Di UKS
Bianca perlahan-lahan sudah mulai membuka matanya. Ia melihat sekitar dengan wajah bingung. Bu Intan pun mendekatinya, lalu duduk di sampingnya.
"Bagaimana perasaanmu?" tanya bu Intan.
"Seperti semua beban ada di pundakku" ujar lirih Bianca.
"Tarik nafasmu dalam, bayangkan. Nafas yang akan kau keluarkan adalah semua bebanmu" ujar bu Intan.
Bianca mengikuti apa yang diucap bu Intan dengan perlahan.
"Sekarang bagaimana perasaanmu?" tanya bu Intan.
"Sudah agak mendingan" ujar Bianca.
"Baguslah, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Bima.
"Aku seperti melihat sepintas-sepintas, gambar yang teracak. Itu yang membuat kepalaku pusing" ujar Bianca.
"Sepeti apa gambar itu?" tanya bu Intan.
"Gambar akan suatu kejadian, namun aku tidak tahu apa itu" ujar Bianca.
"Bianca, apa kau seorang putri?" tanya bu Intan dengan penuh harapan.
"Iya" ujar Bianca.
"Kau putri?" ujar terkejut Bu Leny yang baru datang.
"Iyalah bu, saya putri masa saya putra" ujar Bianca.
"Bianca, kamu malah bercanda. Bu Intan serius ini" ujar bu Intan.
"Saya juga serius bu, memang saya setomboy itu. Tapi bukan berarti saya putrakan bu?" ujar Bianca.
Ku kira kau akan membongkar semuanya putri...gumam Bima.
Bianca berusaha menguasai keadaan, agar tidak menimbulkan kecurigaan. Sedangkan bu Intan kecewa jika apa yang ia harapkan, tak akan bisa menjadi kenyataan.
Belum sampai kembali ke kelas, Bianca di panggil ke ruang kepala sekolah. Merasa ada yang tak biasa. Bima pun mendampingi Bianca ke ruang kepala sekolah.
"Siapa kamu?" tanya sinis pak Rendra.
"Bima pak" jawab Bima.
"Lantas, ngapain kamu kesini. Yang saya panggil itu Bianca, bukan Bima" tegas pak Rendra.
"Tak apa pak biarkan saja, Ada apa pak, sampai saya dipanggil disini?" ujar Bianca.
"Jadi seperti ini nak, raja Cundiga memberikan surat ini untukmu" ujar pak Rendra memberikan surat ke Bianca.
"Surat berhenti sekolah?" ujar Bianca terkejut.
"Apa yang telah kau perbuat? sampai kau diperlakukan seperti ini oleh raja. Kau akan susah dapat sekolah lagi dimanapun itu" ujar pak Rendra.
"Tak apa pak" ujar Bianca kecewa.
"Pasti akan ada hal yang baik untukmu dibalik semua ini, percayalah" ujar Bima memberi dukungan ke Bianca.
"Semangat ya Bianca, sukses untukmu kedepannya" support pak Rendra meski pun ia tahu, anak yang telah diberi surat langsung dari raja. Tak akan diterima lagi untuk bersekolah dimana pun itu.
"Pak, apa bapak bisa mengabulkan permintaan saya yang terakhir?" ujar Bianca.
"Apa itu Bianca?" tanya pak Rendra.
"Izinkan aku hadir disetiap acara sekolah dan izinkan aku mengunjungi sekolah ini bila aku rindu" ujar Bianca menahan sedih dalam hatinya.
"Iya nak, mau bagaimana pun. Kamu yang membuat bapak dapat kepercayaan orang kerajaan. Untuk mendidik anak-anak abdi kerajaan" ujar pak Rendra.
"Iya pak" ujar Bianca.
Bianca mengemasi barang-barangnya, lalu mengucapkan perpisahan kepada teman-temannya. Desy dan Bella sedih mendengar perpisahan ini. Mereka tak menyangka akan seperti ini. Rossa yang awalnya benci, kini menangisi kepergian Bianca. Tak terkecuali Arka, ia hanya diam melihat Bianca berpamitan keanak-anak lain.
"Jangan sedih Bianca, kita bisa bertemu lagi bukan?" ujar Arka.
"Tentu, aku akan kembali. Ketika pesta ulang tahun sekolah nanti" ujar Bianca.
"Akan kunanti sayang" ujar Arka.
Mendengar Arka berkata sayang, Bianca baru menyadari akan perasaannya. Ia pun pergi dengan hati yang terluka.
Ketika akan berjalan keluar, Bianca teringat jika ia belum mengucapkan selamat tinggal kepada bu Intan. Bianca pun berjalan menuju ruang guru.
