Pedang itu kutarik perlahan hingga seutuhnya keluar dari batu besar itu. Cahaya datang secepat kilat, menghancurkan batu besar itu tanpa sentuhan.
Aku yang masih melihat itu hanya tak menyangka, hingga akhirnya sang naga membangunkanku dari lamunan.
"Tuann.." panggilnya
"Ahh.. apa?" Tanyaku bodoh. Ahh gini nih kalo lagi lemot' batinku mengerutu akan apa yang ku ucapkan
"Selamat datang.. " sambutnya entah keberapa kali.
"Ehh.. katanya mana ingatannya? Kok gak ada?" Tanyaku tak mengiraukan sambutannya itu.
"Em sebaliknya kita pindah tempat dulu, tuan" naga itu pun berjalan mendekati dinding goa dan menekan sesuatu. Dan dalam hitungan detik pintu terbuka lebar.
"Ehh... kok dipanggil Tuan!! kan kau tahu aku gadis!!" Gerutu ku saat menyadari panggilan yang ia ucapkan. Tapi tak sama sekali ia hiraukan, bahkan ia berjalan duluan meninggalkanku.
Aku yang kesal hanya menghentakan kaki sebal lalu beranjak pergi mengikutinya.
Mataku teralihkan pada sosok pria tampan berbadan kekar dengan rambut hitam kemerahan yang ada dimulut goa, ia terlihat tengah menunggu sesuatu.
"Hei !! Kau siapa!! " teriakku tepat ditelinganya yang agak runcing.
Pria itu hanya memandangku sebal dan posisi tanganya memegang telinganya yang tengah berdengung.
"Tuan kau sangat menyebalkan.." ujarnya datar.
"Hey aku ini seorang gadis, dan aku bukan tuanmu" balasku ikut menatapnya datar.
"Dan lagi belum pernah bertemu sebelumnya," gumamku lirih lalu melanjutkan langkahku mencari naga itu. Setelah ku tapakan kaki beberapa langkah aku berhenti dan berbalik arah.
"Apa kau lihat seekor naga tadi??"
"Ckk.. aku ini naga itu.." balasnya masih ditempat yang sama dengan tangan bersedekap dada.
"Hey jangan permainkan aku" ucapku masih belum percaya.
"Tuan tak percaya maka akan kutunjukan.." dia pun mulai merubah wujudnya. Nampak sebuah kepulan asap menutupi seluruh tubuhnya, setelah asap itu mulai hilang nampak seekor naga berukuran lebih kecil mentapku bosan.
"Ah kau memang naga itu.. hehe, oh ya kau bisa mengecil ya?"
"Hmm.."
Naga itu kemudian berubah lagi.
"Eh ayo pergi, aku tak sabar menemui kak Bao" Xiang pun menarik tangan pria yang tengah berjalan menuju arahnya.
"Jadi nama mu siapa?" Ujarku memecah keheningan.
"Aku tak punya nama tuan.." balasnya
"Boleh aku menamai mu?" Tanyaku menghadap kerahnya.
"Terserah.."
" emm.. siapa ya? Nago?"
"Jelek.."
"Kalo Drago gimana? Kayaknya keren"
"Drago ya? Emm baik lah, itu tak terlalu buruk.." balasnya sambil mengacak rambutku.
"Eh sifatmu berubah-ubah" bisiku kerahnya.
...........
"Drago kau tahu di mana kak Bao berada?"
"Daerah ini berada dibawa pengawasanku.."
"Wah kau hebat, jadi masih jauh atau tidak?" Tolehku kearahnya.
"Hanya beberapa kilo meter dan dia tengah bersama satu hewan mitologi..." terangnya.
"Yah masih jauh banget huhu.." keluh ku.
Kami pun melanjutkan berjalan kaki tak ada satu hewan pun berani mendekati. Mungkin karna disampingku ada drago hehe... diakan pemimpin hutan ini.
Setelah beberapa menit berjalan. Aku menemukan seorang pria bertopeng tengah terduduk dibawa pohon dengan darah yang mengalir di area perutnya.
Dengan segera aku menarik tangan Drago untuk ikut mendekat kearahnya.
"Kau terluka" ucapku membuatnya menoleh kerahku.
"Eggghh.. kau siapa?" Tanya nya dengan posisi tangan memegang lukanya.
"Aku hanya pengembara, boleh aku periksa lukamu? Sepertinya itu sangat parah.." perlahan ku mendekati tubuhnya dan memeriksa lukanya pelan. Saat tanganku menyentuh darahnya. Ku salurkan tenaga murni untuk mengobatinya. Sedikit demi sedikit luka itu menutup hingga akirnya tertutup sempurna.
"Apa kau diserang hewan buas yang punya cakar beracun?" Tanyaku seraya menyobek pelan hanfu hitamku untuk membersihkan darah yang bercampur dengan bisa racun di area perut.
