Flash back on...
Saat rembesan darah menetes pelan tepat diatas dahi harimau berbulu tupai yang tengah berbaring lemas bersimba darah.
Cringgg....
Cahaya menyilaukan datang begitu cepat dan berlangsung sedikit lama.
Bersama hilangnya cahaya muncul sebuah tanda tepat didahi harimau itu. Tanda sebuah bintang dengan lingkar air disekitar nya.
"Sial apa yang terjadi padaku" cicit harimau yang kini berubah menjadi tupai kembali.
"Sepertinya kita terjalin kontrak.." cetus Bao malas. Apalagi bila harus memiliki hewan kontrak seperti tupai itu. Sungguh ia sangat-sangat menyesal tak langsung membunuhnya tadi.
"Heyy.. aku dengar suara hatimu.." teriak tupai itu berlari lincah kearahnya dengan keadaan yang telah kembali bugar hanya saja bulunya masih kotor bercampur dengan darah dan tanah.
Bao melirik seraya berkata"Huu.. ya dewa kenapa kau begitu kejam pada ku, sungguh aku tak ingin memiliki hewan kontrak yang angkuh sepertinya"
"Heeyy... kamu kira aku mau menjadi hewan kontrak mu ha?? Andai saja aku mengunakan kekuatan eleman yang ku punya" balas tupai tak terima dengan ucapan tuannya sekarang, dan dirinya masih engan mengakui kekalahannya.
"Salah sendiri ngeremehin lawan, kamu pikir semua lawanmu itu lemah, hey ingat bahwa didalam kawanan semut yang kecil terdapat patih-patih semut bertubuh kekar yang bisa menyerang mu kapan saja."
"Cihh..." decih tupai tak suka dengan nasihat tuan baru nya itu.
"Jadi sekarang kau ceritakan apa yang kau tahu, dan lacak keberadaan junjunganku" pinta Bao seraya berjalan kedepan mencuci apel yang baru ia dapat didekat sungai.
"Huhh!!" Dengus tupai memalingkan wajahnya.
"Nih ada apel.." dilemparnya satu apel hijau kearah tupai yang mendengus kesal diatas ranting pohon.
"Aku tahu kamu lapar, jadi makan lah.. itu baru saja ku petik dari sana." Tunjuk Bao kearah pohon apel yang nampak rimbun dengan buah apel hijau bergelantungan indah memanjakan mata dan dapat memuaskan lapar.
Si tupai yang memang lapar hanya menangkap lemparan buah itu dan memakan nya rakus.
"Boleh kah aku memanggil mu Ao?" Tanya Bao mulai mau menerima tupai itu sebagai hewan kontrak nya. Satu buah apel Bao lemparkan lagi kearah Si tupai yang kini ia beri nama Ao itu.
"Terserah.." cetus Si tupai menyetujui nama pemberian Bao, lalu melanjutkan makannya.
............
"Jadi ini adalah hutan seribu satu tingkat lima?" Tanya Bao tak percaya dengan cerita yang baru saja diceritakan Ao.
"Iya, selain itu disini adalah tempat bersemayamnya naga Api yang merupakan salah satu hewan Ilahi terkuat. Ia tinggal di hutan ini sebagai pengatur kehidupan sehingga tak jarang hewan hewan langka hidup bisa dengan bebas berkeliaran disini." Tambahnya.
"Apa hubungannya??" Tanya Bao dengan raut bingungnya.
"Dasar bodoh.." cetus Ao membuat Boa cemberut.
"Lebih baik bertanya dari pada diam tak tahu jalan" cetus Bao tak ingin dikatakan bodoh oleh hewan kontrak nya.
"Terserah... " tangan kecil Ao berusaha mengapai buah apel dikantong Bao.
"Kau tak akan mendapatkanya kalau kau tak mau menjawab pertanyaanku" ujar Bao merebut kembali buah itu dari tangan Ao.
"Ciihh.. pelitt.." ejek Ao.
"Tak peduli.." balas Bao menjulurkan lidahnya.
"Baiklah.. " ujar Ao pasrah, "naga api yang bersemayam disini sangat mempengaruhi ekosistem yang terjadi dihutan ini. Banyak hewan langka yang hidup karena mendapatkan pertolonganya. Dan hutan ini telah dikunci olehnya selama 5.000 tahun untuk menghindari masuknya makhluk perusak alam yang tak lain adalah manusia."
"Sebenarnya apa yang terjadi sebelum dikuncinya hutan ini??"tanya Bao masih penasaran.
