Episode 11

"Tidak Rossa, hanya saja bu Leny ingin menyelesaikan masalah ini. Tanpa harus mengganggu pekerjaan ayahmu" ujar bu Leny.

"Tidak perlu, ayah akan slalu ada untukku" ujar Rossa.

"Sudah bu, kita tidak bisa memaksanya" ujar pak Rendra.

Semua takut kepada Rossa hanya karna kedudukan ayahnya. Ini tidak benar, aku harus berbuat sesuatu...gumam Bianca.

"Kau sedang memikirkan apa Bianca?" tanya Arka.

"Tidak apa, hanya saja aku memikirkan bu Intan" ujar Bianca sedih.

"Dia baik-baik saja Bianca, kau akan segera bertemu dengannya dalam beberapa hari lagi" ujar bu Leny.

"Maaf Bianca, gara-gara aku kau sampai seperti ini" rasa penyesalan Arka

Panglima Khan datang menemui pak Rendra dengan wajah khawatir. Takut terjadi apa-apa pak Rendra menenangkan pak Khan.

Bianca sendiri diam memalingkan wajah dari panglima Khan.

"Siapa nak yang nyakitin kamu?" ujar lembut Khan.

"Yah, dia yang brani hina ayah. Aku gak trima ayah dihina seperti itu" ujar manja Rossa sambil menunjuk ke arah Arka

"Braninya kamu!, bilang apa kamu sama anak saya?" gertak Khan.

"Maaf saya hanya ingin memberi tahu anak anda. Jika ia tak bisa terus mengandalkan kedudukan ayahnya. Orang tak akan menghormati karna keberhasilannya, melainkan orang akan hormat karena ayahnya" ujar Arka.

"Tapi kau menghinaku, apa yang kau ucapkan didepan anakku?" tanya Khan.

"Tenangkan diri anda pak" ujar bu Leny.

"Diam, anakku mendengar hinaan orang lain kepadaku. Bagaimana mental dia kedepannya?" tegas Khan.

"Dia bilang ayah babu kerajaan, aku tidak bisa menerima itu" ujar Rossa meneteskan air mata palsu.

Tak terima dengan apa yang di dengar Khan dari mulut putrinya. Khan menarik kerah baju Arka dengan wajah memerah. Bianca takut terjadi apa-apa dengan Arka, ia pun mulai ikut bersuara.

"Apa yang bilang aku babu kerajaan?" amarah Khan.

"Apa yang dia ucapkan benar bukan?" ujar Bianca.

"Tidak, aku panglima Khan. Aku yang akan memimpin peperangan ketika kerajaan dalam bahaya. Akulah yang sangat berjasa untuk kerajaan" bela Khan tanpa melihat Bianca.

"Berjasa? kerajaan tak mengalami perang selama ini. Lalu apa tugasmu? Setahuku panglima hanya bertugas di medan perang, yang jauh dari kerajaan. Bukannya di dalam kerajaan"

"Beraninya kau" ujar Khan langsung memandang Bianca. "putri"

"Pak saya Bianca" ujar Bianca menedekati Khan dan berbisik kepadanya. "Ikuti alurnya"

"Tapi dia merendahkanku dengan kata babu" ujar Khan.

"Salah? yang dia ucap bukannya benar. Babu itu secara kasarnya. Secara terhormatnya adalah panglima Khan. Itu benar karena pemilik wilayah Peward adalah Raja Cundiga. Sedangkan kau bawahannya, yang bertugas membantu raja mengamankan wilayah Peward. Kau itu membantu atau sama juga pembantu sinonim dengan babu, benar bukan?" ujar Bianca.

"Bianca! awas kau" tegas Rossa.

"Rossa diam kau" bentak Khan.

"Ayah kok bela dia?" tanya Rossa.

"Karna yang dia ucap adalah kebenaran" ujar Khan.

"Saya minta maaf bila kebenaran ini menyakitkan anda panglima. Saya hanya ingin, jika Rossa dapat berani menyelesaikan masalahnya sendiri. Tanpa harus berlindung dibalik kedudukan anda, sebagai panglima. Benar yang dikatakan Arka, jika anda seperti ini terus. Maka putri anda tak akan bisa dihormati orang karna pencapaiannya. Melainkan ia hanya dihormati orang karna putri dari seorang panglima" ujar Bianca dengan penuh kehormatan untuk Khan

Khan sadar jika rasa sayangnya itu sudah dimanfaatkan oleh putrinya. Ia pun meminta maaf kepada Rendra atas apa yang diperbuatnya ataupun putrinya. Khan memberi pak Rendra kepercayaan untuk mendidik anaknya dengan baik.

