tujuh belas

"Akhh gak ada yang mau menjawab dengan suka rela ya??" Ujarku sedih.

Sterrttss...

Api hitam keluar dengan ukuran kecil di jari telunjukku.

"Eemm.. kau jadi yang  selanjutnya" cetusku lebar dan melempar api itu ke arahnya. Darah pun bertebaran bagai pesta bunga api diatas langit.

Semua pengunjung pasar terbidik ngeri dan berbondong-bondong meninggalkan pasar tersebut.

...

"Yahh penontonnya udah kabur aja, padahal pertujukannya baru dimulai." Celetuk Xiang dengan wajah sedihnya.

"Tak apalah, kan masih ada kalian"

"Kumohon jangan!!" Pinta salah satu dari mereka.

"Gak ah, lagi asik masa suruh berhenti" balas Xiang tersenyum miring.

Dengan langkah santai nya Xiang berjalan menuju kearah seorang pria yang sebelumnya ditindas oleh mereka. Tanganya mengulurkan guna membantu pria itu berdiri, sayang ia nampak ketakutan dan ragu menerima uluran tangan itu.

"Hey, jangan takut. Ayo cepat berdiri" pinta Xiang menarik kasar tangan itu.

"Sekarang pergilah ketempat yang aman, dan lain kali harus bisa jaga diri. Kau ini seorang pria bukan wanita yang butuh perlindungan" pria itu hanya menganggukan kepalanya dan segerah berlari pergi.

Xiang yang melihat itu tersenyum, begini ya rasa nya menolong seseorang" gumam Xiang.

Para perampok yang melihat Xiang tengah lengah langsung berusaha lari dan ada satu orang yang memberanikan diri mencoba menyerang.

Sebuah belati ia arahkan ketubuh Xiang.

Stersstt....

Akhhh..."

Pekik Xiang saat melihat belati itu hampir mengenai tubuhnya.

"Bagaimana bisa meleset, padahal seharusnya belati itu menembus jantung nya dari belakang" batin perampok itu menatap tak percaya.

"Kau hanya berani menyerang dari belakang." Sinis Xiang kemudian menarik belati yang menempel tiang kayu disebalahnya.

"Sungguh licik. Ahh.. ternyata kalian ada yang berani kabur" lanjutnya beralih menatap 4  perampok yang berlari tungang-langang.

Perlahan Xiang menarik napas dan mengumpulkan mana nya. Setelah terkumpul dalam bentuk percikan Xiang menghentakan kakinya ketanah dan membuat tanah itu terbang menyelimuti percikan tersebut menjadi sebuah jarum kecil.

"Kalian pasti tahu apa tugas kalian, jadi lakukanlah dengan baik" ujar Xiang seakan mengajak jarum itu bicara.

Jarum itu pun berterbangan mengejar para perampok yang tengah berlari. Semakin kencang sekelompok itu berlari, semakin kencang pula jarum itu mengikuti nya.

"Ah bagaimana tontonannya wahai perampok yang licik" seru Xiang kerah sosok yang terdiam mematung melihat teman-temannya yang dikejar jarum itu.

Crasssss!!!!

Jarum itu berhasil menelusup sebuah kulit.

Creeetsss!!!!!

Akkhhh.....

Pekikan memilukan mengiringi tembus nya sebuah kulit akibat sebuah jarum kecil. Mereka yang awalnya berlarian kini terhenti menikmati rasa sakit.

Creaasss!!! Crasss!! Crass!

Jarum itu terus bergerak keluar masuk ke dalam kulit mereka, membuat percikan darah ikut keluar bersamanya.

"Hey, lihatlah bagaimana jarumku menyelesaikan tugasnya" bisik Xiang menyeringai.

"Lakukan tugas terakhir kalian, bumi hanguskan mereka" titah Xiang memberi aba-aba. Jarum itu yang seakan paham langsung melesat masuk ketubuh mereka hingga menimbulkan jeritan kesakitan dan kemudian meledak ledak kecil namun memberi demege yang besar.

Membuat tubuh yang di masuki berceceran dan meletup-letup bagaikan sebuah petasan. Darah pun menetes-netes jatuh ketanah.

"Ba.. bagaimana bisa meledak" ujar perampok itu ketakutan, matanya memanas melihat teman-temannya kini tak berbentuk, yang tersusah hanya gumpalan daging kecil yang berceceran ditanah.

"Kenapa tidak bisa?" Balasku balik bertanya.

"Jangan !!" Pekiknya kencang.

"Jangan!!"

"Ah bukannya keren jika belati yang kau lemparkan padaku malah mengenai pemiliknya sendiri" cetusku tak mengaidakan ucapanya.

Kusalurkan sedikit mana kebelati itu, hanya sedikit sehingga belati itu tak nampak dilari sebuah mana. Kemudian dengan secepat kilat ku lemparkan padanya.

