Episode 6

Keadaan kembali tidak mendukung, Bianca lagi-lagi dikerjai oleh Rossa.

Pelajaran berjalan, Bianca izin untuk ke toilet. Mengetahui hal tersebut Rossa menyusul Bianca pergi. Melihat Bianca sudah masuk kamar mandi, Rossa segera menguncinya dari luar.

Rasain kau Bianca, kita lihat siapa yang akan membantumu...gumam Rossa.

Rossa kembali ke kelas. Saat ingin keluar Bianca baru menyadari jika dirinya terkunci dari luar. Bianca berusaha meminta tolong, namun tidak ada siapa-siapa di luar.

"Aku tak bisa berdiam diri di sini lebih lama. Tak ada pilihan, aku harus merusak pintunya" ujar Bianca.

Ketika Bianca mendobrak pintu, pada saat itulah bu Intan ada di luar. Karena jarak pintu dengan berdirinya bu Intan dekat. Bu Intan pun terbentur pintu yang terdobrak oleh Bianca.

****************************************

Di kelas

Pak Adit guru kimia yang sedang mengajar terus mencari Bianca.

"Rossa, apa kau tidak melihat Bianca?" tanya pak Adit.

"Tidak pak" jawab Rossa.

"Bukannya kamu juga izin ke kamar mandi tadi?" tanya pak Adit.

"Iya pak, tapi saya tadi ke kamar mandi guru. Tidak ke kamar mandi siswa" ujar Rossa.

"Arka kamu cari Bianca" pinta pak Adit.

"Siap pak" ujar Arka.

Arka mencari Bianca ke semua kamar mandi sekolah. Namun tak kunjung menemukannya, sampai ia melihat Bianca keluar dari UKS. Arka segera menghampirinya.

"Bianca?" panggil Arka.

"Arka? pasti pak Adit mencariku" ujar Bianca.

"Iya, kau kemana saja?" tanya Arka.

"Ceritanya panjang nanti saja" ujar Bianca terburu-buru.

"Kau mau kemana Bi" tanya Arka "aku ikut"

Bianca dan Arka pergi ke kantin untuk memesan teh hangat. Ketika akan membawa teh pesanannya ke UKS Arka sempat berdebat dengan Bianca. Mengenai siapa yang akan membawa tehnya.

"Aku saja yang membawanya" ujar Arka.

"Tidak usah" ujar Bianca.

"Bianca, kau sedang ada masalah saat ini. Lebih baik kembalilah ke kelas" ujar Arka.

"Arka, nanti tumpah" ujar Bianca.

"Tidak akan" ujar Arka sambil memaksa merampas gelas teh dari Bianca.

Teh tersebut pun tumpah, hanya gelasnya saja yang terselamatkan. Bianca pun marah terhadap Arka. Tak ambil ribut Bianca pun pergi memesan tehnya kembali.

"Aku minta maaf" bujuk Arka.

"Iya" ujar ketus Bianca.

"Kalau boleh tau bagaimana bu Intan bisa sampai seperti itu?" tanya Arka.

"Ada yang mengunciku tadi di kamar mandi" ujar Bianca.

"Lalu apa hubungannya dengan bu Intan yang pingsan?" tanya Arka.

"Aku mendobraknya, pada saat itu bu Intan ada di belakang pintu. Jadi dia terbentur ketika pintunya terbuka" ujar Bianca.

"Pasti Rossa yang berbuat semua ini" terka Arka.

"Sudahlah percuma, kini aku yang bertanggung jawab atas keadaannya bu Intan" ujar Bianca.

"Apa separah itu?" tanya Arka.

"Entah, tapi aku dengar tadi. Kata bu Leny kalau bu Intan tengah mengandung saat ini" ujar Bianca.

"Apa kau benar? wah...akhirnya" ujar Arka.

"Ya, sudah 3 tahun dia menantinya bukan?" ujar Bianca.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Arka.

"Ya... ada yang bilang tadi" ujar Bianca mengelabui Arka.

Setelah tehnya jadi, Bianca membawanya ke UKS. Arka terus menemani Bianca sampai ke UKS.

Bu Intan akhirnya sadar, takut terjadi apa-apa dengan calon bayinya. Guru-guru menyarankan bu Intan untuk memeriksakanya ke rumah sakit. Bu Leny pun mengantarnya ke rumah sakit. Tetapi bu Intan ingin agar Bianca ikut dengannya.

