Terkejut, itulah yang pengawal itu rasakan saat ini, dalam hati ia sama sekali tidak pernah menduga kalau kekuatan dalam diri gadis kecil berusia lima tahun ini sangatlah luar biasa.
Bahkan kekuatan gadis ini setara dengan kekuatan pria dewasa sekalipun.
pengawal itu sudah lama tinggal di kediaman Li ,dan ia tau betul kalau selama ini nona kedua Li tidak pernah melakukan latihan beladiri, jangankan berlatih.... gadis kecil itu bahkan tidak pernah sekalipun menyentuh benda tajam.
Namun apa ini, secara tiba tiba gadis kecil itu menunjukkan taringnya, itupun di depan matanya.
Apakah selama ini nona kedua Li berlatih sendiri?..... tapi itu tidaklah mungkin, umurnya masih lima tahun, pasti ada seseorang yang telah mengajarinya secara diam diam.
Mungkin perdana mentri?....
Tidak tidak!! kemampuan yang dimiliki perdana mentri tidak sehebat gadis kecil ini, kekuatan gadis kecil ini setara dengan kekuatan seorang jenderal yang sudah memiliki pengalam di medan perang.
Jadi orang yang telah melatih gadis ini harusnya orang dengan kemampuan yang lebih hebat dari pada seorang jenderal, namun siapakah orang itu?....
Dan lagi pula, selama ini nona kedua Li selalu dalam pengawasan para pelayannya. jadi kapan gadis ini pernah berlatih? dan sejak kapan?....
Untuk mencapai kemampuan seperti itu seharusnya butuh waktu belasan bahkan puluhan tahun, sedangkan gadis kecil ini umurnya baru menginjak lima tahun.
Misteri apa ini sebenarnya?...
Di saat pengawal itu larut dalam lamunannya, Li Ying tanpa berkata apapun mencabut kembali pedang yang tertancap di batang pohon itu.
Setelah pedang itu dicabut, mereka bisa melihat adanya lubang di batang pohon itu, lubang yang menembus sampai balik pohon.
Li Ying kemudian menatap pengawal itu, ia bisa melihat dengan jelas ekspresi di wajah pengawal itu..... terkejut, bingung, dan takut. itulah yang tergambarkan dari ekspresi di wajah pengawal itu.
“Apa pedang ini milikmu?” Li Ying bertanya.
Pertanyaan Li Ying barusan berhasil menarik kesadaran pengawal itu dari lamunannya, pengawal itu sedikit tersentak kaget saat pendengarannya menangkap sebuah suara kekanak kanakkan milik seorang gadis kecil.
Pengawal itu menatap Li Ying, kemudian ia menganggukkan kepalanya dengan kaku, mengiyakan pertanyaan dari gadis kecil itu.
Melihat anggukkan yang pertanda jawaban ‘Iya’, Li Ying lalu menyodorkan pedang di tangannya ke arah pengawal itu.
“Ini, ambil pedangmu kembali!!” Printah Li Ying dengan lemah lembut.
Tangan pengawal itu terulur untuk mengambil pedangnya kembali dari tangan mungil seoramg gadis kecil, pengawal itu bisa merasakan kalau saat ini tubuhnya sedang bergetar karena rasa terkejut yang masih melekat dihati.
Pedang itu akhirnya kembali kepada pemiliknya, dan entah mengapa pengawal itu merasakan kalau tangannya terasa panas saat menyentuh pedang miliknya itu.
Seolah olah ia sedang memegang sebuah benda keramat yang harus sangat sangat dijaga dan tidak boleh rusak.
Setelah mengembalikan pedang itu dari pemiliknya, Li Ying kemudian langsung melangkah pergi menuju kamarnya kembali.
Mungkin karena berlatih tadi, tubuhnya merasa sedikit lelah dan akhirnya mengantuk.
Dalam hati, Li Ying merasa senang. Rupa rupanya kemampuan yang ia miliki dari kehidupan pertamanya sama sekali tidak pernah hilang.
Yang Li Ying perlukan hanya meningkatkan kemampuan itu, dan berharap kejadian yang merenggut nyawanya sepuluh tahun yang lalu tidak akan pernah terulang lagi, jikapun terulang, ia harus bisa menghadapinya.
Di saat Li Ying melangkah pergi, pandangan mata pengawal itu terus memperhatikan sosok mungil Li Ying yang semakin lama semakin menjauh.
Kemudian pengawal itu menundukkan kepalanya untuk menatap pedang yang kini berada di tangannya, dalam hati ia berkata. “Gadis kecil itu menyimpan rahasia, aku harus melaporkan kejadian ini!!!” Ucapnya dalam hati.
******
Pangi hari telah tiba, walaupun langit masih terlihat gelap dan matahari hanya menunjukkan sebagian kecil dari dirinya.
Seorang gadis kecil saat ini tengah berjalan bersama seorang pelayan pribadianya menuju suatu tempat.
Kali ini pelayan pribadi Li Ying, yaitu Qixuan.... merasa sedikit heran dengan perubahan nona kecilnya itu. Tidak biasa biasanya nonanya itu bangun sepagi ini, dan apalagi nonanya itu minta diantarkan keperpustakaan yang ada di kediaman ini?
Untuk apa?.... membaca buku?....
Tapi nonanya itu belum bisa membaca!!.... jangankan membaca, nonanya itu bahkan belum memulai pelajaran membaca karena usianya yang masih baru menginjak laima tahun.
Karena sudah merasa tidak tahan lagi dengan rasa penasaran yang sangat menyiksa itu, Qixuan akhirnya memutuskan untuk bertanya.
“Nona muda, apa yang akan anda lakukan di perpustakaan?” Qixuan bertanya kepada Li Ying.
Mendengar pertanyaan dari pelayan itu, Li Ying melirik pelayan itu untuk sekilas, dan kemudian ia berkata. “Memang apalagi yang orang akan lakukan di perpustakaan?” Bukannya menjawab, Li Ying malah balik bertanya.
Qixuan mengerjapkan matanya beberapa kalia, ia menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal seraya berkata. “Biasanya orang kesana untuk membaca buku...” Jawab Qixuan dengan gugup.
“Lalu kenapa kau masih saja bertanya?” Li Ying kembali bertanya.
Dan dengan gugup Qixuan pun menjawap. “Itu karena nona.... belum bisa membaca!!” Jawab Qixuan lirih.
Li Ying hanya bisa menghelah nafas dibuatnya, ia memutuskan untuk tidak lagi menanggapi pelayan itu.
Dan akhirnya mereka berdua tiba di depan pintu perpustakaan, Qixuan membukakan pintu itu untuk mempersilahkan nona mudanya masuk.
Kaki mungil Li Ying pun melangkah dan memasuki ruangan perpustakaan itu, di dalam sana, banyak sekali rak rak buku yang berjejer rapih.
Li Ying kemudian mengambil beberapa buku untuk dibaca, sedangkan Qixuan hanya memperhatikan nonanya itu tanpa tau apa buku yang nona mudanya itu akan baca.
Li Ying kemudian mendudukkan dirinya di atas bantalan yang berada di depan sebuah meja belajar.
Setelah itu Li Ying mulai membaca salah satu buku yang ia ambil tadi.
****
Siang harinya sang perdana mentri Li Ho pulang dari istanah setelah menghadiri rapat pagi bersama para pejabat pejabat yang lain.
Dan kini pria itu sedang melangkahkan kakinya menuju kediaman putri kecil kesayangannya.
Namun ia tidak dapat melihat keberadaan putri kecilnya di sana, ia pun memutuskan untuk bertanya kepada salah satu pelayan yang sedang menyiram tanaman di halam putri kecilnya itu.
“Pelayan, dimana putri kecilku itu sekarang?” Li Ho bertanya.
Sambil menundukkan kepala pelayan itu berkata. “Menjawab tuan besar, nona kedua saat ini sedang berada di perpustakaan!!” jawab pelayan itu.
Perdana mentri Li Ho menganggukkan kepalanya tanda mengerti, ia pun melambaikan tangannya seraya berkata. “Baiklah, kalu begitu lanjutkan tugasmu!!” Perintahnya, setelah mengatakan itu Li Ho lamgsung melangkah pergi dari tempat itu.
Li Ho berjalan menuju perpustakaan, di sepanjang perjalanan, ia berfikir..... Kira kira apa yang putri kecilnya itu lakukan di perpustakaan?....
Saat ia sudah berada di perpustakaan, yang ia lihat adalah sang pelayan pribadi putrinya, Qixuan yang kini duduk dengan kebosanan sembari terus menatap Li Ying.
Sedangkan di sisilain putri kecilnya itu, Li ying yang kini tengah serius membaca beberapa tumpukkan buku.
Li Ho mengernyitkan dahinya, ia merasa heran.... sejak kapan putrinya itu bisa membaca?....
Karena merasa penasaran, Li Ho pun berjalan mendekati putri kecilnya itu untuk melihat buku apa yang sedang putrinya baca.
Dan alangkah terkejutnya perdana mentri itu saat melihat buku buku yang putri kecilnya baca.
Buku sejarah!
Buku setrategi perang!
Keuangan!
Dan masih ada lagi, namun yang lebih parahnya adalah buku buku itu ditulis dengan huruf huruf kuno yang sangat rumit dan sulit untuk di baca.
“Apakah kau membaca ini semua?” Li Ho bertanya kepada Li Ying.
Li Ying menghentikan kegiatan membacanya, ia mendongakkan kepalanya untuk menatap ayahnya itu.
Li Ying menganggukkan kepalanya, lalu ia berkata. “Iya, aku membaca buku buku ini.... memang ada apa?” Tanya Li Ying heran, sebab saat ini ia melihat raut wajah terkejut dari ayahnya itu.
Dalam pikirannya, Li Ying bertanya. Mengapa ayahnya itu terlihat terkejut? memang apa yang telah ia lakukan sampai sampai ayahnya itu menunjukkan reaksi berlebihan seperti itu?
Li Ho mengambil buku yang baru saja Li Ying baca, jari tangannya menunjuk nunjuk tulisan tulisan yang ada di buku itu sambil berkata. “Ini, kau membaca ini?.... semua tulisan tulisan rumit ini?” Tanya Li Ho tidak percaya.
Li ying menganggukkan kepalanya, lalu ia berkata. “Iya, aku membacanya!!” Jawab Li Ying, kemudian ia kembali berkata. “Ada masalah apa dengan tulisan itu? kenapa ayah tampak terkejut? itu hanyalah tulisan kuno!” Ucap Li Ying heran.
Li Ho menggelengkan kepalanya, lalu ia berkata. “Tidak ada!.... ah lupakan saja pertanyaan ayah barusan!!” Karena bingung harus bagai mana, Li Ho lebih memilih untuk tidak membahas itu.
Sebenarnya bukan buku maupun tulisannya yang bermasalah, namun putri kecilnya itulah!!..... di usia lima tahun, putrinya itu sudah bisa membaca buku buku sejara yang di tulis dengan tulisan kuno?
Demi apa dia sampai mendapatkan seorang putri sepintar ini!!...
“Hah iya!! aku sampai lupa, tadinya ayahmu ini kemari untuk mengajakmu pergi keistanah, kakak perempuanmu, Li Jiao ingin bertemu dengan adik kecilnya ini!!” Ucap Li Ho kepada Li Ying.
Bola mata Li Ying membesar saat mendengar kata istanah, dan itu tampak sangat menggemaskan di mata Li Ho.
Li Ying segera merapikan buku bukunya, setelah itu, ia kemudian berdiri.
“Kalau begitu ayo! tidak baik kalau harus membuat kakak pertama menunggu lama!!” Ucap Li Ying dengan santai, namun ia tetap tidak bisa menyembunyikan rona bahagia di wajahnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Herol
njut
2023-10-08
1
Herol
gass
2023-10-08
1
mochi
masih penasaran si mc kan asli ny cwo dan masuk ke tubuh cwe apakah nnt sikap& sifat ny bakal neeubah ke cwe,mksd ku si mc tentu bakal ada pasanggan atau laki"yg ngejar"dia karena suka😂dan tentu ny pasanggan ny harus cwo soalny tubuh dia kan cwe
gimana reaksi si mc
2022-01-16
1