Jino terus memukul wajah Kisya dengan tamparan sangat keras. Namun Kisya tidak kunjung bangun. Darah segar keluar dari sellangkangannya Kisya begitu banyak. Mengalir terus seperti air keran. Darah yang keluar dari luka robek dari daerah intimnya Kisya. Jino melihat nya dengan rasa takut yang teramat sangat.
"Kis bangun Kis, kamu harus bangun, Kis!" teriak Jino berusaha membangunkan Kisya. Tubuh Kisya terkulai lemah tak berdaya. Wajah nya pucat dengan bibir berwarna biru. Darah segar terus mengalir dari selangkangaan Kisya. Membuat sprei putih itu berubah menjadi merah. Jino lalu mengambil baju dalamnya dan mengenakan celana pendeknya dengan segera. Kini Jino tak bisa mencari bajunya. Entah kemana tadi dia membuangnya. Dan tak sempat untuk mencari.
Wajah Jino sangat tegang. Tatapan cemas dan ketakutan terpancar di wajah tampan nya. Tubuh Jino memang lemas akan tetapi rasa takutnya mengalahkan rasa lemasnya. Jino menatap Kisya yang terbaring tanpa sehelai benangpun. Lalu mengambil selimut dan menutupi tubuh Kisya yang polos dengan selimut.
"Kis bangun, Kis!" teriak Jino sambil memeluk Kisya.
Lalu Jino menggendong tubuh Kisya dengan erat tubuh yang sudah terbungkus selimut. dengan susah payah Jino menggendong Kisya keluar dari kamar hotel. Jino terus berlari sambil menggendong Kisya. Darah segar masih keluar dari selangkangaan Kisya. Kisya semakin pucat. Bibirnya semakin biru. Jino sudah tak bisa melihat perubahan wajah Kisya lagi. Tatapannya terpokus pada jalanan. Jino berlari tanpa alas kaki, dia lupa mengenakan sepatu nya.
Jino masuk ke dalam elevator dan disana ada beberapa orang.
"Permisi," ucap Jino sambil masuk ke dalam elevator itu.
"Ya Tuhan kenapa dengan kekasihmu itu, kalian habis berhubungan ya, darahnya banyak sekali," kata seorang gadis merasa sangat ngeri melihat kondisi Kisya.
Tubuh yang lemah tak berdaya itu semakin bentak mengeluarkan darah. Jino sendiri tak merespon ucapan gadis tersebut.
Tubuh Jino bergetar ketakutan. Dengan erat dia peluk tubuh mungil yang lemah itu. Helaan napas berat Jino keluarkan. Matanya mulai berkaca-kaca dan kegelisahan mengurung semua pikirannya. Dia bertelanjaang dada dan hanya mengenakan celana pendek saja. Sungguh pemandangan yang menarik perhatian orang.
"Cepatlah bawa kekasihmu ke IGD, lihat wajahnya pucat pasi sudah seperti mayat saja," seru seorang pria di dalam lift tersebut.
Jino lalu menatap wajah Kisya. Benar saja wajah Kisya semakin pucat. Bibirnya semakin biru. Dan darah yang keluar semakin banyak. Jino terkejut melihat wajah Kisya seperti itu. Gadis yang dia cium dan peluk tadi sekarang hampir menjadi mayat.
Ting.
Pintu lift terbuka di lantai dasar. Jino keluar berlari menuju ke parkiran hotel. Terlihat beberapa petugas hotel mengikuti Jino dan berusaha membantu Jino membuka kan pintu.
Jino akhirnya berhasil sampai ke basemen. Dan dia berlari lagi menuju ke mobil nya yang dia parkir di ujung lorong C. Jino terus berlari dengan degupan jantungnya seolah sedang lari maraton.
Jino tersenyum melihat mobil nya dan saat itu dia baru menyadari bahwa kunci mobil nya tertinggal di kamarnya.
"Aaaaahhhhhh brengseeeekkkk!" teriak Jino merasa sangat frustasi.
"Bangun kamu Kisya bangun banguuuunn!" teriak Jino sangat kencang. Lalu beberapa pertugas keamanan hotel datang.
"Ada apa ini?" tanya salah satu petugas hotel.
"Pak ini ,ini teman saya sakit pak, kunci mobil ku tertinggal di kamar. Tolong antar kami ke Rumah Sakit terdekat," lirih Jino dengan Penuh harap.
"Sebentar saya lapor dulu," kata petugas keamanan hotel itu.
