Bima terus memandangi wajah Bianca ketika bicara. Ia masih saja terkagum-kagum akan keindahan yang terpancar dari diri Bianca. Sampai Bianca mengejutkannya.
"Bima! kamu dengar nggak sih?" teriak Bianca.
"Maaf none, saya dengarkan kok" jawab Bima terkejut.
"Esok kita harus temukan apa yang tersembunyi dibaliknya, dan siapa dibalik semua ini" ujar Bianca.
"Namun none harus sabar, hal yang terburu-buru tidak akan menghasilkan sesuatu secara maksimal" ujar Bima.
"Kau benar Bima, akan aku ingat itu" ujar Bianca.
.
.
.
Menjelang Malam
Bianca duduk diteras dengan menatap bintang yang bertaburan. Rindu akan keluarga datang menghampiri Bianca. Hingga kejadian masalalu terlintas diotaknya.
"Kenapa itu harus terjadi padaku" ujar Bianca.
"None Bianca, ada apa none?" tanyak Bima.
"Aku slalu ingat akan preman yang tewas ditanganku, aku slalu merasa jika tanganku penuh akan darahnya" ujar Bianca.
"Tenangkan dirimu none, aku yakin kau akan mampu melewatinya" ujar Bima.
Bianca menarik nafas panjang dan mulai berusaha menenangkan dirimu. Bianca ingat jika Ia harus kembali dengan semua bukti yang ada.
"Istirahatlah...tenangkan perasaanmu none" ujar Bima.
"Ya aku akan istirahat" ujar Bianca.
.
.
.
Apel sekolah
Rossa terlambat masuk sekolah, sehingga dia harus mendapat hukuman dari guru yang menjaga untuk apel 2 kali.
Sial, ini sangat memalukan. Pasti anak baru itu akan meledekku…gumam Rossa.
.
.
.
Di Kelas
Bianca duduk dibangkunya dengan membaca sebuah novel. Arka yang melihat ada kesempatan pun mendekati Bianca.
"Hay Bianca" sapa Arka.
"Hay... Arka" balas Bianca.
"Wah...novel Cinta dan Senja, itu cerita tentang pengkhianatan dan Perjuangan bukan?" ujar Arka.
"Terimakasih" Bianca pun tersenyum palsu kepada Arka dan menutup novelnya.
"Kamu gak perlu capek-capek baca, tanya aku saja" ujar Arka.
"Iya"
"Bianca, bisakah hari ini kamu aku antar pulang?" tanya Arka.
"Jangan nanti, lain kali saja" jawab Bianca.
"Yah...harus aku tunggu sampai kapan lagi?" keluh Arka.
"Jika aku ada waktu kosong, sabar ya" bujuk Bianca sambil tersenyum ke arah Arka.
"Ya sudah" ujar Arka.
Rossa masuk dengan ekspresi wajah tampak lelah. Kiky dudu dekat Rossa menanyakan apa yang baru saja terjadi.
" kamu kenapa Ros, lesu gitu" tanya Kiky.
"Ini semua gara-gara Bianca" teriak Rossa.
"Kok bisa salah Bianca?" tanya Arka.
"Gara-gara dia, aku sial terus" oceh Rossa.
"Bianca, bagaimana kau bisa diam saja?" tanya Desy.
"Percuma Desy, orang seperti dia akan slalu haus akan kehormatan dan kemenangan. Jadi tidak ada gunanya meladeninya" jawab Bianca.
"Kau tak akan mampu menandingi kecerdasan Bianca, Desy. Jadi nikmati saja" ujar Bella.
"Maksudmu aku tidak pintar gitu?" ujar Desy sinis.
"Bukan-bukan, kau pintar. Hanya saja kau tak akan mampu memahami sifat Bianca" ngeles Bella.
"Lihatlah orang yang kita bicarakan, malah asih sendiri dengan komplotan cupunya" ujar Rossa sambil menunjuk ke arah Bianca.
Tiba-tiba bu Intan datang dan melerai keributan murit-muritnya.
"Sudah cukup, ada apa ini?" bu Intan datang.
"Ini bu, gara-gara Bianca saya terlambat sekolah dan dihukum apel 2 kali" adu Rossa.
"Benar itu Bianca?" tanya bu Intan.
"Tidak bu, itu tidak benar. Bianca sudah ada dikelas sebelum Rossa datang"
"Ibu tanya Bianca, apa namamu Bianca?" ujar bu Intan.
"Iya bu, saya yang membuat Rossa terlambat masuk sekolah. Saya kerjain dia sampai dia terlambat masuk sekolah" ujar Bianca.
"Tuhkan bu, Bianca mengaku sendiri" ujar Rossa.
"Tidak bu, pasti Bianca bohong" bela Arka.
"Iya bu, sebab dari awal memang Rossa tidak suka dengan Bianca" sahut Desy.
"Benar bu, Bianca yang buat ulah" ujar Bella.
"Hay Bella! kau ini bela siapa?" ujar Desy.
"Sudah-sudah Bianca telah mengatakan jika dia yang berbuat. Dia harus dihukum, bukan karena dia anak baru maka dia bisa seenaknya" ujar bu Intan.
"Siap bu, saya terima Consequencenya" ujar Bianca.
"Berdiri di tengah lapangan sampai batas waktu yang belum saya tentukan" titah bu Intan.
"Baik bu" ujar Bianca.
Merasa jika ini tidak adil untuk Bianca, Desy pun berniatan untuk melaporkannya ke Bima. Sedangkan Rossa sangat senang dapat membuat Bianca susah.
.
.
.
Bel istirahat berbunyi
Desy dan Bella segera pergi meninggalkan kelas untuk mengadu ke Bima. Namun sebelum memberi tahu Bima, ternyata Bima sudah ada diruang guru. Memohon ke bu Intan agar Bianca segera diampuni.
Melihat perjuangan Bima, Desy dan Bella menghampiri Bianca. Bianca tampak kepanasan berdiri di tengah lapangan dengan paparan sinar matahari yang terik.
"Bianca, gimana keadaanmu" tanya Bella.
"aku gakpapa kok" jawab Bianca.
"Kamu yakin Bianca? wajah kamu merah lo bibir kamu juga pucat" ujar Desy.
"Duduklah Bianca biar aku yang menggantikanmu" ujar Arka berjalan mendekati Bianca.
"Ini hukuman ku biar aku saja" ujar Bianca lemas.
"Kau pucat sekali Bianca, kau baik-baik saja bukan" tanya Arka.
"Aku..."Bianca pingsan, dengan reflek Arka menangkapnya.
"Bagaimana ini?" tanya Arka.
"Ya bawa ke UKSlah masa ke parkiran" jawab Bella.
Arka menggendong Bianca ke UKS, Desy pun memberitahu Bima apa yang telah terjadi kepada Bianca. Bima mendengar hal tersebut pun terkejut dan bergegas menuju UKS.
****************************************
Di UKS
Bianca masih tergeletak tak sadarkan diri di atas ranjang. Bu Intan ikut menghampiri Bima yang menunggu Bianca sadar.
"Bianca pasti kesakitan, dia belum makan dari kemarin" ujar Bima.
"Ada masalah apa Bima?" tanya bu Intan.
"Bu, sebenarnya ini bukan salah Bianca. Tetapi Rossalah yang menuduh Bianca" ujar Desy.
"Lalu kenapa dia mengakui jika tidak ia perbuat" tanya bu Intan.
"Mungkin Bianca ingin mengambil kepercayaan Rossa" ujar Arka.
"Rossa sudah keterlaluan" geram bu Intan.
"Bima" panggil lirih Bianca yang mulai sadar.
"Aku disini Bianca" ujar Bima sambil membungkuk mendekati Bianca.
"Aku ingin pulang, pulang Bima" rengek Bianca.
"Antar dia pulang Bima, nanti ibu yang mintakan izin pada wali kelasmu" ujar bu Intan.
"Baik bu" ujar Bima.
"Apa perlu saya bantu kak?" tanya Arka.
"Tidak perlu, tolong ambilkan tasnya Bianca saja" jawab Bima.
"Biar aku ambilkan kak" ujar Desy.
Bima membawa Bianca ke parkiran sekolah dengan pelan-pelan. Bima sedikit senang melihat Bianca sudah membaik.
.
.
.
Di parkiran sekolah
Bianca masih merasa lemas, Bima pun memintanya untuk duduk di bangku taman dekat parkiran. Sembari menunggu Desy mengambilkan tas Bianca.
Ketika Bianca duduk di bangku taman, perasaan Bima kembali kagum dengan keanggunan Bianca. Hingga kedatangan Desy dan Bella tidak di sadari oleh Bima.
Kamu jika duduk seperti itu terlihat sangat anggun Bianca...gumam Bima.
"kak Bima?" sapa Desy dan Bella bersamaan.
"Iya" jawab Bima terkejut.
"Ini tas Bianca" ujar Desy.
"Okeh terimakasih" ujar Bima.
"kak Bima suka Bianca ya?" tanya Bella.
"Kamu jujur banget Bella" sindir Desy.
"Enggak, aku hanya menjaganya saja sesuai kata ayahnya" ujar Bima.
"Benarkah, ya sudah" ledek Desy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Caramelatte
eyo kakak author! Ku balik nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗
2021-01-11
2