Keesokan Harinya
Seperti biasa, sebelum berangkat ke sekolah Alea selalu menyempatkan dirinya untuk sarapan terlebih dahulu. Dia menuruni satu persatu anak tangga, dengan riang gembira dia menuju ke meja makan dan berharap disana Mamanya sudah duduk sembari menunggu kedatangan Alea.
Tapi, lagi-lagi itu tidak terjadi. Kali ini Alea tetap sendirian di sana, duduk di sana sendirian sembari menatap sepotong roti dan susu hangat di atas meja.
"Bi, apakah Mama tidak pulang lagi?"
"Nyonya baru pulang dini hari non, tampaknya nyonya sangat kelelahan. Jadi kami tidak berani untuk membangunkannya,"
Alea mengela nafas dalam-dalam, setiap kali ia bertanya. Dan sering kali juga para bibi itu menjawabnya dengan jawaban yang sama. Tanpa berlama-lama lagi, Alea memutuskan untuk berangkat ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, ia bertemu dengan Papanya dan adik tirinya itu.
"Lea," panggil Papa lembut.
Seketika Alea langsung menghentikan langkahnya itu, dan menoleh ke arah mereka. Lalu sang Papa pun mendekat ke arahnya.
"Nak, bagaimana kabarmu?"
"Baik,"
"Papa sengaja menyekolahkan adikmu ini disini, agar kamu bisa menjalin hubungan akrab dengannya,"
"Kenapa si Pa selalu seperti ini?"
"Alea, sampai kapanpun dia itu tetap adikmu sayang,"
"Sampai kapanpun, Lea tidak punya adik. Lea hanya mempunyai seorang kakak saja,"
Tanpa basa-basi lagi, Alea langsung pergi meninggalkan mereka. Sang Papa masih memaklumi ini semua, ia terus berfikir bahwa putrinya itu masih belum bisa menerima kenyataan yang ada saat ini.
"Pa, aku pergi dulu ya,"
"Oh, iya sayang. Ingat baik-baik ya, selalu bersikap baik sama kakakmu. Kalau dia marah sama kamu, tolong jangan dimasukkan ke hati ya,"
"Iya Pa, aku ngerti kok,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments