Suasana di korea selatan begitu dingin hirup piruk kota seoul terasa sampai kerelung hati di dalam gedung yang sudah tak terpakai lagi segerombolan pria sedang berantem dengan sangat sengit sementara pemimpin salah satu dari mereka sudah terkapar tak berdaya.
"Bunuh mereka dengan cara keji seperti mereka dulu lakukan kepadaku." ucap Raka sambil menatap para anak buah nya sementara Prasetya kini tak berdaya dia menahan sakit setiap tinjuan yang di tunjukan untuk nya.
"Rasa kan sakit ini saat kau merebut nyawa kedua orang tua ku dengan keji." Raka menarik rambut Prasetya sampai rontok dia mengerang kesakitan tapi belum puas Raka menyiksanya dia mengambil pisau sinar lampu diruangan itu menyilaukan pisau nya begitu tajam.
Raka memainkan pisau nya di tangan Prasetya dengan lembut goresan itu begitu menyakitkan bagi yang di goresnya sementara Raka sangat menikmati setiap tangisan nya.
"Tuan." ucap Max yang melihat Raka bermain main dengan tubuh Prasetya yang hampir semua nya di gores.
"Biarkan aku melakukan ini Max, akan ku kupas kulitnya seperti wortel Max." ucap Raka matanya begitu menakutkan sementara anak buah nya melihat dengan ngeri.
"Tuan dia masih bernyawa jika Tuan ingin menyiksanya biarkan saya saja yang menyelesaikannya." ucap Max sementara Prasetya merintih merasakan perih di tubuhnya.
"Penggal kepalanya dan kirim kan ke perempuan ****** itu." ucap Raka lalu berdiri melangkah pergi meninggalkan Prasetya.
Raka pun tersenyum dengan tawa yang mengelegar sementara Max memenggal kepala Prasetya lalu menaruh nya di kotak kayy dan di kirim ke Istrin.
Saat Raka keluar dari gedung itu salju turun dengan sangat indahnya suasana nya begitu tentram pisau yang tadi berlumuran darah kini berjatuhan di salju indah itu.
Seminggu telah berlalu Bu Mawar sedang asik duduk di taman itu dengan Laura sambil tertawa cekikikan mirip Ratu Elizabet KW.
Tiba tiba dua mobil berhenti di gerbang rumah Nanda dia membawa paketan dari korea Bu Mawar pun mendengarkan percakapan satpam dan Sopir pengantar Paket itu.
"Nyonya, ini ada paket dari Tuan Raka." ucap Satpam dengan sopan.
"Raka.??" ucap Laura.
Bukan kah dia pria yang mengacaukan hari pernikahan ku.???
Belum sempat mereka membuka tercium bau busuk dari kotak itu mata Laura menatap Bu Mawar takut isi nya bom.
"Pak tolong buka ini." ucap Bu Mawar pada Satpam itu dia pun mengangguk lalu membukanya dengan hati hati.
Bau anyir pun keluar dari kotak itu sementara Pak Satpam kaget dengan wajah pucat.
"Ada apa Pak.??" tanya Laura yang menatap wajah pucat Satpam itu.
"Itu Non, Nyonya." belum sempat menjelaskan Bu Mawar sudah melihat nya dan tiba tiba dia terjatuh pingsan sementara Laura kaget dia pun langsung menuju ke Bu Mawar.
"Bu, ada apa." ucap Laura sementara Bu Mawar dia terdiam karna Laura penasaran dia pun melihat kotak itu.
"Astaga Pak Prasetya." ucap Laura dia pun menutup mulutnya matanya masih menatap kotak itu.
"Siapa yang tega melakukan itu pada Mertua ku." ucap Laura tinggi sementara Satpam hanya diam.
"Non, di kotak itu ada surat." ucap Satpam itu sambil menunduk karna takut dengan kepala Prasetya.
Setidaknya bawah badan nya juga jangan kepalanya aja. batin Laura
Laura pun membuka surat itu dengan gemetar saat ingin buka surat itu Nanda keluar dari rumah mewah itu melihat Ibunya terjatuh dia berlari ke arah Bu Mawar.
