Xiang bangkit kemudian berjalan pelan mendekati jendela kayu, matanya menatap rintikan hujan yang terjatuh ke tanah. Sedangkan tangannya ia ulurkan keluar jendela.
"Emm.. hujan ditengah malam begini, kukira ini akan menguntungkan" ujarnya sebari menikmati ritikan hujan yang membasahi kedua telapak tangannya.
"Sebaiknya aku segerah tidur, besok ada sesuatu yang harus kutanyakan pada drago."
...........
"Hei kenapa bersembunyi di situ?" Tanya drago santai dengan sebelah alis mata terangkat dan posisi tubuhnya menyandar di batang pohon.
Kedua sosok itu tersentak kaget melihat drago didepan matanya.
"Mau apa kau !!" Pekik salah satu sosok itu.
"Aku hanya ingin bertanya.." balas Drago menatap mereka datar.
"Siapa yang menyuruh kalian membunuh kami"
"Untuk apa aku menjawab? Lagi pula itu bukan kewajibanku untuk menjawabnya" balasnya masih angkuh.
Drago tertawa kecil mendengar jawabam angkuh tersebut.
"Haha.. kau benar," balas drago membuat semua diam
"Oh ya.. apa yang kalian rasakan saat menghadapi seorang gadis, bukankah begitu menyenangkan apa lagi seorang pria yang notabene nya kekar kalah dengan gadis kecil sepertinya" celetuk drago menatap remeh.
"Sial.." umpatannya tak trima.
"Sudahlah aku bosan berbicara dengan kalian. Lagi pula kupikir tuanku itu sudah mengetahuinya" drago pun mulai berjalan mendekati.
Sosok itu langsung berdiri tegak dan mulai bersiaga mengacungkan senjatanya.
"Hiyaa..." pekik mereka mulai berlari memberikan serangannya pada drago.
Drago hanya memutar mata malas dan menangkisnya dengan lihai. Kakinya telah berhenti melangkah. Dan kedua matanya dengan mudah membaca serangan-serangan tersebut.
"Hanya segitu kemampuan kalian?? Sungguh kukira kalian adalah sosok yang kuat sehingga berani melawan tuanku."
Gigi mereka bergeletuk mendengar ejekan itu lagi. Emosinya mulai menaik, konsentrasinya dalam melakukan serangan mulai tak terarah.
"Sial bajing*n itu sudah berani menghinaku.." geramnya menatap drago nyalang.
"Akkhh.. sepertinya aku tak mampuh melawannya" gumamnya lirih saat tak sengaja terkena pedang yang ia gunakan sendiri.
"Hei kau, aku akui insting mu lumayan peka dari pada yang lain" ujar drago menunjuk kearah pemuda yang tergores pedangnya sendiri.
"Bagiku seharusnya kau yang menjadi pemimpin sosok hitam-hitam tadi, bukan dia" lanjutnya menujuk sosok lain.
"Bajing*n!!! " pekikan itu menggema, membawa sabetan pedang yang mengarah kuat kearah drago, namun sayangnya sabetan itu hanya seperti semilir angin kecil bagi drago.
"Huhh.. kau memang tak pantas menjadi pemimpin mereka.." balas drago mulai menyalurkan mana nya ke salah satu tangannya hingga tumbuhlah kuku putih bersih yang runcing dan indah
"Akhhhkh..." jeritnya kencang menyakitkan saat tangan drago berhasil menembus perutnya cepat.
Drago kini tersenyum, tanganya mulai ia tarik kembali.
"Akkhh.. hentikan.." lirih sang pemimpin tersendat-sendat.
Namun sanyangnya itu tak dihiraukan, bahkan tanpa rasa jijik drago segerah mengobrak abrik isi perut itu hanya dengan jari jari jenjang yang terbalut kuku panjang. Sosok pemuda lain itu hanya terpatung melihat pimpinannya dibunuh dengan mengerikan didepan matanya.
"Ughh..." des*h drago sambil menarik pelan sebuah organ memanjang dengan simbahan darah yang mengenai hanfunya, organ itu tak lain adalah sebuah usus halus.
"BRakkk.....!!
Tubuh itu terjengkang kebelakang saat semua bagian usus itu tertarik keluar.
