KARENA OBAT

...🌹🌹🌹🌹🌹...

Mobil Devan memasuki halaman rumah Vara. Rumah yang memiliki nuansa tradisional ini terlihat Sepi sekali.

Devan malah merasa was-was jika berlama-lama berada dirumah Vara.

"Kamu dah sampai Dev?" Devan sangat kaget mendapati Vara datang dari arah belakangnya.

"Kamu dari mana? katanya pusing kok di luar sih?" Devan dan Vara mulai melangkah kedalam rumah.

Vara menunjukkan sekantong obat pada Devan.

"Udah lumayan ngak pusing kok Dev. Aku abis beli ini Dev." Devan hanya mengangguk.

"Kenapa ngak nitip aja tadi?"

"Takut ngerepotin kamu Dev." Vara dan Dev mulai duduk di sofa setelah masuk kedalam rumah.

"Kamu mau minum apa Dev?"

"Apa aja deh. Aku ke toilet dulu ya." Devan membalas senyum ramah Vara sambil meletakkan handphone, kunci mobil dan jaketnya di atas meja.

"Ok Dev ku buatin dulu ya." Vara melenggang ke dapur. Vara dengan senyum devil, mencampurkan sesuatu kedalam minum Devan. Semacam bubuk putih seperti tepung.

Vara sengaja membelinya tadi saat ke apotik.

"Aku yakin kamu malam ini bakalan jadi milik aku Dev. Milik aku selamanya, cuman aku seorang!" Vara tersenyum devil membawa secangkir kopi ke meja tamu.

Baru saja Vara duduk, handphone Devan mulai berbunyi.

Drtttt...

Drrtttt...

Drrrtttt...

Kak Rasti's Calling...

Handphone terus saja bergetar. Vara melihat sisi ruang tamu yang masih belum ada penampakkan Devan.

Vara langsung mengangkat telfon tanpa izin dari Devan.

"Dev, kamu lagi dimana?" terdengar suara cewek dari seberang. Vara dengan keberanian nya menjawab pertanyaan sih penelpon.

"Maaf ini siapa ya? Dev nya lagi di toilet." Menunggu beberapa lama, telfon itu langsung dimatikan.

Vara yang mendengar derap langkah seseorang dari belakang langsung meletakkan handphone Devan kembali di atas meja.

"Eh kamu dah siap. nih minum dulu, udah aku buatin kopi panas."Devan tidakk menaruh curiga sedikit pun pada Vara.

Devan meminum kopi dengan nikmat dan mulai berbincang dengan Vara perihal penyakit yang di derita Vara.

"Aku dah banyak dosa ya Dev sama kamu. andai dulu aku ngak jahat sama kamu ya Dev, pasti kita sekarang bakalan jadi pasangan serasi." Devan malah tidak fokus atas apa yang ucapkan Vara.

Devan merasa sesuatu terjadi pada tubuhnya. Ada yang mengganjal, sehingga membuat nya langsung kepanasan.

Devan merasa heran padahal AC diruang tamu masih dihidupkan. Ntah mengapa tubuhnya begitu panas? akhirnya Devan teringat akan malam itu, malam yang membuat dirinya dan key menjadi suami istri. Devan merasa ia telah mengulangi kesalahan yang sama.

Seketika Dev berfikir untuk menggenggam tangan Vara untuk men- cek apakah benar ia tengah dalam pengaruh obat. Vara yang kaget langsung tersenyum menang.

'Obat nya udah manjur. aku bakalan jadi milik kamu malam ini Dev' Vara menatap Devan dengan senyum manis.

"Gw ngak nyangka lo masih kayak dulu Var. nge halalin segala cara! lo kasih obat perangsang kan di kopi gw?" Devan menghentakkan tangan Vara yang tadi di genggaman nya.

Devan bukan orang yang mudah ditipu begitu saja. Merasakan hal aneh di tubuh nya membuat Devan berfikir keras melawan hasrat ditubuhnya.

