Aurin pun dibawah kekamar Raka sementara Max menelvon dokter yang biasa mengobati Raka.
"Kamu kenapa diam aja diperlakukan seperti itu." ucap Raka sambil mengoles salep supaya tidak terasa perih Aurin pun merasakan dingin ditangan nya karna salep itu.
"Tuan makasih sudah menolong saya, tapi saya tidak berhak untuk marah kepada Gina karna saya yang membuat nya terpeleset." ucap Aurin menunduk.
"Maaf Tuan saya harus pergi karna pekerjaan saya belum selesai." ucap Aurin berdiri melangkah.
"Tunggu." ucap Raka melangkah menuju Aurin lalu tiba tiba dia mencium bibir Aurin dengan lembut sementara Aurin kaget rasanya hangat dan nyaman.
Ciuman pertama ku.!!!
Tiba tiba pintu kamar Raka terbuka Raka pun menghentikan ciuman nya Aurin sangat malu muncul lah rona merah di pipinya sementara Max dan dokter itu menunduk.
"Maaf menganggu." ucap Max yang merasa gak diwajibkan untuk melihat adegan itu Raka pun membetulkan sifatnya.
"Tolong periksa dia Vin." ucap Raka menunjuk Aurin dengan dagunya sementara Kevin memeriksanya sebentar.
"Ini tidak apa apa Raka, cuma sedikit terkena air panas." ucap kevin lalu menaroh peralatan medisnya di meja dekat kasur itu.
"Kamu bilang sedikit tidak apa apa." ucap Raka suara nya meninggi sementara Max yang melihat perubahan Raka tersenyum.
"Iyah sekarang saya akan memberi salep ini karna salep ini bagus untuk kulit terbakar sehingga tidak membekas saat sembuh." memberikan salep ke Aurin sementara Aurin menerima nya dengan sopan.
"Kamu buta atau tuli sih itu sama aja salep yang tadi aku kasih ke dia." ucap Raka.
Aurin pun melihat salep nya.
Dua duanya mirip tapi mana yang asli dan yang kw.??
"Kalian pergi dari sini." ucap Raka Kevin dan Max pun keluar sementara Aurin mengikuti nya dibelakang.
"Hey kamu mau kemana.??" teriak Raka memanggil Aurin tapi ketiga nya berhenti dan berbalik menatap Raka.
"Yah Tuan." ucap Max.
"Bukan kamu tapi dia." tunjuk Raka ke Aurin sementara Aurin pun terdiam.
Nie orang kayak nya habis salah minum obat sensi terus.
Max dan dokter kevin pergi dari situ lalu menutup pintu kamar Raka dengan hati hati.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan." ucap Aurin sopan sementara Raka menatap Aurin dengan penuh hasrat.
"Lanjutkan yang tadi." ucap Raka santai.
"Hah." ucap Aurin menatap Raka tangan nya gemetar.
"Tuan, Maaf saya pergi dulu." ucap Aurin melangkah pergi dari kamar Raka hatinya berdebar kedua kalinya yang pertama saat Nanda menyatakan cinta ke dirinya sementara yang ini berdebar karna apa.
Aurin pun masuk ke kamar Rara dia pun masih membawa salepnya disana Rara menangis karna panas akibat siraman air panas itu.
"Rara." panggil Aurin lalu melihat punggung Rara yang tadi menghalangi nya supaya tidak kena di tubuh Aurin kemudian Aurin mengoles kan salep nya nya dipunggung Rara rasa dingin Rara rasakan.
"Kamu ngolesin apa Aurin." ucap Rara yang melihat Aurin membawa salep itu.
"Ini bisa mengurangi rasa panas dan perih nie buat kamu." ucap Aurin menaruh salep nya didekat Rara.
"Buat kamu aja Aurin, aku gak apa apa." ucap Rara memberi lagi salep nya.
"aku ada dua jadi buat kamu aja Rara." menunjukan satu salep yang dipegang nya.
"Oh yah Ra, aku malem ini boleh tidur disini enggak Ra." ucap Aurin dia males kekamar nya karna sepi sendiri.
"Boleh banget." ucap Rara tersenyum.
"TIDAK BOLEH." ucap suara itu dari luar pintu mereka pun berdiri lalu menunduk hormat.
"Kamu malam ini tidur dengan ku." ucap Raka menatap Aurin tajam sementara Aurin ingin menjawab tapi lidahnya terasa keluh.
"Tapi Tuan." ucap Aurin belum sempat Aurin menjawab Raka sudah mencium Aurin padahal di situ masih ada Rara kemudian Rara membalikan tubuhnya di larang keras melihat adegan itu.
Sementara Aurin berusaha melepaskan nya karna dia malu dengan Rara tapi Raka mengencangkan pelukannya.
Sementara Rara pun melangkah keluar dengan diam diam melewati majikan nya dengan santai supaya tidak menganggu aktifitasnya.
Raka pun melepaskan ciuman itu dengan santai sementara Aurin membenarkan rambut akibat ulah Raka.
"Kenapa aku kecanduan dengan bibir mu padahal kamu jelek." ucap Raka dengan santai mengatainya jelek.
Apa.??? jelek mata mu yang rabun kayak nya.!!!
Sambil memegangi bibir Aurin lalu Raka menarik tangan Aurin membawa nya ke kamar nya.
Malam pun datang sementara Raka masih di ruang kerja nya sehabis mencium Aurin dia tidak kelihatan batang tengkorak nya.
Sementara Aurin dia gelisah berada didalam kamar Raka dia takut Raka berbuat lebih tapi itu hak nya karna kewajiban nya saat Aurin bulak balik pintu kamar terbuka.
"Rara." ucap Aurin sementara Rara pun memeluk Aurin dia sangat kangen dengan Aurin biasa nya jam segini mereka curhat curhat di kamar Aurin.
"Kalian ngapain pelukan dikamar orang." ucap Raka yang masuk ke kamar nya Aura menakutkan pun menyelimuti ruangan itu.
"Dan kamu Rara kamu itu pelayan kenapa kamu meluk istri ku." ucap Raka tak suka Aurin dipeluk Rara.
"Maaf Tuan, saya kebawah perasaan Tuan." ucap Rara menunduk.
"Sekali lagi Rara seperti itu kamu akan saya pecat." ucap Raka.
"Baik Tuan saya permisi." melangkah pergi dari ruangan itu sementara Aurin terdiam menatap kepergian Rara.
"Kamu juga." ucap Raka marah lalu menuju kasur nya membaringkan tubuhnya.
"Ngapain berdiri di situ sini tidur." ucap Raka kesal dengan Aurin.
Sementara Aurin melangkah menuju kasur itu lalu membaringkan tubuhnya sedikit jauh dari Raka.
Tiba tiba Raka memeluk Aurin dari belakang aroma parfum tercium dari hidung Aurin Sementara Raka mengeratkan pelukan nya merasa sangat nyaman.
Kenapa gak dari pas nikah tidur bareng.!!
Senyum terukir di bibir Raka tiba tiba pintu kamar Raka terbuka mereka pun langsung bangun dari tidurnya menatap orang yang menganggu suaranya.
"Maaf menganggu Tuan." ucap Max yang melihat Raka berwajah marah karna aktifitas nya diganggu.
"Ada berita penting Tuan." ucap Max lalu melihat Aurin matanya sementara Raka tau maksud Max.
"Tunggu saya diruangan sepuluh menit lagi saya kesitu." ucap Raka santai Max pun mengangguk lalu keluar dari kamar itu.
Sepuluh menit.!!? dasar Tuan, bentar lagi si boy muncul kalo keseringan tapi gak papa lucu juga
Senyum Max pun mengembang dia melangkah menuju ruangan kerja Raka sementara didalam kamar Raka menatap Aurin.
"Kamu tidur duluan aja." ucap Raka mengelus rambut Aurin lalu mencium kening nya dan melangkah pergi menuju ruangan kerjanya sampai disana Max sudah menunggu nya dengan berdiri tegak
Saat sudah Raka masuk Max menunduk hormat lalu memulai berita yang didapat nya.
"Tuan, Markas Prasetya ada di korea utara dan mereka sedang menyelundupkan senjata ilegal dan sabu sabu." ucap Max padat dan jelas.
"Oke sekarang siapkah semua nya besok kita berangkat dengan di bagi dua dan lakukan dengan rapih kali ini aku mau melihat orang itu mati ditangan ku." ucap Raka mengenggam tangannya.
"Baik Tuan." ucap Max lalu melangkah pergi dari ruangan itu menyiapkan Rencana nya.
Raka pun keluar menuju kamarnya dia membaring kan tubuh nya di samping Aurin sementara gadis itu tertidur pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Dewi Fajar
baru mampir Thor..sampai di bab ini ceritanya bagus..cuma agak sedikit terburu buru kesannya
2024-03-01
1
Siti Homsatun
makin seru nih ceritanya ..
2021-10-10
0
Misye Kainama
bagus bangat
2021-06-05
0