Udara pagi di ibu kota ini sungguh sangat penuh dengan kemacetan serta di tambah debu bertebaran menghinggapi kulit yang tak pake masker.
Sementara didalam mobil Raka sedang menikmati setiap lirik dari kopi dangdut itu dia pun merasa terhibur dengan musik itu sementara Max melihat dari kaca depan melihat Raka mangut mangut menikmati setiap lirik lagu itu.
Ternyata Ketua Mafia juga suka music Reg Reg yah.
Senyum Max mengembang membayangkan Raka berjoget RegReg dari belakang Raka melihat Max tertawa entah itu buat siapa.
"Hey Pengawal bodoh." ucap Raka yang mengerti arti lamunan Max dengan cepat Max membetulkan sikap nya.
"Kamu tadi ngapain senyum senyum gitu." ucap Raka tak terima Max senyum.
"Maaf Tuan." ucap Max sambil melihat kaca spion nya sementara Raka kembali diam menikmati alunan Music itu.
Mereka pun sampai di rumah Raka disana masih sama utuh dengan saat Raka tinggalkan sudah seminggu dia berada di negri orang yang bersalju itu.
Saat mobil sudah sampai semua pengawal sudah berdiri dengan posisi nya masing masing Max pun turun dan membuka pintu mobil itu dengan hati hati.
Raka turun dari mobil nya melihat sekeliling nya matanya membulat sosok yang dicarinya tidak ada.
"Kemana Nyamuk ku kok yang keliatan Bandot semua." ucap Raka tanpa berdosa mengatakan seperti itu sementara Max berusaha tidak tertawa dia pun menunduk menutupi senyum nya.
Dasar Tuan Bodoh.!!!
Raka pun melangkah masuk ke dalam rumah itu diikuti Max dibelakang semua pengawal menunduk sopan saat Raka datang sementara Raka mencari Aurin.
Raka mencari ke kamar toilet dapur ruang tamu semuanya dia cari dari di dalam panci sampai di dalam kulkas sekretaris bodoh itu pun ikut mencari nya entah apa yang di cari oleh Tuan nya.
"Maaf Tuan, benda apa yang Tuan cari biar saya bantu." ucap Max dia dari tadi mengikuti dibelakang Raka tapi tidak mengerti apa yang Tuan nya mau.
"Nyamuk ku hilang." ucap Raka dengan wajah polos sementara Max ingin tertawa tapi takut dipenggal.
Kau bodoh atau apa sih Tuan.???
Nyamuk seperti apa yang kau cari.
Saat mereka sedang berbincang dari taman belakang terdengar suara orang tertawa dengan keras Raka pun menuju suara itu melangkah dengan cepat sementara Max mengikuti dibelakang nya.
Dari kejauhan Raka melihat Aurin dan Rara sedang duduk sambil menikmati cemilan entah itu cemilan.
"Ehmmm." Raka pun mendehem dibelakang Aurin mereka berdua kaget lalu menunduk sopan sementara Max menatap keduanya tajam.
"Kalian lagi pacaran.??" tanya Raka sementara kedua nya mengeleng.
"Tidak Tuan." ucap nya barengan.
"Kenapa makan satu piring berdua." ucap Raka lagi sementara Rara dan Aurin saling pandang tak mengerti ucapan Tuan Raka.
"Tuan mau." tawar Rara sementara Raka tak meladeni dia menatap Aurin dari kepala sampai kaki.
"Kalian boleh pergi." ucap Raka mereka pun pergi dari situ dengan pikiran nya masing masing kenapa dengan Tuannya.
Kenapa hatiku berdebar menatap wanita sialan itu.
Raka pun memandangi punggung Aurin Max masih setia dibelakang nya dengan tubuh tegap nya.
Malam hari pun datang sementara di kediaman keluarga ANGNANDA PRASETYA Nanda sedang melamun menikmati masa kecilnya yang indah dengan Ayah nya.
Tak terasa air mata nya terjatuh dia begitu lemas karna sudah dua hari dia tak napsu makan ditambah beban nya dia sedang pikul.
Senjata ilegal bagaimana ini aku pun tak tau dunia gelap itu.
Sementara Ibunya masih dikamar tak keluar sedari pagi dia hanya menangis mengingat Suaminya.
