Episode 16

"Penjaga!" teriak raja. "bawa ratu Avantika ke penajara"

"Penjaga, sedikit saja kau kasar dengan bundaku. Rasakan nanti" gertak putri.

"Bawa mereka berdua ke penjara!" tegas raja.

"Baik raja" jawab serentak 4 penjaga.

"Pratap, kau akan menyesal" ujar ratu.

Ratu dan putri Faradilla di penjara akibat perlawanannya.

Di penjara ratu bercerita masalalu yang menjadi pokok permasalahan mereka.

****************************************

12 Tahun yang lalu...

Raja Cundiga bertengkar hebat dengan putri Gabriella. Dikarenakan sang putri telah mencintai rakyat biasa. Menurut adat istana, seorang wanita tidak bisa menikahi lelaki yang kedudukannya dibawah seorang perempuan.

Karena putri telah dibutakan oleh cinta, ia pun terpedaya akan perasaannya.

"Aku akan tetap menikahinya ayah" ujar putri Gabriella.

"Putri! jika kau tetap memaksa. Tinggalkan gelarmu dan putuskan hubunganmu dengan keluarga kerajaan" tegas raja.

"Tidak putriku, jangan kau lakukan ini sayang. Apa kau tidak kasihan dengan adikmu? Apa kau tidak memikirkan perasaan bunda? sadarlah sayang, yang kau lakukan itu salah" ujar ratu.

"Tidak perlu kau nasihati dia ratu, dia sudah lupa akan tanggung jawabnya. Dia sudah melawan jauh dari tujuannya" ujar raja kesal.

"Aku tidak melupakan tanggung jawabku, ayah. Cinta tidak bisa kau sandingkan akan keindahan duniawi. Sebab mau bagaimana pun cinta selalu berada jauh di atas sgalanya. Cinta adalah kekuatan dan kelemahan. Karenanya seorang rakyat bisa melawan rajanya, karena cinta seorang raja juga bisa tertunduk akan perasaannya" ujar putri Gabriella.

"Hentikan putri, sekarang kau pilih saja. Tetap berada pada posisimu, atau menikahi kekasihmu. Namun kau harus meninggalkan gelarmu dan kemewahanmu" ujar raja yang tampak geram.

"Aku, putri mahkota Gabriella Permata Mortensia Adhmaja. Memutuskan akan menurunkan gelarku kepada Amartha Faradilla Adhmaja. Berdasarkan usia yang telah ditentukan sang raja" ujar tegas putri Gabriella dengan melepaskan mahkota keputriannya.

"Sesuai yang kau katakan Gabriella, kini nama Adhmaja sudah terlepas dari identitasmu. Pergilah dengan kekasihmu itu, biar semua orang tau jika putriku hanya satu. Yaitu putri Amatha Faradilla Adhmaja" ujar raja menahan kesediha.

"Fikirkanlah kembali sayang" ujar ratu membujuk Gabriella.

"Tidak bunda, keputusanku sudah bulat. Suatu saat, pasti ada seseorang yang menyadarkan kalian akan indahnya makna cinta" ujar Gabriella yang kemudian pergi meninggalkan istana.

Saat itu usia putri Gabriella menginjak 20 tahun sedangkan putri Faradilla baru menginjak usia 7 tahun. Karena belum siapnya putri Faradilla untuk menjadi putri mahkota. Raja pun menunda peresmian gelar sang putri.

Raja tak sanggup ditinggalkan putri kesayangannya. Hingga hari demi hari raja mulai jatuh sakit. Pangeran Prataplah yang mengatur kerajaan ketika raja sakit. Diujung kematiannya, raja meminta panglima Khan dan adiknya Pratap untuk menemuinya.

Dengan ratu, panglima, dan mahkamah agung raja mengikat Pratap dalam sebuah perjanjian.

"Pratap, nikahilah Avantika setelahku meninggal nanti. Jadilah ayah untuk putri Faradilla. Jangan biarkan dia merasa tidak memiliki seorang ayah" ujar raja dengan lirih.

"Baik kak" ujar Pratap dengan kesedihannya.

"Ketika usianya nanti genap 17 tahun, jadikan dia sebagai putri mahkota. Dengan disaksikan ratu, panglima, dan mahkamah agung. Kekuasaan ini akan tunduk di hadapan putri Faradilla sepenuhnya ketika ia dengan sah digelarkan sebagai putri mahkota" ujar raja terakhir.

Ratu pun menangisi kepergian raja, Pratap menahan ditinggal oleh saudara kembarnya. Kemudian jasad raja pun disemayamkan dengan khidmat. Haru menyelimuti kearajaan selama 1 minggu.

