Saat semua tikus berhasil ku musnah kan hingga darah menjijikan itu berceceran menempel di hanfu hitamku. Tanpa kusadari kaki ku menginjakkan sesuatu, entah apa aku tak sempat melihatnya. Tapi yang kusadari hanyalah suara gemuruh berserta getaran yang berasal dari bawah.
Tanah yang ku pijak terasa runtuh, tubuhku ikut terjatuh bersama tanah itu.
"Siall..." umpatku kesal, sungguh aku merutuki sifat cereboh ku yang tak kau tempat ini.
Aku berusaha bangkit seraya membersihkan debu yang menempel di hanfuku. Kutepukan- tepukan pelah hingga debu bertaburan.
Kaki ku berjalan tak tahu arah, yang kuhandalkan hanya instingku sekarang ini.
Aku berhenti saat melihat sebuah lingkaran hitam bercorak sebuah gambar abstrak yang sama sekali tak kuketahui. Ku tempelkan tanganku pelan. Hingga rasa perih di bagian telapak tanganku membuatku reflek menarik tangan ini.
"Auuu... " pekikku kesakitan, setahuku aku tak terluka sama sekali sebelumnya, tapi mengapa saat menyentuh lingkaran itu tiba-tiba terasa seperti tersayat pisau??" Batinku bertanya-tanya.
Ku perhatikan lingkaran itu lebih detail, namun tak dapat kutemukan penyebab telapak tanganku terluka. Bahkan lingkaran itu nampak begitu datar tanpa tonjolan sama sekali.
"Dimana bekas darahku yang seharusnya menempel disini??" Batinku kembali bertanya.
Suara getaran kembali terdengar, suara itu bagaikan langkah kaki yang berjalan mendekat.
"Siapa itu" teriakku yang hanya dibalas getar tanah tanpa ada sautan yang membalasnya.
Mataku beralih kembali ke lingkaran itu tapi ada yang berubah, gambar itu nampak bergerak. Lukisan abstrak itu seperti membentuk lukisan yang lebih sederhana. Mataku kembali menelisik dan tak menghiraukan suara getaran itu lagi.
"Burung phoenik?? " gumamku melihat gambar seekor burung phoenik yang nampak gagah dengan sayap besar yang dapat membawa nya terbang bebes ke angkasa.
"Sunguh indahh.." kagumku melihat lukisan itu.
"Heyyyy... !!" Panggil seseorang membuatku kaget dibuatnya.
Mataku beralih menatap sosok pria berpakaian hanfu silver dengan syal bulu burung yang melekat dilehernya.
"Jadi ini adalah pemilik naga berkepribadian ganda.." cetusnya membuatku bingung.
"Ehh.. anda siapa? Dan siapa yang anda maksud??" Tanyaku penasaran.
"Hahaha... aku tak menyaka bahwa tuan nya begitu polos yang beda tipis dengan Bodoh.." cetusnya terkekeh dengan nada ejekan yang membuat ku jengah melihatnya.
"Ya tuhan sungguh aku bosan bertemu dengan hewan-hewan angkuh.." keluhku menatap atas dinding tanah denga tatapan memelas.
"Ahh... sudahlah basa-basinya, sebaiknya kita pertarung terlebih dahulu. Sudah lama aku tak berolahraga.." ujar pria itu meregangkan ototnya.
"Heyy...!!" Teriakku tak terima saat diserang tiba-tiba olehnya, tak ingin membuang energi aku hanya menghindar semua serangannya dengan mudah.
"Ternyata itu semua bukan hanya khayalan semata" ujar pria itu seraya ditengah pertempuran yang terjadi.
"Sungguh aku bosan menatap wujud manusiamu, aku ingin melihat wajah aslimu.." cetusku menghindari sabetan esnya .
"Dengan senang hati ku turuti.." seringai pria itu sambil berubah bentuk menjadi burung Phoenik putih silver denga mata biru langit membuatnya nampak lucu.
"Kau sangat lucu.." aku berjalan ke arahnya tanpa rasa ragu atau takut, tangan kananku menggapai dahinya dan mengusapnya bulu silver nya pelan. Darah yang seharusnya telah lenyap kini malah menempel didahi phoenik itu.
"Kau mengontrakku???" Tanya phoenik itu mengangkat kepalanya.
"Aku tak melakukan nya." Balasku menatap manik birunya.
"Hahaha.. kau memang tuanku, dan tanpa kau lakukan. itu kan terjadi dengan sendirinya.." balasnya merubah wujudnya ke wujud manusianya lagi.
"Hahaha.. sebenarnya aku masih ingin bertarung dengan mu mengunakan seluruh kekuatanku, tapi ku pikir itu hanya membuang energi dan waktu." Terangnya terkekeh "dan lagi lebih baik kita pergi dari ruangan ini, sungguh aku bosan menunggu mu yang tak datang datang.." tambahnya menarik lenganku menembus dinding atas.
"Kau tahu aku ingin melihat seperti apa keadaan luar" ucapnya tersenyum.
