"Bagaimana kamu bisa seperti itu jika nyawamu dalam bahaya?" tanya ratu Avantika.
"nyawa kita ada dalam perbuatan kita bunda, jangan khawatir bunda. Kita lihat keputusan Ayah prabu esok. Aku yakin ayah akan bisa mengambil keputusan dengan bijak" ujarku.
Ratu Avantika tampak lebih tenang dari sebelumnya.
.
.
.
Esoknya sidang kembali diadakan.
Dari korban yang terbunuh oleh putri Faradilla, kini keluarganya juga turut hadir memberatkan putri. Tidak ada saksi mata atau bukti sedikit pun yang dapat meringankan hukuman sang putri.
Dirasa sudah tak ada harapan lagi untuk putri Faradilla. Raja pun memutuskan bahwa putri harus dihukum mati, namun lagi-lagi hal tersebut ditolak oleh ratu Avantika.
"Maaf yang mulia ini tidak adil untuk putri Faradilla, mengapa putri tidak diberi waktu untuk mendapatkan pembelaan atau mungkin bukti jika dia tidak bersalah" ujar ratu Avantika"
"Maaf yang mulia jika kita tidak segera memberi hukuman terhadap putri Faradilla, kita akan dianggap kurang percaya terhadap rakyat. Sebab rakyat bisa saja berfikir dengan kedudukan, putri akan dengan mudah mendapatkan saksi" ujar perdana mentri Lukman.
"Yang dikatakan ratu Avantika benar...tetapi yang perdana mentri katakan juga benar. Saya putuskan putri akan dihukum mati" tegas raja Cundiga.
Merasa tidak menerima keputusan raja, ratu pun pergi begitu saja meninggalkan sidang istana. Lalu raja mengumumkan jika ia sendiri yang akan menghukum putrinya. Raja membawa putrinya disebuah ruangan dengan ditemani pangeran Gibran
Diruangan tersebut raja meminta putri memakai baju pelayan
"ayah sangat mengenalmu nak, ayah yakin ada sesuatu yang menginginkan kau mati. Pergilah dari istana kau harus aman, tinggallah dirumah bik Inah dan putranya Bima" pinta raja Cundiga.
"Baik ayah" jawab putri Faradilla.
"Ingat nak, namamu kini Amartha Bianca Faradilla. Kebutuhanmu setiap hari, akan kami penuhi melalui pangeran Gibran. Jaga dirimu dan identitasmu dengan baik nak. Karena musuh akan slalu mengintaimu" pesan raja Cundiga.
"Baik ayah prabu" putri memeluk kedua orang tuanya lalu adiknya.
Kemudian pangeran membawa putri pergi dari istana dengan mengendap-endap. Agar tidak menarik curiga orang lain.
****************************************
Sampai dirumah bu Inah, putri atau panggil saja Bianca disambut hangat oleh bu Inah dan putranya.
"silahkan none Bianca, saya bik Inah raja telah memberitahukan semuanya melalui pesan"
"Salam kenal putri" ujar Bima.
"Iya, panggil Bianca saja" ujar Bianca
"baik putri...eh maksud saya none Bianca" ujar Bima.
"Mari bibik antar kekamar none Bianca" bik Inah sambil membawakan barang Bianca.
"Iya bik" ujar Bianca.
Malamnya ketika sedang makan bibik mengobrol dengan Bianca.
"bibik hanya berdua dirumah ini?" tanya Bianca.
"Iya none, habis suami bibik sudah meninggal waktu Bima kelas 3 SD" ujar bik Inah.
"meninggal karena apa bik? kalau saya boleh tau" tanya Bianca.
"karena perang kerajaan dengan rakyat perbatasan" jawab bik Inah.
"kok bisa?" tanya Bianca.
"ya karena rakya diprovokasi oleh pengkhianatan kerajaan" jawab bik Inah.
"Iya, dan itu sampai sekarang" ujar Bianca.
"Sudah lupakan none, nih" Bima menyodorkan brosur sekolah.
"Apaan ini?" tanya Bianca.
"Brosur sekolah Prima Bakti, itu sekolah paling bagus disini. Mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan SMK juga ada" jelas Bima.
"kamu sekolah dimana?" tanya Bianca.
"saya ya disitu none. Tapi SMK bukan SMA" jawab Bima.
"kenapa?" tanya Bianca.
"SMA itu biayanya mahal none, bibik mana sanggup membayarnya. Apalagi bibik tidak punya suami. Biaya bantuan perbulan dari istana kepotong untuk makan sehari-hari" sahut bik Inah.
Bianca berfikir semenjak pendidikan menjadi tanggung jawab perdana mentri Lukman. Banyak siswa yang berprestasi tersingkir dari haknya. Sedangkan yang kaya semakin menjulang tinggi. Saatnya ia merubah semuanya.
"kalau gitu aku mau masuk SMK bik" ujar Bianca.