Setelah berhari-hari, titah terakhir raja mulai dilaksanakan. Ratu Avantika menikahi Pratap dengan sah. Demi kebahagiaan putri, Pratap mengganti namanya dengan nama kakaknya.

.

.

.

Malam itu

Pratap keluar dengan diam-diam menuju ke desa. Ia menemui seorang wanita yang tak lain adalah kekasihnya.

"Hana, aku berjanji akan menikahimu. Akan kuberi gelar istimewa untukmu dan anak kita" ujar Pratap.

"Cukup disini saja cinta kita pangeran. Kau sudah menikah dengan ratu Avantika. Kita tak akan bisa bersama" ujar Hana.

"Kenapa tidak bisa Hana?" tanya Pratap.

"Kau terikat janji pangeran, kau bukanlah raja yang sesungguhnya. Tahtamu hanyalah titipan yang akan diberikan kepada putri Faradilla kelak. Jadi kau tidak bisa seenaknya memberi tempat istimewa untukku dan putra kita"

"Lalu aku harus bagaimana Hana? Aku tak sanggup bila harus berpisah denganmu"

"Bawalah putra kita bersamamu, kau bisa memberi dia kebahagiaan. Jika kau rindukan aku, tatap matanya. Maka kau akan lihat ada kasih sayangku yang tersisa untukmu"

"Lalu bagaimana dengamu Hana"

"Jangan perdulikan aku pangeran, Gibranlah yang terpenting bagiku. Jangan lupa akan kewajibanmu terhadap putri Faradilla pangeran. Jangan sampai bumi pertiwi kita jatuh ketangan yang salah"

"Baik sayang, aku akan pergi membawa anak kita. Jaga dirimu baik-baik" ujar pangeran Pratap yang kemudian pergi dengan membawa Gibran putra mereka.

Di istana

Ratu Avantika terkejut melihat Pratap kembali dengan membawa seorang anak. Awalnya semua anggota kerajaan tidak menerima keberadaan putra Pratap dengan kekasih gelapnya.

"Siapa dia pangeran?" tanya ratu.

"Dia adalah putraku dengan kekasihku" ujar Pratap dengan ragu.

"Kau tidak bisa membawanya ke istana raja" ujar mahkamah agung Indragith.

"Kenapa tidak?" tanya Pratap dengan terkejut.

"Rakyat akan mempertanyakan status identitasnya" ujar panglima Khan.

"Hasil hubungan gelapmu dengan kekasihmu ini bisa saja menjadi aib kerajaan. Bagaimana jika rakyat tidak setuju akan keputusanmu ini?" ujar mahkamah agung Indragith.

"Sudah, kita bisa mengangkatnya sebagai putra kita. Rakyat tak akan berfikir sampai demikian, jika mereka hanya tahu dia anak angkat aku dan pangeran Pratap. Rakyat hanya akan menganggap anak ini beruntung telah diadopsi oleh anggota kerajaan. Biarkan dia menjadi adik putri Faradilla" ujar ratu Avantika yang memberi jalan keluar.

"Atas permintaan ratu Avantika dan usulannya yang masuk akal, saya setuju" ujar panglima Khan.

"Saya juga setuju ratu" ujar mahkamah agung Indragith.

"Terimakasih Avantika, jika tanpa usulanmu. Pasti aku sudah terpisah dengan putraku Gibran" ujar Pratap.

"Nama yang bagus, panggil dia dengan sebutan pangeran. Dia sudah sah menjadi putra kita, bukan?" ujar ratu.

"Kau benar, pangeran Gibran. Pantas menjadi adik putri Faradilla, usianya hanya selisih 1 tahun" ujar Pratap.

"Mereka akan memenuhi istana ini dengan tawa dan candaannya" ujar ratu.

Setelah kejadian tersebut, Pratap hanyalah raja pengganti. Ia bersikap seperti bukan dirinya. Yang ia lakukan semata-mata hanya karena sebuah perjanjian saja.

Ratu Avantika juga demikian, ia tak ada tujuan hidup selain hanya karna putrinya. Di tambah dengan adanya Gibran diantara ratu Avantika dengan pangeran Pratap. Tidak menjadikan hubungannya semakin dekat.

Walau ratu menyayangi putri Faradilla dan pangeran Gibran tanpa pilih kasih. Itu tak bisa menggantikan sosok Hana di hati pangeran Pratap. Hingga rasa balas dendam akan hidupnya yang tidak bisa bersama Hana pun muncul.

Rasa dimana cinta dan kebahagiaan telah direnggut darinya. Karena sakit hatinya, Pratap mulai melampiaskan ketiak mampuannya dengan menyalah gunakan kekuasaannya.

Terpopuler

Comments

Umi Yan

Umi Yan

Ditunggu lagi up terbarunya kak😊

2020-11-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!