.

.

.

Di rumah sakit Adhmaja

Dokter Vanya adalah dokter spesialis kandungan. Bu Intan di periksa oleh dokter tersebut. Bianca merasa gugup karena mengenal dekat dengan dokter Vanya. Ia selalu berusaha untuk menghindarinya.

Akan sia-sia penyamaranku jika dokter Vanya mengenaliku...gumam Bianca.

Bianca menyelinap pergi keluar, menunggu bu Leny dan bu Intan di tempat parkir.

Tak berapa lama bu Leny dan bu Intan datang.

"Kamu disini Bianca, kenapa gak ikut masuk?" tanya sewot bu Intan.

"Maaf bu ini memang salah saya, ibu jika mau bisa hukum saya" ujar Bianca.

"Ya kamu memang harus di hukum. mulai sekarang, kamu yang harus bertanggung jawab atas segala yang terjadi padaku" ujar bu Intan.

"Dek, apa ini tidak berlebihan?" tanya bu Leny.

"Tidak mbk, dia harus terima itu. Aku sudah menanti anak ini selama 3 tahun. Aku tidak mau terjadi apa-apa dengannya" ujar bu Intan sambil memegang perutnya.

"Sudahlah, ayo pulang" ujar bu Leny.

.

.

.

Pukang sekolah

bu Intan minta Bianca untuk mengantarnya pulang ke rumah. Bianca menuruti kemauan bu Intan. Ia pun meminta Bima untuk mengikutinya dari belakang.

"Bu, apa anda masih marah?" tanya Bianca.

"Enggak" ujar bu Intan.

"Boleh tanya satu hal lagi?" tanya Bianca.

"Ya" jawab bu Intan.

"Apa manfaatnya saya mengantar ibu pulang. Jika yang menyetir juga ibu" ujar Bianca.

"Ya memastikan jika ibu pulang dengan aman" ujar bu Intan.

@@@

3 Hari Berlalu...

Bianca tidak masuk sekolah karena sakit panas. Namun bu Intan merasa aneh, sebab ketika ia ingin menjenguknya. Bima tidak memberikan alamat yang benar menuju rumah Bianca. Di sisi lain...

****************************************

Di Kerajaan Peward

Istana mengadakan perayaan kembalinya putri kesayangan raja Cundiga. Bahkan senyum ratu Avantika sudah kembali melebar.

Putri Faradilla kembali dan meminta semua untuk berkumpul ke ruang sidang istana. Di sidang istana putri menunjukkan file bukti-bukti kasusnya yang dulu.

"Kalian mungkin akan terkejut mengetahui siapa saja yang terlibat. Namun saya sarankan, untuk raja dapat memberi keadilan seadil-adilnya setelah melihat video pembuktian ini" ujar Bianca.

Video yang telah diambil Bianca ditampilkan. Seluruh anggota yang hadir di sidang istana melihatnya terkejut. Bagaimana tidak, pelaku utama dari pemberontakan ini. Tak lain dan tak bukan adalah perdana mentri Lukman.

Raja Cundiga langsung menyeretnya ke penjara. Dalam sekejap semua komplotannya teringkus oleh penjaga istana.

Malamnya raja dan ratu mengobrol dengan Bianca.

"Kau hebat putriku, ayah bangga padamu" ujar raja.

"Dengan dukungan ayah, semua menjadi mudah" ujar putri.

"Bagaimana keadaanmu disana nak?" tanya ratu.

"Sangat berbeda dengan sekolah putri dan pangeran bunda" ujar antusias putri.

"Oh iya, kau pasti menyukainya" ujar ratu.

"Ya bunda, disana guru memandang rata ke semua muritnya. Walau kadang juga ada yang tidak" ujar putri.

"Apa yang tidak putri?" tanya raja.

"Sifat manusia ayah, rasa iri slalu merusak sisi baik dari seseorang" ujar putri.

"Guru iri denganmu kak?" sahut pangeran yang tiba-tiba datang.

"Bukan pangeran, namun ada juga guru yang iri dengan guru lain. Sampai dia memaksakan muritnya agar bisa memenangkan piala dalam cerdas cermat. Dengan di bawah didikan atau bimbingannya" ujar Bianca

"Sudah cukup, istirahatlah putri. Besok ada gelar baru untuk jerih payahmu" ujar raja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!