Aku terbangun sepenuhnya, semua bagian tubuhku terasa lebih segar dan ringan. Aku turun dari batu dan beranjak ke danau yang jaraknya tak begitu jauh. Dengan pelan aku turun ke tepi danau yang nampak dangkal.
Byurrr..
Kurendamkan tubuhku pelan. Tinggi airnya hanya sebatas dadaku. Dan air danau yang jernih ini nampak indah dengan berbagai bunga yang hidup ditepi bahkan di danaunya sekaligus.
Sungguh indah' batinku mengagumi apa yang terlihat dimataku.
Tak ingin berlama aku pun berjalan menepi. Kugunakan sedikit kekuatan yang baru saja kudapat untuk mengeringkan tubuh dan hanfu yang ku pakai.
"Hahaha.. sungguh semudah ini? Jika saja dijamanku dulu ada seperti ini mungkin aku tak akan menyiakan-nyiakan waktu untuk mengeringkan tubuh bahkan untuk mencuci baju"
"Tuan sebaiknya kita keluar, didunia luar ini sudah pagi. Dan kita harus cepat keluar agar tak dicurigai.." terang drago membuatku menautkan kedua alisku bingung.
"Bukankah kita sudah tinggal disini lama ya, em mungkin 2-3 bulan?"tanyaku memastikan.
"Benar, tapi ada perbedaan waktu yang terjadi. Jadi jika didunia luar sehari mungkin sekitar 3 bulan 3 hari disini."
"Oh begitu. Perbandingan nya cukup jauh.." gumamku pelan.
"Jadi cara keluarnya gimana?"
"Fokuskan pada tato itu, lalu anda akan merasakan sebuah tarikan, ikuti tarikan itu dan bayangkan tempat sebelumnya ada masuk ruangan ini."
Perlahan kufokuskan semua seperti petunjuknya hingga sebuah cahaya datang dan menarik ku masuk.
"Kemana pria itu" aku langsung terbelahak melihat sosok yang tadi malam kutolong sekarang entah pergi kemana.
"Tuan dia sudah pergi, kita tak akan mencarinya bukan?" Ucap drago acuh dan berjalan meninggalkanku.
"Heyy.. kau kenapa?" Teriakku berlari mengikuti langkah jenjangnya.
"Mereka sudah dekat" balas Drago tak memperdulikan ucapanku.
"Mereka Siapa??" Dengan bingung ku tatap semuah arah, hingga tertuju pada semak-semak yang nampak bergerak.
"Siapa disana??" Pekikku kearah semak-semak itu. Tapi tak ada jawaban. Dengan siap siaga aku mengarahkan pedang kearah semak-semak.
Kretekkkk..
Suara patahan ranting membuatku reflek mengayuhkan pedang yang ku gengam.
"Stoopp Xiang!!!" Teriak Bao yang nampak gugup dengan mata terbelahak yang mengarah pada pedang yang ku hentikan tepat didepan lehernya.
"Kak Bao?? Ternyata kamu ya??" Aku segerah menghilangkan pedangku dan berjalan kearahnya.
"Hampir saja.." Bao nampak menghela napas kasar. Jantungnya terasa ingin berhenti berdetak saat tiba-tiba lensa matanya menatap gerakan pedang yang diayunkan tepat pada lehernya dan kurang beberapa senti lagi, ia yakin bahwa pedang itu berhasil memotong lehernya.
"Kak hewan siapa ini? Kakak ngedapet dari got ya?" Tanyaku polos melihat seekor tupai yang nampak kotor dengan bercak darah ditubuhnya.
"Hei manusia!! jangan asal ngomong ya," cicit tupai mendengus sebal dan memalingkan wajahnya cepat.
"Drago, jadi ini yang kau maksud hewan mitologi? Kenapa jelek banget? Kukira bakal kuat plus keren"
"Benar tuan," balas drago datar.
"Eh Cerita dong kak Bao, ginama perjalan kak Bao hingga bertemu ama hewan got mitologi ini??"
"Heyy.. manusia, jangan ngomong sembarangan gini-gini aku incaran manusia dan aku telah memakan banyak manusia yang kalah melawanku" sombongnya tak menatap sosok pria yang ada disisi kanan Xiang. Lebih tepatnya drago.
"Idih, sombong amat lu tupai got, sama kakak gue aja kalah. Tapi masih sombong bat." Ejeku membuat wajahnya memerah.
"Ehh jangan ribut, lebih baik kita cari jalan keluar sambil cari tumbuhan langka." Ujar Bao menengahi perdebatan.
"Buat apa tumbuhan langka" tanyaku polos plus ****.
"Dasar manusia bodoh, kek gitu aja gak tahu" cicit tupai membalas ejekanku.