Untung Devan pernah membaca artikel tentang obat perangsang yang mengakibatkan penggunanya dapat merasakan panas dan kegerahan meski di dalam ruangan ber-Ac sekali pun. Salah satu yang dapat membuat tubuhnya tidak panas lagi adalah dengan bersentuhan dengan orang lain.

Karna itu Devan berinisiatif untuk menggenggam tangan Vara. Betul saja tubuh Devan merasa hal berbeda saat menggenggam tangan Vara.

"Ngak kok Dev. aku ngak pernah ngelakuin hal bejat kayak gitu. benaran Devan." Vara menjelaskan pada Devan yang mulai berjalan keluar rumah Vara. Devan tak memperdulikan lagi setiap kata yang keluar dari mulut Vara.

Pikirkan Devan sekarang adalah untuk menyalurkan hasratnya yang kian menggebu karena obat perangsang itu.

Tersirat wajah Key.

Devan memutuskan menjalankan mobil untuk cepat pulang. Kepalanya seakan mau pecah. Hanya Key yang dapat menolong nya.

Devan sudah tak memiliki hal lain dipikiran nya. Hanya Key, key dan Key istrinya.

Melajukan mobil dengan kelajuan yang tinggi. Devan akhirnya sampai didepan dirumah. Tanpa niat memasukkan mobil terlebih dahulu kedalam garasi. Devan malah berlari memasuki rumah.

Karena sudah jam 12 malam, rumah sudah gelab. Semua penghuni nya mungkin sudah tertidur. Untung saja Devan selalu membawa kunci duplikat. Sehingga Ia tak perlu susah-susah untuk membangunkan orang yang didalam rumah.

Melangkah ke dalam kamar. Devan dikagetkan dengan Key yang tertidur ditepi jendela. Devan sangat jelas melihat bekas air mata di pipi Key.

Wajah yang dulu tak pernah menangis sekarang selalu murung karenanya. Namun itu semua disingkirkan dari pikiran Devan. Dipikirannya Key adalah satu-satunya orang yang bisa membantunya saat ini. hasratnya sudah tidak bisa lagi ditahan.

Devan mengangkat Key keranjang.

Key yang baru saja tertidur, merasa terusik akan tubuhnya yang dijatuhkan keranjang dengan sangat lembut.

Mata Key enggan tuk terbuka karena sangat mengantuk dan juga sembab ulah menangis tadi. Devan yang merasa hasratnya sudah menggebu, langsung menghujani Key dengan ciuman.

Key terbelalak dibuatnya.

"Ke~kenapa kak Dev bisa disini?" Key gugup, detak jantungnya berjalan begitu cepat.

"Haa~Huuuuufh... Key bantu aku dulu. besok pagi aku jelaskan haaa.." Tanpa balasan dari Key. Devan yang ngos-ngosan lansung mencumbunya.

Awalnya Key menolak ciuman dari Devan. Key meronta sampai menangis. Devan begitu kasar padanya. Tak ada kelembutan di setiap ciumannya.

Key berusaha untuk turun dari ranjang. namun apalah daya dengan kekuatan yang besar Devan menindih tubuh kecil nya.

Meski pun meronta dan meminta tolong. tak akan ada yang menolongnya karena setiap kamar sudah di lapisi kedap suara olehnya sendiri. Setelah kejadian memalukan pagi itu. Namun, perlahan Key terlena karena ciuman Devan yang terus bertubi-tubi.

Devan berbisik.

"Key.. aku mohon, kasih hak aku hari ini!" Ujar Devan memohon. Merasakan tidak ada penolakan lagi dari Key.

Devan mulai meraba dan menciumi setiap inci tubuh Key. Devan mulai melepaskan satu persatu kancing baju tidur Key.

Dan setelah itu hanya Key, Devan dan tuhan yang tau. 😉

 🌄Pagi hari 🌄

Teriknya sinar mentari yang masuk dari sela-sela jendela tidak mengusik tidur pengantin baru ini.

Saling mendekap dan seakan tak mau melepaskan pelukan nya.

Devan terus saja mempererat pelukan nya pada Key. Tubuhnya yang menempel tanpa sehelai benang pun membuat nya benar-benar merasakan telah menjadi suami seutuhnya dan Key istri yang sebenarnya.

Devan berjanji tak akan membuat istrinya menangis lagi. Devan berusaha untuk membuka hatinya pada Key dan tak akan membiarkan Key jatuh cinta pada orang lain.

Devan yang merasakan Key sudah bangun. Ia kembali berpura-pura tidur.

"nggggggghhhhh" Key berusaha melepaskan pelukan Devan yang begitu erat ditubuhnya. Bukannya mengalah, Devan malah menjahili Key. Devan malah mempererat pelukannya.

"Kak Dev...Lepasin. Key tau Kak Dev udah bangun!" Key akhirnya menyerah, Devan masih bersikukuh untuk memeluknya.

Drrrtttt...

Drrtttttt...

Drrrttttttt...

Frans Calling...

Suara handphone Key berdering pertanda telfon masuk.

"Kak Dev.. lepasin dulu. handphone Key bunyi." Dev melonggarkan pelukan nya sehingga Key tetap bisa menggapai handphonenya.

"Hallo Frans ada apa?!" seketika Devan membuka matanya, mendengar Key menyebut nama Frans.

"......" Ntah apa yang dibicarakan frans dengan Key. Devan tak bisa mendengarnya karena Key menonaktifkan speakernya.

"Ok nanti aku kesana!" ujar Key mematikan telfon.

Key yang masih memunggungi Devan, terbayang akan hal yang telah Ia perbuat dengan Devan semalam. Pipi Key kian memerah membayangkan dirinya dan Devan akhirnya menyatu.

Key tak kuasa menahan malu.

"Kak lepasin pelukan nya. Key mau mandi!" Key malah membisikan nya tepat di sebelah telinga Devan.

"Mandi berdua atau morning kiss dulu?!" Ujar Devan mesum.

"Ihhhh apaan sih Kak. kok jadi mesum gini." Key menetralkan detak jantungnya yang begitu menggebu.

"Pilih dulu atau ngak peluk aja seharian!" tanpa aba-aba key mencium pipi Devan lalu berlari dengan selimut menuju kamar mandi.

Devan sungguh terkejut dibuatnya.

"Dasar gadis kecil. Itu bukan ciuman Key!" Devan berteriak.

"Jangan mesum Kak, belajar dulu yang rajin!! cepat pakai baju, key mau mandi dulu! hehe." Key berteriak dari kamar mandi.

Menyisakan Devan di ranjang yang baru sadar, bahwa dirinya tidak ditutupi sehelai benang pun.

"Awas ya Key masa selimutnya dibawa lari!" tambah Devan.

notifikasi pesan dari handphone Key berbunyi. Mengalihkan tatapan Devan yang sudah lengkap memakai baju tidur.

...💬ONLY CHAT💬...

Frans🧒

^Key, nanti aku jemput kamu ya.

Ngak usah dandan, kamu udah cantik kok.

sampai jumpa ya nanti aku jemput.^

08.22

Devan langsung geram mendapati pesan dari Frans. Namun Ia tetap akan bersabar, bagaimana pun Frans adalah sahabat istrinya. Dan nanti biar Key sendiri yang menjelaskan pada Devan saat ia meminta izin untuk pergi.

BERSAMBUNG.....

Terpopuler

Comments

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Untung aja Devan pulang kerumah dan melampias kan nya ke Key..Kalau Devan gak nyadar juga siapa sebenarnya mantan ceweknya itu mmg bodoh...👊👊👊

2022-06-19

0

VANESHA ANDRIANI

VANESHA ANDRIANI

emang g sakit ato perih kok bisa lari

2021-02-08

0

A.0122

A.0122

bkn nya itu yg pertama bagi key ya tpi kok bisa lari gitu bknnya kesakitan dan ga bisa jln yg bnr

2021-02-08

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!