Setibanya di tempat tujuan, paman membangunkaku dari tidur lelapku. Entah sejak kapan aku tertidur, mungkin karena merasa lemas dan agak baikan lalu mengantuk setelah meminum tolak asin.
Paman menepuk sebelah pipiku secara perlahan dan sangat lembut. Entah berapa lama usahanya itu, karena aku merupakan tipe orang yang kalau sudah tertidur, akan sulit terbangun. Hehehe...
Saat aku terbangun, aku merasakan bahwa perahunya sudah berhenti, tidak ada suara mesin yang berpacu dengan deburan angin dan air laut yang bersatu padu.
Saat keluar dari perahu, kulihat suasana pantai yang begitu tenang, ombak yang bergulir dengan perlahan, membuatku merasa nyaman tidak seperti sebelumnya.
Paman tidak melepaskan tangannya dari pundakku. Dia terus membopongku, takutnya aku terjatuh karena masih merasa lemas. Tapi ku bilang..
" Tidak apa - apa, ahjussi, aku sudah merasa baikan sekarang. "
Dan dia melepaskan tangannya dari pundakku. Dia menyuruhku duduk sebentar di bangku di pinggiran dermaga saat itu, untuk menikmati sejenak udara di sana. Mengembalikan seluruh kekuatanku.
Setelah beberapa menit, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju sebuah pangkalan ojeg. Ku lihat dari kejauhan sih seperti itu.
Tapi, ternyata bukan, itu sebuah tempat motor sewaan. Paman hendak menyewa motor untuk membawaku berjalan - jalan di sekitar pulau. Dia meminta persetujuan ku terlebih dahulu. Dan aku, setuju saja dengan idenya. Mau hanya sekadar jalan kaki pun sebetulnya aku tidak apa - apa.
Kami mengendarai sebuah motor matic menyusuri setiap jalan.
Lalu kami berhenti di sebuah gerbang resort, paman berniat mengajakku beristirahat sejenak karena khawatir akan kondisiku saat ini. Dia berpikir mungkin aku masih butuh istirahat karena belum terbiasa dengan perjalanan laut kali ini.
Tapi aku menolaknya, aku merasa canggung, kita bukan pasangan kekasih apalagi suami istri, kita tidak sedang berlibur untuk berkencan apalagi berbulan madu. Aku menolaknya secara halus dengan dalih bahwa aku ingin berkeliling pulau, menikmati keindahan pulau ini saja.
Dan dia pun setuju, kali ini dia berniat membawaku ke sebuah restoran untuk makan siang, karena tanpa terasa memang waktu sudah mulai menunjukkan jam makan siang.
Kami memilih sebuah restoran seafood di dekat pinggiran pantai. Tapi sebelum masuk ke area, aku bertanya padanya..
" Ahjussi, maaf, apa makanan disini halal ?"
" Tidak usah khawatir, ini restoran halal, banyak wisatawan muslim selalu berkunjung ke tempat ini. Mereka sudah melabeli bahwa ini restoran halal. Dan sebagian karyawan nya pun beragama islam. "
" Apa kau sering kesini ? sepertinya kau sangat mengenal daerah dan kondisi pulau ini." tanyaku.
" Yaaa... lumayan. " jawabnya singkat.
Kami sudah berada di dalam restoran, saat sedang menunggu pesanan datang kami selalu mengobrol.
" Paman, kau pernah bilang kalau kau ini warga negara Korea, tapi kenapa bahasa Indonesia mu sangat lancar. Aku hanya penasaran aja sih.. "
" Ibuku, dia warga negara Indonesia, ayahku dari Korea. Mereka bertemu dan menikah di pulau Bali."
" Oh... jadi begitu rupanya."
" Iya, saat aku kelas 6, ayah dan ibuku bercerai. Lalu aku memilih tinggal bersama ibu di Bali. Tapi, tidak lama ayahku menyusulku, dia membawaku pulang, memperthankan hak asuhnya. Karena tidak ingin ada perdebatan, ibuku membujukku agar mau tinggal dan bersekolah di Korea bersama ayahku. Aku menyetujuinya, dengan syarat, setiap kali aku ingin pulang menemui ibuku, ayah harus mengizinkannya. Dan, pada akhirnya aku sering bolak - balik antara Seoul dan Bali. "
" Owh.. ahjussi, kau tinggal di Seoul ?"
" Iya, aku tinggal di sana."
" Wah.. pasti dekat dengan artis - artis K-Pop. "
" Tentu saja, aku bahkan kenal dengan beberapa artis di sana. "
" Wow.. Daebak. " Ucapku ku merasa kagum. Daebak adalah ungkapan dari bahasa Korea yang artinya Keren.
" Aku sering menonton drama Korea, di kost an, sepulang atau sebelum bekerja, kalau tidak sibuk aku selalu menonton nya di laptop. Kadang aku marathon menontonnya, 2 hari bisa langsung tamat 12 atau 16 episode. Hehe.. " sambil tertawa.
" Waw, sungguh bersemangat sekali, ya. Lalu, siapa aktor dan aktris favorit mu ?"
" Banyak, aku hampir menyukai semua. Saat ini aku sedang menonton filmnya Kim Soo Hyun, yang alien turun ke bumi itu. Aku fans beratnya. " Tanpa di sadari aku berbicara sambil memegang kedua pipiku.
