" anda tahu Xiang'er saya sangat sangat kaget saat melihat pedang itu berada tepat dileherku dan hanya kurang beberapa senti saja saya yakin kepala ini sudah terpisah dari tubuhku." Ujar Bao terbidik ngeri sambil memengang lehernya.
"Maaf sungguh aku tak sengaja dan itu hanya reflek.." cetusku menyengir.
"Oh ya kak,berarti tupai got itu lah yang membantumu mencari keberadaanku?" Aku menatap tupai itu dan malah mendapatkan tundukan tanda takut.
"Iya, dialah yang menujukan arah" ujar Bao meng iyakan.
"Baiklah.. " aku berjalan pelan menuju tempatnya" hey tupai, siapa namamu?" Tanyaku rak memperdulikan wajah nya yang bertambah muram dalam kutip ketakutan saat aku berjalan mendekati nya.
"Namanya Ao.." balas Bao mengantikan si tupai yang tengah terdiam.
"Kak, aku tak bicara dengan mu" teriaku kesal.
Ku coba menyalurkan energiku kearahnya, sebenarnya aku tau bahwa ia masih terluka parah akibat bertarung bersama Bao, untung saja saat pertarungan terjadi ia tak mengunakan kekuatan eleman. Jika iya akan berakibat fatal, itu karena organ vital yang berfungsi mengumpulkan mana terluka. Dan jika tak segerah disembuhkan Maka ia tak bisa mengunakan kekuatan eleman yang ia miliki, oleh karena itu aku segerah mencoba menyalurkan energi ku ini untuk penyembuhannya. Itung-itung ucapan terimakasih.
Cringg...
Cahaya kehijauan keluar dari tubuhnya.
Dan sekarang Ao merasakan sesuatu yang aneh ditubuhnya.
"Apa yang kau lakukan padaku?? Kenapa tubuh ku terasa aneh" Tanya Ao menatapku bingung.
"Aku hanya mengobati mu, mungkin karena ada luka fatal akibat pertarungan yang kau lakukan" balasku singkat.
"Luka fatal??" Tanya Ao masih bingung.
"Kau terluka dibagian organ dimana mana energi disimpan, dan tuanku mencoba menyembuhkannya dengan resiko kau akan merasakan hal aneh terjadi ditubuhmu. Tapi kau beruntung karena rasa itu tak melukaimu" terang Drago mengantikanku.
" huftt.. itu tak berlangsung lama, dan kau kan kembali seperti semula."
.................
"Emm.. Drago aku masih bingung kenapa aku dan kak Bao tiba-tiba terlempar dihutan ini dalam keadaan terpisah??" Tanyaku penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya, dan sepertinya ini bukanlah suatu kebetulan atau ketidak sengajaan. Karna jika iya tak mungkin ini terjadi seperti telah direncanakan.
"Aku malas menjelaskan nya.." balasnya membuatku memutar mata malas, sunguh sifat berubah-rubahnya membuatku gemas.
"Ayolah drago.. " melasku dengan tatapan pupy eyes yang sebenarnya membuatku agak jijik melakukannya. Ayolah aku tak suka bertingkah sok imut.
"Aku malas.." ulangnya membuatku tambah sebal dibuatnya.
"Terserah.." ketusku menarik tangan kak Bao dan melangkah meninggalkanya di belakang.
"Kak.. kalo kita udah keluar dari hutan ini menurut kakak apa yang harus kita lakukan.."
"Saya akan melakukan apa yang diminta Xiang'er.." balasnya tersenyum.
"Ceaa.. gomball.." ujarku tertawa dengan perkataan nya.
"Apa itu gomball??" Tanya Bao memiringkan kepalanya.
"Gombal itu hewan berbulu yang daging nya enak dimakan" jawabku asal.
"Bukannya itu domba??" Jawab Bao polos.
Hufftt kenapa orang jaman dulu terlalu kolot dan beg*. Aku pun menghela napas kasar dan memandang Drago yang kini sudah berganti eksprasi.
"Drago, kau tahu kenapa orang di jaman ini bodoh-bodoh ya??" Bisikku lirih ditelinganya yang malah mendapatkan kekehan kecil darinya.
"Karna jaman ini berbeda dengan jaman tuan dulu, tak semua orang dijaman ini mendapatkan pendidikan yang layak bahkan pendidikan dijaman tuan lebih modern mengalahkan pendidikan para raja" bisiknya sambil tertawa kecil.
"Tahu dari mana kau" bisik ku kembali.
"Bahkan semua ingatan tuan saya tahu.." jawabnya terkekeh membuatku bersemu merah. Dengan sebal aku mencubit lengannya kencang.
"Itu sama sekali tak sakit tuan, anda tahu bukan kulit naga sangat tebal dan keras.." ledeknya kembali.
"Huh.." dengusku kesal dengan bibir cemberut.
........
"Aooo.. bagi anggur itu!!" Teriak ku menatap Si tupai got yang tengah berada diranting-ranting dimana pohon anggur merambat.
"Tak mau.." balasnya memakan anggur itu seorang sendiri.
"Benarkah kau tak mau berbagi padaku tupai got??" ujarku menyeringai.
Ao yang melihat itu mulai terbidik ngeri, Ayolah aku hanya tupai kecil yang imut dan sedang kelaparan. Mana mungkin mau membagi makanan dengannya.
Hufftt dengan terpaksa Ao melempar satu tangkai anggur merah ditangannya, walau dengan rasa tak rela.
"makasihh..." senyum Xiang melebar dan menangkap anggur yang dilempar itu dengan sigap.
"Xiang'er , Ao... ayo kita lanjutkan perjalanan.. " panggil Bao membuat ku dan Ao langsung berlari kearah.
"Apa masih jauh..??"
"Tidak, kita hanya perlu berjalan mencari portal yang ada disebuah gua dwi antarna" jawab Drago tersenyum lembut mengelus rambutku pelan.
"Aku yakin disana ada semacam rintangan yang harus dilewati.." ujarku mendongak.
"Benar.." Drago mengangguk lalu mengacak rambutku gemas. "Sekarang taun ku bertambah pintar hahaha..."
"Aku gituloh... " jawab ku menepuk dada bangga.
"Hahahaha...." kekeh drago mencubit pipi ku pelan namun membuat bekas kemerahan.
"Disinilah Gua Antarna.." ucap Drago menujuk sebuah pohon cemara tua yang nampak gersang.
"Dimana?? Aku tak melihatnya?" Ujar Bao bingung.
"Coba buka mata batin mu dulu kak Bao!!" Pintaku seraya mendekati pohon itu.
"Ahh.. iya" cetus Bao tersenyum saat matanya dapat melihat gua cantik dihadapanya.
"Ayoo... kita let's Go!!" Teriak ku semangat dan memasuki gua itu terlebih dahulu .
"Cantik sekali.." gumamku lirih menatap indahnya gua berlapis batu kristal berhiaskan ribuan tengkorak manusia.
"Apa kau tak salah melihat Xiang'er??" Tanya Bao menatap aneh junjunganya. Mungkin ia telah mengagumi gua ini sebelumnya, lebih tepatnya sebelum memasukinya dan mendapatkan kejutan mengerikan yang tak terduga. Dimana banyak tengkorak berhamburan menghiasi gua.
"Kak ini indah.." balasku tersenyum.
Bao hanya menyidikan bahu dan enggan berkomentar lagi.
"Drago apa kau yang melakukan ini??" Tanyaku berbinar.
"Ya tentu.." balasnya dengan raut bangga.
"Hebat sekali.." cetusku tersenyum.
"Aku kan hewan ilahi tentu saja hebat.." ujarnya membanggakan dirinya sendiri.
"Dih..
Drago kau mulai besar kepala.." cetusku yang sama sekali tak ia dengarkan.
Cit ciitt...
Suara cicitan tikus mulai terdengar, ribuan tikus mulai berdatangan.
Ao yang melihatnya langsung mengaum dalam bentuk harimau. Sedangkan Ziang melihatnya dengan tatapan binar.
"Biar aku yang menghabisinya.." ujarku tersenyum geli melihat tikus-tikus itu bergeliat.
"Apakah itu tak akan berbahaya Xiang'er??" Tanya Bao khawatir.
"Ini hanya masalah kecil kak.. doakan saja tikus-tikus itu bisa masuk surga, tapi sebagai makanan semut.." cetusku menyeringai.
Kukeluarkan pedang naga dari tanganku dan dengan secepat kilat aku mulai menebas ratusan tikus dalam sekali tebas.
"Aku tertawa.. hay tikus, kau tahu dijamanku tikus sepertimu harus diberantas sampai akarnya.." batinku bersorak semangat.
Dalam hitungan detik semua tikus itu lenyap. Tapi tanpa kusadari aku memijak sesuatu yang menyebabkan suara gemuruh.
Brukkkk!!!
Tubuhku terasa terjatuh.
"Siall..." rutuk menyesali kecerobohanku.
"Dimana Xiang'er??" Ujar Boa tersentak kaget.
"Tenang saja... " balas Drago santai.
............ .
........ 🙋♀️ ..
.... bersambung ....
.. salam dari Author ........
. ...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Raheellias_12
eh tikus atau mbak wir. kalok mbak wir gua takut. lihat dari jauh ajah gua dah jerit \ cicit banyak sekali 😅
2021-02-22
4
pecinta time travel
untung bukan tikus berdasi
2020-11-16
23