Lalu petugas itu mengambil HT nya dan menghubungi bagian apa entahlah. Dan akhirnya petugas hotel yang lain datang dengan membawa mobil. Senyum lebar terlihat di bibir Jino.
"Kisya ,Kisya kamu bertahan oke. Maafin aku Kis maafin," ucap Jino dengan tubuh yang bergetar. Sedang Kisya sendiri masih terkulai lemah tak berdaya.
"Kalian masih di bawah umur sudah berani main hal itu di hotel kami," ungkap salah satu petugas hotel itu.
Jino hanya terdiam dan masuk ke dalam mobil sambil terus memeluk Kisya. Tangan Jino selalu terasa hangat karena darah yang keluar dari selangkangann Kisya tidak kunjung berhenti.
Dan mobil hotel pun membawa mereka menuju ke Rumah Sakit. Sepanjang jalan Jino merasa sangat tegang. Apalagi perjalanan menuju ke rumah sakit tiba-tiba saja macet. Karena ada pejabat lewat jadi jalanan sangat padat.
Jino menatap Kisya dengan tatapan penyesalan. dan kini semua sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur. Jino sekarang sudah menjadi cowok paling brengsekk sejagad raya. Menodai gadis suci yang polos seperti Kisya.
Jino.
Aku merasakan sangat puas telah menyentuh gadis ini. Tidak menyangka bahwa Kisya masih perawan. Aku adalah pria pertama yang menyentuhnya. Dan tidak kupingkiri ini adalah pengalaman pertamaku juga. Rasa yang tak bisa aku ungkap kan. Rasa lelah dan kepuasan yang datang bersamaan. Gadis itu meronta dan menjerit. Namun penolakannya membuat ku semakin bernafsu aku semakin brutal menyentuh dia. Dia menangis dan menjerit menambah semangat untuku. Tetapi kini tiba-tiba saja suara nya menghilang .
Tangisnya terhenti dan seperti nya dia pingsan. Aku mencoba menampar pipi mulus nya dengan keras dengan tujuan untuk membangunkan dia. Akan tetapi Kisya tidak mau bangun juga. Aku sangat terkejut dan merasa bergetar ketakutan .
"Kis bangun kis bangun! Kamu harus bangun!"
ucapku dengan sangat ketakutan.
Tidak mungkin kan dia mati. Aku lihat darah segar terus mengalir dari ************ Kisya. Aku perhatikan dengan seksama ternyata semakin kesini semakin banyak keluar darah.
Kali ini aku benar benar ketakutan. Aku mengambil celana dalam dan mengenakan celana pendekku.
Sial kaos tadi yang aku kenakan entah ada di mana, karena tadi aku membuangnya sembarang .
Kini aku hanya mengenakan celana dengan telanjanng dada. Aku ambil selimut untuk menutupi tubuh polosnya dan lalu aku menggendong nya berlari menuju lift. Di dalam lift ada beberapa orang yang berkomentar. Ah aku sungguh tidak bisa lagi mendengar bahkan menjawab komentar mereka. Aku lihat wajah Kisya semakin pucat dan darahnya belum berhenti juga dan masih mengalir bahkan semakin banyak.
Ketika pintu lift terbuka aku segera berlari menuju tempat parkiran. Aku berlari sambil terus menggendong Kisya. Aku bahkan lupa aku tidak mengenakan sepatu. Sampai juga di depan mobil. Sial kunci mobil ku ternyata tertinggal di dalam kamar. Aku berteriak merasa sangat frustasi. Sampai akhirnya petugas hotel datang menghampiri. Aku meminta bantuan mereka untuk mengantar kami ke rumah sakit terdekat.
Dan akhirnya petugas itu setuju. Aku pun masuk dengan segera ke dalam mobil hotel. Sepanjang jalan aku peluk Kisya. Darah segar nya Masi keluar dan membuatku sangat ketakutan. Ya Tuhan aku sekarang menjadi seorang penjahat.
Aku memang gila. Kenapa aku bahkan tidak bisa menahan nafsuku untuk Kisya. Padahal selama ini aku selalu menjaga Lintang. Menahan nafsuku pada Lintang. Kenapa aku tiba tiba saja menjadi hewan yang buas. Apa yang akan terjadi setelah ini semuanya akan hancur.
