Sudah seminggu Raka menganggu Aurin mulai dari menyediakan makannya dengan sayur rebus bahkan disuruh mengali kubur buat Aurin sendiri.
Hinaan dan cacian maki Aurin berikan pada Raka lewat telepati hatinya dia sering sekali menyumpahi mulut Raka supaya tak bisa ngomong serta menyuruh nyuruh nya melakukan hal bodoh.
Seperti pagi hari ini Aurin dan Raka keluar dari rumah Raka dengan mengendarai sepeda Raka yang bonceng Aurin yang menyetir.
"Tuan sepertinya mereka melihat ke arah kita mulu." ucap Aurin yang mulai terusik tatapan Aneh dari pria berpakaian olahraga itu.
Raka melihat orang itu dengan tatapan tajam dia pun menyuruh Aurin berhenti kini Raka yang menyetir sepedanya Aurin dibelakang nya.
Saat Raka melewati dua pria itu segerombolan orang tak dikenal menghadang nya dengan membawa pisau tajam di tangan nya.
Aurin begitu takut dia memeluk pinggang Raka kuat sementara Raka hanya menatap nya tajam.
"Berhenti membuat gadis ku takut." bentak Raka keras salah satu dari mereka berkata dengan keras.
"Setelah kami mengambil nyawa mu gadis di belakang mu akan bersenang senang dengan kami." ucap Pria itu sepertinya pemimpin nya mata Raka menatap tajam ke orang itu dia pun melepaskan tangan Aurin lalu menatap nya.
"Pergi dari sini dengan si Rossy ini jangan hiraukan perkatanya." ucap Raka masih sedikit becanda.
Dia pikir ini motor.?? Hey lihat ini sepeda. gerutu Aurin.
Raka pun menghajar dua orang di belakang Aurin untuk Aurin pergi melihat di belakang tidak ada Pria itu Aurin mengayuh sepeda itu dengan kencang hingga melewati gerombolan pria itu.
Aku harus telvon Max.
Merasa pria pria berwajah seram itu tak mengejarnya Aurin menghentikan mengayuh nya dia mengambil hp di dalam tas kecilnya.
"Haloo Tuan." ucap Max yang menerima telvon dari hp Tuan nya.
"Max, cepat kesini Raka diserang sama om om berkumis." ucap Aurin dengan cepat dia sungguh sangat takut.
Belum sempat Aurin memberi tau lokasinya handphone nya sudah dimatiin Max sementara Max pergi dengan mobil Tuan nya.
Dasar Nona kau mau ngelawak disaat Tuan dalam bahaya.!!!
Mobil pun sudah sampai di tempat kejadian itu Raka sudah melumpuhkan musuh nya dia begitu santai duduk di tengah tengah gerombolan om om berkumis itu.
Astaga mulut ku batin Max.
Max berlari ke arah Raka yang begitu santai duduk di aspal Max pun menunduk dia melihat sekeliling.
"Tuan, anda tidak ada yang terluka." ucap Max memastikan sementara Raka menatap Max menyuruh nya melihat sendiri.
Dia baru teringat tadi dia bareng Aurin dan menyuruh nya pergi duluan Raka pun berdiri dia melihat di sekeliling.
"Aurin dimana.??" tanya Raka sementara Max mengeleng tanda dia tidak tau Raka pun berlari mencari Aurin.
Ditempat lain Aurin menatap Nanda dia benar benar berbeda dari dia kenal dulu saat sekarang didepan nya.
"Kenapa kamu nglakuin hal bodoh ini." ucap Aurin suara nya bergetar dia tak menyangka Nanda yang menyerang Raka.
"Karna dia telah membunuh Ayah ku dan merebut mu dari ku." ucap Nanda tatapan nya tajam Aurin pun mengeleng dia sama sekali tak mengenali pria di hadapannya.
"Kamu berubah." ucap Aurin menatap mata Nanda tajam.
"Sebelum aku memakai kekerasan cepat ikut aku." ucap Nanda menarik tangan Aurin kasar.
"Lepas." ucap Aurin sambil menangis dia benar benar kecewa dengan sikap Nanda yang berubah.
"Dulu kamu tak pernah kasar sama aku Nanda." ucap Aurin sambil menangis sementara Nanda tak menghiraukan nya dia terus menarik tangan Aurin sampai merah.
