Part 7

Siang ini Reina dan Aileen tengah duduk nyaman di dalam pesawat yang terbang menuju negara A, mereka akhirnya pulang ke asrama dan kembali masuk kuliah. Reina dan Aileen akan menikmati semua masa-masa terakhir mereka berada di universitas itu.

Kali ini pada semester ini mereka berusaha lebih keras supaya bisa lulus nantinya, hari ini sebagian besar para mahasiswi penghuni asrama itu akan kembali lagi. Setiap kali mereka pulang ke asrama, pasti malam hari akan sangat ramai di sekitar lingkungan asrama sampai waktu jam tidur.

Di sanalah beberapa mahasiswi akan berkumpul dan bercakap-cakap dengan yang lainnya.

***

Sesampainya di bandara, mereka berdua telah dijemput oleh kedua bodyguard yang telah disiapkan oleh Pak Frey. "Kenapa kalian masih ada disini??"

"Saya telah diperintahkan oleh tuan muda besar untuk datang menjemput nona,"

Kakak?? Dia kenapa memanggilku, firasat ku tidak enak.

Ucap Reina dalam batinnya.

Reina dan Aileen justru diarahkan ke jalan lain bukan arah menuju asrama seperti biasa, "hentikan mobilnya sekarang, jika tidak aku bisa berbuat nekat seperti dulu!!" tegas Reina.

"Mohon untuk tenang nona, ini perintah dari tuan muda besar. Kami tidak akan menyakiti nona,"

Aileen menenangkan Reina yang terlihat sangat marah, tapi hatinya masih curiga tentang niat buruk mereka. Beberapa menit setelah perjalanan dari bandara, mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Para bodyguard itu menurunkan Reina di sebuah hotel terkemuka di kota itu.

Terdapat beberapa pelayan perempuan yang datang menghampiri mereka, dan membawa mereka menuju ke sebuah kamar hotel. "Sebenarnya ada apa ini??" ucapnya berbisik dengan Aileen.

"Tahan emosimu Rein, kita lihat aja,"

Reina terus memegang tangan Aileen sekuat mungkin, di pikirannya sekarang hanya ada kewaspadaan diri jika sewaktu-waktu ada serangan dari mereka.

"Silahkan masuk nona,"

Ini... bukankah ruangan VIP satu-satunya yang ada di hotel? Kenapa aku justru dibawa ke ruangan ini, apa yang sedang ingin mereka bicarakan di ruangan khusus seperti ini??

Saat Reina hendak melangkah kaki ke dalam ruangan, para petugas itu dengan sigap menahan Aileen untuk ikut masuk ke dalam.

"Tuan meminta kami agar anggota keluarga saja yang diperbolehkan masuk," tegasnya kepada Aileen.

"Tetaplah disini, aku akan segera kembali,"

sembari menepuk pelan punggung Aileen.

Klek..

Ruangan tampak hening, terdapat beberapa anggota keluarga yang tengah duduk di sebuah sofa sambil menatap tajam ke pandangan Reina.

Suasana canggung menyelimuti seluruh isi ruangan, "Ehem, akhirnya kamu kembali. Kupikir kamu tidak akan kembali ke asrama,"

"Adik, kamu baik-baik saja kan? Aku dengar bahwa kamu baru saja mengalami kecelakaan,"

"Luka yang aku alami saat itu tidak begitu menyakitkan dibanding hatiku, rasanya lebih sakit ketika mengetahui ternyata orang yang kita sayangi menjadi dalang dibalik kejadian buruk yang kita alami," tatapan Reina mengarah jelas ke mata Papanya, dia dengan berani mengatakan semua itu tepat dihadapannya.

"Berani sekali kamu bicara seperti itu dihadapan ku!!" teriakan Papa sampai-sampai menggema di dalam ruangan yang tertutup itu. Menantu perempuannya tampak terlihat ketakutan, apalagi Athalia juga sampai merasakan hal yang sama seperti kakak iparnya.

Tapi tidak untuk Reina, "Jaga sopan santun mu itu!! Jika tidak, kamu akan rasakan akibatnya sendiri, mulai sekarang kamu tidak boleh bertemu lagi dengannya! Sampai aku mendengar kabar bahwa kamu kembali menemuinya aku akan mencoret namamu dari kartu keluarga!!" tegas Papa.