Didepan ruang guru, Bianca mendengar percakapan bu Intan dengan guru-guru yang lain.
"Dek, kamu hebat kemarin masuk rumah sakit. Ini hari udah masuk saja" ledek bu Ambar.
"Ya karna kemarin putri Fara, berkunjung dirumah sakit" ujar bu Intan.
Bagaimana bu Intan bisa tau aku datang kerumah sakit untuk ambil darah. Padahal tante Vanya bilang darahku bukan untuknya...gumam Bianca yang sedang menguping dari balik pintu.
"Kamu beruntung ya dek, setiap kali kamu sakit atau ada apa-apa. Selalu saja saat itu putri sedang berkunjung" ujar bu Maya.
"Iya, mbk Intan itu beruntung. Dulu juga waktu mbk Intan kecelakaan, bisa cepat pulih gara-gara darah putri. Katakan mbk, apa kau pernah melihat wajahnya secara langsung?" ujar Sara guru yang baru magang.
"Iya, dia sangat cantik. Bibirnya manis, perkataannya lembut, bahkan suara langkahnya terasa selalu bergema ditelingaku" ujar bu Intan.
Selama ini aku tak pernah menemuinya dengan gelar kerajaan, atau pun mengunjunginya ketika sakit. Bagaimana dia bisa berkata demikian?....gumam Bianca.
Mendengar perkataan bu Intan, Bianca berfikir. Jika dia suka mengada-ada hanya untuk mencari sensasi. Bianca mulai tidak suka, dengan cara bu Intan menggunakan namanya untuk mendapatkan perhatian. Akhirnya Bianca memilih pergi tanpa berpamitan dengan bu Intan.
Bima mengantar Bianca sampai masuk ke mobil. Dengan bangga, Bima senang melihat Bianca kembali ke kerajaan. Setidaknya tidak ada laki-laki lain yang akan mendekatinya.
****************************************
Di kerajaan Peward
kepulangan putri disambut meriah oleh warga sekitar. Ada perayaan yang meriah di dalam istana. Putri Faradilla tersanjung akan kemeriahan acara istana.
"Selama datang putriku" sambut raja.
"Ayah?" putri memeluk raja Cundiga dengan erat.
"Bunda merasa tidak bisa jauh darimu lagi putri Fara" lalu ratu Avantika memeluk putri Faradilla.
"Jadi bunda yang memngirimku surat itu" tanya Bianca.
"Tidak kak, tapi ayah yang mengirimnya. Ayah khawatir jika peransaan bunda benar" ujar pangeran.
"Perasaan apa itu?" tanya putri penuh curiga.
"Tidak putri, biasa. Sekuat apapun anak, dimata orang tua. Anak tetaplah sangat berharga" ujar raja.
"Iya ayah, aku akan berusaha mengerti" ujar putri Fara dengan lembut.
Biarpun acaranya meriah, putri masih saja merasa kehilangan. Walau dalam keadaan yang ramai putri merasa sendirian. Arka telah mecaruni perasaan Bianca. Bianca yang kini telah menjadi putri mahkota kerajaan Peward.
.
.
.
Malamnya...
Putri Faradilla melamun di balkon kamarnya. Ia slalu mepikirkan saat-saat ketika bersama Arka. Terbayang bagaima tingkah konyol Arka hanya untuk membuatnya tersenyum.
Aku tidak tahu Arka, sejak kapan aku mulai suka memikirkanmu. Setiap ku bersamamu waktu terasa terhenti. Keadaan begitu hening hingga aku bisa mendengar detak jantungmu yang berdegup kencang...gumam putri.
"Putri mahkota, saatnya makan malam" ujar pelayan membuyarkan lamunan putri.
"Iya pelayan, aku akan segera datang. Pergilah dulu" ujar putri.
Ini akan menjadi kenangan saja, biarkan takdir yang memberikan jalannya...gumam putri yang lalu pergi menuju ruang makan.
.
.
.
Di Ruang Makan
"Putri Faradilla, keponakanku" ujar Burhan.
"Paman? kau disini?" ujar putri heran.
"Ada apa putri? apa kau tidak senang dengan kehadiranku?" tanya Burhan.
"Aku akan makan di kamar ayah, selamat malam" putri pergi tanpa melihat Burhan.
Putri Faradilla sangat tidak menyukai Burhan, adik dari raja Cundiga. Selain dia suka mempermainkan wanita, dia juga suka mengadu domba. Sudah kesekian kali raja hampir termakan akan rayuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Mampir lagi kak, salam dari Jacob and Alesha: Mafia Acted, semangat 😊
2021-01-29
1