"Ya.. sebelumnya aku melawan seekor singa tingkat mitologi." Balasnya sebelum menutup matanya lelap.
"Dari mana tuan bisa melakukan itu? " tanya Drago sembari menatap sosok pria bertopeng yang tengah terlelap.
"Entahlah.. mungkin ini hanya sebuah reflek" balasku malas menerangkan, sebenarnya dulu Hisma pernah mengikuti pelatihan bela diri hingga tingkatan tenaga dalam. Dan ia pernah menonton difilm-film kerajaan tentang bagaimana para tabib menyalurkan energi murni untuk membantu penyembuhan.
"Jadi kau akan melanjutkan perjalan atau berhenti di sini?"
"Emm.. kita gk mungkin meninggalkan dia seorang diri di dalam hutan ini, dan aku juga tak ingin kita kesusahan bila membawanya pergi sekarang" putusku sembari menatap kembali tubuh itu.
"Baiklah.. lagi pula meraka tengah berjalan menuju kemari.." jelas drago saat merasakan ada manusia lain dan seekor hewan mitologi yang berjalan menuju tempatnya berada.
"Tuan sekarang lebih baik, kau pulihkan tenaga dalammu yang telah terkuras itu. Sekarang tataplah lengan kirimu, tepat pada tato melati hitam itu. Pusatkan pikiranmu maka kau akan datamg ke dimensi lain." Jelas drago yang langsung ku ikuti perlahan lahan.
Saat mataku terbuka, aku melihat tempat yang berbeda.
"Ini dimana?" Tanyaku masih mencoba menelisik apa yang ada didepanku ini. Sungguh ini sangat menakjubkan.
"Ini yang disebut dimensi ruang. Dan dimensi ruang terjadi karena ikatan kontrak. Hanya beberapa orang yang mampu memilikinya. Tuan mana tangan mu" perlahan kuajukan tanganku kearahnya. Drago pun mendekatkan tanganku kemulutnya. Perlahan gigi taringnya menembus jari telunjukku hingga mengalirkan darah kemudian mengisap darah itu lembut.
"Apa yang kau lakukan Drago?" Tanganku langsung ku tarik dari mulutnya.
"Darah tuan manis" balasnya tanpa menghiraukan ucapan ku.
Karna kesal aku beranjak pergi menuju sebuah batu besar berwarna hitam yang nampak indah dengan bunga-bunga kecil dan rumput yang menghiasi sekelilingnya.
Kududukan pelan pantatku.
"Tuan yang tadi bisa disebut ritual menjalin kontrak antara manusia dengan hewan. Dan untuk penjelasannya hewan yang akan menjalin kontrak harus mengisap si calon pemilik atau meneteskan darahnya ke bagian tertentu." Jelasnya sembari berjalan mendekati ku.
"Kau tadi bilang hewan mitologi? Hewan apa itu? Dan sepertinya tak hanya itu bisa jelaskan?" Tanyaku keluar dari pembahasan sebelumnya.
"Tingkatan hewan dibagi menjadi 4
Spirit beast memilik 1-10 tingkatan, hewan Spirit beast merupakan tingkatan terendah yang hanya memilik satu elemen.
Selanjutnya Legenda miliki 1-5 tingkatan, mereka mempunyai kelebihan dapat berbicara dengan manusia dan biasanya memiliki 2 eleman. Tingkat selanjutnya adalah Mitiologi memili 1-3 tingkatan, mereka bisa berbicara layaknya hewan legenda bahkan bisa merubah wujudnya sesuai dengan kemampuannya. Mereka bisa mendapat 3 eleman sekaligus. Dan yang terakhir Ilahi, mereka adalah yang terlangka dari hewan lainya. Memiliki kemampuan merubah dirinya menjadi apa saja yang ia kehendaki, tapi tetap saja ada batasnya. Selain itu mereka juga bisa berbicara. Dan bisa memiliki semua eleman dengan satu eleman terkuat atau bisa disebut satu eleman dominan." Jelasnya panjang lebar.
"Jadi kau adalah hewan Ilahi" simpulku setelah mendengar penjelasan yang begitu panjang.
"Ya.. benar" balasnya mengangguk.
"Sekarang lebih baik tuan semedi terlebih dahulu, pejamkan mata tuan. Fokuskan pada satu titik dan jangan lah terbangun jika belum waktunya karena itu akan membahayakan jiwa dan raga tuan. Dan untuk ingatan itu, akan terbuka jika tuan telah mencapai level tertentu." Terangnya.
"Baiklah.. " balasku dan mengikuti semua intruksinya.
............ .
........ 🙋♀️ ..
.... bersambung ....
.. salam dari Author ........
. ...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments