Jino terbangun ingin merasakan segarnya angin malam. Jino membuka balkon kamarnya dan duduk di balkon. Jino memutar musik dengan pelan, karena takut Vano terbangun. Rasa sesak dalam dadanya belum juga hilang. Bayangan lintang bersama boy selalu terlintas dalam benaknya.
Sesekali Jino menghela nafas berat. Dalam mata terpejampun Jino bahkan
Menitikan air matanya. Air mata yang menetes tanpa dia sadari. Rasa cinta nya terhadap Lintang sangat dalam. Dan karena Lintang lah dia melukai Kisya . Karena tidak mau menikah dengan Kisya makanya Jino hendak menakuti Kisya tetapi setan sudah merasuki tubuhnya sehingga Jino terbawa arus nafsu bejad nya.
Dan sekarang lintang sudah tak bersamanya. Membuat hatinya semakin perih dan sesak. Helaan nafas terdengar sangat berat. Jino membuka matanya dan melihat sekeliling. Jino melihat ke arah bawah taman. Terlihat Jeff dan Kisya sedang asik berciuman. Mereka berpelukan dengan sangat romantis.
Nafasnya semakin berat. Air matanya menetes. Jino benar benar merasa dirinya sendirian.
"Hanya aku yang tersisa, hanya aku yang sendiri, lintang , kembalilah padaku, bagaimana caraku agar aku bisa melupakanmu?..
Air mata Jino tak henti menetes. Mata elangnya basah, nafasnya tersengal dan sesak.
Rasa sakitnya tak tertahan. Cinta yang dia pertahankan semenjak SMA kini lenyap sudah. Lintang sudah tak perduli padanya . Lintang sudah meninggalkanya sendiri. Kini Jino berada Di dalam kesepian hatinya dan ruang hampa yang kosong. Yang tak bisa dia elak lagi.
Tanpa teman dan tanpa kekasih hatinya menjadi sangat kosong dan tak berarah.
"Rasanya seperti ini, apakah ini hukuman dari Tuhan untuku?..
Tetesan air mata Jino semakin membanjir di pelupuk mata sendunya. Mencoba untuk bernafas dengan normal akan tetapi teramat sangat berat. Seperti ada gundukan pasir menghimpit dadanya.
"Jika waktu bisa di putar kembali, jika tau rasanya sesakit ini di abaikan, maka saat itu aku akan menerima perjodohan dengan tenang, semuanya tidak bisa di putar dan semuanya sudah terjadi, lintang.. aku masih sangat mencintaimu, aku akan berusaha mengeluarkanmu dari hatiku, untuk apa menyimpan dirimu dalam hatiku jika rasa nya begitu sakit. Jika rasanya sesakit ini, sebaiknya aku segera melupakanmu lintang."
Air mata Jino terus mengalir Begitu beratnya dengan nafas yang masih berhembus sedikit kencang.
Oek oek oek..
Suara tangis bayi menghentikan lamunan sedihnya. Jino bergegas berlari ke dalam kamarnya untuk melihat keadaan putranya.
Terlihat Vano menangis sepertinya lapar. Jino segera membuat susu untuk Vano. Jino sudah Sangat pintar membuat susu mengganti popok dan memandikan buah hatinya itu. Jino menggendong baby Vano dan memberikan baby Vano susu botol.
"Hais Dede laper ya.. minum nya banyak banget sayang"
Ucap Jino dengan senyum yang hangat penuh kasih sayang.
Secara tiba-tiba Jino lupa rasa sedih yang sedang dia rasakan hanya dengan melihat buah hatinya Vano yang seperti duplikatnya. Rasa sayang rasa cinta rasa bahagia semua tercurah untuk bayi mungilnya yang masih berusia satu bulan. Bahkan setiap hari Jino selalu membawa buah hatinya ke kantor. Disana Jino di bantu sekertarisnya untuk merawat bayi Vano.
Jino kini sangat tidak bisa jauh dari mahluk kecil yang menggemaskan itu. Sebagian dari hidupnya kini hanya untuk buah hatinya. Dalam kesendirian yang dia rasakan saat ini. Dia merasa lengkap dengan adanya baby Vano.