Drago mulai tak suka dengan ejekan si tupai, dia memang tak diejek olehnya. Tapi baginya mengejek tuannya sama saja mengejek dirinya secara tak langsung. Dengan raut tak bersahabat Drago mulai mengeluarkan tatapan intimindasi dan aura membunuh kearah di tupai.
Si tupai yang ditatap sebegitunya langsung melemas, tulangnya terasa meleleh, dan matanya tak sanggup menatap mata drago.
"Kasian deh lo, salah siapa ngehina aku. Drago udah jangan buang-buang energi. Mendingan kita cari makan aja, laper nih.." ucapku tersenyum kemenangan saat melihat drago berada dipihakku.
Ku rangkul pundak tingginya pelan. Sambil berjinjit berusaha menyamakan tingginya, karena tak berhasil -berhasil aku pun menurunkan tanganku dan Kutarik tangannya pelan dan berjalan kedepan dengan kak Bao yang ada diposisi belakang kami kebingungan dengan sikap si tupai yang aneh menurutnya.
"Kak Bao ini namanya drago.." ucapku membalikan tubuhku kearahnya.
"Emm.. Drago??" Beonya mengulang ucapanku.
"Yahh.. aku bertemunya di gua, dan kau tahu kak?? Aku menemukan melati hitam itu dan sekarang mataku sudah kembali seperti semula." Terangku sambil meloncat loncat kedepan belakang.
"Haha... kau berhasil Xiang'er. Selamat atas kesembuhan mata anda" balas Bao tersenyum melihat tingkah junjungnya.
Berbeda dengan si tupai yang masih nampak diam dan ketakutan.
"Hey tupai got, kenapa diem?" Teriakku tepat disampingnya dan membuatnya bergejolak kaget.
"....." si tupai hanya diam. Ia baru saja sadar, bahwa gadis dihadapan bukan gadis sembarangan. Apa lagi saat ia sadar dengan pedang yang dipakai gadis itu. Sungguh ia merasa menyesal dengan tingkah angkuhnya di awal pertemuan.
"Haha.. takut ya? Makanya jadi hewan tih yang berwibawa tali jangan sombong. Untung aku bukan gadis jahat, bayangin aja kalo aku jahat. Pasti kamu udah ku makan, emm dijadiin sate tupai keknya enak" gurauku membuatnya semakin gelisah.
"Nihhh..." cetus drago membuat kami mengarahkan mata menatap apa yang dibawanya. Dengan sigap drago melemparkan buah-buahan yang ada ditanganya, tak ingin kalah. Aku pun berusaha menangkapnya sigap.
"Kraus..krauss.."
Gigitan rakusku membuat 5 buah apel merah yang terasa sangat-sangat manis langsung habis dalam kurung waktu 65 detik.
"Ini benar-benar enak dan manis.." ujarku dengan mulut penuh.
"Xiang'er anda tidak boleh berbicara dengan mulur penuh, telan lah dulu kalau tidak anda bisa tersedak.." tutur Bao menasehati.
Aku hanya menyengir dan melahap kembali buah apel yang ada digengamanku.
"Drago bisa tangkapkan kelinci itu.." tunjuk ku kearah kelinci yang tengah mentap kami dengan tatapan kelaparan.
"Baik.." drago berlari menuju kelinci kelaparan itu dengan sangat cepat dan hendak membakar nya dengan nafas api, yang merupakan salah satu kekuatanya.
"Drago jangan sakiti kelinci itu baea saja kesini" tambahku berteriak.
Drago menghentikan niatnya. Dan dengan sigap ia menangkap kelinci itu tanpa memperdulikan raut ketakutan sang kelinci.
"Turunkan drago" pintaku sambil melempar satu buah apel kearahnya setelah ia diturunkan.
"Sebaiknya kita istirahat disini, aku masih ingin disini beberapa saat.." putusku membuat semua mata manatapku bingung.
"Kenapa?? Gak mau? Yaudah sana pergi dulu, aku madih ingin disini" ketusku pura-pura ngambek sambil membopong kelinci yang berjalan kearahku meminta apel lagi. Ku ulurkan tangaku mengambil satu apel untuknya lagi.
"Emm.. Xiang'er kami setuju.." balas Bao
"Baiklah, sekarang aku ingin betistirahat sejenak dan mendengarkan ceritaka kakak sebelum bertemu dengan ku.." pintaku membuatnya tersenyum lembut.
"Dengan senang hati saya akan menceritakan untuk Xiang'er" Bao mengusap puncak kepalaku pelan dan memulai ceritanya.
.....
Maaf kemarin gk bisa up🙇♀️
............ .
........ 🙋♀️ ..
.... bersambung ....
.. salam dari Author ........
. ...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
🍫 Hiat^٥MayΤυΙρa🍥╏ 🍨
Semangat hemhem..
2020-11-11
2