Mereka pasti akan memasukan ku ke dalam penjara. Hidupku selesai sudah. Semua impianku hancur dan semua yang aku inginkan Takan aku dapatkan . Kenapa aku bisa sebodoh itu. Kenapa aku tak bisa menahan diri saat melihat tubuhnya yang begitu putih dan molek. Padahal aku tadinya hanya berniat untuk menakutinya. Jino kamu memang manusia terbodoh. Apa yang akan terjadi pada Lintang jika dia tau bahwa aku seperti ini. Ah brengsek aku memang brengsek.
Wajah Kisya begitu pucat sudah seperti mayat. Aku hanya meminta dia selamat dan hidup tuhan. Aku tidak meminta untuk di maapkan. Aku ingin dia membuka mata dan bersuara lagi. Wajahnya pucat dan bibirnya biru. Sudut bibirnya mengeluarkan darah bekas tamparan ku tadi. Aku bejat aku bejat aku bejad.
Seorang Georgino Alfariziq Davis menjadi seorang pemerkosa dan pembunuhan.
**** **** **** ....
Kenapa aku tidak bisa menahan diri. Sesalpun tiada arti kini semua sudah terjadi. Kisya aku ingin kamu bangun tolong bangunlah tolong kuatlah. Dah hukum aku!
Hatiku berkecamuk ketakutan selalu memelukku.
Kali ini aku benar-benar takut kamu mati Kis. Jangan mati Kis kamu harus bisa bertahan. Seenganya dengan kamu hidup kamu bisa membalas dendam padaku. Kami bisa menghukum ku sepuasnya. Kamu bisa menuntut ku di pengadilan. Melihatku menderita di dalam jeruji besi. Kamu harus bangun Kis untuk melihat semua itu.
Tanpa terasa air mataku menetes. Aku sudah sangat ketakutan. Aku bukan orang sejahat itu sampai membunuh orang. Aku hanya marah tadi. Aku hanya tidak bisa menahan nafsuku padamu. Aku mohon bangunlah Kis. Kasian bunda kamu kalo kamu tidak bangun. Dia hanya punya kamu yang bisa menjaga dan menemaninya. Brengsekk aku memang brengsekk.
Jantungku berdetak tak karuan. Air mataku menetes tak bisa aku tahan. Aku sangat ketakutan gadis ini mati. Melihat kondisi tubuhnya yang semakin dingin tidak sehangat tadi. Aku harus bagaimana kenapa mobil ini lama sekali sampainya.
"Pak bisa tolong lebih cepat lagi pak, teman saya sudah kedinginan dia sudah kehilangan banyak darah pak," kataku dengan suara bergetar. Aku tidak berbohong aku sungguh ketakutan.
"Ini juga sudah ngebut dek, kamu sih Masi kecil sudah main ke hotel, anak muda jaman sekarang benar-benar sudah tidak punya tata Krama," ucap petugas hotel yang sekarang sedang mengemudi.
Ucapan petugas hotel itu sungguh menusuk hatiku. Benar saja aku sudah tidak punya tata Krama lagi. Aku brengsekk. Jino kamu brengsekk.
Dan beberapa saat tanpa aku sadari akhirnya kami sampai di depan rumah sakit harapan sehat. Petugas hotel membantuku membukakan pintu mobil dan aku secepatnya turun dan berlari menuju ke instalasi gawat darurat. Aku berlari dan akhirnya sampai. Dan aku menidurkan Kisya di tempat tidur di di dalam ruangan IGD.
Dokter pun datang dan melihat ku dengan heran. Iya aku memang terlihat menjijikan, aku akui itu.
Tanpa disuruh seorang Dokter itupun langsung memeriksa Kisya dan langsung memberikan pertolongan pada Kisya.
"Apneu dehidrasi dan membutuhkan transfusi, Siapkan meja operasi untuk menghentikan perdarahan," kata dokter muda itu terlihat tampan sepertinya usianya tidak berbeda jauh denganku. Sekali lagi dokter itu memandangku dengan tatapan hina. Baiklah aku memang orang hina. Tapi aku mohon selamat dia, tolong selamatkan dia!..
"Kamu kekasihnya?" tanya Dokter itu dengan mata yang memicing. Dan saat itu aku hanya bisa mengangguk saja.
"Cepat hubungi kedua orang tuanya, dan saya akan memanggil Polisi!" ucap Dokter itu dengan tegas.
"A-apa, apa dok, Polisi?" ucapku dengan shok. Jantungku semakin berdetak tak karuan. Mendengar kata-kata Polisi. Tapi aku kali ini adalah penjahat.
"Jelas saja Polisi, gadis ini korban pemerkosaan, apa jangan-jangan kamu pemerkosanya? Satpan tolong amankan pemuda ini!" teriak Dokter itu.
Dan aku hanya bisa pasrah saja. Mereka pun membawaku ke ruangan dimana banyak satpam berkumpul. Jelas saja mereka menertawakan dan mencemoohku. Aku bahkan tidak mengenakan baju hanya mengenakan celana saja.
Sudah terlihat jelas kau pemerkosanya. Ini nasibku ini nasibku ini semua karena kebodohanmu karena tidak bisa menahan nafsu. Dan aku hanya bisa pasrah saja.
"Mana nomer telepon orang tuamu!"
ucap satpam itu dengan nada kencang.
"08xxxxxxxx," ucapku bergetar. Baru aku sadari aku begitu lemas. Tubuhku lemas seperti tak bertulang. Dan kakiku sakit. Aku lupa berlari tanpa menggunakan sepatu. Aku mungkin sudah ketaran banget seperti penjahat dan orang gila. Apa yang akan terjadi dan papa pasti akan sangat malu melihat aku seperti ini. Lengkaplah sudah mimpiku untuk mengambil perusahaan. Ini karena aku yang brengsek ini.
Terlihat pak satpam itu menelepon papa. Dengan nada marah aku tau papa terkejut. Aku anak brengsek pa, aku tidak bisa lagi papa banggakan. Aku tak bisa berpikir lagi aku sangat pusing dan lelah. Sebaiknya aku tertidur sampai papa datang.
Georjino Alfariziq Davis.
Setiap orang merasa terheran melihat sosok pemuda bertelanjang dada keluar dari mobil tanpa alas kaki berlari sambil menggendong seorang gadis yang berbalut selimut putih yang kini selimut itu sudah memerah karena darah. Wajah cemas tak terelakan dan sepertinya gadis itu sudah tidak sadarkan diri. Semua sudah bisa menebak bahwa gadis itu menerima sebuah pelecehan seksual. Jino berlari menuju IGD.
Sampai di IGD Jino menidurkan Kisya di tempat tidur dan seorang dokter tampan datang menghampiri. Memeriksa keadaan Kisya dan melihat Jino dengan sangat aneh. Dokter itu berteriak memanggil petugas keamanan dan langsung menyuruh perawat untuk menelepon polisi. Jino di seret ke pos keamanan.
Beberapa satpam menatap Jino dengan penuh kecurigaan dan jijik. Jino sendiri hanya bisa terdiam dengan Masi jantung yang berdebar. Pak satpam itu meminta nomer ponsel papa Jino dan Jino memberikanya. Jino terlihat sangat lelah. Dan kaki nya terlihat berdarah dan dia kesakitan karena berlari tanpa alas kaki. Tanpa Jino sadari akhirnya Jino tertidur di pos satpam itu.
Sedangkan Kisya mendapatkan penanganan dengan segera. Namun harus menunggu keluarga terlebih dahulu untuk masuk ke ruang operasi untuk inforn concen. Jadi untuk sementara Kisya di infus dan diberikan obat pemberhentian perdarahan. Sayangnya darahnya hanya akan berhenti setelah dilakukan operasi pada daerah v nya Kisya.
Para Perawat merasa sangat iba dan sedih melihat kondisi Kisya. Bahkan Dokter sendiri merasa kasihan. Gadis mungil dan cantik itu hampir saja kehilangan nyawanya. Dan kini kondisinya masih dalam keadaan kritis. Ada satu suster yang menangis karena begitu sedih dan kasihan. Melihat sekujur tubuh Kisya penuh dengan bekas gigitan. Benar bukan bekas ciuman tapi bekas gigitan. Kulit putih seputih susu itu kini menjadi putih pucat dengan bekas gigitan berwarna merah kebiruan.
🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Sumiaty
cerita nya di ulang2 bosan...😏😏😏
2023-01-28
0
Cheese
ceritanya bagus. tp menggunakan sudut pandang orang pertama dan sudut pandang author membuat banyak cerita yang berulang. jadinya membosankan dan capek untuk di baca. maaf ya thor. ini cuma masukan sih. supaya para pembacami tidak merasa bosan saat membaca novelmu.
2021-11-19
0
wybyibooo
kata2nya banyak yg diulang kepanjangan tapi intinya sama!!
2021-10-18
0