Terkadang dia berterimakasih kepada Tuhan karena memberikan Vano dalam hidupnya. Kini baby Vano adalah separuh hidupnya. Karena tak sedetik pun dia bisa bernafas tanpa melihat perkembangan sang buah hati. Mulai dari dia lahir sampai kini usianya sebulan , Jino selalu menjaga nya seperti sebuah kapas putih.
"Kamu begitu mirip denganku dedek, apakah sikapmu setelah besar akan sebrengsek aku?.. semoga kamu akan menjadi anak baik,jangan ikuti jejak jahat Daddy mu ini nak, mamy mu orang yang baik sepertinya. Semoga kamu bisa menuruni sikap baik dari mamy mu!..
Jino tersenyum hangat menangkap wajah tampan buah hatinya yang sangat mirip denganya.
Baby Vano sendiri kini sudah tertidur lagi. Dan Jino kini sudah mulai mengantuk. Jino tidak menidurkan Vano di bok bayi lagi, Jino membawa Vano dalam peluknya, dan dia pun merebahkan badannya sambil memeluk baby vano di dadanya.
Sampai tanpa dia sadari pagi pun telah tiba. Jino tersentak karena Vano tidak ada dalam pelukanya.
"Geovano ?..
Jino terkejut melihat ke seluruh ruang di kamarnya. Dia takut bayi kecilnya terjatuh dan sesuatu terjadi padanya.
"Ma.. mama mama papa, apa kalian melihat Vano?...
Jino berteriak keluar kamar dengan keadaan telanjang dada dan rambut acak acakan.
Semua orang terdiam dan tersenyum melihat Jino dengan kecemasanya.
"Va Vano pa
Jino tergagap.
"Jam segini kamu bahkan belum mandi, sudahlah mandi dulu!..
Tuan Geovandra terkekeh melihat putra nya sangat kusut karena baru bangun tidur.
Jino Masi kebingungan.
"Ini Vano"
Ucap Kisya dengan senyuman manisnya.
"Yatuhan Vano "
Jino menghela nafas lega. Wajahnya nya merekah penuh senyum kebahagiaan. Dia langsung menghampiri Kisya dan memeluk sang buah hatinya.
Semua mata memandang begitu pula dengan bunda Nisya. Bunda Nisya terkejut melihat kasih sayang Jino terhadap Vano .
"Dedek membuat Daddy terkejut nak!..
Ucap Jino memeluk dan mencium buah hatinya.
Kisya tersenyum dengan lembut. Menatap Jino dan Vano.
"Kakak bahkan belum mandi langsung keluar kamar tanpa baju"
Ucap Kisya tersenyum manis.
Jino tersadar dan Jino merasa sangat malu.
"Sini biar kikis gendong Dedek Vano lagi, agar kakak bisa mandi!..
Ucap Kisya lembut.
Jino tersenyum kikuk. Dan memberikan Vano kepada Kisya. Kisya memeluk Vano dan sangat senang. Sesaat Jino terpana melihat kedekatan Kisya dan baby Vano.
Sampai Jino tidak berkedip sekalipun.
"Ehm
Jeff berdehem.
Jino pun terkejut langsung memalingkan muka. Bergegas untuk mandi.
*******
Pagi itu semua sudah menunggu Jino untuk sarapan. Jino turun dengan baju kerja nya yang membuatnya terlihat sangat tampan. Jas hitam dengan kemeja putih yang membuat dada bidangnya terlihat kekar.wangi mins tercium dari badan Jino. Jino turun sambil menjinjing leptop pada tangan kiri dan tas bayi pada tangan kanan.
Jino memasukan leptop dan tas bayi ke mobilnya. Lalu pergi ke ruang makan untuk sarapan. Jino duduk di samping Kisya dan langsung tersenyum melihat buah hatinya.
"Hi baby Vano Daddy makan dulu ya.. ucap Jino menyapa sang bayi dengan senyuman hangatnya.
"Oke Daddy makan yang banyak ya"
Ucap Kisya menjawab dengan nada anak kecil. Dan sontak membuat semuanya terdiam.
Kisya Masi menggendong memanjakan Vano tanpa dia sadari semua orang telah memandanginya.
Jeff sendiri memandang kisya dengan tajam. Lalu sesaat memandang Jino . Jino tersenyum manis mendengar ucapan Kisya yang menurutnya lucu .
Jino lalu menyantap nasi goreng kesukaannya. Di meja makan semuanya hening hanya bunyi sendok dan garpu saja yang terdengar nyaring.
"Kis setelah makan kita langsung pulang ya,bunda mau siap siap ke Singapura nengok rasya.'
Ucap sang bunda.
"Iya Bunda"
Ucap Kisya dengan tetap memandangi baby Vano dengan penuh kasih sayang.
"Nanti jeff Anter ya Bun"
"Iya Jeff terimakasih ya"ucap bunda dengan senyumanya.
Dan Jeff membalas senyuman bunda.
"Sini sayang ayo kita berangkat !..
Ucap Jino sambil mengambil Vano dalam peluknya.
Jino membawa Vano masuk ke dalam mobil menggendongnya lembut dan supir pun langsung membawa mereka menuju ke kantor.
Kisya dan bunda Nisya melihat kepergian Jino dan Vano. Sesekali bunda Nisya menatap sang buah hatinya yang masih mematung menatap kepergian baby Vano.
"Dia kerepotan setiap hari, membawa bayinya ke kantor."
Ucap mama murni.
"Hmm"
Ucap bunda Nisya .
"Apa sekertarisnya kak Jino bisa merawat bayi dengan baik?.
Ucap Kisya sambil menatap mama murni .
"Sepertinya bisa ,karena sekertaris Jino sudah menikah dan memiliki seorang anak pula."
Tutur mama murni .
"Oh syukurlah, kasian sekali baby Vano sekecil itu sudah ditinggal mamy nya"
Ucap Kisya pelan.
Mama Murni dan bunda Nisya hanya terdiam dengan mata saling memandang.
********
Sesampainya Jino di kantor. Seperti biasa semua pegawai menyapanya. Jino memeluk Vano dengan lembut. Lalu menidurkan Vano di box bayi di samping meja kerjanya. Sekretaris nya datang jika terdengar Vano menangis dan membantu membuatkan susu botol. Sedangkan yang selalu memberi susu adalah Jino sendiri.
Baby Vano selalu anteng setiap saat. Jarang rewel dan kebanyakan tidur saja. Itu memudahkan Jino untuk bekerja. Dalam keseharianya kini sangat sibuk. Merawat bayi sambil bekerja tidaklah semudah itu. Jino kekurangan waktu tidur malam karena harus memberi Vano susu dan mengganti popok. Di siang haripun Jino harus bekerja sambil merawat bayi. Sebulan ini aktivitas Jino seperti itu. Dan membuat berat badannya turun drastis.
Dia sampai lupa untuk berenang . Jino benar benar tidak punya waktu untuk berenang lagi. Padahal Jino adalah atlit renang dengan perolehan medali emas terbanyak. Tetapi karena Jino sangat sibuk dengan Vano dan pekerjaan dia melupakan hobi renangnya.
Waktu begitu cepat jam dinding memperlihatkan sudah lebih dari jam 7 malam. Garis wajah lelah tercermin di raut mukanya. Jino duduk disopa sambil memberikan Vano susu. Sampai akhirnya Jino ketiduran. Tuan Geovandra datang sekedar untuk melihat. Dan dia terlihat iba melihat Jino yang begitu kelelahan merawat bayinya bahkan di kantor.
Tuan Geovandra lalu membawa Vano dalam gendonganya. Lalu menyelimuti Jino dengan jas nya.
"Kamu hidup sendiri seperti ini , adalah hukuman untukmu nak!..
Ucap tuan Geovandra dengan wajah yang iba. Lalu tuan Geovandra membawa Vano ke ruanganya.
Meninggalkan Jino yang telah terlelap dalam lelahnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Ita Widya's
ntar kalo kisya sama Jino kasian Jeff dia yg Uda setia nemenin kisya saat di RS cintanya ke kisya jg besar bgt,,, tp kalo kaya gini kasian Jino jg ..aahh aku slalu dilema kalo sampe ada sad boy 😩
2021-01-18
1
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
nyesekk part ini
2020-11-21
2
Triiyyaazz Ajuach
itu mmg hukuman yg pantas utk jino
2020-10-26
3