Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, akan tetapi Reina belum kunjung bangkit dari tempat tidurnya. Suara kicauan burung terdengar amat berisik di sekitar kamar Reina, akan tetapi hal tersebut sama sekali tidak membangunkan tidur nyenyaknya.
Alarm pun telah berbunyi dari tadi, akan tetapi dia masih saja berbaring di atas tempat tidur. Dirinya yang belum kunjung bangun, akhirnya sang pelayan rumah pun turun tangan.
Salah satu pelayan pribadi Reina diam-diam masuk ke dalam dan membangunkannya, pelayan itu langsung membuka semua korden dan jendela agar sinar matahari masuk ke dalam kamar.
"Nona... Reina, ini sudah siang non,"
"Bunda, ini biarkan aku tidur sebentar,"
Kelihatannya nona benar-benar kecapean, sampai menyebut nama bundanya
gumam pelayan itu.
Lalu dia meninggalkan kamar Reina dan menutup pintunya kembali, dia merasa kasihan melihat keadaan Reina sekarang. Ia memutuskan untuk membangunkan Reina nanti.
Pelayan itu langsung menuju ke dapur, ia di sana sibuk memasak sampai-sampai lupa untuk membangunkan Reina kembali.
Reina masih saja enak-enakan tidur di kamarnya, tiba-tiba telfonnya berdering. Ternyata salah satu sahabatnya yang menelfon, dengan mata yang masih tertutup.
Dia pun meraba-raba meja untuk mengambil ponselnya.
"Rein, kamu dimana sekarang? Bel-nya sudah hampir berbunyi, kenapa belum sampai juga?"
tanya sahabatnya cemas.
Mendengar hal itu, Reina langsung terbangun dari tempat tidurnya. Lalu ia melirik ke arah jam yang berada tepat di sampingnya, jarum jam menunjukkan hampir pukul 7.
"A.. aku akan segera berangkat!" ucap Reina dengan nada tinggi.
Ia langsung menutup telfon dari temannya dan beranjak pergi ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian dia bergegaslah turun ke bawah, di bawah dia sudah di sambut dengan para saudaranya yang menunggu untuk sarapan bersama.
"Rein, tumben baru bangun. Ayo sarapan dulu," ucap kakak iparnya.
"Tidak bisa kak, aku harus berangkat sekarang!" teriak Reina dari kejauhan. Ia terus berlari menuju halaman depan dan menunggu sopir datang.
Lama sopirnya tidak kunjung datang, Reina akhirnya meminta bantuan kepada pelayan untuk mencari keberadaan sopir pribadinya.
Sedangkan sang kakak ipar datang dan membawakan sekotak bekal untuk Reina sarapan.
"Makan ini di perjalanan nanti," ucap kakak iparnya.
"Makasihh kakak, aku pergi dulu,"
Reina akhirnya pergi diantara oleh sopir pribadinya, sesampainya di sekolahan. Pintu utama gerbang telah di tutup oleh satpam, akhirnya dia mencari cara untuk memanjat dinding. Tapi tetap saja tidak berhasil, lalu datanglah satpam itu menghampirinya.
"Neng, buat apa manjat dinding? Awas nanti jatuh," ucap satpamnya.
"Bagaimana lagi pak, bapak tidak memperbolehkan saya masuk. Ya ini satu-satunya cara agar saya dapat masuk ke dalam," ucap Reina dengan ketus.
Ia terus berusaha untuk memanjat pagar tersebut, namun tetap saja dia terus gagal.
"Neng tetap boleh masuk ke dalam, tapi neng harus mendapatkan hukuman selama 1 jam pelajaran," tegas satpam itu.
"Hukumannya apa?" tanya Reina.
"Mari ikut saya," ucap satpam itu.
Setelah berhasil masuk ke dalam, Reina pun diarahkan ke tengah-tengah lapangan tepatnya di dekat tiang bendera.
"Neng tahukan harus apa?" tanya satpam itu.
"Harus apa? Saya tidak tahu," ucap Reina masa bodoh.
"Neng menghadap ke tiang dan hormat kepada bendera, selama bel pergantian pelajaran berbunyi," ucap satpam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Resti Sulsia
semangat thor. 👍
2020-11-16
1