"Makan dulu." ucap Laura memberikan Roti berisi selai Kacang Nanda pun melihat Laura dia memandangi Laura begitu lama.
"Makasih." ucap Nanda dia pun mengambil roti itu dan memakannya Laura tersenyum dari lubuk hatinya dia sudah menaruh cinta untuk Nanda.
"Ibu, udah makan belom.??" tanya Nanda ke Laura sementara Laura mengeleng saat Nanda mau berdiri tangannya di raih Laura.
"Nanda, izinkan aku menumbuhkan benih cinta mu." ucap Laura menatap Nanda sementara Nanda terdiam sedikit berfikir dengan ucapan Laura.
"Baik tapi tidak sekarang aku tak berselera tentang itu." ucap Nanda lalu melangkah pergi dari situ menuju kamar ibunya.
Aku pastikan kau tak menyesal memilih ku sikap ku tergantung sikap mu.
Senyum Laura mengembang didalam kamar Bu Mawar Nanda menatap ibunya yang wajah nya pucat dan tak bergairah hidup.
"Bu, Nanda janji akan membunuh Raka dengan tangan Nanda." ucap Nanda menatap ibunya sementara ibunya tak meladeni Nanda pun keluar dari kamar itu dengan sesak.
Diruangan kamar Raka Aurin sedang berdiri karna kena hukuman tak menerima handphone yang Raka kasih.
"Kenapa kamu tak menerima handphone ku." ucap Raka menatap Aurin tajam Aurin pun semakin menunduk takut menatap mata iblis itu.
"Jawab kau punya mulut kan." bentak Raka dari balik pintu Max menguping.
"Maaf Tuan saya tidak berhak menerima barang semahal itu dengan mudah." ucap Aurin
"Hahahaha." tawa Raka mengelegar memenuhi ruangan kamar itu sampai Aurin sendiri terlonjat kaget.
Dasar Kuntilanak Bencong.!! gerutu Aurin.
Raka pun melangkah menuju Aurin sementara Aurin mundur dia begitu takut dengan tatapan Raka.
"Maaf Tuan." ucap Aurin dia benar benar takut dengan suasana ini dikelilingi aura kejahatan.
"Apa seorang Suami tak boleh menyentuh istrinya." ucap Raka dengan tersenyum licik Aurin menatap bingung.
Saat tangan Raka ingin membuka kancing Aurin ketukan dipintu menghentikan aktifitas Raka dia menoleh kepintu dengan tatapan Marah menganggu aktifitasnya.
Aurin pun bernafas lega dia akan mengucapkan kata terima kasih untuk orang itu.
"Max." teriak Raka menatap Max kesal dia selalu menganggu waktunya dengan Aurin seakan ada bunyi alarm jika lagi berduaan dengan Aurin.
"Ngapain disini." ucap Raka nada nya seperti berkata jangan ganggu aku.
"Maaf Tuan saya tadi mau memastikan Tuan udah tidur apa belom." ucap Max berusaha bersikap tenang.
"Sekarang mata mu udah liat kan aku sedang apa." ucap Raka berkata kesal dia males ngomong kalo sesama bandot.
"Maaf Tuan menganggu waktunya saya permisi dulu." ucap Max yang takut akan tatapan itu.
"Sekali lagi kau ketuk pintu dikamar ku besok udah gak ada tangan kau." ucap Raka kesal lalu menutup pintu itu dengan kencang yang didalam pun kaget setengah mati.
"Kamu gak mau tidur." ucap Raka yang menatap Aurin tak menuju tempat tidur masih berdiri tegak.
"Iyah Tuan." ucap Aurin lalu melangkah menuju tempat tidur sementara Raka di samping nya.
Mereka pun tidur dengan pikiran masing masing Raka memikirkan tentang cara menyiksa nyamuk tapi tak menyakitkan sementara Aurin memikirkan kehidupan nya yang akan datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Febriani Soemantri
Aish mencium bau2 bucin nie
2022-05-12
0
Siti Homsatun
menyiksa tp tak menyakitkan ..tp sangat mengasyikan .😊😊
2021-10-11
0
Stevani febri
seperti apa menyiksa tapi tak menyakitkan🤔🤔
2021-06-23
0