Setelah kejadian perdebatan hari itu, aku merasa hubungan Komunikasiku dan Rey kembali seperti sedia kala. Kembali seperti saat sebelum dia tiba - tiba mendadak perhatian dan lebih sering mengajakku bertemu.
Rey jarang menanyakan kabar, mengunjungiku, atau bahkan sekedar mengomentari cuitan ku di media sosial tweety.
Dia kembali menjadi Rey yang dingin dan cuek. Tapi aku tidak perduli, kali ini aku benar - benar pasrah kehilangan dia. Apakah ini akhir kisah cinta pertamaku. Entahlah...
Tiba - tiba, aku teringat sesuatu.
" Bau apa ini....?"
Aku mencium bau di sekeliling ruang kostku, seketika aku langsung teringat kalau aku sedang memanaskan sesuatu di kompor. Aku yang sedari tadi terduduk di lantai sambil bersandar di tembok, lupa, kalau aku sedang memanaskan sayur sop ceker ku.
Sayur sop cekerku sudah kering dan gosong. Aku buru - buru membuka jendela kamar kostku agar bau di ruangan cepat hilang di bantu dengan kipas angin duduk berukuran sedang yang berdiri di dekat dapur.
Akhirnya aku hanya makan dengan telur mata sapi karena sudah merasa sangat lapar. Bodohnya aku, untung saja tidak terjadi apa - apa. Entah berapa lama aku melamun hingga sayur sop nya menjadi kering dan gosong.
Setelah selesai makan, aku berniat pergi ke toko buku. Sudah lama aku tidak menambah koleksi buku bacaan. Saat itu, hari selasa, aku sedang libur. Teman di konterku memintaku untuk bertukar jadwal libur karena dia ada urusan yang penting di hari kamis nanti.
Sesampainya di toko buku, aku bertemu dengan paman di dalam sana. Dia sedang memilih beberapa buku di rak buku resep masakan.
" Ahjussi..." aku menyapanya yang sedang asyik membaca refrensi buku.
" Hanna, kau sedang apa ? " tanya paman merasa terkejut melihat ku.
" Aku, mau membeli buku lah.. " jawabku.
" Maksudku, kamu sedang libur ? Ini kan baru hari selasa. "
" Temanku, dia ada urusan penting hari ini, makanya dia minta bertukar jadwal hari libur denganku. "
" Ooohh.. begitu rupanya. Kau sudah dapat buku yang kau cari ?"
" Belum, aku baru aja sampai disini. Ahjussi, apa kau suka memasak ?"
" Aku, sedang belajar memasak akhir - akhir ini. " Sambil tersenyum malu padaku.
" Apa kau mau menikah? dan bersiap menjadi seorang calon suami yang baik bagi istrimu ?"
" Tidak, kenapa kau berfikir seperti itu ?"
" Aku hanya penasaran saja. Hehe.." ucapku ' Mati aku, suasana jadi sedikit awkward gara - gara pertanyaan bodohku tadi' ucapku kembali di dalam hati.
" Aku, sejujurnya, mau membuka bisnis kuliner baru bersama temanku, aku ingin mengembangkan dan menciptakan resep baru, makanya aku sering membaca buku resep masak belakangan ini."
" Wah, hebat.. aku bangga padamu. Kau sangat bersemangat sekali." Aku mengacungkan kedua jempol ku.
" Kalau begitu, kau pilih saja mana buku yang akan kau beli, sebagai hadiah karena memujiku." Ucap paman.
" Waw.. benarkah... ??" aku dengan mata berbinar merasa senang.
" Tentu saja, aku tidak berbohong. Silahkan kau pilih, mau satu toko ini pun akan ku belikan untukmu. "
" Tidak usah berlebihan, dua buah buku saja ya, cukup untukku. "
" Oke, aku tunggu. "
Aku langsung sibuk memilih beberapa buku yang akan kubeli. Dan, pilihanku akhirnya jatuh pada sebuah novel fiksi karya penulis Neil Gaiman dan buku cepat belajar bahasa Korea.