" Lalu, apa kau menyukai musik K-pop?"
" Tentu saja, Bigbang, Exo dan belakangan ini aku sedang menyukai grup rookie BTS, apa paman tahu ?"
" Tentu saja, meskipun umurku sudah tidak muda, tapi aku tahu perkembangan musik dan film di sana. "
" Kalau boleh tahu, umur ahjussi berapa?" tanyaku dengan sangat hati - hati. Akhirnya ada kesempatan untuk bertanya.
" Tahun ini, emhh... aku, berusia.. 40 tahun. " jawabnya perlahan.
Dalam hati aku berkata, " waw... apa aku sedang dating bersama om - om." Tapi, aku meyakinkan lagi di dalam hati bahwa, kami hanya berteman, itu saja, tidak lebih dan tidak boleh lebih dari teman.
" Kenapa, apa kau malu pergi bersamaku, orang yang lebih tua darimu?" tanya paman penasaran karena meneliti raut wajahku yang terlihat melamun sejenak.
" Tidak, kenapa aku harus malu, aku hanya tidak menyangka saja, ku kira umurmu baru 30 tahun, karena kau terlihat agak muda dari usia mu. " Aku pun mengelak.
" Wah.. apa kau sedang memujiku terlihat awet muda ?" dia memegang kedua pipi nya.
" Ih.. sudah lah.. " ucapku merasa malu sendiri melihat tingkahnya.
Tidak lama kemudian pesanan makanan kami pun datang. Butuh waktu agak lama bagi kami menunggu pesanan nya datang, karena paman bilang, masakan disini semua serba dadakan, semua masih sangat fresh. Maka dari itu, kita harus sabar menunggu.
Tapi, untuk melahap habis semua menu yang ada di hadapan mata, tidak terlalu membutuhkan waktu yang lama, aku melahap semua makanan dengan penuh semangat hingga kekenyangan. Entah ini efek perut kosong setelah kejadian di atas speed boat tadi, atau karena memang aku ini rakus. Hihi.. bisa jadi keduanya.
Selesai makan, kami duduk bangku, di pinggiran pantai tidak jauh dari restoran tadi. Di payungi pepohonan rindang membuat sejuk dan teduh menikmati pemandangan laut. Sambil beristirahat sejenak merasa kekenyangan.
" Umurmu, tahun ini 23 tahun, kan ?" tanyanya.
Haduh.. masih membahas umur.
" Iya, oktober nanti. "
" Aku tahu. " jawabnya.
" Tahu dari mana ?"
" Dari KTP mu, apa kau tidak ingat ?"
" Iya, aku masih ingat kok. " Lalu flashback sedikit pada kejadian dimana paman menyerahkan KTP ku di bangku trotoar dekat toko buku, dulu.
" Apa kau pernah berpacaran ?" dia bertanya padaku saat aku sedang minum air dari sebuah botol, otomatis aku kaget dan tersedak sedikit.
" Maaf, pertanyaanku membuatmu tersedak. "
Setelah menarik nafas dalam - dalam, aku pun menjawab pertanyaan nya.
" Aku pernah berpacaran, tapi... "
" Tapi apa... ? paman terlihat sangat penasaran.
" Tapi menurutku, itu hanya status saja. " Aku menatap wajah paman sambil tersenyum. Dan mulai melanjutkan ceritaku.
" Jadi, saat kelas 3 SMA, ada seorang temanku, berbeda kelas, hanya saja dulu pernah satu kelas saat kelas 1 SMA. Dia seorang pria yang hobi bermain basket, dia sangat populer saat itu, wajahnya memang kalah tampan di banding kan beberapa sahabatnya, tapi tubuh tinggi atletis nya dan wajah manisnya, memiliki kharisma tersendiri menurut sebagian gadis abg di sekolah. Dia lumayan pintar, walau saat itu dia termasuk pria tsundere, tapi dia memang banyak di sukai siswi di sekolah. Dia menyatakan perasaannya padaku, saat itu aku, padahal tidak ada perasaan suka apalagi cinta padanya. Karena aku memang sudah menyukai seseorang saat itu."
" Lalu... ? paman masih penasaran sepertinya.
" Iya, aku menerimanya hanya karena sahabat - sahabat ku menyemangati ku supaya aku bisa melupakan perasaanku pada cinta pertamaku dulu. Aku pun akhirnya pergi berkencan dengannya. Tapi, anehnya, setiap aku pergi dengan pacarku, kemana pun itu, kami selalu bertemu dengan cinta pertamaku itu. "
" Kebetulan sekali ya... "
" Aku juga tidak mengerti, dan setelah acara kelulusan, saat sekolah kami mengadakan acara perpisahan di pantai Pangandaran, aku putus dengannya. Aku memutuskan nya dengan alasan tidak ingin mengganggu kuliah dan cita - citanya. Dia sangat marah, dia bilang dia akan menungguku sampai aku mau kembali padanya, tapi aku menjawabnya kalau aku tidak pernah mencintainya. Aku hanya mencintai satu orang pria dari dulu hingga saat ini, dia cinta pertamaku."
Setelah menceritakan pada paman aku menghela nafas sambil memandangi lautan yang begitu tenang di depan sana.
" Lalu, siapa cinta pertama mu?" tanya paman padaku.
" Dia.... " ucapku terhenti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments