Episode 10

"Orang tuamu pasti tak pernah mengajarimu bicara dengan sopan. Jadi seperti ini perawakanmu" pak Rangga merendahkan Bianca didepan guru-guru.

"Ingat pak, yang anda rendahkan bukan hanya saya, tapi orang tua saya juga. Jangan buat saya habis kesabaran" peringatan Bianca.

"Mau apa kau, bukannya benar. Jika orang tuamu itu tidak bisa mendidikmu" tegas pak Rangga.

Karena emosi Bianca memukul pipi Rangga hingga terjatuh.

"Itu tak seberapa, aku bisa membuatmu lebih memalukan dari ini"

"Sudah Bianca, hentikan. Jangan kau sakiti suamiku" pinta bu Intan.

Rangga bangun dan menarik Bianca keluar ruang rawat istrinya. Ia pun menampar Bianca di depan orang yang berlalu lalang.

"Pergi kau dari sini" teriak Rangga.

"Ingat aku tahu semua keburukanmu, jika kau sakiti bu Intan sedikit saja. Kau akan berurusan denganku" ancam Bianca.

Rangga pergi masuk ke ruang rawat istrinya. Sedangkan Bianca dibawa dokter Vanya keruangannya

"Putri Faradilla, kau disini? ada urusan apa? mengapa engkau berpakaian seperti ini?"

"Apa dayaku, banyak yang menginginkanku setelah sahnya aku jadi putri mahkota. Jadi ayah memintaku untuk menyamar"

"Tante ada untukmu Faradilla, jadi kau tidak perlu khawatir"

"Tante, bolehkah aku tinggal bersamamu?"

"Jangan Fara, nanti akan terbongkar. Tetaplah tinggal di tempatmu sekarang"

"Tante, aku terjebak atas kata cinta. Aku tidak bisa berfikir akan..."

"Ingat Fara, kau adalah putri kerajaan. Bahkan kau putri mahkota. Jangan sampai kau seperti..." Vanya baru ingat jika ia harus menyembunyikan kebenaran.

"Seperti siapa tante?"

"Tidak Fara, kau ada urusan apa kesini?" Vanya berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Guruku sedang dirawat disini, aku cuma menjenguknya saja"

"Siapa dia?"

"Bu Intan, guruku yang aneh"

"Intan?" Vanya terkejut mengetahui itu.

"Iya, bukannya itu pasienmu"

"Iya, dia pendarahan semalam"

"Pasti karna keracunan. Kemarin dia makan seafood banyak"

"Pesan apa saja dia?"

"Tuna, ikan yang mengandung merkuri tinggi. Bukannya itu tidak baik untuk kandungannya"

"Iya, boleh aku meminta sesuntik darahmu?"

"Tentu, adakah pasien yang gawat darurat"

"Ya"

Sebenarnya, banyak orang yang mengincar putri Faradilla. Bukan karena kedudukan atau pun harta. Melainkan keistimewaan dari dirinya, yang mampu menyembuhkan orang dengan darahnya. Sesakit apapun itu dengan sedikit darah dari Faradilla. Mampu menyembuhkannya dalam beberapa menit saja.

"Tante, ambil darahku untuk bu Intan juga"

"Tidak perlu, kandungannya baik. Tidak ada yang perlu di khawatirkan"

"Dia minum air kelapa setelah makan seafood, apa itu berpengaruh?"

"Ya, sangat berpengaruh. Air kelapa bisa menetralisir racun. Jadi itu yang membuat kandungannya selamat kali ini"

"Aku yang memesankannya"

"Bianca, kau terlihat dekat sekali dengannya"

"Iya tante, ini semua gara-gara aku menabraknya waktu itu. Padahal yang terluka hanya keningnya, namun aku dihukum harus menjaganya sampai sekarang"

"Sudahlah, darahmu akan tante suruh suster suntikkan pada orang yang membutuhkan. Sekarang kita pergi, ada sesuatu yang tante hadiahkan untukmu"

"Apa itu tante?"

"Sudah ikut saja"

Vanya mengajak Bianca ke showroom mobil. Ia memberi keponakannya itu mobil agar bisa kemana-mana tanpa tergantung orang lain.

"Bagaimana, kau suka mobil ini?"

"Tante apa kau yakin?"

"Iya, bawalah. Nanti tante yang akan membayarnya"

"Makasih tante" Bianca memeluk tantenya.

Bianca kembali ke sekolah dengan mobil baru. Ia memarkirkannya di tempat parkir guru. Di kelas Rossa menjahili Bianca dengan menarik kursinya saat akan duduk. Namun Arka menggagalkannya, sehingga membuat kesal Rossa.

