Rafa & Ara
Malam hari di sebuah taman nampak seorang gadis duduk seorang diri. Sesekali ia menoleh ke kiri dan ke kanan, celingukan seolah mencari sesuatu yang sedang ia tunggu.
Azahra Radya Almira, biasa di sapa Ara. Gadis manis bermata teduh indah menenangkan bagi yang melihatnya. Baik hati, pendiam, murah senyum, lembut, penyayang, punya jiwa sosial yang tinggi suka menolong tanpa pandang bulu.
Ara adalah gadis sederhana, dari kalangan rendah tetapi di anugerahi paras yang cantik, serta otak yang cerdas.
Ara...
Mahasiswi semester 4 yang sedang kuliah di sala satu universitas ternama dan cukup besar di kota ini dengan mengandalkan beasiswa penghargaan dari yayasan karena kecerdasannya.
Karena kecerdasannya di atas rata-rata membuat dia cepat menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA.
Dia hanya mengenyam pendidikan selama 2 tahun, yaitu kelas 1 dan 3. Usianya tidak lama lagi akan memasuki 19 tahun.
Ara adalah gadis yatim piatu. Dia menyandang status sebagai anak yatim piatu sejak ibunya meninggal sewaktu duduk di kelas 3 SMA setelah terlebih dahulu ayahnya meninggalkan ia dan ibunya 5 tahun lalu karena kecelakaan.
Kehilangan ke dua orang tuanya membuat Ara menjadi sosok yang dewasa dan pekerja keras agar dapat berjuang hidup dan menempuh pendidikan. Untuk memenuhi hidupnya ia bekerja di sala satu kafe yang di rekomendasikan teman kampusnya.
Di kampus Ara mempunyai dua orang sahabat dekat, yaitu Ines dan Cindy. Mereka berteman sejak pertama masuk kuliah saat menjadi mahasiswa baru.
Kebaikan hati yang di miliki Ara membuat seorang pria jatuh cinta padanya tanpa memandang latar belakangnya.
Raka Rahardian Artawijaya. Pria berumur 23 tahun yang telah menyelesaikan pendidikan pascasarjana dan kini telah bekerja sebagai manager gudang dan logistik di salah satu perusahaan ternama di kota itu.
Awal pertemuan Ara dan Raka.
Waktu itu Raka mampir di cafe dimana menjadi tempat Ara bekerja karena ada janji bertemu dengan temannya. Sementara menunggu temannya yang belum datang, Raka ingin memesan minuman.
Ia memanggil sala satu pelayan, berulang kali Raka memanggilnya tapi pelayan itu seolah tidak perduli. Pandanganya hanya fokus melihat ke arah luar dengan gelisah.
Karena merasa panggilannya diabaikan, Raka bangkit dari tempat duduknya dengan maksud mendekati. Tapi belum sempat dia melangkah, pelayan itu malah beranjak dari tempatnya dan berlari keluar dengan cepat.
Raka agak kesal, matanya mengikuti ke arah perginya pelayan itu yang sedang berlari ke jalan raya yang banyak di lalui kendaraan dari dua arah.
Pelayan yang tak lain adalah Ara itu menerobos ke jalan raya dan segera berdiri di tengah jalan sambil membentangkan kedua tangannya sebagai isyarat agar kendaraan dari dua arah itu berhenti.
Nyaris saja sebuah mobil dari arah timur menabraknya jika sang sopir tidak segera menginjak rem dan membanting kemudinya.
"Cari mati ya?" pemilik kendaraan itu meneriakinya dengan tatapan marah.
"Maaf.....maaf!" hanya itu kata yang keluar dari mulut Ara.
Aksinya itu membuat jalanan macet dan menghebohkan para pemakai jalan.
Ara mengalihkan pandangannya ke bawah, di mana di depannya nampak seorang gadis kecil dengan posisi jongkok menangis ketakutan sambil memeluk seekor anak kucing.
Ara segera meraih anak itu ke dalam gendongannya, lalu membawanya ke tepi jalan dengan kakinya yang gemetaran.
Ya.... Ara juga sangat ketakutan, tangan dan kakinya gemetar, tulang kakinya terasa lemas seperti sudah tidak tersambung.
Arus lalu lintas kembali normal.
"Sayang, kamu gak apa apa?" ucap Ara lembut seraya memeriksa tubuh anak itu, syukurlah tidak ada tanda terluka atau cidera.
"Kamu sudah aman nak, jangan nangis lagi ya?" Ara menenangkannya dalam pelukannya, anak kecil ikut memeluknya sambil menangis. Gadis kecil itu juga tampak gemetaran karena hampir menjadi korban tabrak.
Dari belakang Ara nampak terdengar suara seorang wanita memanggil dengan suara cemas.
"Tasya, Tasya sayang..."
Anak kecil itu menoleh ke arah suara dan segera turun dari gendongan Ara ketika melihat siapa yang memanggilnya.
"Mama..." dia menghambur ke pelukan mamanya.
"Tasya takut ma, Tasya takut..."
"Tasya pergi kemana? Mama cari Tasya ke sana kemari. Jangan takut nak, mama ada disini." wanita itu menenangkan putrinya.
Ara menceritakan kejadian tadi, wanita itu terlihat syok. Dia juga menceritakan alasan sampai kehilangan putrinya itu.
Dia sangat berterima kasih pada Ara dan berniat memberikan sedikit uang sebagai rasa syukurnya, tapi Ara menolak dengan halus.
Ara hanya meminta kepada wanita itu agar lebih waspada lagi menjaga putri kecilnya.
*****
Karya author yang pertama 🙏
Mohon dukungannya ya 🙏😘
Dengan like rate, hadiah, dan votenya 😊
Terimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
Hai kak q mampir ya
2022-04-30
0
Yuni Triana
Mampir Thor..
2022-04-09
0
re
Mulai
2021-08-30
0