"Itu terjadi akibat keserakan manusia, dimana mereka berusaha merampas semua harta alam tanpa niatan memperbaikinya. Manusia mengobrak ambir hampir semua hutan dan ingin mendapatkan hewan-hewan langka untuk kepentingan pribadi. Hingga suatu saat mereka datang kehutan ini dan mengambil satu demi satu hewan langka secara paksa. Naga api yang mengetahui itu murka dan menghabisi semua manusia yang menginjakkan kakinya dihutan ini saat itu, ia melepas satu demi satu hewan langka dari kontraknya. Dan terakhir ia mengunci hutan ini demi menjaga hutan ini dari jangkauan manusia." Jelas Ao membuat Boa tahu alasan kenapa Ao sangat angkuh dan tidak menyukai manusia.
"Tapi kau harus tahu Ao, tak semua manusia seperti itu.."
"Yayaya.."
"Lalu apa yang terjadi pada naga itu?? Bukanya melakukan hal seperti iti semacam melakukan ritual yang pastinya ada resikonya??"
"Soal itu kami para penghuni hutan ini tak tahu pastinya, yang kami tahu sejak itu naga api tak pernah menampakkan dirinya. Tapi kami yakin naga itu masih melindungi kami didalam jangkauannya. Dan banyak yang mengira sang naga api itu memulihkan tenanganya disalah satu gua yang tak bisa dimasuki sembarangan orang. Hanya yang ia ijinkan lah yang bisa masuk.." terang Ao sambil merasakan aura didalam hutan.
"Aka merasakan hawa manusia, dan sepertinya itu junjunganmu.." cetus Ao tiba-tiba.
" bagaimana dengan jaraknya"
"Jaraknya begitu jauh, sepertinya dia tak sendirian... tapi aku tak merasakan energi merekan, yang kurasakan hanyalah hawa manusia." Terang Ao memperjelas indara perangsangnya. Di dalam pikirnya nampak seorang gadis berjalan bersama seorang pria, bayangan itu sangat abstrak dan berwarna hitam putih. Hal itu menujukan bahwa jaraknya sangat jauh mungking ratusan km lebih.
"Ao mari kita lanjutkan perjalanan, dan bantu aku melacak keberadaannya itu" ujar Bao sambil menepuk-nepuk pantatnya pelan guna membersihkan hanfu putihnya yang ternodai debu tanah.
..........
Perjalanan berjalan begitu cepat, hingga malam hari datang menjumpai.
Bao dan Ao memutuskan untuk beristirahat sembari menunggu hari berganti.
"Engghh.." lenguh Bao sambil menatap Ao yang tengah memakan apel dikantong yang ia bawa.
"Ao!! Lemparkan apel itu" pinta Bao mengucek matanya pelan.
"Tak mau..." ejek Ao sambil berlari-lari membawa kantong itu bersamanya.
"Aooooo...!!!!!!!" Teriak Bao kesal dan bergegas bangkit dari tidurnya lalu berusaha mengejar Ao yang berlari menjauhinya.
"Aoooo.. berhentilah!!!" Teriak nya lagi namun sama sekali tak dihiraukan.
Ao terus berlari menjauh, sebenarnya ia merasakan bahwa gadis yang dicari oleh tuannya sudah dekat, dan ia merasakan bahwa mereka berjalan terus mendekat.
'Mungkin gadis yang dicari itu juga mencari nya(Bao) batin tupai itu.
Hingga akhirnya disebuah semak belungkar Ao terjatuh dan membuat semua apel dikantongnya jatuh dan tertusuk-tusuk ranting semak.
"Aaoooo... " teriak Bao menatap Tupai yang kini terjatuh tepat disamping sebuah semak belungkar.
"Sialll.. " umpat Ao yang terjatuh dengan tragis.
Bao melangkah mendekat, hal itu membuat semak-semak itu bergoyang.
"Kau tak apa?" Tanya Bao menatap tubuh Tupai yang nampak begitu kotor dengan tanah lengket yang menempel dibulunya.
"Kau bertanya ?? Sungguh apa kau tak lihat keadaanku?" Kesal Ao meratapi nasib sialnya, sungguh ia tak ingin hal seperti ini menimpanya.
Bao hanya menyidikan bahu dan mencoba berjalan membelah semak belungkar.
Semak itu semakin bergoyang, hingga akirnya Bao terperangah kaget saat ia berhasil menerobos Semak dan mendapatkan.............
............ .
........ 🙋♀️ ..
.... bersambung ....
.. salam dari Author ........
. ...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Itan viola Hermawan
lanjut
2021-02-05
1
sana
nnn
2021-01-25
1