"Kenapa Arka, kau slalu saja membela Bianca" ujar kesal Rossa.

"Kau sendiri kenapa? Selalu jahil kepada Bianca, bahkan sampai sekarang dia tak membalasmu sedikit pun. Aku hanya peringatkan saja, air yang tenang jangan di sangka tak ada bahaya" tegas Arka.

"Makasih Arka" ujar Bianca sembari tersenyum ke arah Arka.

"Hay Arka, lihat senyumnya manis banget. Sampai takut kalau jatuh cinta" bisik Riyan teman satu kelas.

"Iya Bianca" ujar Arka.

"Ayo Arka, nyatakan cinta padanya" bujuk Riyan.

"Apaan kamu ini, aku tidak yakin kalau dia punya perasaan yang sama denganku" ujar Arka ragu.

"Kalau belum dicoba kamu mana tahu" ujar Riyan terdengar oleh Rossa.

"Pantas saja sering belain, orang Arka suka sama Bianca" Sindir Rossa.

"Lalu kenapa kalo aku suka Bianca, apa kau telah aku rugikan? jawab, apa alasan kau slalu membuat Bianca dalam kesulitan!" ujar kesal Arka.

Keadaan pun menegang di antara Arka dan Rossa.

"Tunggu Arka, jangan tinggikan emosimu" ujar Riyan.

"Kenapa tidak, untuk cewek picik seperti dia" ujar Arka dengan penuh emosi.

"Bianca lakukan sesuatu" bisik Desy.

"Arka beraninya kau, apa kau tidak tahu aku siapa?" teriak Rossa.

"Kenapa? kau selama ini di diamkan karena putri seorang panglima. Ayahmu yang punya kedudukan bukan kamu. Lalu apa masalahnya, ingat kau anak dari seorang babu kerajaan. Bukan seorang raja" ujar Arka meluapkan kekesalannya.

Bianca terkejut mendengar pernyataan Arka.

"Arka!!! kau bisa dihukum atas ucapanmu ini" gertak Rossa.

"Hentikan Arka, aku mohon" ujar Bianca sambil memegang pundak Arka.

"Tapi dia menghinamu, apa kau tidak merasa..."

"Arka, apa dayaku. Lihatlah singa dalam dirimu keluar, hanya karna aku?. Yang benar saja Arka" ujar Bianca pelik.

"Lihatlah hanya karna dia kau diam Arka. Dasar pengecut, dimana keangkuhanmu tadi" ledek Rossa.

"Diam kau anak seorang babu kerajaan" tegas Arka.

"Arka!!!" Rossa menampar Arka sekuat tenaganya.

"Hahaha...kau tidak mau di hina, tapi kau menghina Bianca. Apakah itu adil Rossa?" ujar Arka.

"Yang terhina aku, lalu apa hakmu merendahkan Rossa. Apakah itu adil Arka" tanya Bianca dengan kecewa.

"Kau mendukung siapa sebenarnya Bianca?" ujar Riyan.

"Aku bicara sesuai kebenaran yang di ucap Arka. Namun aku kecewa, dia mengatakan demikian tapi tidak tahu apa yang dia lakukan. Ini sama saja tidak adil Arka, kau membelaku. Tetapi mengapa kau juga menghina dia. Apa kau tidak sadar Arka, kau dan dia itu sama saja" ujar Bianca.

"Diam kau Bianca, ini semua salahmu. Ini salahmu, aku akan membawamu kehadapan kepala sekolah" ujar Rossa dengan penuh kebencian.

Rossa menarik tangan Bianca ke hadapan pak Rendra. Keadaan semakin terasa tegang, saat pak Rendra menghubungi panglima Khan untuk datang ke sekolah.

Bianca merasa jika waktunya hanya sebentar lagi. Perasaannya tak pernah salah selama ini. Entah mengapa Bianca merasa jika ia akan mengakhiri semua ini.

Tiba-tiba bu Leny dan Arka datang ke ruang pak Rendra.

"Maaf pak, ini semua salahku" ujar Arka merasa bersalah.

"Iya pak, dia menghina ayahku dengan mulutnya yang kotor" ujar Rossa.

"Cukup, jangan ribut disini" ujar Bianca.

"Diam kau, Bianca" tegas pak Rendra.

"Pak, Bianca dan Arka yang saya kenal. Tidak akan berbuat onar, jika tidak ada yang memancingnya" bela bu Leny.

"Jadi bu Leny kira, aku yang salah disini" ujar kesal Rossa.

Terpopuler

Comments

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Bom like mendarat kak, salam dari May I Love For Twice, semangat 😊

2021-01-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!