikahlah Denganku
123 Mengukir Kenangan
124 Kelulusan
125 Pertunangan
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Pendiam
2
Gadis Aneh
3
Ada Apa Dengannya
4
Syai Garden Cafe
5
Munculnya Sang Kakak
6
Jambret dan Sang Penolong
7
Rumah Sakit
8
Perempuan Misterius
9
Siswa Baru
10
Ancaman Atau Peringatan
11
Prasangka Buruk
12
Memikul Tanggung Jawab
13
Teman Baru
14
Bertemu Klien
15
Romur
16
16. Salah Paham
17
17. Pertemuan Kakak Dan Adik
18
18. Masalah Tetap Berlanjut
19
19. Panti Asuhan
20
20. Kebersamaan Sesaat
21
21. Permintaan Ma'af Seorang Angga
22
22. Layangan Kertas
23
23. Usaha Yang Belum Membuahkan Hasil
24
Kejutan Yang Menyakitkan
25
25. Luka Yang Tak Berdarah
26
Munculnya Seseorang Dari Masa Lalu
27
Tak Sekuat Yang Terlihat
28
Lepas Kontrol
29
Luka Dalam
30
Kembali Kerumah
31
Kecemburuan Seorang Al
32
Permintaan Ma'af Seorang Aldebran
33
Pertolongan untuk Arya
34
Isu Palsu Lagi
35
Kecewa
36
Langkah Awal
37
Nama Yang Berbeda
38
Hati Yang Ikhlas
39
Tidak Penting
40
Kedekatan Alis Dan Angga
41
Cemburu
42
Pemilik Bunga
43
Kebun Bunga
44
Surat Kaleng
45
Mode Diam
46
Ada Apa Dengan Aldo
47
Usaha Aldo
48
Pertemuan Alis dan Orang Tuanya
49
Perdebatan Kecil
50
Lagi...
51
Kamu Tidak Mengenalku
52
Langkah Selanjutnya
53
Makan Malam
54
Kembali Kerumah
55
Perasaan Hangat
56
Pembicaraan Empat Mata
57
Kerumah Al
58
Kencan Pertama?
59
Perasaan Yang Tersakiti
60
Diabaikan
61
Menghindar
62
Seperti Orang Asing
63
Pertemuan Dua Keluarga
64
Dari Hati Kehati
65
Keributan Diruang Kelas
66
Kebenaran
67
Permasalahan dan Keputusan
68
Pulang Bersama
69
Pantai
70
Perdebatan
71
Penolakan Al
72
Serangan
73
Kehilangan
74
Masih Berlanjut
75
Dimana Aku
76
Tanda Tanya
77
Jebakan
78
Kamar 707
79
Putri Tidur
80
Ingin Pulang
81
Ajakan Kekantor
82
Syok
83
Perut Kamu
84
Petunjuk
85
Mencari keberadaanmu
86
Dugaan Sementara
87
Bantuan Bersyarat
88
Kembali ke Indonesia
89
Pertemuan Tak Sengaja
90
Kebenaran
91
Melarikan Diri
92
Menolong Jessica
93
Kembali Bertemu Keluarga
94
Ingin Menikahinya
95
Pembicaraan Empat Mata
96
Berterus Terang
97
Seenaknya Sendiri
98
Mengawasi
99
Pilih Siapa?
100
Tidak Terkecoh
101
Terbongkar
102
Percaya Sepenuhnya
103
Marah
104
Aku Mencintainya
105
Di bawah Umur
106
Diam
107
Pesta
108
Senyap
109
Kejutan Dibalik Kejutan
110
Sakit Bersamaan
111
Kesepakatan Dengan Alifa
112
Egois
113
USG
114
Panik
115
Penghargaan
116
Aku Cinta Kamu
117
Ingin Terus Bersamamu
118
Kembalinya Rafael
119
Ajakan Bertemu
120
Perdebatan Kecil
121
Ketetapan Hati
122
Menikahlah Denganku
123
Mengukir Kenangan
124
Kelulusan
125
Pertunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!