"Terima kasih sudah menyadarkanku. Pasti orang tuamu sangat baik dalam mendidikmu. Sampai kau bisa bijak seperti ini. Ku mohon ajari Rossa sepertimu" ujar Khan.

"Bagaimana bisa? dia saja sering menghina Bianca dalam hal apapun" ujar Arka.

"Benar itu Rossa? jika ada laporan kau hina dia lagi. Ayah akan menyita uang bulananmu" ujar tegas Khan.

"Jangan ayah, aku akan berubah untuk ayah. Aku janji" ujar Rossa.

"Tetaplah jadi putriku yang baik"

"Baik ayah" ujar Rossa.

Pertemuan itu membuat Rossa malu, karna yang selama ini ia musuhi. Kini telah menjadi kepercayaan ayahnya agar ia berubah.

Khan kembali ke istana...

****************************************

Kerajaan Peward

Khan bertemu dengan ratu Avantika, ia pun bercerita mengenai pertemuannya dengan putri Faradilla. Ratu sangat antusias untuk mendengarnya. Khan memuji tindakan putri Faradilla yang telah menyadarkannya.

Percakapan mereka terhenti, ketika Khan berbicara. Bila putri Faradilla membela seorang laki-laki saat perdebatan mereka terjadi. Ratu Avantika terkejut, ia pun memberitahu hal tersebut kepada raja.

"Apa yang dikatakan ratu Avantika itu benar panglima Khan?" ujar raja.

"Benar yang mulia, saya menyaksikannya sendiri. Bila putri Faradilla sangat membela anak itu" ujar Khan.

"Siapa dia?" tanya raja.

"Namanya Arka yang mulia, hal yang lain saya kurang tahu. Apa perlu saya cari tahu latar belakangnya?" ujar Khan.

"Tidak, esok bawa putri kembali ke istana" titah raja.

"Siap yang mulia" ujar Khan.

Raja ikut cemas dengan apa yang telah ia dengar. Ratu pun merasakan kecemasan raja.

"Apakah akan terulang kembali" ujar ratu dengan suara lirih.

"Tidak, jangan kau fikirkan itu lagi" ujar raja.

"Tapi dia juga putriku" ujar ratu meluapkan kesedihannya.

"Maaf aku yang salah" ujar raja lalu meninggalkan ratu begitu saja.

Suasana tegang di antara Ratu dan Raja, namun disisi lain...

****************************************

Arka memeluk Bianca di kelas, ia mengucapkan selamat atas kemenangan Bianca.

"Hentikan Arka, ini salah" ujar Bianca.

"Apa yang salah? lihat baru kali ini seorang Rossa terdiam melihat kita bahagia" ujar Arka.

"Kau senang?" tanya Bianca.

"Kalau aku juga senang" ujar Desy"

"Jika kalian senang, kalian sama saja seperti dia. Apa bedanya, bukankah dia senang saat kita susah? lalu yang kita lakukan sekarang?" ujar Bianca.

"Bianca, kau benar. Tapi..." ujar Desy terpotong oleh Arka.

"Iya Bianca, kita salah. Maaf" ujar Arka.

"Sudah-sudah jangan berdebat" ujar Bella.

"Ouh iya, Desy, Bella, nanti kamu pulang sama siapa?" tanya senang Bianca.

"Sendiri, tunggu jemputan sih" ujar Bella.

"Kamu Desy?" tanya Bianca.

"Sama kayak Bella" ujar Desy.

"Aku ajak kalian makan diluar, setelah pulang sekolah nanti. Apakah bisa?" tanya Bianca.

"Aku tidak di ajak nih?" ledek Arka.

"Boleh, aku tunggu di parkiran guru nanti" ujar Bianca.

"Apa kau tidak berangkat dengan Bima?" tanya Bella.

"Iya awalnya, mulai nanti aku tidak akan berangkat atau pulang denganya" ujar Bianca.

"Apa kau marah denganya?" tanya Desy.

"Tidak, hanya kecewa saja" ujar Bianca.

"Bukan karena cintakan Bi?" ledek Desy.

"Tidaklah, kau ini" ujar Bianca.

Guru datang, pembelajaran pun dimulai dengan lancar. Bianca mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik. Rossa pun mulai belajar bersaing sehat dengan Bianca. Kejadian tadi membuat Rossa tak berani macam-macam terhadap Bianca.

Terpopuler

Comments

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Mampir lagi kak, salam dari Jacob and Alesha: Mafia Acted, semangat 😊

2021-01-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!