Aku langsung menyodorkan pada paman hasil buku pilihanku.
" Aku sudah dapat pilihanku. Ini hasilnya. " Menunjukkan pada paman.
" Kau sedang belajar bahasa Korea ?" tanya paman saat melihat buku belajar cepat bahasa Korea.
" Iya, aku sering menonton drama Korea, aku merasa tertarik ingin mempelajarinya. Aku kadang merasa pusing kalau harus terus melihat teks terjemahan saat menonton. Aku jadi kurang fokus melihat wajah oppa - oppa kesayanganku. Hihi.. " ucapku lalu tertawa sebentar.
" Mau kubantu ? Aku siap jadi guru privat bahasa Korea mu ?"
" Serius nih ? "
" Tentu saja, mau kapan di mulai ?"
" Tapi, memangnya ahjussi gak sibuk ?"
" Pekerjaanku tidak terlalu banyak disini, jadi aku punya banyak waktu luang. "
" Emh... boleh aku tahu, apa pekerjaanmu?" dengan raut muka penasaran.
" Aku punya bisnis kecil disini. "
" Owh.. begitu, kalau gitu, mumpung aku libur, bagaimana kalau kita mulai hari ini, bisa ?"
" Tentu saja. "
" Sebentar, aku harus membeli buku dan pulpen untuk mencatat. "
Paman menungguku di kasir, saat aku menghampiri nya, ternyata dia sudah memegang sebuah kamus lengkap bahasa Korea. Dia bilang ini sebagai bonus untukku karena bersemangat mau mempelajari bahasa asalnya.
Aku merasa malu dan sungkan, karena aku tahu harga kamus itu tidak murah, belum lagi paman akan membelikanku dua buah buku sebelumnya.
" Tidak apa - apa, aku sangat ikhlas membantumu untuk belajar. Aku akan mendukung mu. "
Akupun menerimanya dengan perasaan senang tak lupa mengucapkan terima kasih padanya.
Kami pun pergi ke sebuah coffe shop di dekat toko buku. Paman mengajarkanku beberapa dasar kata yang sering di ucapkan sehari - hari. Dia mengajariku dengan sangat sabar dan dengan cara yang menyenangkan.
Beberapa waktu berlalu, hubungan kami semakin dekat. Paman sering mengajari ku berbagai macam bahasa Korea formal dan tidak formal, cara berdialog antara sesama dan kepada yang lebih tua. Dan juga menceritakan beberapa sejarah, adat dan budaya di negara kelahirannya itu. Terkadang kami pun selalu menggosipkan beberapa aktris dan aktor juga para idol k-pop disana.
Kami bertemu di taman kota, di coffe shop, di toko kue, di tempat nasi goreng pak Kumis berjualan, dan banyak tempat yang kami kunjungi lainnya.
Tapi, hari ini, saat kami janjian untuk bertemu, tiba - tiba turun hujan, padahal paman bilang dia sudah di perjalanan untuk menjemputku. Hari itu, aku sedang libur bekerja.
Tidak lama setelah hujan turun, paman menelponku, dia memberitahuku bahwa dia sudah berada di bawah, di depan gedung kostanku. Saat itu pukul 9.00 wita, hujan turun sangat deras. Karena memang saat itu, sudah memasuki musim hujan di Indonesia dan sekitarnya.
Aku turun membawa payung, kulihat paman sudah memarkirkan mobilnya di halaman parkir gedung kostku, beberapa penghuni kost disana memiliki mobil pribadi, jadi di gedung kost ku yang sekarang ini, ada tempat parkirnya.
Aku menghampiri paman dan mengetuk kaca mobilnya, lalu paman turun sambil ku payungi, tapi tetap saja basah terkena air hujan karena payungnya ukuran kecil, aku hanya memiliki payung lipat saat itu, yang selalu ku bawa saat pergi bekerja.