"LEPASKAN DIA." ucap seseorang dari arah belakang Aurin melihat kebelakang dia melihat Raka dengan tatapan tajam seperti ingin membunuh orang itu.
"Raka." ucap Aurin air matanya menetes sendiri dia benar benar sangat bersyukur Raka tidak terluka.
Nanda menghentikan langkah nya dia menatap Raka dengan tatapan memburu senyuman nya dia ukir.
"Akhirnya kau keluar juga bedebah sialan." ucap Nanda dengan emosi kini Aurin menatap Nanda dia masih tak percaya apa yang dilihat nya Nanda benar benar berubah.
"Mau main bola.??" tawar Raka dengan senyuman liciknya.
"Izinkan Istri tercinta ku menjadi pemandu soraknya." ucap Raka dengan senyuman sementara Nanda dia mulai tersulut emosi.
Hey Raka bodoh ini itu sedang berantem bukan main bola gerutu Aurin.
"Max bawah Aurin pergi dari sini aku yang akan menghadapi tikus kecil ini." ucap Raka pelan Max pun mengangguk dia mengert.
Nanda pun berlari menuju Raka dan meninju nya tapi Raka berhasil menghindari nya dengan santai sementara Nanda memburu Raka.
Tak berapa lama Nanda terjatuh babak belur di wajah nya dia benar benar terluka parah tapi dia tak menghiraukan nya.
"Raka berhenti jangan bunuh dia." ucap Aurin tak tega melihat Nanda babak belur air matanya jatuh di pipinya.
Kau menangisi laki laki ini.
Tatapan Raka menatap Aurin tajam rasa cemburu begitu menguasai hatinya berani sekali dia menangisi pria lain di hadapanku tangan Raka pun mengenggam erat dia meninju Nanda sampai pingsan.
Aurin berlari ke arah Raka tapi tangan nya berhasil di hentikan Max sekuat tenaga Aurin melepas Max lebih besar dengan tenaga nya.
Melihat sikap Aurin begitu pada Nanda Raka menghentikan memukul Nanda dia pergi dari situ dengan perasaan sakit.
"Raka tunggu." panggil Aurin Max pun melepaskan tangannya membiarkan Aurin mengejar Raka saat sudah dekat Aurin menarik tangan Raka.
Mau tidak mau Raka berhenti dari jalan nya dan menatap Aurin dengan kesal sementara Aurin menatap nya marah.
"Kenapa kau lakukan itu pada nya.??" tanya Aurin dia ingin tau sebenarnya.
"Kau membunuh Ayahnya.??" tanya Aurin lagi sementara Raka masih diam.
"Jawab Aku Raka." ucap Aurin dia sudah kehilangan ke sabaranya.
Raka mengangguk dia menatap Aurin dengan tatapan hangat sementara Aurin menangis tak percaya yang dikatakan Nanda benar.
"Jadi kau pembunuh." ucap Aurin air matanya terjatuh.
"Sebenarnya pekerjaan kamu apa.??" tanya Aurin dengan tatapan sedih Raka tak menjawab dia begitu berat mengatakan nya.
seperti ini kah orang jatuh cinta selalu menuruti kemauannya tanpa mendengarkan alasan ku batin Raka.
"JAWAB." bentakkan Aurin tak membuat Raka menjawab dia melihat Max menyuruh nya membawa Aurin.
"Raka, tunggu Raka." teriak Aurin.
Raka pergi meninggalkan Aurin tanpa sadar air matanya terjatuh dengan sendiri nya Raka pun menyetop taksi dia memijat pelipisnya karna pusing.
Taksi pun sampai ditempat tujuan yaitu tempat kuburan orang tua Raka sampai di sana Raka menangis dia mencurahkan isi hatinya begitu lemah dirinya.
Siapa yang tau wajah nya Raka dibalik status ketua mafia dia juga punya hati dan merasakan sakit ketika orang yang disayanginya disakiti orang lain.
Dengarkan dulu alasan ku sebelum kau menjauhi ku. Raka.
Menghapus air matanya setelah perasaan nya tenang Raka melangkah pergi dari tempat itu menuju Rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Siti Homsatun
makin seru nih ceritanya..
2021-10-11
1
Suky Anjalina
lanjuttt
2021-03-14
1
Gnap Pesek
mafia .,....mari sini emak timang😂😂😂😂
2021-01-22
1