Perasaan terkejut saat ini menyelimuti Li ying, jantungnya berdebar dengan begitu kencang, ia seperti merasakan tubuhnya terkena terjangan tsunami.
Dan penyebab perasaan terkejut itu tidak lain adalah ucapan tak berotak Li ho yang menyebut Li ying yang mulia kaisar.
Li ying tersadar dari gelombang keterkejutannya, walaupun rasa bingung masih menjadi badai di hatinya.... namun, Li ying yakin kalau Li ho hanya asal bicara.
Li ying tertawa kecil, tawanya itu begitu indah dan terlihat anggun. “Apa apaan itu?.... ayahanda, ini putrimu! bukan yang mulia kaisar.” Ucap Li ying sambil sesekali terkekeh pelan.
Mendengar perkataan putrinya itu, Li ho akhirnya berhasil mengembalikan pikirannya dari halusinasi yang tak masuk di akal itu.
Namun yang Li ho tak ketahui adalah, itu semua bukan sekedar halusinasi semata.... itu semua adalah kenyataannya.
Yaitu, dalam diri Li ying terdapat jiwa seorang kaisar yang telah tewas di medan perang sepuluh tahun yang lalu.
Li ho menatap putrinya itu lekat lekat, ada rasa yakin dan juga ada rasa ragu yang menyelimuti hatinya, namun ia tersadar kalau saat ini bukan waktu yang tepat untuk berhalusinasi dalam dunia fantasinya.
“Ah!... maafkan ayahmu ini, lebih baik jika kita segera pergi untuk menemui kakakmu!!” Ucap Li ho untuk mengahlikan pembicaraan.
Li ying mengangguk, syukurlah kalau perdana mentri Li ho yang sekarang menjadi ayahnya itu memilih untuk tidak membahas hal yang barusan.
“Kalau begitu kita harus cepat, tidak baik untuk terus menerus membuang waktu dengan mengobrol!” Ucap Li ying dengan sikap agungnya.
Merekapun akhirnya pergi menuju paviliun Li jiao sang nona pertama dari kediaman Li dan kakak dari Li ying.
Li ying beserta ayahnya yaitu Li ho memasuki halaman paviliun milik Li jiao, dan saat mereka berada di depan pintu kamar, tiba tiba pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita cantik bak seorang dewi dengan gaun pernikahan berwarna merah.
Untuk sekejap, Li ying merasa kagum dengan kecantikan itu, kakaknya itu memang begitu cantik, selain itu kakaknya juga begitu anggun dan lemah lembut.
Li ho tersenyum penuh bangga, ia kemudian berkata.“Putriku, kau terlihat begitu menawan hari ini!!” Ucap Li ho yang memuji putri tertuanya itu.
Li jiao tersenyum malu malu sambil menutup setengah wajahnya menggunakan kipas lipat untuk menyembunyikan rona merah di pipinya.
Kemudian Li jiao melirik adik kecilnya, ia sedikit merasa heran. mengapa adiknya itu begitu pendiam hari ini?.... biasanya ia akan terus berceloteh dan mengatakan banyak hal kepadanya, namun sekarang?.....
Sekarang adiknya itu malah menunjukkan sikap yang begitu tenang dengan senyum tipis di wajah mungil dan imutnya, bahkan adiknya itu seperti memancarkan aura keagungan.
Li jiao terbangun dari lamunannya saat mendengar suara seorang pelayan. “Tuan besar, rombongan pengantin pria telah tiba!!” Ucap pelayan itu memberitahukan.
“Begitu ya? baiklah, kami akan mengantarmu menuju tandu pengantin!.” Ucap Li ho dengan senyum bahagia kepada putri tertuanya yang akan menikah ini.
Li jiao hanya membalas dengan anggukan kecil. Sang perdana mentri Li ho berjalan di depan, sedangkan Li ying saat ini sedang berjalan berdampingan dengan kakaknya, Li jiao.
Li ying melirik Li jiao sekilas, kemudian ia berkata. “Aku akan berdoa, semoga langit melindungimu. kakak!” Ucap Li ying tiba tiba.
Li jiao menatap adiknya itu dengan tatapan rumit. mengapa adiknya itu mendoakan keselamatannya? mengapa tidak mendoakan kebahagian atau keberuntungan?..... ia akan menikah dan bukan berperang.
Li ying tersenyum tipis saat melihat tatapan rumit dari kakaknya itu, kakaknya yang satu ini memang masih muda dan belum berpengalaman.
“Istana adalah tempat yang lebih berbahaya daripada medan perang!” Ucap Li ying singkat namun terdengar begitu tegas dan penuh penekanan.
Mendengar perkataan adiknya itu, membuat Li jiao terasa ingin tertawa keras. apa apaan ucapan adiknya itu?.... tinggal di istana dan berlimpah harta itu bagaikan di surga!.... bagaimana bisa adik perempuannya itu membandingkan istana dengan medan perang, dasar aneh!...
Li jiao menganggap perkataan Li ying hanya sebuah omong kosong belaka, ia berfikir kalau adiknya itu saat ini sedang berusaha menggoda nya dengan cara menakut nakuti dirinya.
Sedangkan Li ho, ia tau betul apa maksud dari ucapan Li ying, sebagai seorang pejabat tinggi, Li ho tau betul kalau istana adalah tempat yang sangat berbahaya.
Bahkan orang bisa kehilangan kepalanya hanya karena salah berbicara, istana adalah neraka yang berwujud surga, tempat yang penuh dengan intrik dan persengkongkolan.
Li ho merasa penasaran, bagai mana putrinya yang baru berusia 5 tahun itu bisa mengetahui apa itu istana dengan begitu baik, bahkan putrinya yang lebih tua saja masih berpikir polos kalau istana itu adalah tempat yang indah.
Mereka akhirnya sampai di depan gerbang kediaman Li, di sana sangat meriah dengan banyaknya petasan dan orang orang yang ingin melihat calon pengantin wanita yang akan menaiki tandu pengantin.
Li ying melihat seorang pria yang begitu gagah dengan pakaian pengantin yang berwarna senada dengan kakaknya, pria itu saat ini sedang menunggangi seekor kuda berwarna putih.
Dia adalah....
“Wang yelu!!” sang pangeran mahkota.
Li ying melihat Wang yelu dari atas sampai bawah, keponakan dari kehidupan pertamanya itu sama sekali tidak berubah. masih tetap sama dengan wajah datar dan sikap tegas.
Wang yelu melirik Li jiao, sang pengantinnya, wanita yang akan menjadi istri sahnya. ia hanya melirik Li jiao sekilas tanpa minat dan rasa tertarik sedikitpun.
Mata Wang yelu kemudian berpindah untuk melirik sosok mungil yang berjalan di samping pengantin wanita, sosok gadis yang manis dan imut namun.....
Wang yelu bisa merasakan keanehan dari gadis kecil itu, tatapan gadis kecil itu begitu tenang namun menenggelamkan..... dan tatapan itu rasanya tidak asing, ia seperti pernah melihat tatapan itu, namun di mana dan kapan ia tak tau.
Sang pengantin wanita memasuki tandu pernikahan, rombongan juga akhirnya pergi menuju istana.
Li ying duduk di dalam sebuah kereta kuda dengan seorang wanita, wanita itu terlihat begitu cantik walaupun sudah tidak muda lagi.
Kalau tidak salah, wanita ini adalah nyonya besar Li, atau lebih tepatnya ibu dari Li ying yang bernama Li shuwan.
Sepanjang perjalanan, ibunya itu hanya memasang wajah datar, kentara kalau suasana hatinya saat ini sedang tidak baik.
Li ying menghela nafas, Ia kemudian menggenggam tangan ibunya lalu berkata. “Ibunda tenang saja! kakak adalah gadis yang pintar, dia akan baik baik saja!!” Ucapnya lembut untuk menenangkan ibunya itu.
Li shuwan menatap putrinya itu, kemudian ia mendengus kesal. “Bagaimana bisa seorang ibu merasa tenang jika salah satu putrinya saat ini sedang menjatuhkan dirinya sendiri di tempat berbahaya itu!!” Ucapnya dengan penuh kegelisahan.
Li ying hanya bisa memasang senyum tidak berdaya saat menghadapi kegelisahan dari seorang ibu kepada putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Ne2 Riski
lanjut..
2023-10-26
0
Herol
njut
2023-10-08
1
Herol
gasss
2023-10-08
1