"Laura, kau apa kan Ibu ku." ucap Nanda tinggi matanya menatap tajam Laura sementara Laura berpura pura menangis dia menunjuk kotak itu dengan tangan nya.
Nanda pun melangkah mendekati kotak itu dengan hati hati saat membuka kotak itu wajah nya sungguh pucat setelah melihat isi didalam kotak itu.
"AYAH." teriak Nanda air matanya terjatuh dia langsung terduduk lemas siapa yang telah tega melakukan hal keji ini tangan nya mengempal.
Laura pun memberikan surat itu ke Nanda dia pun langsung membukanya dengan mata tajam dia membaca surat itu lalu setelah selesai dia membuang nya secara kasar ke tanah.
Isi surat nya.
*Hay...
Aku Raka sahabat baik Ayah mu kebetulan kami kalah bermain bola dan taruhan nya kepala masing masing.
Karna Ayah kamu kalah, jadi kepala dia aku jadiin bola untuk bermain dengan mu.
Aku tunggu oper bola nya yah De.!!! 😁😁*
Tanda smile di ujung kertas itu dengan pulpen berwarna merah sementara Nanda dia meninju tanah.
"Raka akan ku balas perbuatan mu." ucap Nanda lalu menyuruh satpam membawa Ibunya ke kamar dia ingin mengubur kepala Ayah nya.
"Nanda minta maaf Ayah, jika selama Ayah hidup Nanda pernah berbuat salah Nanda juga janji akan balas manusia iblis itu." ucap Nanda sambil menangis setelah selesai mengubur nya Nanda melangkah masuk ke kamar Ibunya melihat keadaan nya.
"Bu." ucap Nanda sambil memegang tangan Ibunya sementara Ibunya masih menangis.
"IBU TAK MAU TAU BUNUH ANAK ITU DAN BAWAH KESINI." ucap Ibu Nanda dengan marah wajahnya.
"Sebenarnya siapa Raka.?? dan kenapa dia membunuh Ayah." ucap Laura sambil berpura pura menangis.
Semua orang di kamar itu terdiam tidak menghiraukan omongan Laura termasuk Bu Mawar yang biasanya jawab kini diam hanya diam tak bersemangat.
Sementara Di hotel ruangan Raka dia tertawa dengan sangat kencang seakan beban selama ini sudah hilang.
"Max, besok siapkan pesawat kita pulang besok dan lihat wajah wajah orang itu." ucap Raka lalu masuk ke kamar nya dia menatap indah suasana dingin di korea selatan masih terasa sampai ke hati.
Ayah Ibu semoga engkau suka dengan pemberian ku.
Tanpa sadar air matanya terjatuh mengingat peristiwa tragis itu dia pun terduduk di kursi itu dengan lemas.
Tok tok.
Ketukan dipintu membuyarkan lamunan Raka dia pun berdiri dan membuka pintu itu dengan tatapan kesal.
"Ada apa Max." ucap Raka dengan nada sedikit terganggu.
"Maaf Tuan, Non Aurin tak menyentuh handphone yang Tuan kasih dia malah memberikan kembali ke Pelayan Tuan." ucap Max sedikit takut dengan informasi ini.
"Biarkan aku mau tau seberapa kuat Nyamuk itu bertahan." ucap Raka tersenyum sementara Max menunduk takut melihat senyuman Raka.
"Ohh yah Max beli kan dia oleh oleh aku akan buat dia mencintai ku dan ku buat dia menderita." ucap Raka lalu menutup pintu itu dengan kencang.
Sementara Max menatap pintu itu lalu dia pergi dari situ dengan langkah kaki berat bertambah lagi kerjaanya.
Raka membaringkan tubuhnya dikasur itu dia pun tiba tiba mengingat Aurin.
Sekarang kamu sedang apa Nyamuk ku tunggu aku pulang Nyamuk kesayangan ku.
Senyum di bibir Raka mengembang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Lina Maulina Bintang Libra
ayahmu membunuh k dua orang tua Raka
2022-11-22
0
Siti Homsatun
ntar bucin sm nyamuk cantik ,,baru tau rasa..
2021-10-10
0
Ina Suryanti Ina
Nyamuk Aedes...😂...bikin Malarindu....😀😊
2021-09-26
0