Jleebbb..

Belati itu mengenai persis pada dada bagian kiri, lebih tepatnya organ bagian jantung.

"Ah.. gimana rasanya??"

"Akkhh.." balasnya menjerit.

"..Tiga

..Dua

Satu...." hitungku berjalan mundur dan..

Cretarrrrrr!!!!!!

Belati itu menyalurkan sebuah kilatan listrik tepat pada jantungnya, membuat jantung itu meledak dan aliran darah yang baru saja masuk kejantung berceceran ditanah. Tubuhnya ambruk diikuti darah yang meleleh dari mulut,hidung bahkan telinga nya.

"Ahh.. selesai juga" cetusku menepuk-nepuk kedua tanganku.

.....

"Kerja bagus" ujar sosok bertopeng pada pria yang baru saja diselamatkan oleh Xiang.

"Sebaiknya kau segerah obati lukamu, dan lanjutkan tugasmu yang sebelumnya." Titihnya membuat pria itu mengangguk patuh.

"Ahh.. kau sungguh mengagumkan," ujar sosok itu menatap kearah mayat dan puing-puing tubuh yang bertebaran.

"Sekarang tugas kalian bersihkan dan hilangkan jejak itu," sosok itu menatap kearah lain, tepat pada bawahannya yang tengah berjongkok hormat "dan kau berikan ancaman pada kaisar Lan supaya segerah menemukan putri Xiang!!!"

"Baik.." balasnya tegas.

Mereka pun pergi menjalankan tugas sesuai titah tuannya.

"Ahh.. aku tak sabar bertemunya secara langsung.." gumamnya lirih seraya membayangkan wajah Xiang.

.......

"Ahh kenapa aku harus repot-repot mencari pembunuh kecil itu" geram kaisar Lan Bio.

"Ya sudah ayahanda tak perlu mencarinya, dia tak penting buat apa buang-buang waktu mencari pembunuh kecil itu" balas Lan Gio, putra mahkota kerajaan Lan.

"Benar kata kakak, itu hanya buang-buang waktu" balas Lan Reo, pangeran kedua kerajaan Lan. Menyetujui ucapan Lan gio.

"Akhh.." Kaisar Lan Bio mengeram kesal seraya mengacak rambutnya frustasi.

"Aku juga tak akan mau melakukan hal itu, namun itu perintah dari Kaisar Zheang. Mana mungkin aku menolaknya, bisa-bisa kerajaan Lan akan dibumi hanguskan."

"Akhh sial" rutuk kedua pangeran itu geram. Buat apa kaisar Terbesar yang menguasai berbagai kerajaan dibawa naungannya mencari gadis sialan itu' itulah yang dipikirkan mereka. Bahkan ia yang merupakan kakaknya saja tak sudi memikirkan apa pun yang menyangkut tentang gadis sialan yang membunuh ibundanya.

"Kita tak punya pilihan lain, jadi kita harus mengirimkan prajurit jntuk mencarinya" cetus Lan Gio mengambil keputusan.

"Ah kau benar nak," balas kaisar Lan Bio menyetujui ucapan anaknya.

"Kasimmm, kemarilah" titah kaisar Bio membuat seorang kasim paru baya berlari tergopoh-gopoh mendekati tuannya.

"Hamba menghadap.." balasnya memberi  hormat.

"Perintahkan para prajurit mencari keberadaan Xiang dan membawanya kemari!!"

"Baik saya akan menjalankan titah  tuan kaisar" balasnya membengkuk dan memberi hormat sebelum keluar ruangan.

.........

"Ahh.. Sekarang aku harus pulang, kak Bao aku sudah kangen.." keluh Xiang berjalan gontai menuju penginapan.

"Xiang'er " pekik Bao menatap kedatangan Xiang.

"Ah.. kak bao" ujar Xiang lemah plus malas.

"Anda kenapa??" Cetus Bao khawatir melihat penampilan menyeramkan yang Xiang perlihatkan, dimana hanfu yang ia pakai penuh dengan darah kering ditambah rambut acak-acakan tak beraturan.

"Kak.. " seru Xiang manja kemudian memeluk tubuh Bao tiba-tiba. Wajah Bao berubah merah padam dan tanganya terangkat ragu menyentuh surai hitam Xiang yang ada di bahunya.

"Aku lelah kak, sungguh " cetus Xiang sebelum benar-benar tidur dibahu Bao dengan nyenyak.

.....

............                                      .

........                 🙋‍♀️                    ..

....         bersambung             ....

..    salam dari Author    ........

.                                         ...........

Terpopuler

Comments

Laa

Laa

next

2020-12-02

3

pecinta time travel

pecinta time travel

aku lelah kak sungguh 😴😴😴😴😴

2020-11-30

9

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!