"Kumohonn.. hentikan" sendatnya sudah tak karuan. Darah nya pun sudah betceceran dimana-mana
"Hebat kau masih hidup.." balas Dragk tak memperdulikan. Dan mulai beralih pada bagian dada kiri dimana organ jantung berada.
"Aaakkhhh....!!!"
"Sekarang gilaranmu" seriangi Drago meremas sebuah jantung yanga ada ditangannya tanpa sisa.
..........
"Kakak.. bangun kak" Vamp terus mengoyangkan bahu Xiang. Sayang masih belum ada respon darinya.
"Kak kalo gak bangun Vam bakal siram air ke wajah kakak.." cetus Vamp sudah lelah membangunkannya dengan cara baik-baik.
"Emghhhgg.." lenguh Xiang lirih.
"Bangun kak!!" Ujar Vamp lagi lalu menarik tanganku hingga terduduk.
Dengan terpaksa aku mulai terbangun dan mulai mengosok kedua bola mataku.
"Apa sih Vamp, masih ngantuk ihh.." sebalku kembali tertidur.
"Kak jangan tidur lagi, kalo tidur lagi aku ambil air dingin trus ku siramkan wajah kakak" cetus Vamp membuat ku langsung bangkit kembali.
"Tega bener dahh.."
"Huaammm..."
"Tutup mulutmu kak!! Nanti ada yang masuk baru tahu rasa."
Aku hanya menyengir mendengarkan nya, dengan tergopoh-gopoh aku berjalan menunju kamar mandi dan segera melakukan rituan mandi.
.......
"Kak, kamu tahu gak tadi saat aku keluar aku mendengar bisik-bisik tentang kejadian dini hari." Aku mengangkat sebelah alisku.
"Iya kak, mereka semua bertanya-tanya tentang kejadian dini hari yang penuh genang darah kak, sayangnya tidak ada mayat atau apapun dilokasi kejadian." Lanjutnya.
"Ohh.. itu" ucapanku terpotong saat suara gedoran pintu mulai terdengar nyaring dari luar.
"Tuan buka pintunya!!" Seru phoenik dengan panik.
"Xiang'er bukalah pintunya!!" Seru Bai bersamaan dengan phoenik dengan nada yang tak kalah panik.
Dengan segera aku berjalan mendekati pintu dan menbukanya pelan.
"Ada apa kok teriak-teriak segala, berisik tahu" sebalku menatap kerah mereka semua.
"Tuan/ Xiang'er kau tak apakan" ujar Phoenik dan Bao serempak.
Mereka berdua berjalan memutari tubuhku dan menelisik sesuatu.
"Ahh.. syukurlah tuan tak ada yang terluka sedikit pun." Lega keduanya mengelus dada.
"Lah emang aku kenapa??" Tanyaku mengerutkan dahi.
"Tadi saya mendengar terjadi pembunuhan disekitar penginapan, jadi saya takut tuan adalah targetnya" balas phoenik.
"Cih dasar.. gak tahu apa-apa juga" cetus drago yang sedari yadi jengah melihat tingkah keduanya. Sungguh drago sangat malas menonton kejadian yamg membosankan ini.
"Akhh kalian ini.."aku menghela napas setelah paham jalur yang tengah mereka pembicarakan.
"Drago, kau saja yang menjelaskan.." pintaku yang hanya dibalas dengan anggukan malas.
..........
"Oh jadi begitu ya.." ujar phoenik paham akan apa yang tengah terjadi sebelumnya.
"Syukurlah Xiang'er berhasil membasmi mereka" cetus Bao tersenyum.
"Tentu saja, aku masih ada sebagai pelindung tuan. Walau kalian tengah enak berbaring" cetus drago membuat keduanya menyengir minta maaf.
Aku yang melihatnya hanya mengelengkan kepalaku pelan.
"Jadi siapa yang menyuruh mereka" tanyaku kerah drago yang baru saja menyelesaikan ceritanya.
"Tuan mereka adalah suruan dari..."
.....
Plis kasih coment dukungan ya..
Jangan lupa Votenya
Biar cerita berlajut wkwk..
............ .
........ 🙋♀️ ..
.... bersambung ....
.. salam dari Author ........
. ...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Itan viola Hermawan
sangat bagus ceritanya thor
2021-02-05
3
Nur Wahyuni
bagus thor
2020-11-30
2