"Kenapa none?, kan none Bianca bisa masuk SMA" tanya bik Inah.
"Biar sama dengan Bima, jadi kalau ada apa-apa aku bisa minta tolong Bima" jawab Bianca.
"none Bianca yakin?" tanya Bima.
"Iya" tegas Bianca.
.
.
.
Esoknya Bianca datang kesekolah bersama Bima. Mula-mula Bima mengantar Bianca ke ruang guru SMK Prima Bakti untuk mengisi formuler jurusan yang dipilih. Setelah selesai Bianca masuk kekelas bersama guru wali kelas yaitu bu Intan.
"Pagi anak-anak?" sapa bu Intan.
"Pagi bu" jawab murit-murit serentak.
"Kali ini kalian kedatangan murid baru, perkenalkan namamu dan motivasi memilih jurusan ini" pinta bu Intan.
"Baik bu, perkenalkan nama saya Amartha Bianca Faradilla. Panggil saja Bianca, motivasi saya ikut jurusan Arsitektur karena saya suka menggambar menggunakan penggaris bukan khayalan"
"Hay Bianca, aku Arka ketua kelas disini" sapa Arka.
"Hay" sapa Bianca.
"Kalau sudah berkenalan kamu bisa duduk dikursi yang kosong Bianca, ibu pergi dulu" ujar bu Inah.
"Baik bu" ujar Bianca.
Sekali masuk, Bianca banyak digemari anak lelaki. Tetapi ada sebagian anak yang tidak tertarik akan Bianca yaitu anak perempuan. Mereka merasa jika kalah saing oleh kecantikan Bianca.
Diantara cewek lain ada Desy dan Bella yang mau berteman dengan Bianca.
"hay aku Desy"
"hay Desy" ucap Bianca dan juga Bella.
"Kan aku sapa Bianca, kenapa kamu juga ikutan?" tanya Desy.
"Jadi aku gak boleh ikutan? kok kamu jahat" jawab Bella.
"Haduh" Desy sambil memegang dahinya "Bukannya gak boleh, tapi kamu ya gak usah ikutan kan kamu udah kenal aku"
"Oh iya ya" Bella tersenyum malu.
"Udah gakpapa kok" ujar Bianca.
"Giliran aku nih, hay Bianca apa kabar? aku Bella salam kenal ya" sapa Bella.
"Hay juga Bella, aku baik" balas Bianca.
"Panjang banget. Kenalan gitu aja kayak interview pekerjaan" sewot Desy.
"Ya gakpapa Des, biar lebih jelas gitu" ujar Bella.
Ketua geng anak perempuan hits dikelas pun mendekat.
"Hay Bianca perkenalkan namaku Rossa Pramata, panggil saja Rossa" sapa Rossa.
"Hay" balas Bianca.
"Begitu sombong dan angkuh" gumam Rossa.
"Maaf saya masih bisa mendengarmu" jawab Bianca sembari menatap kearah Rossa.
****************************************
Jam pelajaran dimulai
Kali ini adalah pelajaran matematika, hanya segelintir anak yang benar-benar fokus. Arka berjalan ke arah Bianca dengan membawa buku catatannya.
"Ini buku catatanku, pak guru telah memberi tauku cara cepat memahami materi-materinya" ujar Arka.
"Oke, makasih" ujar Bianca.
"Hhmmm" sembari tersenyum ke Bianca.
Desy tiba-tiba duduk didekat Bianca, dengan buku soal yang masih kosong. Tak lama Bella juga ikut menyusul.
"Bianca? kamu mengerti tidak?" tanya Desy.
"Kalau mengerti ajari kami dong" sahut Bella.
"Mari kita kerjakan bersama saja biar kalian juga mengerti" ujar Bianca.
Tak terasa waktu cepat berlalu...
.
.
.
Bel istirahat berbunyi.
Bima datang kekelas Bianca dan menggandengnya keluar kelas. Belum sampai keluar kelas Bianca mengajak Desy dan Bella sekalian ikut.
Rossa tampak iri melihat pujaan hatinya menggandeng tangan Bianca.
"Yak ampun kok bisa Bianca dapet keistimewaan seperti itu, harusnya kan aku yang digandeng bubu Bima" teriak Rossa.
"Kau benar Rossa, tak biasanya Bima seperti ini. Kau harus kekantin Rossa, ikuti Bima" ujar Kiky teman satu gengnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Vivian Momz Aldyra Oktavian
hhhmm cerita kayak ga brmutu banget. masa pihak kerajaan gak bisa mmbuktikan klo anaknya tidak bersalah.. kan goblok
2021-07-08
1
Eryanti Nurman
ne cerita kerajaan apa cerita dunia modern thorr
2021-02-08
2
Rara Nosy
ini cerita jaman kerajaan y??
emg ada sekolah SMK atau SMA??🤔
2020-12-09
3