Athalia terlihat gembira setelah mendengar perkataan Papa barusan, sedangkan yang lainnya hanya terdiam sedih. "Jangan anggap remeh perkataan ku kali ini,"

Papa ditemani dengan Athalia segera pergi meninggalkan tempat itu, dan kembali pulang. Felisha memeluk tubuh Reina untuk menenangkan dirinya, dia merasa kalau saat ini Reina paling menderita dan sedih setiap kali Papa mengambil keputusan dalam keluarga.

"Yang kuat Rein,"

"Ada apa ini? Aku baik-baik saja," Reina hanya tersenyum ke arah mereka yang mulai mencemaskannya.

"Mama tidak datang??"

"Dia sedang istirahat di rumah,"

"Mama sakit?!"

"Ma-" Ezra langsung memenggal perkataan istrinya, "Mama baik-baik saja," dia segera mengedip salah satu matanya ke arah Felisha, seketika dia menjadi terdiam tak berkata-kata.

"Baiklah, aku pergi dulu,"

Di depan pintu, Aileen telah menunggunya dengan raut wajah penuh kekhawatiran. Reina langsung menggandeng kuat tangan Aileen, mereka pergi dengan cepat dari sana. Sahabatnya merasa penasaran dan takut jika sesuatu yang buruk telah terjadi di dalam ruangan tadi.

Setelah keluar dari sana, Reina tidak mengatakan apapun dia juga tidak terlihat sedih atau merasa gelisah sedikit pun. "Rein, kamu baik-baik saja kan?"

Aileen tampak begitu cemas, dalam pikirannya saat ini penuh dengan rasa takut. Biasanya saat kejadian seperti ini, Reina hanya bisa menangis. Akan tetapi kali ini dia tampak baik-baik saja dan tersenyum seperti biasa, hal ini semakin membuat Aileen tambah mencemaskannya.

"Aku baik kok," sembari menggenggam tangan Aileen.

Sesampainya di asrama, mereka berdua segera masuk ke kamar. Tak lama setelah menyalakan lampu kamar, wajah mereka tampak amat terkejut mendapati kamar meraka acak-acakan seperti ini.

Aileen terburu-buru memungut foto keluarganya yang tergeletak di atas lantai, ia juga mendapati bingkai foto yang pecah tidak berbentuk.

"Huhu... kenapa bisa seperti ini?? barang-barang ku semuanya hancur,"

Satu per satu Aileen memungut sisa-sisa barangnya yang ada di lantai sambil mengusap air mata.

Satu-satunya barang peninggalan kakeknya dulu juga hancur tak berbentuk di atas lantai kamar. "Apa mungkin... ini adalah.. perbuatan Papaku?"

Ia langsung melirik Reina dengan tajam, "Jika ia ini gara-gara Papa mu, aku tidak akan memaafkannya!! Dia benar-benar jahat dan keji sampai membuat barang-barang berharga ku rusak seperti ini!!" Aileen benar-benar marah besar, ia pergi keluar begitu saja menuju taman asrama.

Seketika Reina tampak terlihat murung, melihat kondisi Aileen yang masih sedih seperti itu. Ia terpaksa membersihkan kamarnya seorang diri, entah apa yang sedang para bodyguard itu cari sampai-sampai menghancurkan seisi kamar.

Beberapa jam selesai beberes Reina mandi dan pergi keluar asrama, sebelum itu ia sempat mencari keberadaan Aileen tapi sahabatnya itu tidak ada di sekitar taman asrama.

Dia memutuskan untuk pergi sendiri, larut malam. Reina kembali ke asrama dan membawa beberapa kantung plastik yang berisikan makanan serta minuman di kedua tangannya.

Di dalam kamar ia telah mendapati Aileen yang duduk sembari mengubungi seseorang, "Len, ayo kita makan. Aku membeli banyak makanan untuk malam ini,"

Aileen buru-buru menutup telfonnya, "kamu makanlah sendiri. Aku tidak butuh makanan itu," ucap Aileen ketus.

🍁 Bersambung 🍁

Terpopuler

Comments

Nia Setya

Nia Setya

semangat kak..q datang bawa boomlike

2020-11-04

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!