Di dalam ruangan personalia, aku duduk berhadapan dengan pak Seno, hanya di pisahkan oleh sebuah meja tulis dan komputer di atas meja.
" Ok, Hanna, tidak usah tegang, saya gak bakalan kasih kamu surat peringatan kok " ucapnya sambil sedikit tersenyum, pak Seno menggodaku.
" Maaf pak, lantas ada apa ya saya di panggil kemari ?" tanyaku penasaran.
" Lho, kamu lupa, besok tanggal 2 januari, kontrak magang kamu kan sudah selesai." Tegas pak Seno.
Dalam hati, " ya ampun kok bisa-bisanya aku lupa sih. Haduh gimana ini. Kira-kira apa pekerjaanku bakalan berakhir sampai disini saja."
Padahal sebetulnya aku sudah merasa sedikit nyaman dan betah walaupun baru sebentar bekerja disini.
" Gimana, sudah ingat sekarang?" tanya pak Seno membuatku tersadar kembali.
" Iya pak, maaf saya lupa." Jawabku sambil sedikit menyeringai.
Lalu pak Seno menjelaskan panjang lebar persoalan kontrak kerja yang baru untuk kedepannya, sampai aku benar-benar mengerti dan menyetujuinya akhirnya akupun kembali ke lapangan, ke konter menswear untuk bekerja.
Disana tentu saja sudah ada kak Putri dan bli Agung. Bli adalah panggilan kakak untuk laki-laki yang usianya lebih tua di Bali, kalau di Bandung sama seperti Aa atau Akang. Tapi karena kak Putri bukan warga asli Bali, dia memintaku memanggilnya kakak saja.
" Sssssttttt.... gimana hasilnya, kenapa sampe kamu di panggil ke ruang personalia?" tanya bli Agung penasaran.
Kak putri pun sama memasang wajah penasaran di hadapanku sambil mengangkat kedua alisnya yang tebal.
" Akuuuuuuu....... "
" Apa.....??" tanya mereka kompak.
" Akuuuuuuu....... di perpanjang kontrak kerja." Jawabku sambil menyeringai.
" Syukurlah kalo begitu." Tukas bli Agung sambil menghela nafas.
" Ta-piiiiiiii.... " belum sempat aku melanjutkan kata - kata, kak Putri pun menyela.
" Tapi apa...? " dengan wajah penasaran.
" Tapi aku di pindahkan ke cabang ibukota, yesss akhirnya aku jadi lebih dekat dengan dia." Aku sangat kegirangan saat itu.
" Dia... siapa sih ? kamu malah senang mau pergi ninggalin kita disini." Ucap bli Agung dengan raut wajah sedih.
" Yaaahhhh... maaf bli, aku juga gak tau kalo bakal di pindah cabang, hu...huu... " sambil memasang wajah sedih hendak menangis.
" Baik-baik ya nanti disana, jangan lupain kita disini oke." Pinta ka Putri yang sepertinya sudah paham kenapa aku sampai kegirangan.
" Tentu saja kak, aku tidak akan pernah melupakan kalian disini, kalau ada waktu senggang aku pasti main kesini kok." Sambil memeluk kak Putri.
Sepuluh hari kemudian...
" Hemh... akhirnya aku bisa bertemu dengan Rayhan !!"
Setelah sekian lamanya di Bali, baru kali ini aku bisa pergi jalan bersamanya. Sedari tadi aku tersenyum tiada hentinya memikirkan akan pergi jalan - jalan walaupun hanya sebentar. Iyaaa... hanya sebentar, karena siang nanti pukul 12 siang aku harus pulang dan bersiap-siap bekerja.
Di toko, kami memang bekerja di bagi menjadi 2 shift, pagi dan siang. Dan akan bergantian setiap minggunya. Tak apalah walaupun terasa lelah yang penting aku bahagia.
Bagi seorang karyawan/ti lapangan di toko sepertiku hari minggu bukan hari libur, hanya beberapa staff dan divisi back office saja yang bisa libur di hari weekend. Hari libur kami bergantian antara hari senin sampai hari jumat. Dan hari liburku adalah hari kamis.
" Tididtttt.... "
Suara klakson motor membuatku terperanjat kaget.
" Hai, ayok jalan !!" seru Rayhan sambil tersenyum.
Rayhan Abimana, dia satu tahun lebih tua umurnya dariku. Kami satu sekolah di SD dan SMP. Saat SMA sekolah kami berbeda. Aku mulai kehilangan waktu mengobrol karena kesibukan dan sekolah kami yang berbeda.
Maka dari itu saat kelas 2 SMA, aku membuka celengan ayamku untuk membeli handphone walaupun bekas yang penting kondisinya masih bagus. Dan, orang yang pertama kali kupinta dan ku save nomor handphone nya adalah Rayhan. Tentu saja agar komunikasi kami tetap lancar.
Entah karena memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu kalau aku memiliki perasaan spesial kepadanya, dia tidak pernah canggung membalas pesanku.
Dia tetap selalu menjadi orang yang humoris, menyenangkan walaupun hanya lewat sebuah pesan sms. Dia tetap orang yang selalu ku rindukan.
Dia bekerja di salah satu perusahaan di ibukota provinsi di Bali, hari liburnya tentu saja hari minggu.
Setelah pindah ke ibukota provinsi ini, akupun pindah rumah kostan. Kostan baru ku, tepat di sebrang gedung kostan Rayhan. Itu pun aku di beritahu Rayhan bahwa dia melihat ada pengumuman kamar kosong di gedung tersebut.
Tanpa pikir panjang aku pun setuju untuk kost disana meskipun biaya nya agak mahal dan lumayan jauh dari tempat kerja, yang penting aku jadi lebih dekat dengan Rayhan. Tapi semua sebanding dengan fasilitas dan kenyamanan yang ada di kostan baruku. Semua sudah ku perhitungkan, untung saja karena statusku sebagai karyawan kontrak walaupun hanya 3 tahun tapi dalam hal upah aku mengalami peningkatan. Yang penting aku masih bisa menabung dan membeli skincare kesayangan. Hihi...
" Kita mau pergi kemana a Rey....? " tanyaku.
" Gak jauh kok, kamu kan harus kerja nanti siang." Jawabnya sambil fokus membawa motor matic milik temannya.
Selama di Bali dia selalu pulang dan pergi kerja naik bus umum, sama halnya denganku. Untungnya halte bus tidak jauh dari kostan kami.
Sesampainya di tempat tujuan..
" Owh... jadi mau ngajak ke pantai nih " tukasku.
" Iya, memangnya kenapa? Sayang kan, selama kita di sini kalo gak maen ke pantai. Hehe " jawabnya.
Sebetulnya di dalam hati aku berkata,
" kenapa dia harus ngajak main kesini, apa gak ada tujuan lain."
Dia tidak tahu kalau sebenarnya aku tidak suka angin pantai. Terutama saat melihat pantai ataupun laut yang begitu luas entah kenapa, mungkin bisa di sebut agak phobia terhadap laut. Tidak terlalu parah sih hanya saja tetap aku tidak merasa nyaman.
Tidak lupa dia membawa kamera, setahuku dia sedang hobi fotografi dan bersepeda. Kami berjalan santai di pinggiran pantai sambil mengobrol dan sesekali dia memotret suasana pantai dan mencari angle terbaik di setiap sudut. Aku pun beberapa kali menjadi bahan objek fotonya. Untung saja tadi aku berdandan, memakai sunscreen dan lotions supaya kulitku tidak gosong terkena sinar matahari.
Setelah merasa cukup lelah, kami pun beristirahat mencari tempat duduk dan memesan beberapa makanan khas pinggiran pantai.
" Tunggu sebentar yaa !!"
Dia pun pergi entah kemana, aku hanya bisa duduk dan menunggu hingga dia kembali.
Setelah beberapa menit, dia pun kembali sambil membawa sebuah kelapa hijau dan dua buah sedotan plastik, ternyata dia membeli kelapa untuk menghilangkan kehausan ini.
" Nih minum " Rayhan menyodorkan satu butir kelapa ke hadapanku.
" Cuma satu aja ?" tanyaku.
" Iya, satu aja, buat kita berdua, biar kelihatan lebih romantis. Hehe... " jawabnya.
Seketika aku pun langsung tersipu malu mendengar dia berkata seperti itu.
Membuatku berfikir, " apa mungkin dia pun merasakan hal yang sama sepertiku."
Aku merasa tidak fokus, padahal dia sedang asyik menceritakan semua pengalamannya selama di Bali padaku. Sambil terus menyedot air kelapa, aku hanya bisa fokus memandang wajahnya saja.
Di dalam hati akupun berkata. " Ya Alloh, aku ingin dia, berikanlah dia, dekatkanlah dia selalu, jadikanlah dia jodohku. Aamiin."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Aini
amin... l
2021-02-19
2