empat

Byuurr

Tubuh Xiang seperti didorong oleh sesuatu hingga ia terpeleset masuk ke dalam danau.

"Auuhh..." teriak Xiang mencoba mengapai sesuatu yang ada disekitar danau itu. Tangan tak henti-henti bergerak mencari gapai agar tak tenggelam. Karna dari dulu Hisma maupun Xiang tak bisa berenang.

Srettt..

Tangannya berhasil meraih batang melati hitam,tapi sayangnya batang itu tak terlalu kuat untuk menahan beban tubuhnya.

Hingga akhirnya batang melati itu tertarik ikut tenggelam bersama denganku.

Blubukk.. blubukk..

Akkhakk..

Tubuhku semakin tenggelam hingga membuat Batang melati yang masih ku pegang semakin tertarik hingga akhirnya akar dari batang itu putus dan meneteskan air kedalam danau itu.

Seketika danau itu berubah hitam. Tubuh Xiang merasakan reaksi yang lebih sakit dari pada racun duri melati hitam, tulangnya terasa remuk, kulit dan dagingnya seperti terbakar api neraka. Namun Seiringnya waktu berjalan tubuhnya terasa terangkat keatas, rasa sakit itu pun mulai menghilang.

Matanya yang masih terpejam mulai ia buka saat tubuh telah menyentuh tanah.

Aku mulai merejab-rejab pelan.

"Mataku-mataku kembali.. " ujarku tersenyum senang. Kini ku edarkan mataku ke segala arah. Dan ku temukan sebuah gua cantik dengan danau hitam di hadapanku.

Tapi tak berlangsung lama danau itu kembali ke warna semula.

Mataku kini teralihkan ke akar melati yang nampak mengambang diatas air danau.

"Jadi aku berhasil menemukannya.. Ya Tuhan.. makasih atas kemurahan engkau padaku.."

"Ahh.. jadi seperti ini rupa Lan Xiang yang sebenarnya?? Tak kusangka ia begitu cantik," ucapku saat melihat bayang seorang gadis cantik dengan poni hitam menutupi mata coklat madunya. Matanya nampak cantik dipadukan bibir tipis berwarna merah alami.

"Sekarang bagaimana keadaan kak Bao?? Apa ia baik-baik saja? Aku yakin dia sangat mengkhawatirkan diriku yang tak ada disampingnya." Aku mulai berjalan mencari mulut goa. Tapi baru beberapa melangkah ku tapakan tiba-tiba kepalaku terasa berat dan pandanganku mulai memburam hingga rasa lemas membuat tubuh ini terjatuh tersungkur.

...........

"Egghh..." lenguh Xiang mebuka matanya perlahan.

"Ehh aku pingsan disini?? Nanti dulu kok ada yang aneh.." aku perlahan bangkit menyusuri goa tapi tak kunjung menemukan mulut goa.

Tadi saat masuk aku lewat mana sih? Kok gak ketemu-ketemu" batinku kesal.

Langkah kaki Xiang mulai memberat, sudah berjam-jam Xiang belum menemukan jalan keluar. Hingga sebuah ranting kayu yang ada dihadapannya tertabrak kaki nya lalu menimbulkan suara gemuruh.

"Apa itu pintu keluarnya?" Xiang yang melihat sebuah pintu kayu berukuran besar yang keluar dari tanah langsung berajak memasukinya tanpa pikir panjang. Tapi yang ia dapati adalah masalah besar. Didalam pintu itu terdapat satu sosok makhluk berbentuk naga tertidur diatas batu besar.

Aku yang melihatnya ingin segerah keluar. Saat tubuhku berbalik, pintu itu telah lenyap entah kemana.

"Sial pintu itu lenyap..!" umpatku lirih.

Ku edarkan bola mataku ini keseluruh sisi guna mencari sesuatu untuk bisa kabur dari ruangan ini.

Mataku tertuju pada pedang yang tertancap diatas batu tepat disamping naga itu berbaring.

Dengan perlahan aku mendekat namun sayangnya aku tersandung dan terjatuh tepat diatas tubuh naga itu.

"Greeeghhh..." geram sang naga mulai membuka kelopak matanya.

Aku yang melihat itu sangat ketakutan langsung bangkit. Kukira naga hanyalah mitos semata masyarakat cina, tapi kenyataan hewan mitos yang diagung-agungkan itu kini ada dihadapanku.

"Ehh... ada naga.." ucapku menyengir saat naga itu menatapku.

"Hahahaha... ternyata kau yang telah membangunkanku dua kali berturut turut" ucap sang naga masih diposisi semula.

"Hehe.. gak ada niat ya pak atau ibu naga.. tadi soalnya manggil kakak saja" balasku kembali menyengir.

"Benarkah??" Tanya sang naga dengan suara basa berat yang terdengar ee.. gitulah.

"Bener gak bo'ong sumpah" aku tersenyum bodoh dihadapannya dan membentuk huruf v dengan dua jari ku.

"Oh ya pak atau ibu naga, boleh gak aku pamit pergi, kakak ku pasti mengakhawatir kan ku"ucapku seraya menampilkan pupy eyes.

"Hahaha.. kau sangat lucu.." tawa sang naga mengelegar.

"Aku memang terlahir dengan wajah imut dan unyuk-unyuk" balasku besar kepala, kutepuk dadaku yang kubusungkan pelan

"Dasar manusia,, sangat gemar memuji dirinya sendiri."

"Tentu kalo tidak siapa yang mau muji ??" balasku balik bertanya.

"Ada benarnya hahaha..."

"Apa boleh aku keluar.. sungguh aku ingin menemui kakak ku.." Xiang mulai memasang wajah seriusnya. Entah dari mana Xiang mendapatkan keberanian itu. Sungguh ia merasa khawatir jika Bao tak ada disampingnya.

"Apa kau tak ingin pedang itu?" Tanya naga itu dengan sebelah alis mata terangkat keatas.

"Ohh.. pedang ya, itu bukan milikku dan aku tak ingin mengambil hak milik orang" balasku santai.

"Benarkah?? Bukan nya kau hendak mengambilnya tadi?" Balas sang naga mulai terbangun.

"Ohh ya.. karna aku ingin keluar dan lagi aku tak membawa apa-apa jadi kalau kau menyerang setidak nya aku meminjam pedang itu sebagai senjata." Balas Xiang berdiri tegak tanpa guratan canda diwajahnya.

"Greeghh.. cabutlah pedang itu, maka kau akan memilikku" ucap sang naga berjalan mendekati, Xiang yang melihat itu hanya mematung.

"Kau adalah pemiliknya, dan kau berhak memilikinya.. aku tahu kau siapa, dan aku tahu apa yang kau inginkan kedepannya.." bisik sang naga.

"Asal kau tahu, sebenarnya aku mengetahui semua tentang mu, termasuk alasan mu datang ke sini, dan mengapa matamu buram saat kau bangun." Tambahnya.

"Kau tahu?? " Xiang tertegu mendengar itu.

"Tentu.. dan bila kau ingin mengetahui sesuatu lihatlah pada lengan kirimu, dan cabutlah pedang itu. Maka kau akan melihat seperti apa ingatan pemilik tubuh yang kau pakai."

"Baiklah... " balas hisma setelah menatap lengan kirinya sebentar. Ya, ditangan kirinya terdapat tato bunga melati hitam dengan batan duri yang melilitnya. Tapi hisma yakin tato itu muncul setelah ia berhasil mendapatkan air dari akar melati hitam.

Perlahan hisma mendekat, tubuhnya merasakan reaksi menenangkan saat dirinya semakin dekat pedang itu.

Hisma berhenti tepat disamping kiri batu. tubuhnya berbalik kearah naga, yang dibalaskan angukan singkat. dengan perlahan ia berbalik, Tangannya pun mulai menggapai pedang itu.

Dengan mengfokuskan semua indra dan batin pada satu titik, hisma mulai menyalurkan tenaga dalamnya kearah pedang. Perlahan ia menariknya dan sebuah guntur disertai angin merombak semua alam disekitarnya.

Steesstt....

Pedang berhasil tercabut, batu yang sebelum tercantap pedang pun lebur bersama dengan cahaya yang datang dan menghilang sekejab mata.

"Selamat datang tuan.." hormat sang naga kearah hisma yang tengah terbegong dengan kejadian tadi. Ia masih tak percaya.

Sungguh nikmat tuhan yang tak ternistakan, yah.. walau sebelumnya merasakan siksaan terlebih dahulu.

"Tuann..??" Panggil naga itu membuyarkan lamunan ku.

"Ahh.. apa?" Pertanyaan bodoh keluar dari mulutku.

............                                      .

........                 🙋‍♀️                    ..

....         bersambung             ....

..    salam dari Author    ........

.                                         ...........

Terpopuler

Comments

Raheellias_12

Raheellias_12

lanjut thor semangat

2021-02-22

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!