..........
"Kak Bao!! " Teriaku memangil namanya, hingga seluruh pandangannya beralih ke arahku.
"Anda tak terluka Xiang'er??" Tanyanya khawatir. Matanya menelisik seluruh tubuhku.
"Darah ini??" Gumamnya murung.
"Ini darah tikus kak, dan ini sudah tersobek sebelum kita bertemu" jelasku menunjuk sobekan hanfu serta bercak darah yang menghiasi hanfuku.
"Hai naga berkepribadian ganda.." sapa burung phoenik kerah drago.
Aku yang melihat ekspresi drago hanya terkekeh, ia sudah berganti ekspresi lagi. Dan aku setuju dengan pangilan itu.
"Diam kau phoenik buruk rupa.." balasnya datar.
Bao yang mendengar itu melotot, sungguh ia tak percaya bisa bertemu hewan ilahi yang sangat langka itu.
Sedangkan Ao yang melihatnya hanya bersembunyi dihanfu milik Bao.
"Heeyy drago, kau kenal ama phoenik ini?" Tanya ku tanpa memerdulikan ekspresi Bao dan Ao.
"Hahaha.. ternyata nama barumu adalah Drago?? Sungguh jelek" ejek phoenik menghina drago.
Aku yang mendengarnya melotot tak terima. "Heeyy nama itu aku yang memberinya, dan kau menghina nama pemberianku HAHH !!!!" Ujarku sebal.
"****** kau Phoenik buruk rupa.." ejek Drago pelan.
"Shiittt " umpat phoenik itu pelan saat mendengar ejekan drago.
"Ehh tuann.. aku hanya bercanda hehe.." cengir phoenik tak berani menatap tuannya.
"Huhh!!" Dengusku memalingkan wajah.
Bao hanya diam melihat pertengkaran itu, ia tak berani untuk berbicara sama hal nya dengan Ao. Mereka terlalu takut jika berhadapan dengan ketiga makhluk yang menyerupai moster saat sedang marah.
"Sebaiknya kita segerah menemukan portal itu" gugup Bao mencoba mengeluarkan suara setelah sekian lama dalam keheningan yang hakiki.
"Ada benarnya.." balasku menyetujui ucapan Bao.
"Drago, Phoenik tunjukan arah dimana portal itu berada." Pintaku yang mendapatkan anggukan dari mereka berdua.
...........
"Disinilah portal itu berada" terang phoenik menujuk dinding batu ya g berada didalan air terjun berwarna merah darah.
"Kapan portal itu terbuka??" Tanyaku
"Portal itu bisa terbuka setelah waktu menujukan tepat tengah malam dan hanya terbuka dalam waktu 5 menit saja." Ujar drago menjawab pertanyaanku.
"Jadi apa yang kita lakukan sebelum portal itu terbuka??" Tanya Bao membuat semua menoleh ke arahnya.
"Kau punya pelayan yang sangat-sangat idot" ujar drago yang diangguki oleh phoenik.
Aku hanya diam tak mendengar ucapan kedua hewan kontrak ku.
"Lebih baik kita beristirahat dan menumpulkan energi, perjalanan kita setelah keluar dari hutan ini sangat jauh.. dan aku tak sabar untuk membuat kekacauan dikediamku sendiri.. " jelasku diakhiri seringai.
"Ini baru tuan kita.." ujar phoenik ikut menyeringai. Ia sudah tahu apa yang telah direncanakan tuannya. Karna mereka terikat juga dalam ikatan batin.
Sedangkan Bao hanya menatap polos junjunganya, entah mengapa setiap melihat junjunganya itu rasanya otak yang ia miliki tak berfungsi dengan baik.
..........
Aku memilih bersemedi memulihkan tenaga ku sekaligus meningkatkan kapasitas penyimpanan mana.
Hingga akhirnya waktu yang ditunggu tiba.
Semua sudah terbangun dan menatap dinding batu yang mulai bersinar.
Sinar itu semakin besar seiringnya waktu, menciptakan sebuah pusaran lingkaran hitam, perlahan kutapakan kakiku pelan diatas air terjun bersama dengan yang lain.
Semua tubuhku tertarik dan cahaya itu melahab semua tubuh ku..
Aku pun hanya pasrah mengikuti dan menahan rasa muntah akibat pusaran lingkaran itu.
Cahaya mulai berwarna putih tubuhku mulai terasa dikeluarkan dan...
Brukkkkk!!!!
.....
bantu like dan comment
pliss🙇♀️🙇♀️
............ .
........ 🙋♀️ ..
.... bersambung ....
.. salam dari Author ........
. ...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Hasri Hayati
suka thor sama ceritanya
2021-09-03
0
Niken Damayanti
kaya nya author pengen mengunakan imajinasi pembaca ya 🤣... aku suka alur ceritanya .... berasa kaya aku yg punya pet 😊
2021-03-25
1
Raheellias_12
semagat thor
2021-02-22
5