Lalu aku memutuskan untuk membawanya masuk ke dalam tempat kostku. Kali ini, kami akan belajar di tempatku saja. Untung saja, aku sempat membereskan ruangannya tadi.
" Ahjussi, kemeja mu basah, aku takut kamu kedinginan dan masuk angin, ganti saja ya, aku punya sweater lengan panjang yang besar, pasti cukup. "
" Baiklah, aku juga merasa tidak nyaman memakai baju basah. "
Aku membawakan sweater dan celana training panjang besar model serut jadi, kupikir pinggangnya pasti cukup juga. Karena kulihat tadi celana bawahnya pun basah terkena cipratan air hujan.
Lalu, paman berganti pakaiannya di dalam kamar mandi.
Akupun membuatkannya teh tubruk hangat dan menyiapkan beberapa camilan di atas karpet. Karena ruang kostku yang sempit, aku tidak bisa membeli sofa, walaupun hanya sekedar sofa single untuk bersantai, tapi akan terlihat semakin sempit ruangan di dalamnya.
Setelah selesai mengganti pakaian paman langsung duduk di atas karpet bulu ku. Aku sedikit terpana melihat rambut lepek setengah basahnya. Baru kali ini aku melihat rambutnya basah dan berantakan.
Walaupun dia sudah berumur 40 tahun, tapi dia sangat berkharisma. Dia bukan kategori pria berwajah flowerboy seperti oppa oppa korea yang aku sukai, dia memang terlihat seperti seorang gangster berwajah sangar dan tegas. Tapi, dia sangatlah manly bagiku, dengan pesonanya tersendiri mampu memikat setiap orang yang melihatnya.
Aku sengaja tidak memulai les bahasa Korea ku hari ini, kami hanya mengobrol santai menunggu hujan reda sambil meminum beberapa teguk teh serta memakan camilan camilan kecil.
Tidak terasa, waktu sudah menujukkan jam makan siang. Tapi hujan masih belum juga reda, sempat berhenti sebentar, tapi hujan terus datang lagi sambung menyambung.
" Ahjussi apa kau sudah lapar, ini waktunya jam makan siang, mau makan disini ?"
" Apa tidak merepotkan?"
" Hehe. tapi, sejujurnya aku kehabisan bahan masakan. Hanya ada roti, mie dan telur. Nasi ada, tadi pagi juga aku sarapan hanya dengan telur ceplok."
" Mie rebus juga tidak apa - apa. Maaf aku merepotkan mu. "
" Tidak ahjussi, justru aku malu hanya bisa merebus mie. Kalau saja aku tahu bakal seperti ini, aku pasti akan pergi belanja tadi pagi dan masak sesuatu untukmu. "
" Oke, lain kali beri aku makan hasil masakanmu ya. "
" Siyap, bos !!"
Saat aku terbangun dari tempat duduk, tiba - tiba kaki ku merasa kesemutan, aku sempat oleng dan hendak terjatuh, tapi, paman dengan sigap menggapaiku, membuatku terjatuh ke dalam pelukannya. Dan naas, karena kuda - kuda yang kurang tepat, paman pun ikut terhentak ke belakang dengan posisi terlentang dan masih memelukku.
" Aduh.. ahjussi, maafkan aku. " Ucapku.
Dia tidak menjawabku, dia hanya menatapku. Beberapa detik kami saling bertatapan, dari dekat dia terlihat sangat menarik ternyata. Kami masih saling bertatapan dengan posisi yang akan membuat orang lain salah paham bila melihatnya.
" Hanna, kamu tidak apa - apa ?" tanya paman.
Aku yang baru tersadar dari lamunanku, dengan cepat turun dari tubuhnya yang tertindih olehku.
" Maaf ya, kaki ku tadi kesemutan."
" Tidak apa - apa. Sekarang bagaimana ?"
" Sudah tidak apa - apa, kesemutannya sudah hilang. Ahjussi tunggu disini ya, aku buatkan dulu mie rebusnya. "
Aku buru - buru terbangun dan pergi menuju dapur.
Paman hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments