Awal tahun 2009,
" A Rey, aku sebenarnya suka sama kamu. Hanna, udah lama suka sama aa !!"
Rayhan nampak berpikir sejenak, lalu menjawab.
" Hanna, maaf, aa cuma anggap kita sebagai teman dekat, gak lebih dari itu. Aa cuma mau fokus kuliah."
" Hanna ngerti a, maaf, Hanna cuma mau mengungkapkan perasaan Hanna aja, biar merasa lega. "
" Syukurlah, kamu gak marah kan ? Kita masih bisa temenan kaya dulu lagi kan ?"
" Tentu aja a, apapun yang terjadi, gak ada yang bisa ngerusak pertemanan kita, iya kan ?"
" Yups, betul banget. " Jawab Rey, sambil mengacak - acak rambutku.
Tring.. triring... tring.. triring..
Bunyi alarm dari jam weker ku, membangunkan ku dari mimpi masa lalu ku yang menyedihkan. Masih ku ingat secara detail setiap perkataanya, raut wajahnya, bahkan lokasi kejadian dan suasana sekitar, hari itu.
Setelah menyatakan perasaan ku pada Rayhan, aku pulang ke rumah. Masih ku ingat dengan jelas, di perjalanan pulang saat itu, hujan turun begitu deras, aku pasrah, tidak berlarian seperti orang lainnya, menghindari guyuran hujan, kala itu.
Aku hanya berjalan perlahan, merasakan rasa sakit, yang pertama kali ku rasakan. Sakit hati, patah hati karena di tolak cinta oleh orang yang di cintai. Aku berjalan dengan santainya, sambil menangis tersedu - sedu.
Di sebuah sudut gang, masih agak jauh dari rumah, aku menghentikan langkahku, termenung sambil menangis, meratapi kesedihan ku kala itu.
Aku pulang ke rumah saat hujan berhenti, pulang dengan keadaan basah kuyup. Untung saja saat itu suasana rumah sedang sepi, ibu dan adikku sedang berada di dalam kamar. Tahun baru kali ini, benar - benar tahun baru yang menyedihkan bagiku.
Keesokan harinya, aku tidak masuk sekolah, badanku panas gara - gara kehujanan kemarin sore. Sahabat - sahabatku datang menjengukku, mereka tahu apa yang terjadi padaku kemarin karena aku memberitahu mereka lewat chat sms. Sejujurnya, mereka salut padaku karena berani mengutarakan isi hatiku pada orang yang ku cintai, di sisi lain, mereka pun merasa kasihan karena aku tidak bisa move on dari Rayhan.
Makanya, setelah kejadian hari itu, ketiga sahabatku, berusaha menjadi mak comblang antara aku dan Sammy, di bantu sahabat Sammy, di sekolah. Sammy, mantan pacarku saat sma.
" Ya ampun, aku kesiangan.. " aku melompat dari tempat tidur berlarian mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Kebetulan saat itu aku sedang haid, jadi, setelah jam weker berbunyi aku bisa bersantai sambil sarapan. Tapi, pagi ini, aku malah mengingat masa lalu menyedihkanku gara - gara semalam terbawa mimpi lagi.
Dan, aku terlambat, bus yang biasa aku naiki sudah lewat. Biasanya bus akan datang lagi 1 jam kemudian.
" Aduh, gimana ini. Aku pasti telat datang ke tempat kerja. "
Saat sedang menggerutu di halte, tiba - tiba ada seseorang lewat mengendarai motor. Aku tidak melihat wajahnya karena aku tidak peduli. Tapi, motor itu berhenti dan mundur, diam di hadapanku. Dia membuka helmnya dan,
" Lagi nunggu bus ya, nona manis ?" dia bertanya padaku.
" Iya nih, aku telat, bus nya udah pergi, bang. "
Ternyata dia bang Andre.
" Ku antar saja yuk, aku lagi gak terburu - buru kok. "
Aku tidak punya pilihan lain, sebetulnya, di persimpangan jalan, di sebrang halte, ada pangkalan ojeg. Tadinya ku pikir aku hendak berlarian saja menuju pangkalan, karena memang jaraknya cukup jauh dari halte.
" Beneran nih, mau anter ?" tanyaku sekadar meyakinkan kembali.
" Iya lah, nanti kau telat loh. " Jawab bang Andre.
Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 6.15 wita, jarak ke tempat kerja memang agak jauh dari tempat kost ku. Dan, masuk kerja pukul 07.00 Wita, pasti waktunya sangat mepet, karena saat sampai toko aku harus merapihkan seragam, make up ku dan tatanan rambutku.
" Oke deh, aku mau. " Sambil naik ke jok belakang motor bang Andre.
" Siyap.. jangan lupa, pegang erat - erat ya. "
Bang Andre langsung menancap gas motornya. Sebuah motor Kawasaki dengan knalpot berisiknya, melaju kencang di jalanan yang tidak terlalu padat. Meliuk - liuk seperti sedang menari, menyalip beberapa mobil saat jalan agak macet.
" Bang, pelan - pelan dong, takut nabrak nih. "
" Kau pegangan saja yang erat, nanti bisa - bisa kau terbang terbawa angin."
Aku terpaksa memegang pinggangnya dengan kencang karena merasa takut terjadi kecelakaan, bukan takut terbawa angin.
Akhirnya, kami tiba di lokasi toko pada pukul 6.35 wita. Hanya 20 menit. Biasanya kalau naik bus dari kostan ke toko, memerlukan waktu sekitar 35 - 40 menit tergantung situasi jalanan saat itu.
" Terimakasih banyak ya, bang Andre. " Ucapku sambil menghela nafas lega.
" Sama - sama, dik Hanna. "
" Tapi maaf ya, cukup kali ini saja, aku gak mau lagi naik motor mu. " Ucapku dengan nada sinis.
" Ih.. mentang - mentang si Jeki cuma motor butut, tidak seperti mobil mewah kak Wan mu itu. " Dia bicara dengan wajah pura - pura sedih, dan mengelus - elus motor nya, si Jeki.
" Bukan itu maksudku, bahaya tau, kau pikir aku ini karung beras apa, bawa motor ngebut gitu di jalanan. " Tukas ku dengan muka cemberut.
" Iya maaf deh, maaf. Lain kali gak ngebut lagi, I swear sweety lady !!"
" Dih apaan sih, gak usah sok - sok an merayu - rayu gitu. Sekali lagi, terimakasih dan, selamat tinggal. " Ucapku sambil melambaikan tanganku. Lalu pergi meninggalkan nya.
Bang Andre hanya tersenyum, lalu pergi mengendarai motornya entah kemana.
Di tempat kerja.
Saat aku sedang merapihkan diriku dari ujung kepala sampai ujung kaki, ka Melly, senior ku di konter ladies wear dan kak Reni, teman satu konterku di menswear, menghampiri ku.
" Han, kemarin aku lihat kamu loh, di pantai Sanur, sama seseorang. Pacarmu yaaaaa.. ?" tanya kak Melly.
" Bukan kak, kami cuma temen aja. " Hehe..
" Dih, ngaku aja lagi, gak usah malu - malu. " Sahut kak Reni.
" I swear kak, cuma temen. Aku masih jomblo tau. "
" Wah, sayang sekali, kalau masih jomblo, mau gak di jodohin sama Pak Rama, dia selalu nanyain info tentang kamu terus loh sama aku. " Ucap kak Reni.
Pak Rama, salah satu staff di konter fashion saat itu.
" Wah, masa sih, gak mungkin ah.. " jawabku.
" Serius tau, aku mana pernah berbohong sama kamu. " ucap ka Reni lagi.
" Udah ah, nanti lagi ngobrolnya, doa pagi udah mau mulai nih. " Kak Melly menyela.
Kami bertiga pun masuk ke area doa pagi. Dan ternyata benar saja, ku lihat dari kejauhan, pak Rama selalu memperhatikan ku. Saat aku balik menatapnya, dia membuang mukanya, pura -pura melihat ke arah lain. Pantas saja selama ini, dia sering mengawasiku saat bekerja, sering mendatangi konterku, pura - pura membetulkan pajangan, mengecek stok barang kosong, dan lain - lainnya.
Memang sih, dia jarang mengajak ku mengobrol atau menanyai hal - hal pribadi, hanya seputar pekerjaan saja, pikirku itu merupakan hal yang wajar. Dia terlihat masih muda, ku dengar sekitar 26 tahun. Kami memanggilnya dengan sebutan pak Rama, karena dia merupakan atasan kami, dia seorang supervisor di konter fashion di area lantai 2 departemen store tempatku bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments